BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN HIBAH

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENGKULU SELATAN

- 1 - BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL BUPATI MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 49 TAHUN 2011

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 32 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2011 Seri : E

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR 34A TAHUN 2011 TENTANG

PENGELOLAAN DANA HIBAH YANG BERSUMBER DARI APBD

PERMENDAGRI NOMOR 32 TAHUN 2011 PERMENDAGRI NOMOR 39 TAHUN 2012 PERMENDAGRI NOMOR 14 TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA METRO,

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 22

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

N O M O R 12 T A H U N

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 21 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN /2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG

PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2012

A PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 19 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KONAWE SELATAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 23 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 7 TAHUN 2014

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 40 TAHUN 2015

- 1 - BUPATI TABALONG BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TABALONG NOMOR TAHUN 2016

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 42

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2016

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PERGESERAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pemerintah Kabupaten Sukamara perlu mengatur Pemberian Hibah dari Daerah; Mengingat b. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Hibah dari Daerah; : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengolahan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Pertama Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 06 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukamara, (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 1); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 08 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukamara, (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 3); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 04 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sukamara Nomor 4); M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG HIBAH DARI DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sukamara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Sukamara. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukamara. 5. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah Kabupaten Sukamara dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sukamara. 7. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Kepala SKPD adalah pengguna anggaran/pengguna barang. 8. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD. 9. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah Tim Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sukamara yang dibentuk dengan Keputusan Bupati Sukamara dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah. 10. Perangkat Daerah adalah Unsur Pembantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretaris Daerah, Sekretaris DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. 11. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Sukamara.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sukamara. 13. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selanjutnya disebut PPKD adalah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Sukamara. 14. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD selanjutnya dapat disingkat PPK-PPKD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha Keuangan pada PPKD. 15. Bendahara Pengeluaran adalah Bendahara Pengeluaran PPKD yang mengelola belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, belanja tidak terduga,dan pengeluaran pembiayaan Kabupaten Sukamara. 16. Pengelolaan adalah proses pelaksanaan pemberian hibah yang dimulai dari pengajuan permohonan, penelitian, penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi penggunaan belanja Hibah. 17. Hibah adalah Pemberian uang/barang atau jasa dari Pemerintah Kabupaten Sukamara kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan Pemerintah Kabupaten Sukamara. 18. Naskah Perjanjian Hibah Daerah selanjutnya disingkat NPHD adalah naskah perjanjian hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sukamara antara Pemerintah Kabupaten Sukamara dengan penerima hibah. 19. Organisasi non pemerintah adalah organisasi yang dibentuk selain oleh pemerintah sesuai kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah daerah yang bertugas membantu kelancaran sebagian tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan di daerah. 20. Kelompok masyarakat adalah kelompok yang mempunyai struktur organisasi dan peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya sesuai kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat. 21. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila termasuk organisasi non pemerintahan yang bersifat nasional dibentuk berdasarkan ketentuan perundang-undangan. 22. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Pengguna Anggaran. 23. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukamara selaku Bendahara Umum Daerah. 24. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya dapat disingkat SPP-LS adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung. 25. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya dapat disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran / kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD dan PPKD. 26. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya dapat disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD). 27. Laporan Pertanggungjawaban adalah laporan tentang penggunaan dana belanja hibah oleh penerima hibah.

BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Bupati Sukamara ini meliputi penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi penggunaan belanja Hibah yang bersumber dari APBD. Pasal 3 (1) Hibah dapat berbentuk : a. uang; b. barang atau Jasa. (2) Belanja Hibah dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dianggarkan oleh PPKD dalam kelompok belanja tidak langsung. (3) Belanja Hibah dalam bentuk barang atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan oleh SKPD penanggung jawab teknis dalam kelompok belanja langsung. BAB III U M U M Pasal 4 (1) Pemerintah daerah dapat memberikan hibah sesuai kemampuan keuangan daerah. (2) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib. (3) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat. (4) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi kriteria paling sedikit: a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan; b. tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan; dan c. memenuhi persyaratan penerima hibah. Pasal 5 Hibah dapat diberikan kepada: a. pemerintah; b. pemerintah daerah lainnya; c. perusahaan daerah; d. masyarakat; dan/atau e. organisasi kemasyarakatan. Pasal 6 (1) Hibah kepada Pemerintah diberikan kepada satuan kerja dari kementerian/lembaga pemerintah non kementerian yang wilayah kerjanya berada dalam daerah yang bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah. (2) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya diberikan kepada daerah otonom baru hasil pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan peraturan perundang-undangan. (3) Hibah kepada perusahaan daerah bertujuan untuk menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

(4) Hibah kepada masyarakat diberikan kepada kelompok orang yang memiliki kegiatan tertentu dalam bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat istiadat, dan keolahragaan non-profesional. (5) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 7 (1) Hibah kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) diberikan dengan persyaratan paling sedikit: a. memiliki kepengurusan yang jelas; dan b. berkedudukan dalam wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Sukamara. (2) Hibah kepada organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) diberikan dengan persyaratan paling sedikit : a. telah terdaftar pada pemerintah daerah sekurang-kurangnya 3 tahun, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan; b. berkedudukan dalam wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Sukamara; dan c. memiliki sekretariat tetap. BAB IV TATA CARA PENGANGGARAN Pasal 8 (1) Pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan menyampaikan usulan hibah kepada Bupati disertai dengan rencana anggaran dan penggunaannya. (2) Bupati menunjuk SKPD terkait untuk melakukan evaluasi usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Kepala SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikan hasil evaluasi berupa rekomendasi kepada Bupati melalui TAPD. (4) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah. Pasal 9 (1) Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dan ayat (4) menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran hibah dalam rancangan KUA dan PPAS. (2) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi anggaran hibah berupa uang, barang, dan/atau jasa. Pasal 10 (1) Hibah berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD. (2) Hibah berupa barang atau jasa dicantumkan dalam RKA-SKPD. (3) Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD. (4) Hibah berupa barang atau jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diformulasikan kedalam program dan kegiatan, yang diuraikan kedalam jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang dan jasa berkenaan kepada pihak ketiga/masyarakat, dan rincian obyek belanja hibah barang atau jasa kepada pihak ketiga/masyarakat berkenaan pada SKPD. (5) Rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dicantumkan nama penerima dan besaran hibah. (6) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi dasar penganggaran hibah dalam APBD sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB V PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN Pasal 11 (1) Penyaluran Hibah dalam bentuk uang berdasarkan atas DPA-PPKD dilakukan melalui transfer dana kepada penerima Hibah. (2) Penyaluran Hibah dalam bentuk uang dilakukan secara bertahap. (3) Penyaluran Hibah dalam bentuk barang berdasarkan atas DPA-SKPD pada tahun anggaran berkenaan dilakukan oleh SKPD penanggung jawab teknis. (4) Penyaluran Hibah dalam bentuk barang berdasarkan atas DPA-SKPD pada tahun anggaran sebelumnya dilakukan oleh SKPD penanggung jawab teknis yang kemudian pada saatnya diserahkan kepada penerima hibah dengan terlebih dahulu dilakukan penghapusan aset. (5) Penyaluran hibah dari Bupati kepada penerima hibah dilakukan setelah penandatanganan NPHD. (6) NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditandatangani oleh pejabat yang diberi wewenang dengan ketentuan sebagai berikut : a. NPHD dengan nilai diatas Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ditandatangani oleh Bupati; b. NPHD dengan nilai Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ditandatangani oleh Sekretaris Daerah; c. NPHD dibawah nilai Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ditandatangani oleh kepala SKPD; d. NPHD dibawah nilai Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) khusus untuk Sekretariat Daerah ditandatangani oleh Kepala Bagian yang terkait. (7) Format NPHD sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini. Pasal 12 (1) Bupati menetapkan daftar penerima hibah beserta besaran uang atau jenis barang atau jasa yang akan dihibahkan dengan Keputusan Bupati. (2) Daftar penerima hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar penyaluran/penyerahan hibah. Pasal 13 (1) Pencairan Belanja Hibah berupa uang dilakukan secara bertahap sesuai alokasi anggaran yang telah ditetapkan. (2) Pencairan tahap selanjutnya dapat diberikan setelah laporan pertanggung jawaban tahap sebelumnya telah disampaikan kepada Bupati melalui PPKD dengan tembusan SKPD terkait. (3) Pencairan tahap selanjutnya dapat ditangguhkan atau tidak diberikan jika penerima hibah tidak mematuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 14 (1) Untuk Belanja Hibah berupa uang, Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD meneliti usulan belanja hibah beserta kelengkapannya sebagai dasar pelaksanaan hibah. (2) Berdasarkan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila dinilai telah lengkap, maka bendahara pengeluaran PPKD menyiapkan SPP-LS belanja hibah beserta dokumen kelengkapannya kepada Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD kemudian diterbitkan SPM-LS. (3) SPM-LS disampaikan kepada Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk diterbitkan SP2D

(4) Untuk Belanja Hibah berupa barang yang akan diserahkan pada tahun anggaran berkenaan, SKPD meneliti usulan belanja hibah beserta kelengkapannya sebagai dasar pelaksanaan hibah. (5) Untuk Belanja Hibah berupa barang yang akan diserahkan pada tahun berikutnya, SKPD meneliti usulan penghapusan aset dan memproses penghapusan aset dengan dibuatkan Berita Acara Penghapusan Aset. Pasal 15 Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka hibah sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (1) huruf b berpedoman pada peraturan perundang-undangan. BAB VI PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 16 (1) Hibah dalam bentuk uang dipertanggungjawabkan oleh penerima hibah sebagai obyek pemeriksaan dalam bentuk laporan realisasi penggunaan dana, disertai bukti-bukti lainnya yang sah sesuai naskah perjanjian hibah dan peraturan perundang-undangan. (2) Hibah dalam bentuk barang dipertanggungjawabkan oleh penerima hibah berdasarkan berita acara serah terima barang dan penggunaan atau pemanfaatannya harus sesuai dengan NPHD. Pasal 17 (1) Penerima hibah berupa uang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan hibah kepada Bupati melalui PPKD dengan tembusan SKPD terkait. (2) Penerima hibah berupa barang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan hibah kepada Bupati melalui kepala SKPD terkait dengan tembusan SKPKD. (3) Apabila penerima hibah tidak menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai naskah perjanjian hibah, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan perundang-undangan. Pasal 18 (1) Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya. (2) Pertanggungjawaban penerima hibah meliputi: a. laporan penggunaan hibah; b. surat pernyataan tanggung jawab/pakta Integritas yang menyatakan bahwa hibah yang diterima telah digunakan sesuai NPHD; dan c. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundangundangan bagi penerima hibah berupa uang atau salinan bukti serah terima barang/jasa bagi penerima hibah berupa barang/jasa. (3) Pertanggungjawaban hibah berupa uang tahap pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan b disampaikan kepada Bupati melalui PPKD dengan tembusan SKPD terkait paling lambat 1 (satu) bulan setelah hibah tahap pertama diterima. (4) Pertanggungjawaban hibah berupa uang tahap selanjutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan b disampaikan kepada Bupati melalui PPKD dengan tembusan SKPD terkait paling lambat 1 (satu) bulan setelah hibah tahap selanjutnya diterima. (5) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan.

BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 19 (1) Bupati melalui kepala SKPD Penanggungjawab teknis melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan belanja hibah. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Pembinaan administratif; b. Pembinaan teknis. Pasal 20 Pengawasan terhadap pengelolaan belanja hibah selain dilakukan oleh SKPD Penanggungjawab teknis dapat dilakukan oleh instansi/lembaga yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan. BAB VIII P E N U T U P Pasal 21 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah. Ditetapkan di Sukamara pada tanggal 2 Januari 2012 BUPATI SUKAMARA, ttd. Diundangkan di Sukamara pada tanggal 2 Januari 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKAMARA, ttd. SUMANTRI HARI WIBOWO AHMAD DIRMAN BERITA DAERAH KABUPATEN SUKAMARA TAHUN 2012 NOMOR 06

LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 06 TAHUN 2012 TENTANG : PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH Contoh Format Naskah Perjanjian Hibah Daerah Antara PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA Dengan... Nomor... TENTANG PEMBERIAN HIBAH... Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun...bertempat di Kabupaten Sukamara, kami yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : NIP : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama jabatan tersebut di atas, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA II. Nama : Jabatan : Alamat : Yang bertindak untuk dan atas nama...(organisasi)... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya disebut PARA PIHAK. Sebelumnya PARA PIHAK sepakat mengadakan perjanjian dalam hal ini pemberian hibah dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut : Pasal 1 DASAR HUKUM (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Pertama Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Peraturan Bupati Sukamara Nomor...Tahun...Tanggal...tentang pemberian Hibah. (4) Keputusan Bupati Sukamara Nomor...Tahun...Tanggal...tentang pemberian Hibah kepada...

Pasal 2 JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH (1) Bahwa dalam rangka menunjang kelancaran kegiatan pemerintah/pemerintah daerah lainnya/perusahaan daerah/masyarakat/organisasi kemasyarakatan*), maka PIHAK PERTAMA memberikan hibah kepada PIHAK KEDUA berupa uang/barang sebesar...rp....(... ). (2) Tujuan :... (3) Tujuan :... Pasal 3 PENCAIRAN DANA HIBAH DAERAH (1) Pencairan Dana Hibah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sukamara Tahun...,dilakukan secara bertahap sesuai alokasi yang ditetapkan (2) Untuk pencairan dana hibah, pihak kedua mengajukan permohonan kepada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah selaku Bendahara Umum Daerah, dengan dilampiri : a) NPHD b) Fotocopi rekening bank dari organisasi...yang masih aktif c) Surat Pernyataan Tanggungjawab Pasal 4 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA (1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak menerima laporan pertanggungjawaban penggunaan hibah. (2) PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk : a. Menyerahkan hibah kepada penerima. b. Melaksanakan verifikasi dokumen kelengkapan pengajuan hibah dan pertanggungjawaban penggunaan hibah. Pasal 5 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA (1) PIHAK KEDUA mempunyai hak menerima hibah (2) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk : a. Memanfaatkan hibah sebagaimana tersebut dalam lampiran surat perjanjian ini. b. Membuat dan Menyampaikan laporan penggunaan hibah disertai dengan dokumen dan bukti dan pertanggungjawaban yang sah dan lengkap kepada PIHAK PERTAMA Rangkap 2 (dua), asli disampaikan ke DPKAD Kabupaten Sukamara paling lambat 1 (satu) bulan pada tahap pertama, dan paling lambat 1 (satu) bulan untuk tahap selanjutnya. c. Pencairan dana hibah tahap berikutnya dapat dilaksanakan apabila ketentuan ayat (2) huruf b telah terpenuhi. Pasal 6 KETENTUAN PENUTUP

Hal-hal lain yang belum atau tidak cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur kemudian dalam perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian atas dasar kesepakatan PARA PIHAK. Demikian perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua), bermaterei cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK. PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,... (Penerima) (Nama Jelas) (NIP...) BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 06 TAHUN 2012 TENTANG : PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH Contoh Format untuk Berita Acara Penyerahan Hibah BERITA ACARA PENYERAHAN HIBAH Nomor... Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu..., bertempat di (lokasi SKPD/Bagian), Jln... Sukamara, kami yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : NIP : Jabatan : Alamat : Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA II. Nama : penerima HIBAH Jabatan : Alamat : Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA telah menyerahkan hibah kepada PIHAK KEDUA Uang/Barang sebesar... (...) untuk digunakan sebagai... Rp Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan prinsip transparansi dan akuntabilitas, PIHAK KEDUA wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan hibah tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Sukamara melalui PIHAK PERTAMA rangkap 2 (dua), asli disampaikan ke Pejabat Pengelolaan Kuangan Daerah selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah kegiatan selesai. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,... (Penerima) (Nama Jelas) (NIP....) BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN

LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 06 TAHUN 2012 TENTANG : PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Jabatan : Alamat : bertindak untuk dan atas nama...(organisasi) Berkenaan hibah yang kami terima dari Pemerintah Kabupaten Sukamara melalui SKPD/Bagian... Kabupaten Sukamara yang dipergunakan untuk... uang/barang sebesar Rp... (...) Dengan ini menyatakan kesanggupan : 1. Mempertanggungjawabkan penggunaan hibah sesui dengan Paeraturan Bupati Sukamara Nomor... tanggal... 2. Melaporkan pertangggungjawaban pelaksanaan penggunaan hibah kepada Pemerintah Kabupaten Sukamara melalui SKPD/Bagian..., rangkap 2 (dua), asli disampaikan ke Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah paling lambat 1 (satu) bulan pada tahap pertama, dan paling lambat 1 (satu) bulan untuk tahap selanjutnya. Mengetahui : Kepala SKPD/Bagian, Sukamara,...2012 Yang menyatakan, (...) NIP... (...) BUPATI SUKAMARA, ttd. AHMAD DIRMAN