BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. materi mengenai kehidupan politik suatu negara. Juga bertujuan untuk membentuk

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Febrianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

NUR ENDAH APRILIYANI,

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

PARADIGMA PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MENYONGSONG PERUBAHAN KURIKULUM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) Oleh: SAPARUDDIN

Tinjauan Mata Kuliah...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi

HIDUP YANG BERKUALITAS DAN BERMAKNA KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN ANAK *) (Suatu Perspektif Kewarganegaraan) Oleh : Y. Haris Nusarastriya**)

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari para siswa baik sebagai individu, anggota masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran isu-isu kontroversial kebijakan publik yang. diintegrasikan pada matapelajaran PKn, sejalan dengan kedudukan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam standar isi BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) 2006, disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

PKN SEBAGAI PENDIDIKAN POLITIK/ PENDIDIKAN DEMOKRASI. HAND-OUT/KULIAH PKN/CHOLISIN.DOC Jurusan PKN dan Hukum FIS UNY

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil enelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh beberapa

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara memiliki tingkat penghidupan yang cukup dan mereka

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kualitas dan kemampuan antara lain: (1) memiliki identitas diri

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. pemerintahannya juga mengalami banyak kemajuan. Salah satunya mengenai. demokrasi yang menjadi idaman dari masyarakat Indonesia.

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan struktur organisasi penulisan tesis. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional, melainkan juga terhadap dinamika sistem-sistem lain yang menunjang penyelenggaraan kehidupan kenegaraan. Pembangunan sistem politik yang demokratis tersebut diarahkan agar mampu mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan makin mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia yang akan memberikan ruang yang semakin luas bagi perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan politik pada hakikatnya adalah rangkaian usaha untuk menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, agar tingkah laku politik warga negara dalam kesehariannya selalu berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar NRI 1945. Permasalahan yang di hadapi adalah partisipasi politik generasi muda belum dimaksimalkan dan generasi muda masih belum paham akan sesungguhnya pendidikan politik, sehingga partisipasi politik masih rendah, hal tersebut dikatakan Affandi dan Anggraeni (2011: 39) : generasi muda merupakan aset partisipasi dalam politik yang masih

belum dimaksimalkan. Generasi muda masih belum paham akan sesungguhnya pendidikan politik yang ada. Alhasil, partisipasi terhadap politik pun masih rendah. Pendidikan politik menginginkan agar siswa berkembang menjadi warga negara yang baik, yang menghayati nilai-nilai dasar yang luhur dari bangsanya dan sadar akan hak dan kewajibannya di dalam kerangka nilai-nilai tersebut, untuk itu pendidikan kewarganegaraan perlu diajarkan di sekolah dengan alasan bahwa siswa memerlukan pengertian yang lebih mendalam mengenai nilai-nilai politik baik sebagai kerangka berpikir dalam mengambil keputusan maupun sebagai landasan dalam diskusi umum. Dalam konteks ini peranan dan tanggungjawab sekolah seyogianya mampu memperkuat kebajikan siswa dan kesadaran sebagai warga negara dan membantu siswa untuk melihat kesesuaiannya dari aspek kewarganegaraan dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan didalamnya terdapat pengembangan kompetensi warga negara untuk membentuk partisipasi siswa sebagai bagian dari warga negara yang bermutu dan bertanggungjawab. Pendidikan berperan penting dalam kegiatan menjelaskan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan siswa dalam nilai-nilai politik. Branson (dalam Winataputra & Budimansyah, 2007 : 185) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggungjawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik di tingkat lokal dan nasional. Partisipasi semacam itu memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut :

1. Penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; 2. Pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; 3. Pengembangan karakter atau sikap mental tertentu; dan 4. Komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip fundamental demokrasi konstitusional. Sejalan dengan pendapat di atas Somantri (2001:299) menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Suryadi (2000:24) menyatakan bahwa Pendidikan menekankan pada empat hal Pertama, Pendidikan bukan lagi sebagai indoktrinasi politik. Kedua, Pendidikan mengembangkan state of mind, pembangunan karakter bangsa merupakan proses pembentukan warga negara yang cerdas serta berdaya nalar tinggi. Pendidikan memusatkan perhatian pada pembentukan kecerdasan (civic intelligence), tanggungjawab (civic responsibility), dan partisipasi (civic participation) warga negara sebagai landasan untuk mengembangkan nilai dan perilaku demokrasi. Ketiga, Pendidikan adalah suatu proses pencerdasan, pendekatan mengajar yang selama ini seperti menuangkan air ke dalam gelas watering down seharusnya diubah menjadi pendekatan yang lebih partisipatif dengan menekankan pada latihan penggunaan nalar dan logika.

Keempat, Pendidikan sebagai laboratorium demokrasi, sikap dan perilaku demokratis perlu berkembang. Winataputra (2001:317) memandang bahwa: Pendidikan dalam paradigma baru mengusung tujuan utama mengembangkan civic competences yakni civic knowledge (pengetahuan dan wawasan kewarganegaraan), civic disposition (nilai, komitmen, dan sikap kewarganegaraan), dan civic skills (perangkat kecakapan intelektual, sosial, dan personal kewarganegaraan) yang seyogianya dikuasai oleh setiap individu warga negara. Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berkaitan dengan materi substansi yang seharusnya diketahui oleh warga negara berkaitan dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Pengetahuan ini bersifat mendasar tentang struktur dan sistem politik, pemerintah dan sistem sosial yang ideal sebagaimana terdokumentasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai universal dalam masyarakat demokratis serta cara-cara kerjasama untuk mewujudkan kemajuan bersama dan hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat global. Kecakapan kewarganegaraan (civic skills) merupakan kecakapan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic skills mencakup intelectual skills (kecakapan intelektual) dan participation skills (kecakapan partisipasi). Kompetensi kewarganegaraan yang ketiga adalah watak-watak kewarganegaraan (civic disposition). Inti watak-watak kewarganegaraan adalah

kesopanan yang mencakup penghormatan dan interaksi manusiawi, tanggungjawab individual, disiplin diri, kepedulian terhadap masyarakat, keterbukaan pikiran yang mencakup keterbukaan, skeptisisme, pengenalan terhadap kemenduaan, sikap kompromi yang mencakup prinsip-prinsip konflik dan batas-batas kompromi, toleransi pada keragaman, kesabaran dan keajekan, keharuan, kemurahan hati, dan kesetiaan terhadap bangsa dan segala prinsipnya. Pengembangan civic disposition akan memungkinkan proses politik berjalan dengan efektif untuk memajukan kepentingan umum dan memberi kontribusi terhadap perwujudan ide fundamental dari sistem politik termasuk di dalamnya perlindungan terhadap hak-hak individu. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa komponen kompetensi kewarganegaraan yang hendak dikembangkan melalui mata pelajaran Pendidikan adalah komponen civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), komponen civic skills (kecakapan berpikir kritis, rasional, kreatif dan kecakapan berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara), civic disposition (berkembang demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia, dan berinteraksi dengan bangsa lain di era globalisasi). Pengembangan kompetensi kewarganegaraan dalam Pendidikan sehubungan dengan konteks pengembangan partisipasi politik secara umum mempunyai pesan dalam mengantarkan warga negara untuk menjadi semakin dewasa dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Dengan kata lain, menjadi warga negara yang cerdas dan bertanggungjawab (civic responsible). Didasari Pendidikan yang berintikan pendidikan politik demokrasi mencakup pengembangan kompetensi-kompetensi kewarganegaraan yang menekankan bukan hanya pada aspek pengetahuan, tetapi juga ke arah pengembangan kecakapan dan sikap-sikap atau watak-watak yang harus dimiliki warga negara dalam berpartisipasi politik. Atas dasar itulah peneliti melakukan penelitian terkait permasalahan tersebut di atas dengan judul Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang) B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi persoalan inti dan menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? Untuk memperjelas permasalah tersebut, masalah pokok dapat dijabarkan menjadi sub-sub masalah yang akan dijadikan pertanyaan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana materi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan?

2. Bagaimana metode pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? 3. Bagaimana media pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? 4. Bagaimana sumber pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? 5. Bagaimana evaluasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini berisi uraian tentang rumusan hasil yang akan dicapai oleh mahasiswa selaku peneliti yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan mengapa penelitian dilakukan. Tujuan berkaitan erat dengan pokok permasalahan penelitian. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara faktual mengenai implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. 2. Tujuan Khusus ini ialah: Berdasarkan tujuan umum penelitian tersebut maka tujuan khusus penelitian

1. Untuk mengetahui materi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. 2. Untuk mengetahui metode pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. 3. Untuk mengetahui media pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. 4. Untuk mengetahui sumber pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. 5. Untuk mengetahui evaluasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah : 1. Manfaat Akademis : Secara akademis (keilmuan) diharapkan penelitian tentang implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, dapat menjadi tambahan referensi untuk mengkaji dan merumuskan ilmu pengetahuan tentang pendidikan politik sebagai upaya dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan. 2. Manfaat Praktis :

a. Bahan pertimbangan bagi para akademisi atau komunitas akademik, mengenai materi pendidikan politik melalui pembelajaran Pendidikan dalam pengembangan kompetensi kewarganegaraan. b. Bahan pertimbangan Dinas Pendidikan dan sekolah dalam membuat kebijakan mengenai implementasi pendidikan politik melalui pembelajaran PKn. c. Bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan khususnya yang terkait dengan program pendidikan politik. d. Memberi gambaran kepada sekolah dan Guru PKn di sekolah dalam mengembangkan pola pendidikan politik. E. Penjelasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran yang terdapat dalam penelitian ini berikut disampaikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Pendidikan Politik Alfian (1992 : 23) memberikan pengertiannya mengenai pendidikan politik, yakni : Pendidikan politik sebagai usaha yang sadar untuk mengubah sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. 2. Pendidikan

(Cogan; Kerr dalam Winataputra dan Budimansyah, 2007:4) : Pendidikan adalah suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya. Pendidikan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran, dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut. Pendidikan (civic education) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio cultural, bahasa, usia, dan suku bangsa menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2003;7) 3. Kompetensi Kompetensi kewarganegaraan adalah seperangkat pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan yang mendukung menjadi warga negara yang partisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ada tiga kompetensi penting yang harus dimiliki kewarganegaraan yang diadopsi dari pendapat Branson dalam Winataputra dan Budimansyah ( 2007 : 186 ) yaitu : a. Civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara; b. Civic skill (kecakapan kewarganegaraan), adalah kecakapan intelektual dan partisipatoris warga negara yang relevan; dan

c. Civic disposition (watak kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. F. Struktur Organisasi Tesis Struktur organisasi tesis terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : BAB I Pendahuluan ; Bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, manfaat Penelitian, Penjelasan Istilah; Pendidikan Politik, Pendidikan, Kompetensi, Struktur Organisasi Tesis. BAB II Kajian Pustaka ; Bab ini membahas tentang ; Pendidikan Politik (Konsep Pendidikan Politik, Tujuan Pendidikan Politik, Urgensi Pendidikan Politik), Pengertian Pendidikan ; Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan (Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Media Pembelajaran, Sumber Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan ), Kompetensi (Pengertian dan komponen-komponen kompetensi kewarganegaraan, Pengetahuan /Civic Konowledge, Kecakapan /Civic Skills, Watak /Civic Disposition, Hasil Penelitian terdahulu yang relevan (Idrus Affandi (1996) mengenai Kepeloporan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Dalam Pendidikan Politik, Wilda Nurul Fajar (2010) mengenai Model Pendidikan Politik Bagi Kader Partai Dalam Meningkatkan Kesadaran Politik). BAB III Metode Penelitian; Bab ini memuat tentang; Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data

(Wawancara Mendalam, Studi Dokumentasi, Observasi Partisipasi), Teknik Analisis Data (Reduksi Data, Display Data, Kesimpulan dan Verifikasi), Lokasi dan subjek Penelitian (Lokasi Penelitian, Subjek Penelitian). BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan dalam bab ini membahas tentang ; Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran, dalam bab ini membahas tentang Kesimpulan umum, Kesimpulan Khusus dan Saran.