KETRAMPILAN PEMBUATAN BAJU KURUNG PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI I WATES KULON PROGO YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL Program Penerapan IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA MODE BUSTIE PADA USAHA MODISTE DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN KEGIATAN PPM PEMBUATAN BUSANA DENGAN METODE PRAKTIS BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI DESA WATULUNYU KULONPROGO YOGYAKARTA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM

Kata kunci: Desa Sekaran, lenan rumah tangga, teknik patchwork quilting.

UPAYA PENINGKTAN KUALITAS LULUSAN SMK BIDANG BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Semua upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan Kurikulum Keterampilan pada Madrasah Aliyah, dilandasi oleh rasa tanggung

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Soya-soya dapat diambil kesimpulan bahwa:

Sri Widarwati, M.Pd. Triyanto, M.A. 6 BSN6202 Gambar Anatomi I. Rabu

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN TATA BUSANA JENJANG 2 DAN 3 BERBASIS

BAB II. Metodologi Perancangan

JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2016/2017 PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA DAN TEKNIK BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK, UNY

2015 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBUATAN POLA DASAR BUSANA WANITA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

LEMBAR KERJA SISWA PEMBUATAN SAKU SAMPING

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

SEMINAR HASIL PROGRAM PPM REGULER TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB II KAJIAN TEORI. untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari. kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat

KRITERIA PENILAIAN MEMBUAT BEBE ANAK. Pencapaian Kompetensi. Sangat Baik (4) Baik (3) Kurang Baik (2) Tidak Baik (1) Sangat Baik (4) Baik (3)

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS D ISTRO BUSANA MUSLIMAH

PENATAAN DAN PENGELOLAAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK BUSANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

JOB-SHEET. A. Kompetensi: diharapkan mahasiswa dapat membuat bebe anak perempuan sesuai dengan disain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Penyusun SRI EKO PUJI RAHAYU. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

: Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABI KONSTRUKSI POLA

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENJUALAN JILBAB BERBAHAN SATIN VELVET DAN KATUN BERKUALITAS NAMUN HARGA MURAH

PEMILIHAN BUSANA KERJA MUSLIMAH PADA DOSEN PEREMPUAN DI IAIN SUMATERA UTARA MEDAN

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

Fashion And Fashion Education

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

ULANGAN HARIAN MAN YOGYAKARTA III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka bentuk garis leher dan kerah b. Identifikasi dan Penggambaran macam-macam bentuk lengan dan rok

POPULARITAS HIJAB STYLE

Cara Menjahit Gamis Resleting Depan

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KETENTUAN PAKAIAN PRA MOKA DAN MOKA

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan di bidang tersebut, juga karena semakin. lebih memperhatikan penampilan berbusananya.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT PAKAIAN UNTUK PELAJAR DARI KELUARGA KURANG MAMPU. Oleh. Syahrizal, Sri Meiyenti. Fisip Universitas Andalas.

PEDOMAN WAWANCARAPENELITAIAN PEMBELAJARAN INDUSTRI KREATIF DI SMK N 1 NGAWEN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hijab bagi wanita-wanita mukminah. 1 Berbusana tidak hanya

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENJAHIT PAKAIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2015/2016 PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA DAN TEKNIK BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK, UNY

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN TATA BUSANA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA JOBSHEET TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK JAHIT PERCA KELAS X DI SMK DIPONEGORO DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perhiasan dan kecantikan bagi yang mengenakannya secara

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENJAHIT KURMA (KEREN, RAPI, DAN TAHAN LAMA) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh:

BAB I PENDAHULUAN. penting dari hidup manusia yang mempunyai fungsi lebih yaitu sebagai etika

BAB I. Universitas Kristen Maranatha 1

UJI KOMPETENSI GURU 2015 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA BUSANA. Kompetensi Utama. Standar Kompetensi Guru. Indikator Esensial

JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2015/2016 PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA DAN TEKNIK BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK, UNY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

Transkripsi:

Judul KETRAMPILAN PEMBUATAN BAJU KURUNG PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI I WATES KULON PROGO YOGYAKARTA Oleh: Sri Emy Yuli S, Prapti Karomah, Enny Zuhni Kh, Sri Widarwati Abstrak Tujuan kegiatan PPM di MAN I Wates ini untuk memberikan pengatahuan dan keterampilan dalam pembuatan baju kurung dengan pola dasar Pendekatan yang digunakan adalah metode demonstrasi aktif dan pemberian tugas individual untuk lebih efektifnya materi yang bersifat teori diberikan secara klasikal dan materi praktek dilakukan bimbingan/tutorial secara individual. Sebagai khalayak sasaran adalah siswa-siswi MAN I Wates yang telah mengikuti program PPM I dan II (pria dan wanita). Hasil pengabdian kepada masyarakat ini berupa baju kurung dari bahan katun polos warna krem yang dibuat oleh masing-masing peserta (20 siswa-siswi MAN I Wates). Secara keseluruhan hasil pembuatan baju kurung ini berhasil baik terbukti dengan 75 % siswa memperoleh nilai A, 15 % siswa memperoleh nilai B dan 10 % memperoleh nilai C, pelaksanaanya lancar sesuai dengan rencana, semangat siswa, siswi dan guru pendampingnya sangat tinggi. Harapannya kerja sama dengan UNY masih terus terjalin dengan baik dan berkelanjutan. A. PENDAHULUAN 1. Analisis Situasi Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kegiatan lanjutan (tahap 3), yang mana kegiatan tahap pertama dan kedua telah diberikan ketrampilan membuat rok panjang dan kerudung muslimah. Pada tahap ke-3 ini akan diberikan ketrampilan membuat baju kurung. Dengan ketrampilan ini diharapkan siswa-siswi MAN I Wates akan memperoleh ketrampilan pembuatan busana muslimah secara utuh. Pemberian ketrampilan kepada siswa-siswi MAN I Wates merupakan salah satu bentuk usaha dalam rangka memberikan bekal kecakapan hidup. Kecakapan hidup dibidang ketrampilan sangat perlu dikuasai oleh para siswa-siswi MAN I Wates untuk lebih menyempurnakan kecakapan-kecakapan yang telah dibekalkan di sekolah dan juga dapat dipergunakan untuk mengisi waktu luang yang dimiliki sebaik-baiknya. Salah satu ketrampilan yang dapat membekali siswa-siswi MAN I Wates untuk mengisi waktu luangnya adalah pembuatan baju kurung, yang mana baju kurung merupakan salah satu bentuk dasar busana muslimah. Dengan menguasai pembuatan baju kurung yang sederhana ini diharapkan dapat sebagai dasar untuk dapat membuat baju kurung yang lebih bervariasi. Baju kurung dapat dibuat dengan berbagai sistim pembuatan pola. Dalam kegiatan ini dipilih sistim pembuatan dengan pola dasar So en, karena pola dasar ini sederhana, mudah dipelajari dan enak dipakai. Dengan demikian diharapkan bagi siswi yang baru

mengenal pembuatan baju kurung dapat dengan mudah dan termotivasi untuk membuat baju kurung dengan baik dan benar. Busana muslimah tidak hanya dipakai sebagai seragam pada sekolah yayasan agama islam saja, tetapi telah diperbolehkan dipakai pada siswi-siswi yang sekolah pada sekolah umum/negeri. Oleh karena itu ketrampilan membuat busana muslimah akan membuka peluang usaha tersendiri. Ketrampilan membuat busana muslimah dapat digunakan sebagai bekal berwira-usaha bagi siswa-siswi MAN I Wates, disamping dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri akan busana muslimah. Faktor-faktor yang mendukung program ini adalah tersedianya fasilitas mesin jahit serta kemauan keras dari siswa-siswi MAN I Wates yang terlihat pada program pertama dan kedua. 2. Tinjauan Pustaka Pada perkembangan saat ini busana muslimah telah ikut menyemarakkan dunia fashion Indonesia. Disain dan bisnis busana muslimah makin berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat, terbukti dari banyaknya pengunjung di pusatpusat penjualan busana muslim. Busana muslimah bersifat universal, dapat dipakai oleh wanita muslim dimanapun ia berada tanpa membedakan suku bangsa maupun letak geografisnya, karena busana muslimah merupakan busana sepanjang jaman. Mengenakan busana muslimah tidak hanya untuk memenuhi syariat agama, tetapi sekaligus juga menampilkan kesan anggun, santun, dan serasi. Busana muslimah adalah busana yang dikenakan wanita muslimah dengan menutup seluruh badannya kecuali muka dan telapak tangan. Menurut Nasaruddin (1983: 15) model busana muslimah boleh bervariasi namun harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: a) Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan (aurat), b) Merupakan busana rangkap dan tidak tipis, c) Lebar dan tidak sempit, d) Tidak menyerupai busana laki-laki, e) Tidak menyerupai busana wanita kafir, f) Tidak merupakan pakaian yang menyolok mata atau aneh dan menarik perhatian (sederhana). Pembuatan busana muslimah sama dengan pembuatan busana wanita lainnya selalu didahului dengan pendalaman mode, pemilihan bahan, dan pembuatan pola. Sesudah itu pola diletakkan pada kain dengan menggunakan jarum pentul. Lalu kain dipotong sesuai dengan pola diberi kampuh 2 cm. Kain yang telah dipotong diberi tanda jahitan atau rader. Peletakan pola dan pemotongan kain disesuaikan dengan model dan motif kain. Proses berikutnya bahan yang telah dipotong dan diberi tanda jahitan kemudian dijelujur, kemudian dipassen. Sesudah tidak ada perbaikan lagi lalu masuk pada tahap penjahitan. Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut : kain dijahit tepat pada garis pola sampai selesai sesuai dengan urutan menjahitnya. Setelah penjahitan, masuk pada tahap penyelesaian yaitu menyelesaikan tiras atau kampuh sesuai dengan teknologi menjahit. Setelah itu masuk pada tahap penyempurnaan yaitu penyeterikaan dan pengepakan. Cara pembuatan pola baju kurung dapat dibaca pada lembar kerja di bagian lampiran.

3. Identifikasi dan Rumusan Masalah Dari penjelasan di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: a. Bagaimana memilih mode baju kurung yang sesuai dengan kriteria busana muslimah? b. Sistim pola dasar apa yang lebih cocok untuk membuat baju kurung yang sederhana, mudah, dan enak dipakai? c. Bagaimana cara mengambil ukuran untuk membuat baju kurung? d. Bagaimana langkah kerja membuat baju kurung yang benar dan baik? e. Bagaimana membuat baju kurung dengan langkah yang benar dan baik? f. Bagaimana mengubah pola dasar baju kurung sesuai dengan mode yang dipilih? Dari masalah-masalah yang dapat diidentifikasi di atas, supaya lebih terfokus dalam pelatihannya maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: a. Bagaimana melatih membuat pola baju kurung sesuai dengan mode yang dipilih dengan pola dasar So en pada siswi MAN I Wates? b. Bagaimana membuat baju kurung dengan langkah yang benar dan baik? 4. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan baju kurung dengan pola dasar sistim So en dengan langkah-langkah yang benar dan baik. 5. Manfaat Kegiatan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan bermanfaat bagi: a. Siswa-siswi MAN I Wates: kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan, dan ketrampilan dalam pembuatan baju kurung, sebagai alternative untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan yang sangat positif, kreatif, dan produktif. Selain itu juga dapat sebagai bekal berwira-usaha untuk menambah pendapatan keluarga. b. Pelaksana: dapat menjalin kerjasama dengan MAN I Wates dan lembaga terkait. B. METODE KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1. Pendekatan Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini pendekatan yang digunakan adalah demonstrasi aktif, pelatihan, dan pemberian tugas individual. Metode belajar mengajarnya dengan pendekatan klasikal untuk teori pola baju kurung dan bimbingan individual untuk praktek pembuatan pola dan pembuatan baju kurung. 2. Langkah-Langkah Kegiatan Untuk mencapai tujuan yang lebih efektif maka langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut: a. Kegiatan Klasikal: 1) Pemberian teori tentang sketsa mode baju kurung. 2) Cara pengambilan ukuran perorangan yang benar dan baik/pas, dan cara penyesuaiannya dengan ukuran standar.

3) Langka-langkah menjahit dan teknik-teknik menjahit yang digunakan. b. Kegiatan Praktek (Tutorial/Bimbingan Individual) 1) Pengambilan ukuran perorangan dengan cara saling mengukur antara dua siswi. 2) Merancang bahan sebelum dipotong, dievaluasi dulu. 3) Memotong bahan secara individual. 4) Menjahit dan mengepas satu per satu dan dievaluasi oleh seluruh Tim PPM. 5) Mengemas hasil jahitan. 3. Khalayak Sasaran Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi MAN I Wates Kulonprogo yang telah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada tahap pertama tahun dan tahap kedua. Peserta kegiatan ini terdiri dari 20 siswi. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Dalam kegiatan PPM ini hasil yang dicapai ada dua hal. Pertama pembuatan pola baju kurung dengan sistim pembuatan pola dasar So en dengan ukuran masing-masing. Hasil pembuatan pola ini dievaluasi tentang: a) Ketepatan ukuran, b) Bentuk bagian-bagian pola badan. Hasil evaluasi untuk pembuatan pola ini menunjukkan 17 dari 20 siswi (85 %) memperoleh nilai A dan 2 orang (10 %) memperoleh nilai B dan 1 orang (5 %) memperoleh nilai C. Hasil kedua adalah baju kurung dari bahan katun polos berwarna krem yang dibuat dengan pola standar ukuran S, M, L. Hasil pembuatan baju kurung ini dinilai tentang: a) Kerapihan jahitan, b) Ketepatan ukuran (pas di badan), c) Penampilan keseluruhan. Hasil evaluasi praktek ini adalah sebagai berikut: 15 dari 20 orang (75 %) memperoleh nilai A, dan 3 orang (15 %) memperoleh nilai B, dan 2 orang (10 %) memperoleh nilai C. 2. Pembahasan Untuk membuat suatu busana perlu menguasai beberapa hal dan keterampilan antara lain: pemahaman gambar mode, teknik pengambilan ukuran, sikap cermat dalam pengukuran, teknik pembuatan pola dasar sesuai dengan sistim pembuatan pola yang dipilih, cara mengubah pola sesuai dengan mode, meletakkan pola pada kain, teknik menggunting, teknik menyambung bagian satu dengan bagian lainnya, teknik finishing yang benar dan pengepakkan yang baik. Oleh karena itu bagi seorang pemula hal ini harus betul-betul diperhatikan dan mendapat perhatian dan bimbingan yang intensif. Sehubungan dengan hal di atas apabila dalam kegiatan PPM ini dalam pembuatan pola ada 5 % yang masih memperoleh nilai C hal ini karena dalam membentuk bagian-bagian badan pada gambar pola belum bagus/sesuai dengan bentuk anatomi tubuh manusia dan ketepatan ukurannya masih kurang. Hal ini di permasalahkan karena untuk membuat busana yang enak dipakai hal-hal tersebut di atas sangat perlu diperhatikan. Selain itu dari

evaluasi hasil jahitan dan penampilan secara keseluruhan ada 10 % yang memperoleh nilai C, hal ini bukan berarti baju kurung yang dibuat tidak bias dipakai akan tetapi kerapihan jahitan dan penyelesaian terakhir belum sempurna. Hal ini karena belum bias mengelola waktu dengan cepat dan tepat sehingga masih perlu banyak latihan. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Pelatihan pembuatan pola baju kurung sesuai dengan mode yang dipilih dengan pola dasar sistim So en sesuai dengan ukuran masing-masing dapat berhasil dengan baik terbukti 85 % peserta memperoleh nilai A. b. Untuk membuat baju kurung sesuai dengan mode yang dipilih melalui tiga tahapan yakni tahapan persiapan yang diawali dari pengambilan ukuran, pembuatan pola, dan meletakkan pola pada bahan. Lalu tahap kedua adalah pelaksanaan penyambungan bagian-bagian badan (menjahit), penyelesaian dan pengepasan I dan II, penyeterikaan, dan pengepakan. Tahap ketiga adalah tahap evaluasi. Hasil pembuatan ini dapat digolongkan berhasil baik, terbukti 75 % peserta memperoleh nilai A dan 15 % peserta memperoleh nilai B. Dengan demikian secara keseluruhan pelatihan ini dapat digolongan berhasil baik dan pelaksanaannya berjalan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan. 2. Saran Bagi MAN I Wates, untuk mendorong siswi-siswi untuk terus berlatih menjahit secara berkesinambungan, perlu ada pembimbing tetap yang sesuai dengan profesi dan keterampilan menjahit yang dimiliki. DAFTAR PUSTAKA Husein Shahab. 2001. Jilbab Menurut Al Qur an dan As Sunah. Mizan Jakarta. Muhammad Ibnu Muhammad Ali. 2000. Hijab: Risalah tentang Aurat. Pustaka Sufi Jakarta. Nasaruddin. 1983. Jilbab dan Hijab: Busana Wanita Islam Menurut Al Qur an dan Sunnah Nabi. CV Toha Putra, Semarang. Porie. 1993. Konstruksi Pola Busana Wanita. IKIP Jakarta. Widjiningsih, dkk. 1994. Konstruksi Pola Busana. FPTK, IKIP Yogyakarta.

ARTIKEL PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS MAN I WATES KULONPROGO MELALUI KETRAMPILAN PEMBUATAN BAJU KURUNG PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI I WATES KULONPROGO YOGYAKARTA Oleh: Sri Emy Yuli Suprihatin, M.Si. Prapti Karomah, M.Pd. Enny Zuhni Khayati, M.Kes. Sri Widarwati, M.Pd. LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2003