INSPEKSI IN DAN PENGEMBANGANNYA. Dedi Sunaryadi Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN).

dokumen-dokumen yang mirip
OLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF

TATA CARA DAN ETIKA INSPEKSI. Oleh : SUYATI

LAPORAN PELAKSANAAN INSPEKSI INSTALASI NUKLIR Tahun Anggaran SubDit. IIN DIIBN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ruang Lingkup Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir meliputi:

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN STATUS KESELAMATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR TAHUN No. LT/SPI/IS/01/2012

BERITA NEGARA. No.83, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Nuklir. Inspektur. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

UPAYA/TINDAKAN HUKUM DALAM PENGAWASAN KEGIATAN PEMANFAATAN KETENAGANUKLIRAN : Preventif, Represif dan Edukatif

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN INSPEKSI DALAM PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

LAPORAN KINERJA DEPUTI PERIZINAN DAN INSPEKSI TAHUN 2015

INSPEKSI KESELAMATAN NUKLIR PADA INSTALASI NUKLIR : PERMASALAHAN DAN TANTANGAN *

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KESELAMATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR TAHUN 2012 NO. LT/SPI/IS/01/2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

Kata Pengantar. Laporan Keselamatan PemanfaatanTenaga Nuklir Tahun

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 07/Ka-BAPETEN/V-99 TENTANG JAMINAN KUALITAS INSTALASI NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

LAKIP TAHUN 2012 Laporan Akuntabilita s Kinerja Pemerintah DEPUTI PKN - BAPETEN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 Tujusn Instruksional Umum.. 3 Tujuan Instruksional Khusus. 3

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 01 A. Latar Blakang 01 B. Dasar Hukum 03 C. Definisi. 04 Tujuan Instruksional Umum 06 Tujuan Instruksional Khusus..

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nuklir Nomor 7 Tahun 2016 tentang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Laporan. Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2000 Tentang : Perijinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR

- 5 - INDIKATOR KINERJA UTAMA BAPETEN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG IZIN BEKERJA PETUGAS IBN

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

BERITA NEGARA. No.655, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Manajemen. Penuaan. Nuklir Nonreaktor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014

IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*)

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

Standar Operasional Prosedur AUDIT INTERNAL Nomor : SOP /OT 01 02/ISN 6

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE ONLINE BaLIS ONLINE INSPEKSI (INSPEKTUR)

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si

Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 10120, Telp. (+62-21) , , Fax. (+62-21) Po.Box Jkt Perijinan

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

Transkripsi:

INSPEKSI IN DAN PENGEMBANGANNYA Dedi Sunaryadi Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN).

PENDAHULUAN Pasal 4 UU No. 10/97 tentang ketenaganukliran memberi mandat kepada BAPETEN untuk melaksanakan pengawsan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir. Salah satu bentuk pelaksanaan pengawasan adalah inspeksi. Inspeksi terhadap instalasi dan bahan nuklir diemban oleh Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DI2BN).

SK. Ka. BAPETEN No. 01.rev.2/K.OTK/V- 04 tentang Organisasi dan Tata Kerja BAPETEN, tugas DI2BN adalah melaksanakan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pengembangan sistem, pembinaan, penyelenggaraan dan pengendalian inspeksi instalasi nuklir, Safeguards dan evaluasi dosis dan lingkungan.

Kegiatan inspeksi dilaksanakan dalam rangka ditaatinya persyaratan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang pemanfaatan bahan nuklir dan kondisi izin pemanfaatan tenaga nuklir. Kegiatan inspeksi instalasi nuklir dan bahan nuklir umumnya dilakukan di instalasi nuklir sebagai objek inspeksi penting dalam cakupan pengawasan BAPETEN.

Inspeksi tersebut dilaksanakan untuk memastikan bahwa: Pemegang izin memenuhi semua ketentuan/ peraturan dan perundang-undangan dan kondisi izin baik dalam izin yang dikeluarkan oeh BAPETEN maupun instansi lain terkait. Fasilitas, peralatan dan kinerjanya memenuhi persyaratan/ peraturan yang berlaku. Personil memenuhi aspek legalitas dan kompetensi yang disyaratkan. Prosedur teknis dan administratif dalam peleksanaan jaminan kualitas. Kekurangan persyaratan telah dipenuhi dan penyimpangan telah ditindaklanjuti.

Inspeksi terhadap instalasi nuklir dan bahan nuklir dapat dilaksanakan secara (PP 64 tahun 2000): berkala atau sewaktu-waktu, dengan atau tanpa pemberitahuan.

MANAJEMEN INSPEKSI Obyek Inspeksi Inspeksi instalasi nuklir dan bahan nuklir dilakukan pada objek pokok yaitu reaktor nuklir dan instalasi nuklir non reaktor. Reaktor nuklir: Reaktor Triga 2000 (PTNBR) BATAN Bandung, Reaktor Kartini (PTAPB) BATAN Yogyakarta, dan Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy BATAN Serpong

Instalasi nuklir non reaktor: P.T. BATEK, yang bertugas memproduksi elemen bakar nuklir RSG-GAS, Instalasi Elemen Bakar eksperimental (IEBE)- (PTBBN), Instalasi Radiometalurgi (IRM)- (PTBBN) yang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan bahan bakar nuklir, Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (IPSB3), melakukan penyimpanan sementara terhadap bahan bakar bekas.

Lingkup inspeksi IN Ruang lingkup inspeksi IN adalah : Keselamatan Reaktor, dilakukan pada ketiga reaktor penelitian; Keselamatan Radiologi, dilakukan pada fasilitas laboratorium di gedung reaktor Kartini, laboratorium di gedung reaktor Triga 2000, PTBN IRM, PTBN IEBE, IPSB3 dan PT BATEK Div. EBN; Keselamatan Lingkungan, dilakukan di sekitar instalasi nuklir.

TAHAPAN PENYELENGGARAAN INSPEKSI Inspeksi instalasi nuklir dan bahan nuklir diselenggarakan melalui beberapa tahap pelaksanaan yang saling berurutan satu sama lain. Tahapan tersebut adalah: Tahap pembuatan jadwal Tahap Inspeksi Pasca inspeksi

Jadwal inspeksi tahunan yang berlaku selama satu tahun, memuat seluruh program inspeksi, instalasi yang diinspeksi, tanggal pelaksanaan inspeksi, jenis inspeksi, dan nama inspektur dalam tim inspeksi. Proses pembuatan jadwal dilakukan di awal tahun anggaran dan terus dilakukan revisi terhadap jadwal sepanjang tahun anggaran dengan menyesuaikan kondisi dan perubahan di lapangan.

Tahap Inspeksi Pra inspeksi Pelaksanaan Inspeksi dan Pasca Inspeksi. Pada tahap pra-inspeksi dilakukan penyiapan berkas-berkas sistem administrasi pelaksanaan inspeksi bahan dokumen yang diperlukan dalam inspeksi.

Dalam tahap pra-inspeksi dilaksanakan rapat pra-inspeksi untuk membahas tujuan inspeksi, lingkup inspeksi, data dan informasi tentang kondisi fasilitias akan diinspeksi, kesiapan surat menyurat dan juga kesiapan peralatan inspeksi yang akan digunakan, temuan pada LHI yang lalu.

Pelaksanaan Inspeksi. Pada tahap ini tim inspeksi melakukan inspeksi pada fasilitas dengan berbekal dokumen dan surat administratif yang diperlukan dan telah disiapkan selama pra-inspeksi. Pelaksanaan inspeksi di fasilitas mencakup pemeriksaan dokumen melalui audit terhadap dokumen dan rekaman yang ada, verifikasi lapangan untuk membuktikan apakah data yang tertulis dalam dokumentasi sesuai dengan fakta di lapangan, implementasi program-program yang ada, dimana masih dalam kaitannya peleaksanaan peraturan yang berlaku.

Pasca inspeksi Pada tahap ini dilakukan rapat pascainspeksi yang membahas hasil temuan inspeksi, dan hal lain terkait pelaksanaan inspeksi. Kesimpulan yang diperoleh dari rapat pascainspeksi tersebut dituangkan dalam LRE (Laporan Ringkasan Eksekutif) dan Laporan Hasil Inspeksi (LHI). LRE dibuat oleh Tim Inspeksi untuk disampaikan kepada Kepala BAPETEN dan tembusan pihak Deputi dan Direktorat terkait, dan LHI disampaikan kepada PIN fasilitas yang diinspeksi

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL Melaksanakan kegiatan pra inspeksi instalasi nuklir: (contoh) Menerima penugasan dari atasan langsung untuk mempersiapkan inspeksi; Perencanaan inspeksi tahunan Membuat jadwal inspeksi tahunan Membuat daftar konfirmasi inspektur Mendata dan menyimpan hasil konfirmasi inspektur

Rapat Pra Inspeksi (contoh) Menyiapkan rapat pra Inspeksi Undangan & daftar hadir Dokumentasi Inspeksi (LHI, SPI dll) Alat-alat presentasi (LCD, Laptop dll)

Pelaksanaan (contoh) Audit dokumen-dokumen ataupun log book fasilitas/instalasi nuklir Verifikasi dokumen maupun sistem, struktur dan komponen di instalasi nuklir;

Melaksanakan kegiatan pasca inspeksi instalasi nuklir; Rapat Pasca Inspeksi Menyiapkan rapat pasca Inspeksi Undangan & daftar hadir Dokumentasi Inspeksi (LHI, SPI dll) Alat-alat presentasi (LCD, Laptop dll) Memoderator dan mengkoordinir rapat Menyajikan/presentasi Mensarikan/ meresumekan dari diskusi yang telah berlangsung Mengidentifikasi dan mengumpulkan data tambahan Menganalisa temuan inspeksi Memperbaiki/menyusun hasil tanggapan atas LHI untuk penyempurnaan

Mengklasifikasikan temuan Mengumpulkan temuan signifikan yang membahayakan terhadap keselamatan untuk dilaporkan dalam memo kepada Kepala BAPETEN; Mengidentifikasi saran dan tindak lanjut yang diperlukan dalam memo Membuat draft memo kepada Kepala BAPETEN Menyiapkan dokumen hasil inspeksi Menyiapkan LHI Menyiapkan surat pemberitahuan hasil inspeksi Menyempurnakan konsep laporanl Mengoreksi dan menyempurnakan laporan hasil inspeksi;

Melaksanakan pemantauan tindak lanjut temuan hasil inspeksi instalasi nuklir; Menerima penugasan dan arahan dari atasan langsung untuk melaksanakan pemantauan tindak lanjut hasil inspeksi; Mengumpulkan bahan dan data untuk pelaksanaan pemantauan; Mengecek pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil inspeksi yang dilakukan oleh fasilitas; Menyampaikan laporan pelaksanaan pemantauan tidak lanjut temuan hasil inspeksi pada atasan langsung.

Penegakan hukum terhadap temuan hasil inspeksi instalasi nuklir; Menerima penugasan dan arahan dari atasan langsung untuk melaksanakan penegakan hukum terhadap fasilitas/instansi nuklir yang tidak memenuhi peraturan perundangan ketenaganukliran yang berlaku; Memberi masukan kepada atasan langsung mengenai temuan yang perlu diadakan penegakan hukum; Menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan penegakan hukum; Melaksanakan penegakan hukum; Membuat peringatan kepada pemegang izin; Melaksanakan tindakan pembekuan izin kepada pemegang izin; Mencabut izin pemanfaatan tenaga nuklir; Membuat laporan pelanggaran kepada kepolisian; Menjadi saksi dalam penegakan hukum pengawasan radiasi; Menyampaikan laporan pelaksanaan penegakan hukum kepada atasan langsung.

Mengikuti rapat koordinasi inspektur akhir tahun; Mempersiapkan bahan rakor inspektur Merumuskan hasil rakor inspektur Menerima penugasan dan arahan dari atasan untuk mengikuti Rapat Koordinasi Inspektur; Mengikuti dan aktif dalam rapat koordinasi inspektur; Mencatat hasil rapat; Melaporkan hasil rapat kepada atasan langsung.

Menyiapkan pengembangan sistem inspeksi pada instalasi nuklir. Menerima penugasan dan arahan dari Kasubdit Inspeksi Instalasi Nuklir untuk menyiapkan pengembangan sistem inspeksi; Mengumpulkan bahan-bahan dan dokumen dalam rangka pengembangan sistem inspeksi; Membuat konsep dasar atau draft sistem inspeksi meliputi prosedur, juklak, juknis, FIHI dan dokumen lainnya; Menyiapkan pembahasan sistem inspeksi; Menyiapkan masukan dari unit kerja terkait mengenai draft system inspeksi yang telah dibuat; Melakukan perbaikan draft system inspeksi sesuai hasil diskusi dan evaluasi;

Melaporkan hasil pembahasan draft sistem inspeksi yang telah dibuat kepada Kasubdit Inspeksi Instalasi Nuklir; Membantu Kasubdit IN melakukan kajian dan evaluasi system inspeksi yang sedang berjalan/berfungsi Membantu Kasubdit IN melakukan perbaikan sistem inspeksi yang telah ada. Membuat rekomendasi dan rancangan perbaikan system inspeksi kepada Kasubdit Inspeksi Instalasi Nuklir; Melaporkan hasil pengembangan draft sistem inspeksi pada Instalasi Nuklir kepada Kasubdit Inspeksi Instalasi Nuklir.