ASPEK HUKUM PENGELOLAAN BERARKAN PP No. 37 Tahun 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Oleh: Dr. AL. Sentot Sudarwanto, S.H.,M.Hum Disampaikan dalam: Seminar Nasional Hasil Penelitian Tekhnologi Pengelolaan The Sunan Hotel Surakarta 12 Juni 2013 Mengatur Pengelolaan dari hulu ke hilir secara utuh Penataan Ruang Energy Pertanian Menjadi dalam Ditujukan untuk koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergi Pengelolaan dalam meningkatkan Daya Dukung di tiap-tiap Hutan melalui tahapan: Perencanaan Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Pembinaan dan Pengawasan. Sumber daya air Diselenggarakan secara terkoordinasi melibatkan Instansi Terkait lintas wilayah administrasi serta peran serta masyarakat Transportasi Infrastruktur Lingkungan hidup Dilaksanakan sesuai rencana tata ruang dan pola pengelolaan sumberdaya air TUJUAN PENGELOLAAN Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Terwujudnya kesadaran, kemampuan dan partisipasi aktif para pihak (instansi dan masyarakat) dalam pengelolaan yang lebih baik Kondisi lahan produktif sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan secara berkelanjutan Meningkatkan Daya Dukung Tata air optimal (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air optimal menurut ruang dan waktu). 1
MANDAT PP No. 37 Tahun 2012 Koordinasi Integrasi Sinkronisasi Sinergi Antar sektor Antar wilayah administrasi Masyarakat Wewenang dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah 1. Penyusunan dan Penetapan RP 2. Pelaksanaan Pengelolaan 3. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan Pengelolaan 4. Pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan kegiatan pengelolaan 5. Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Pengelolaan Keterpaduan dan Kebersamaan Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan KUNCI Mewujudkan Keseimbangan Ekosistem KESEIMBANGAN EKOSISTEM Keterpaduan dalam hal : 1. Antara pertimbangan ekonomi dengan ekologi 2. Perencanaan sektor dan instansi terkait secara horizontal. 3. Perencanaan secara vertikal yang menintegrasikan kebijakan pusat, provinsi, dan kab./kota 4. Antar pemangku kepentingan dari berbagai lapisan masyarakat (termasuk kepentingan masy. Adat) 2
RPT harus dilakukan secara PARTISIPATIF oleh semua pemangku kepentingan (lintas sektor), lintas wilayah hulu, tengah hilir. Serta lintas disipin ilmu, Lembaga koordinatif yang beranggotakan berbagai pihak dan bersifat lintas sektor, lintas wilayah adm., lintas disiplin ilmu dalam mengelola. Forum ditetapkan dengan KEP. GUBERNUR Tugas Forum a.l : 1. Menyusun RP. Terpadu 2. Merumuskan Kebj. Operasional dan strategi pengelolaan Terpadu. 3. Menyusun mekanisme pengendalian pemanfaatan hutan dan lahan di Wil.. 4. Melakukan koord. Dan konsultasi mengharmonisasikan berbagai kepentingan. Dalam kenyataannya, masing-masing lembaga atau instansi masih bergerak SENDIRI-SENDIRI berdasar target kelembagaan masing-masing. Istilah lain : sama-sama kerja, seharusnya bekerja bersama-sama. Belum terpadunya kelembagaan tersebut, karena belum ada mekanisme yang mengatur sinergisitas antar lembaga. 3
( IIN MO NGASO ) INTEGRATED INSTITUTIONAL MODEL OF BENGAWAN SOLO RIVERSHED MANAGEMENT Adalah : 1. RPT Bengawan Solo yang merupakan panduan didalam pengelolaan Bengawan Solo 2. Mendorong dibuatnya PERDA tentang Pengelolaan Terpadu sebagai pengikat sektor, instansi antarwilayah dan masyarakat. 3. Sosialisasi PP 37/2012 dalam rangka menyamakan persepsi tentang pengelolaan Terpadu kepada instansi pemangku kepentingan dan masyarakat secara periodik dan berkesinambungan. 4
5