MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BABH KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Matematika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada observasi awal mengamati jalannya proses kegiatan belajar mengajar

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA KIT LISTRIK

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah dikemukakan di depan, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. olahraga apapun, mengandung unsur-unsur atletik. Adapun unsur-unsur atletik

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

DisampaikanOleh: Sabar Nurohman, M.Pd.Si PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

Kelompok Materi : Materi Pokok

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif. suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

Hazal Fitri 1. Abstrak. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad, Hasil Belajar, Bola Voli

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

STUDENT BASED LESSON PLAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

PENINGKATAN KERJASAMA PADA MATERI PERUBAHAN BENDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN. Ida Wati

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf. Ada banyak ragam model pembelajaran yang dapat menjadi pilihan kita dalam memberikan pembelajaran di kelas pada peserta didik, yang tujuan akhir dari ragam pembelajaran tersebut adalah memaksimalkan kreatifitas dan aktifitas siswa/mahasiswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompokk kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelasaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis. Menurut teori konstruktivis satu prinsip yang penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses tersebut, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar mengunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut. Salah satu teori konstruktivis terlihat pada teori Vygotsky yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotskyy yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pembelajaran. Pertama, adalah dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi disekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding, dengan siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri. Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Disamping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajar kooperatif juga efektif untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Dalam banyak kasus, norma budaya anak muda sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol secara akademis. Robert Slavin dan pakar lain berusaha untuk mengubah norma ini melalui penggunaan pembelajaran kooperatif. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa ketrampilan kerjasama dan kolaborasi. Ketrampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organiasai yang saling bergantung satu sama lain dan dimana masyarakat secara budaya semakin beragam. Sementara itu, banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang keterampilan sosial. Situasi ini dibuktikan dengan begitu sering pertikaian kecil antar individu dapat mengakibatkan tindak kekerasan atau betapa sering orang menyatakan ketidakpuasaan pada saat diminta untuk bekerja dalam situasi koopratif. Ketrampilan Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari ketrampilan-ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif. Ketrampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengambangkan komunikasi antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan. Ketrampilan-ketrampilan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Ketrampilan kooperatif tingkat awal, meliputi; a. Menggunakan kesepakatan b. Menghargai kontribusi c. Mengambil giliran dan berbagi tugas d. Berada dalam kelompok e. Barada dalam tugas f. Mendorong partisipasi g. Mengundang orang lain untuk berbicara h. Menyalesaikan tugas pada waktunya i. Menghormati perbedaan individu Berkas wordpress. Ilmiah. Agustus 2009 Page 2

2. Ketrampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi a. Menunjukkan penghargaan dan simpati b. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima c. Mendengarkan dengan aktif d. Bertanya e. Membuat ringkasan f. Menafsirkan g. Mengatur dan mengorganisir h. Menerima tanggung jawab i. Mengurangi ketegangan 3. Ketrampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi a. Mengolaborasi b. Memeriksa dengan cermat c. Menetapkan tujuan d. Berkompromi A. Tingkah Laku Mengajar (Sintaks) Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan dari pada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran koopartif meliputi presentase hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Enam tahap pembelajaran kooperatif ini dirangkum pada tabel. Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran kooperatif, dan langkah-langkahnya sedikit evaluasi bergantung pada pendekatan yang digunakan. Berkas wordpress. Ilmiah. Agustus 2009 Page 3

SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF FASE-FASE TINGKAH LAKU GURU Fase 1 Guru menyampaikan tujuan Menyampaikan tujuan dan pelajaran yang ingin dicapai pada memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2 Guru menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa Mengorganisasikan siswa bagaimana caranya membentuk kedalam kelompokkelompok belajar setiap kelompok agar melakukan kelompok belajar dan membantu transisi secara efesien. Fase4 Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat Membimbing kelompok bekerja dan belajar mereka mengerjakan tugas mereka. Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya. Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok B. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menerapkan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukkan kelompok dan mendefenisikan semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu-kewaktu didalam Berkas wordpress. Ilmiah. Agustus 2009 Page 4

kelompoknya. Jika dalam pembelajaran koopratif ingin menjadi sukses materi pembelajaran yang lengkap harus tersedia diruangan guru atau diperpustakaan atau dipusat media. Keberhasilan juga menghendaki syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional, yaitu secara ketat mengelola tingkah laku siswa dalam kerja kelompok. Selain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman. C. Beberapa Variasi dalam Model Kooperatif Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Beberapa variasi dalam model kooperatif tersebut diuraikan seperti berikut: 1. Student teams-achievement Division (STAD) STAD atau team siswa kelompok prestasi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang sederhana, yang terdiri dari 4 5 orang perkelompok yang harus heterogen. Guru menyajikan pelajaran, dan siswa dalam tim bekerja didalam tim dan memastikan seluruh anggotanya telah menguasai pelajaran. 2. Team-games-Tournaments (TGT) Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor mereka. Permainan ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang diberikan dengan membuatnya diatas kartu-kartu. 3. Jigsaw Model jigsaw terdiri dari 5 atau 6 orang yang heterogen dalam satu kelompok. Tiap-tiap kelompok diberi materi yang berbeda-beda, dan menyampaikan materi tersebut kepada tim lain hingga sejelas-jelasnya. Dan demikian pula dengan kelompok lain, hingga keseluruhan materi selesai, dan diakhir siswa diberi kuis per individu, dengan diberikan penambahan kepada kelompoknya. 4. Think-Pair-Share (TPS) TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan koopartif daripada penghargaan individual. Berkas wordpress. Ilmiah. Agustus 2009 Page 5

D. Bentuk Rencana Pembelajaran Berorientasi Model Kooperatif RENCANA PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Fisika Kelas : II Materi Pokok : Cahaya Submateri Pokok : Sifat-sifat cahaya Alokasi waktu : 2x45 menit I. KOMPETENSI DASAR Siswa mampu mendeskripsikan tentang sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan cermin dan lensa. II. INDIKATOR Siswa dapat : 1. Menjelaskan manfaat cahaya dalam kehidupan sehari-hari 2. Menjelaskan terjadinya bayang-bayang 3. Melakukan pengamatan untuk mengetahui bagaimana cahaya merambat 4. Mengamati pembentukan bayang-bayang 5. Melukiskan lintasan cahaya sehingga terbentuk bayang-bayang ketrampilan sosial : 1. Mengajukan pertanyaan 2. Menyampaikan pendapat/menjawab pertanyaan 3. Menjadi pendengar yang aktif III. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku siswa : Cahaya 2. LKS Bagaimana Cahaya Merambat 3. LKS Bayang-bayang 4. LKS Membuat kamera lubang jarum IV. ALAT DAN BAHAN 1. Penutup mata dari kain 2. Lilin 3. Kertas karton 4. Paku kecil 5. Korek api 6. Sumber cahaya lain (matahari, lampu neon, lampu senter) 7. Benda-benda (pensil, buku, orang) 8. Kertas HVS putih Berkas wordpress. Ilmiah. Agustus 2009 Page 6

V. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR 1. Pendahuluan ( ± 10menit) a. Memotivasi siswa dengan meminta siswa menceritakan pengalamannya tentang lampu padam dimalam hari ketika siswa sedang belajar. Tanyakan pada siswa apakah mereka dapat melihat melihat benda-benda di sekitarnya. Apa yang harus dilakukan supaya benda-benda di sekitar itu dapat terlihat kembali. b. Pada papan tulis tuliskan cahaya serta sifat-sifat cahaya c. Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran 2. Inti ( ± 70menit ) a. Menyajikan informasi kepada siswa tentang manfaat cahaya dengan meminta siswa mendemostrasikan kegiatan penyelidikan : akan seperti apa jadinya b. Menyajikan kepada siswa tentang apa yang dirasakan ketika matahari ditutup rapat c. Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif sambil mengingat keterampilan kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif. d. Membagikan LKS : bagaimana cahaya merambat kepada setiap siswa dan tiap-tiap kelompok diberi seperangkat alat dan bahan untuk melakukan LKS itu. e. Meminta siswa melakukan kegiatan dalam LKS bagaimanan cahaya merambat guru membimbing tiap-tiap kelompok untuk melakukan kegiatan dalam LKS Itu. f. Meminta satu-dua kelompok untuk menuliskan di papan tulis jawaban analisis LKS : bagaimanan cahaya merambat. Nomor 1 dan 2 kelompok lain diminta menaggapinya. g. Guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah mengetahui jawaban yang benar. h. Membagikan LKS : bayang-bayang kepada tiap siswa, dan masing masing kelompok diberi seperangkat alat dan bahan untuk melakukan kegiatan dalam LKS itu. i. Meminta siswa melakukan kegiatan dalam LKS : bayangbanyang. Guru membimbing masing-masing kelompok untuk melakukan kegiatan dalam LKS itu. j. Meminta satu atau dua kelompok untuk menuliskan dipapan tulis jawaban analisis LKS ; bayang-bayang nomor 1,2 dan 3 kelompok lain diminta menanggapinya k. Guru memastikan bahwa seluruh kelompok telah mengetahui jawaban yang benar. Berkas wordpress. Ilmiah. Agustus 2009 Page 7

3. Penutup ( ± 10menit ) a. Mengevaluasi siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan secara lisan, seputar indikator pembelajaran yang ingin dicapai. b. Memberi penghargaan pada siswa atau kelompok yang kinerjanya bagus. c. Membimbing siswa untuk membuat rangkuman pelajaran, dengan mempresentasekan lagi jawaban LKS. d. Memberi tugas pada kelompok siswa untuk membawa alat dan bahan membuat kamera lubang jarum, yang dilakukan pada kegiatan pertemuan berikutnya. Sumber bacaan Dahar, Ratna Willis. (1988). Teori-Teori Belajar. Depdikbud. Jakarta : P2LPTK Suderajat, hari. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-Undang Sisdiknas 2003. Bandung : Cipta Cekas Grafika Nur, M., Ibrahim, M., Racmadiarti, F. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press- UNESA Berkas wordpress. Ilmiah. Agustus 2009 Page 8