BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010, tepatmya tanggal 14 januari 2010, pemerintah melalui kementerian

dokumen-dokumen yang mirip
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. tinggi (dalam Prayitno & B. Manullang, 2011:47). Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan di berbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 10 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya dan karakter bangsa kini mendapat perhatian dari

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang tercantum dalam kurikulum pendidikan. Mata pelajaran ini

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Yang terbayang oleh kita saat ini adalah seberapa jauh kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah hingga saat ini terus mengalami perubahan-perubahan. Tahun 2010, tepatmya tanggal 14 januari 2010, pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional mencanangkan program pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai gerakan nasional. setelah dicanangkannya program ini, beberapa direktorat jenderal segera menindak lanjuti dengan menyusun rambu-rambu penerapan pendidikan budaya dan karakter bangsa. bahkan, kementeriankementerian lainpun tidak ketinggalan juga diberi tugas untuk mengembangkan dan melaksanankan pendidikan karakter dilingkungannya. Di lingkungan kementerian pendidikan telah disusun desain induk pendidikan karakter. Bahkan puskur juga telah membuat rancangan pelaksanaan dengan mengembangkan silabus yang dikaitkan dengan nilai-nilai karakter bangsa (sadirman, 2010). Pemerintah melalui menteri pendidikan menerapkan pendidikan karakter pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Pendidikan karakter tersebut diwujudkan mulai dari kurikulum sampai dengan membangun kultur budaya di sekolah. Pendidikan karakter ini adalah sesuatu yang mendesak untuk dilakukan saat ini. Targetnya, semua sekolah nantinya harus menggunakannya, ungkap Menteri pendidikan nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh di sela peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional (Mediaindonesia,2011). Kasus contek massal saat ujian nasional (UN) 2011, tingkat sekolah dasar (SD), yang terjadi di SDN Gadel, Tandes, Surabaya (Jimly,2011). Masyarakat 1

2 kita saat ini sedang mengalami krisis moral atau karakter. Masalah karakter yang terjadi sekarang ini jauh lebih kompleks dibandingkan masa-masa sebelumnya. Persoalan karakter menjadi bahan pemikiran yang sangat serius dan sangat memprihatinkan saat ini. Krisis moral tidak hanya terjadi pada kalangan orang dewasa saja, tetapi juga kalangan anak-anak. Kurikulum baru pendidikan nasional yang sedang dipersiapkan pemerintah bersama tim penyusun, nantinya akan memangkas jumlah mata pelajaran menjadi lebih sedikit, sehingga meringankan peserta didik. Demikian dikatakan Wamendikbud bidang pendidikan. Musliar kasim, Jumlah mata pelajaran yang banyak membebani siswa, dan menyebabkan siswa menjadi bosan, katanya dalam pertemuan pers bersama Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti, terkait Gerakan Nasional Pembangunan karakter Bangsa, dijakarta, Kamis (27/9/2012) petang. Ia mengatakan kurikulum mendatang yang disusun oleh tim yang terdiri para pakar dan tokoh pendidikan seperti Franz Magnis Suseno, Prof Juwono Sudarsono, serta lainnya, akan ditekankan pada model pembelajaran tematik dan lebih mengarah pada pendidikan karakter. Menurut dia, pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa ditingkat sekolah dasar dimulai sejak dini. pembangunan karakter sebagai sentral dari pendidikan naional akan disinergikan dengan kebudayaan untuk menyebarkan virus pembangunan karakter dan targetnya bukan hanya peserta didik tetapi juga guru dan masyarakat luas yang diwakili oleh komunitas-komunitas seperti seniman dan budayawan dan sebagainya. (Kompas, Kamis, 27/9/2012). Pendidikan karakter termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari Khususnya dalam mata

3 pelajaran PKn. Namun kenyataannya, pendidikan karakter selama ini baru pada tingkatan pengenalan norma atau nilai, dan belum tahap realisasi. Bangsa Indonesia harus segera membenahi sistem pendidikan mengenai pendidikan karakter, jika cita-cita dan tujuan bangsa ingin tercapai. Kerisauan tentang keadaan bangsa saat ini mengingatkan kita pada apa yang pernah ditekankan oleh the founding father bangsa ini, bahwa membangun bangsa pilarmya adalah Character building. Semua tatanan kehidupan berbangsa dan bertanah air harus didukung oleh pembangunan karakter bangsa Indonesia yang bersumber pada nilai pancasila. Character building berarti semua tatanan hidup harus menampakan karakter berbasis pancasila. Fenomena merosotnya karakter berbangsa ditanah air ini dapat disebabkan lemahnya pendidikan karakter dalam meneruskan nilai-nilai kebangsaan pada saat alih generasi. Disamping itu, lemahnya implementasi nilai-nilai karakter dilembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan ditambah berbaurnya arus globalisasi telah mengaburkan kaidah-kaidah moral budaya bangsa yang sesungguhnya bernilai tinggi. Akibatnya, prilaku-prilaku tidak normatif semakin jauh merasuk kedalam dan berakibat merusak kehidupan berbangsa. Warga negara yang demokratis, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab atas kesehjahteraan bangsa, berakhlak mulia, memiliki moral demokratis, sebagai mana dicantumkan dalam UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, belum dapat diwujudkan sebagaimana diharapkan. Sebagai isu hangat tentang pendidikan karakter maka setiap Admininstrasi guru pun harus dimasukan konsep pendidikan berkarakter ini. Dari silabus, RPP,

4 PROTA, PROSEM dan sebagainya. Akhirnya guru sibuk dengan administrasi sekolah bukan siswa-siswinya. Desakan dan tuntutan untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas oleh sebab itu pemerintah terus meningkatkan Kurikulum yang dirancang oleh pemerintah tiap waktu mengalami perubahan ke arah lebih baik mengikuti kemajuan zaman. Kurikulum yang dirancang harus mencerminkan visi, misi, dan tujuan sekolah yang berkomitmen terhadap pendidikan karakter. Dari silabus, RPP, PROTA, PROSEM dan sebagainya. Guru harus mampu menanamkan nilai karakter yang terdapat RPP. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, peran guru tak lepas dari Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menanamkan pendidikan berbasis karakter tak lepas dari metode yang akan digunakan guru dalam penerapan pendidikan berbasis karakter. Dalam pandangan penulis, saat ini PKn di sekolah mungkin masih mengemban fungsinya sebagai pendidikan karakter/nilai moral meskipun tidak secara tegas ada dalam standar isi pendidikan kewarganegraan (PKn) sekolah. fungsi PKn sebagai pendidikan nilai dapat kita sarikan dari pernyataan bahwa PKn berfungsi sebagai pembentukan karakter warga negara. PKn sekolah memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD

5 1945. Karakter yang dimaksud sesuai dengan nilai luhur bangsa dalam hal ini pancasila. Dari pengalaman penulis ketika mengadakan PPLT di SD Negeri 101766 Bandar Setia, mata pelajaran PKn dianggap pelajaran yang membosankan karena kurangnya guru memperhatikan sikap peserta didik mengakibatkan hasil belajar PKn siswa sangat rendah. Bahkan hasil belajar pun tidak baik secara intern maupun ekstern, karena tidak adanya dorongan ataupun perhatian terhadap sikap siswa maka hasil belajar mereka sangat rendah. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di SD Negeri 101766 Bandar setia diperoleh bahwa hasil belajar PKn siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum. Dilihat dari data hasil belajar ulangan harian PKn siswa 33 siswa masih ada 20 siswa yang gagal dalam ujian. Hal ini disebabkan karena pelajaran PKn yan disajikan dalam bentuk yang kurang menarik perhatian siswa. Kegiatan belajar-mengajar yang terjadi di kelas berlangsung dengan sistem mencatat, menghafal dan mengerjakan soal. Guru menjadi satu-satunya sumber informasi sehingga menjadi pasif. siswa yang kurang memperhatikan, selalu ribut, menganggu temannya, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. diluar ruangan siswa tidak pernah menyapa gurunya, membuang sampah sembarangan dan selalu membuat yang tidak menyenangkan. Untuk itu pembentukan karakter bangsa harus dimulai sejak dini baik oleh orang tua di rumah, masyarakat di lingkungan, instansi-instansi pemerintahan dan dilembaga pendidikan dengan menanamkan nilai karakter bangsa di setiap bidang study khususnya pelajaran PKn yang bertujuan agar anak didik tidak hanya

6 mendapatkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan saja akan tetapi melatih kualitas moral dan arah anak didik dalam berbuat dan mengambil keputusan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji hubungan pendidikan berbasis karakter terhadap hasil belajar. Sehingga penulis mengangkat menjadi judul penelitian, Hubungan Pendidikan Berbasis Karakter Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD Desa Bandar Setia Kec. Percut Sei Tuan T.A 2013/2014. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah salah satu aspek yang penting dalam pelaksanaan penelitian. Arikunto (2006:35) Menjelaskan bahwa untuk kepentingan ilmiah, satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, yang menjadi Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar PKn Rendah disebabkan peran guru dalam membangun pendidikan berbasis masih kurang 2. Kurangnya penerapan pendidikan berbasis karakter pada mata pelajaran PKn. 3. Masih rendahnya Nilai karakter siswa. 4. Kurangnya perhatian guru dalam melaksanakan pendidikan berbasis karakter

7 1.3 Batasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu, pikiran, tenaga, dan biaya yang penulis miliki untuk dapat mempermuda penulis dalam melakukan penelitian ini, maka penulis memberikan batasan masalah yang akan dibahas pada materi adalah Hubungan Pendidikan Berbasis Karakter Terhadap Hasil Belajar PKn Kelas V SD Desa Bandar Setia Kec. Percut Sei Tuan T.A 2013/2014. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dari peneliti ini yaitu : 1. Bagaimanakah hasil belajar PKn pada siswa kelas V SD Desa Bandar Setia kec. Percut Sei Tuan T.A 2013/2014? 2. Bagaimanakah pendidikan berbasis karakter dalam pembelajaran PKn siswa kelas V SD Desa Bandar Setia kec. Percut Sei Tuan T.A 2013/2014? 3. Apakah ada hubungan signifikan anatara pendidikan berbasis karakter terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SD Desa Bandar Setia kec. Percut Sei Tuan T.A 2013/2014? 1.5 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar PKn siswa kelas V SD Desa Bandar Setia Kec. Percut Sei Tuan T.A 2013/2014.

8 2. Untuk mengetahui Bagaimana pendidikan berbasis karakter dalam pembelajaran PKn siswa kelas V SD Desa Bandar Setia Kec. Percut Sei Tuan T.A 2013/2014. 3. Untuk mengetahui Apakah ada hubungan signifikan anatara pendidikan berbasis karakter terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Desa Bandar Setia Kec. Percut Sei Tuan T.A 2013/2014. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis: Diharapkan dapat memberikan manfaat pada dunia pendidikan terutama dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang handal dan kokoh melalui pendidikan karakter. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah dapat dijadikan referensi untuk melaksanakan kurikulum baru. b. Bagi Guru adalah dapat dijadikan acuan selanjutnya untuk lebih menekankan pada pengajaran berkarakter. c. Bagi Siswa adalah agar mendapatkan hasil belajar yang baik dengan adanya pembentukan karakter siswa. d. Bagi Peneliti adalah akan memberi manfaat yang sangat berharga berupa pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan referensi ketika mengamalkan ilmu terutama di lembaga pendidikan.

9 e. Bagi Almamater adalah agar dapat memberi sumbangan yang berarti serta dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.