BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam sistem pemerintahan di Indonesia, desa merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DESA GONTAR BARU DI KECAMATAN ALAS BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Oleh : STENLY UANG BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. telah menganut nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaan pemerintahannya.

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI D ================================================================

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggara desa berdasarkan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN KEWENANGAN DESA DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 06 TAHUN 2008 T E N T A N G PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA POLA KARIR SEKRETARIS DESA BUPATI MALANG,

-2- Dengan Persetujuan Bersama

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR : 5 TAHUN 2000 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA NIJANG DI KECAMATAN UNTER IWES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan telah memberi manfaat bagi kehidupan umat manusia. Pendidikan bertujuan

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. selalu menjadi perdebatan terutama ditingkat elit politik. Desa merupakan insitusi

BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2007 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI PAKPAK BHARAT,

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN KEPALA DESA NGLANGGERAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. tujuannya. Artinya seorang pemimpin organisasi memegang peranan yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 2 Tahun 2007 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2007

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

Tanjung Mulia, Desa Mbinalun sebagai pemekaran dari Desa Tanjung Muli

II. TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

I. PENDAHULUAN. sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma sosial masing-masing. Inilah

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menggali seoptimal mungkin sumber-sumber keuangannya seperti:pajak,

I. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem pemerintahan di Indonesia, desa merupakan salah satu bagian dari sistem pemerintahan yang paling dasar atau pemerintahan terendah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut UU No 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat (1) tentang Desa, Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonom asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Peran pemerintah desa begitu sangat penting karena langsung berhadapan dengan masayarakat dalam berbagai hal, baik itu dalam proses pembangunan maupun dalam proses penerapan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk masyarakat yang bertemapat tinggal di desa tersebut. Keberadaan desa di Negara Indonesia dari tahun-ketahun mengalami perubahan baik dari segi kekuasaan sampai dengan kepemipinan seiring dengan perkembangan jaman. Menurut Widjaja (2002 :21) Pemerintahan desa terdiri dari Kepala Desa dan Badan Perwakilan Desa (BPD), pemerintah desa dalam dalam melaksanakan tugas dibantu oleh perangkat desa. 1

2 Menurut Abdullah (2011 : 168) Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa, kepala urusan (kaur) dan kepala dusun. Masing-masing perangakat desa tersebut mempunyai tugas yang harus dikerjakan dalam hal pemerintahan desa. Sekretaris desa bertugas di bidang administrasi dan pelayanan umum. Misalnya kegiatan surat menyurat, kegiatan kearsipan, dan kegiatan membuat laporan, Kaur bertugas untuk membantu tugas sekretaris desa sedangkan Kepala dusun bertugas dibidang pembangunan desa. Kepala desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa. Seorang kepala desa haruslah seoarang warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat, yan selanjutnya akan ditentukan dalam perda tentang tata cara pemilihan kepala desa. Dalam pemilihan kepala desa, calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai kepala desa terpilih dan menjadi pemimpin didesa tersebut dan juga sebagai penggerak perubahan desa yang dipimpin kearah yang lebih baik. Dalam melaksanakan pemilihan umum disinilah masyarakat desa menentukan pemimpin yang dapat membangun desa kearah yang lebih baik dalam berbagai bidang, yakni dalam bidang pembangunan, pendidikan, agama, sosial budaya dan adat istiadat yang berlaku di desa tersebut. Pemilihan umum sangat sejalan dengan semangat demokrasi yang subtansial yaitu demokrasi dalam pengertian pemerintah yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya rakyat yang memegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan, tanpa adanya rakyat maka pemerintah tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai alat Negara untuk memerintah atau mengatur.

3 Menurut Davit Baetham dan Kevin Boyle (Mufti, 2012:97) mengatakan bahwa Demokrasi adalah mewujudkan keinginan bahwa keputusan yang mempengaruhi perkumpulan secara keseluruhan harus diambil oleh semua anggota dan setiap anggota mempunyai hak yang sama dalam pengambilan keputusan. Dari pendapat diatas terdapat dua hal yang perlu dipahami yang pertama, demokrasi merupakan perwujudan keinginan secara keseluruhan anggota, dan semua anggota meiliki hak yang sama. Kedua, demokrasi merupakan indikator yang dapat mewujudkan prinsip kendali rakyat dan kesetaraan politik yang melibatkan partisipasi rakyat dalam mewujudkan pengambilan/pembuatan keputusan secara kolekif. Pemilu merupakan lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk mewujudkan kedaulatan rakyat yang memungkinkan terbentuknya sebuah perwakilan pemerintahan. Pemilu juga sering disebut sebagai pesta demokrasi yaitu untuk membentuk sistem kekuasaan Negara yang berkedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan yang digariskan oleh konstitusi atau Undang- Undang Dasar Tahun 1945 Negara Republik Indonesia. Pemilihan umum adalah kekuasaan yang lahir dari bawah menurut kehendak rakyat dan dipergunakan sesuai dengan keinginan rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Pergantian pemimpin dengan sistem pemilihan memungkinkan terjadi persaingan yang cukup ketat antara calon-calon yang ingin menduduki kursi pemerintahan oleh karena itu para calon menyusun strategi yang bisa memgumpulkan suara terbanyak dari masyarakat setempat. Salah satu strategi

4 yang sering dilakukan oleh para calon yang ingin memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan yaitu dengan membayar suara rakyat atau sering disebut dengan politik uang. Hal ini dilkukan agar masyarakat mau bepartisipasi terhadap pemilihan pemerintahan desa yang akan berlangsung. Sementara cara yang dilakukan oleh apara calon tersebut sudah bertentangan dengan partisipasi politik yang seharusnya dijalankan oleh setiap anggota masyarakat. Menurut Herbert (Miriam, 2008 : 367) Partisipasi politik adalah kegaiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, yang secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Namun tidak semua masyarakat berpartisipasi dalam pemilihan Kepala Desa karena uang, akan tetapi karena kemungkinan lain yang akan dijumpai yakni karena adanya ikatan kekerabatan dengan calon Kepala Desa yang mencalonkan Diri sebagai Kepala Desa. Demikian juga pada pemilihan Kepala Desa di Desa Si Empat Rube II, politik kekerabatan merupakan suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat pada pemilihan Kepala Desa. Kekerabatan merupakan adanya suatu hubungan antara masayarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Hubungan kekerabatan bukan hanya berdasarkan garis keturunan, berdasarkan suku, marga, agama, ras tetapi kekerabatan juga bisa timbul karena persahabatan. Dalam pemilihan Kepala Desa pola kekerabatan yang sangat mempengaruhi menangnya salah satu kandidat yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa adalah berdasarkan agama, perkawinan dan marga. Hal ini yang menjadi masalah demokrasi yang muncul di Desa Si Empat Rube II Kecamatan Si

5 Empat Rube yang terjadi disetiap pemilihan Kepala Desa. Karena dengan berlakunya politik kekerabatan, pelayanan kepala desa kadang-kadang tidak merata artinya kepala desa sering megutamakan pelayanan kepada kerabat terdekatnya atau keluarganya. Di lingkungan pedesaan aspirasi rakyat rakyat sangatlah penting, karena sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di lingkungan pedesaan. Demikian juga dengan keberhasilan pembangunan di desa menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan nasional. Namun pada kenyataannya sekarang ini suara masyarakat desa hanya berguna ketika pemilihan umum tiba, baik itu pemilihan wakil rakyat ataupun pemilihan kepala desa. Pemilihan kepala desa merupakan salah satu pesta demokrasi, dimana masyarakat desa dapat berpartispasi dengan memberikan suara untuk memilih calon kepala desa yang bertangkung jawab dan dapat mengembangkan atau memajukan desa tersebut. Oleh karena itu, pemilihan kepala desa sangatlah penting untuk mendukung penyelenggaraan pemerintah desa. Desa si Empat Rube II merupakan salah satu desa di Kabupaten PakPak Bharat Provinsi Sumatera Utara. Di Desa Si Empat Rube II ini merupakan salah satu contoh proses pemilihan kepala desa yang berlangsung seru dalam ranah perpolitikan. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum pemilihan kepala desa berlangsung, para Calon Kepala Desa Si Empat Rube II sangat berkompetensi untuk mencari dukungan masyarakat sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara menjanjikan hal-hal yang bisa membuat masyarakat tertarik dengan kepemimpinan Calon Kepala Desa tersebut. Selain itu calon kepala desa juga

6 mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Desa Si Empat Rube II. Dalam pemilihan Kepala Desa Si Empat Rube II tidak terlepas dari keinginan untuk memperoleh kekuasaan. Menurut (Budiardjo, 2008:60) kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, sehingga prilakunya menjadi sesuai dengan keinginan dari seseorang yang mempunyai kemampuan. Sesorang atau sekelompok orang dapat memiliki kekuasaan jika memiliki sumber daya kekuasaan. Sumber daya kekuasaan dapat berupa kedudukan, kekayaan, kepandaian atau keterampilan dan kepercayaan atau agama. Dari pendapat tersebut maka calon Kepala Desa Si Empat Rube II harus mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi masyarakat Si Empat Rube II agar mendukung kandidat yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Si Empat Rube II. Dalam pemilihan Kepala Desa Si Empat Rube II politik yang sering di jumpai yaitu politik kekerabatan atau politik dinasti. Politik dinasti merupakan sebuah strategi politik manusia yang bertujuan untuk memperoleh kekuasan, agar kekuasaan tersebut tetap berada dipihaknya dengan cara mewariskan kekuasaan yang sudah dimiliki kepada orang lain yang mempunyai hubungan keluarga dengan pemegang kekuasaan. Kekuasaan di atas juga sama dengan kekuasaan tradisional dalam bentuk patriakalisme. Menurut Weber (Mufti, 2013:56) kekuasaan tradisional dalam bentuk patriakalisme adalah kekuasaan yang berada di tangan satuan kekerabatan (rumah tangga) yang dipegang oleh seorang individu tertentu yang memiliki otoritas warisan.

7 Di Desa Si Empat Rube II, dalam mempertahankan kekuasaan politik kekerabatan meruapakan salah satu strategi yag digunakan oleh kandidat yang akan menjadi calon Kepala Desa. Contohnya jika calon Kepala Desa Marga Padang maka yang mendukung calon tersebut sebagian besar adalah marga Padang dan seluruh kerabat yang masih ada hubungan darah dengan calon Kepala Desa tersebut. Dan setelah calon tersebut terpilih menjadi Kepala desa maka yang menjadi perangkat-perangkat desa atau anggota BPD yang diplih adalah keluarga atau kerabat terdekat saja. Inilah yang menjadi masalah kekuasaan yang terjadi di desa Si Empat Rube II. Karena jika hal ini terus berlangsung dari generasi ke generasi maka kemajuan desa jambu Mbellang bisa terhalangi karena yang diutamakan adalah keluarga yang memiliki ikatan kekerabatan dengan Kepala Desa tersebut bukan masyarakat luas. Masalah politik kekerabatan dalam pemilu pemerintahan desa merupakan salah satu masalah yang harus diatasi yakni memberi sosialisai kepada masyarakat bahwa dalam pemilihan pemimpin khusunya di desa masyarakat seharusnya tidak memilih berdasarkan hubungan keluarga atau karena faktor-faktor tertentu, akan tetapi masyarakat harus mengetahui apa yang menjadi Visi dan Misi seorang Calon Kepala Desa. Karena dengan hal tersebut kemajuan desa akan semakin bagus jika pemerintah memiliki visi dan misi untuk memajukan desa tersebut. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin meneliti Politik Kekerabatan dalam Pemilu Pada Pemerintahan Desa di Desa Si Empat Rube II Kecamatan Si Empat Rube Kabupaten PakPak Bharat.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Politik Kekerabatan dalam pemilu pada pemerintahan desa 2. Eksistensi kekerabatan dalam mempertahankan kekuasaan pemerintahan desa 3. Faktor yang membentu terjdinya sistem politik kekerabatan C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan terarah, maka penulis hanya membatasi masalah pada Politik kekerabatan dalam pemilu pada Pemerintahan Desa. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Politik Kekerabatan dalam Pemilu pada Pemerintahan Desa di desa Si Empat Rube II Kecamatan Si Empat Rube Kabupaten PakPak Bharat? E. Tujuan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, hal yang sangat penting adalah menetapkan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Politik Kekerabatan dalam Pemilu Pada Pemrintahan Desa di Desa Si Empat Rube II Kecamatan Si Empat Rube Kabupaten PakPak Bharat.

9 F. Manfaat Penelitian Setelah tujuan penelitian telah tercapai, maka harus dapat dipastikan bahwa hasil penelitian tersebut bermanfaat bagi penulis dan orang lain yang membacanya. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti sendiri dapat menambah wawasan atau pengetahuan dalam melakukan penelitian tentang politik kekerabatan dalam pemilu pemerintahan desa. 2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap lembaga pendidikan khususnya mengenai politik kekerabatan. 3. Bagi pemerintahan Desa Si Empat Rube II Kecamatan Si Empat Rube Kabupaten PakPak Bharat dapat menambah wawasan dan menjadi bahan masukan dalam mempertahankan kekuasaan.