CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 1 Januari 2013 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK MEMINIMALKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN. ( Studi Kasus Pada PT X, Surabaya) Oleh :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. ZANUR LINAS MANDIRI GORONTALO

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ. : Dedi Sudjana NPM : Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 ATAS KARYAWAN TETAP PT.

RSU Muhammadiyah Ponorogo LAPORAN LABA/(RUGI) KOMERSIAL. Per 31 Desember 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

EVALUASI PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN PT. BHARINTO EKATAMA DI KABUPATEN KUTAI BARAT Deni Chandra

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang...1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

Kasus : A. Pegawai Tetap

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. telah disempurnakan terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1, pajak

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia diikuti pula perkembangan

PEMERIKSAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 ATAS PPH PASAL 21 CV FAZAR UTAMA DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

BAB III PEMBAHASAN. A. Penerapan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21. metode pembebanan PPh Pasal 21 pada perusahaan (net), metode pembebanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PERENCANAAN PAJAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap dengan Penghasilan Bulanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

Makalah Tentang Pajak Penghasilan Karyawan Pasal 21 / PPh21

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

ANALISIS PEMBERIAN TUNJANGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DALAM MENGEFISIENSIKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT. LINAS MANDIRI JOMBANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB III PAJAK PENGHASILAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, dkk Perpajakan, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TARIF DAN PENERAPANNYA

Contoh laporan keuangan koperasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Judul : Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Tetap dengan Menerapkan Metode Gross-Up sebagai Upaya Perencanaan Pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara. Republik Indonesia atahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh koperasi KPRI Gotong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

Transkripsi:

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA LAPORAN KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGHASILAN KARYAWAN TETAP KSU TUNAS SEJAHTERA JAWA TIMUR Khasanah Sahara Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Jenis Pajak Penghasilan ada bermacam-macam, namun dalam penelitian ini hanya ditekankan pada Jenis Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang mempunyai keterkaitan dengan Take Home Pay Karyawan. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas gaji, upah, honor, tunjangan dan pembayaran lain dalam bentuk apapun. Penelitian ini dilaksanakan di Tunas Sejahtera Jawa Timur. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah PPh Pasal 21, Laporan Keuangan dan Penghasilan Karyawan Tetap. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. KSU Tunas Sejahtera Jatim adalah sebuah koperasi yang bergerak pada bidang usaha simpan pinjam. Sebagian karyawan tetapnya telah memenuhi PKP namun pembayaran PPh Pasal 21 atas gaji karyawan diserahkan kepada karyawan. Untuk meningkatkan kepatuhan karyawan dalam membayar PPh Pasal 21 atas gaji karyawan maka perlu dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji dan THR karyawan oleh pihak KSU Tunas Sejahtera, namun hal ini akan mempengaruhi pendapatan karyawan tetapnya. Pemotongan PPh pasal 21 yang dilakukan oleh pihak koperasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.212.888, pada tahun 2009 sebesar Rp. 914.498 dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 739.262. Pemotongan PPh pasal 21 atas gaji karyawan yang dilakukan oleh koperasi memberikan dampak pada perubahan pernyataan gaji karyawan pada perhitungan SHU koperasi, yaitu pada tahun 2008 sebesar Rp. 61.187.112, pada tahun 2009 sebesar Rp. 89.211.802 dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 109.616.663. Pemotongan Pajak Penghasilan karyawan tetap dilakukan oleh perusahaan maka terjadi pengurangan jumlah pendapatan karyawan tetap sesuai dengan jumlah Pajak Penghasilan yang dikenakan pada karyawan yang gajinya telah memenuhi PTKP. Kata kunci : Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, Laporan Keuangan. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Undang-undang tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) No. 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas Undangundang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, definisi pajak adalah kontribusi Wajib Pajak kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Setiap orang yang bekerja tentu saja akan mendapatkan penghasilan dari pekerjaan tersebut. Demikian juga dengan karyawan yang bekerja pada sebuah perusahaan, tentunya akan mendapatkan penghasilan yang biasanya disebut gaji. Atas penghasilan yang diterimanya, pemerintah akan menarik pajak dari penghasilan tersebut. Pajak merupakan salah satu unsur penting dalam operasional perusahaan tidak 19

terlepas dari masalah perpajakan. Pajak merupakan fenomena yang selalu berkembang di masyarakat, karena seiring perkembangan perekonomian di Indonesia akan diikuti pula dengan kebijakan-kebijakan dibidang pajak. Sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah self assessment yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak. Berdasarkan self assessment system, Wajib Pajak yang paling menentukan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, mulai dari mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, menghitung besarnya Pajak Terutang, membayar pajaknya sendiri ke bank atau kekantor pos, dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Jenis Pajak Penghasilan ada bermacammacam, namun dalam penelitian ini hanya ditekankan pada Jenis Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang mempunyai keterkaitan dengan Take Home Pay Karyawan. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas gaji, upah, honor, tunjangan dan pembayaran lain dalam bentuk apapun. Sedangkan arti dari Take Home Pay itu sendiri adalah penghasilan yang akan karyawan bawa pulang. Take Home Pay dapat diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto karyawan dengan PPh pasal 21 yang harus ditanggung oleh karyawan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, karyawan yang dikenakan Pajak Penghasilan adalah penghasilan yang jumlahnya lebih dari Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang ditetapkan. PPh pasal 21 untuk penghasilan karyawan KSU Tunas Sejahtera Jawa Timur yang telah memenuhi PTKP dibayarkan dan dilaporkan sendiri oleh karyawan. KSU Tunas Sejahtera Jawa Timur memiliki karyawan tetap sebanyak 6 orang dengan jumlah karyawan yang memiliki penghasilan diatas PTKP sebanyak 4 orang. Pada karyawan yang memiliki pendapatan melebihi PTKP akan mengalami pengurangan pendapatan sesuai dengan tarif pajaknya sedangkan karyawan yang pendapatannya masih dibawah PTKP cenderung tetap. Rumusan Masalah Bagaimanakah perhitungan dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 21 pada laporan keuangan khususnya laba rugi dan pengaruhnya terhadap penghasilan karyawan tetap di KSU Tunas Sejahtera Jawa Timur Tahun 2008 2010. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh perhitungan dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 21 pada laporan keuangan khususnya laba rugi terhadap penghasilan karyawan tetap di KSU Tunas Sejahtera Jawa Timur Tahun 2008-2010. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif, pada KSU Tunas Sejahtera Jawa Timur dengan fokus penelitian pada perhitungan dan pelaporan Pajak Penghasilan dan pengaruhnya terhadap Pendapatan Karyawan Tetap. KSU Tunas Sejahtera Jawa Timur beralamat di Ruko Brawijaya Blok C No. 12 Kediri Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah : 1. Primer, 2. Sekunder Variabel dalam penelitian ini meliputi : a. PPh Pasal 21, b. Laporan Keuangan, dan c. Penghasilan Karyawan Tetap Penelitian yang penulis lakukan bersifat studi kasus yang penyajiannya dengan menggunakan penelitian diskriptif kuantitatif yaitu mengadakan penelitian ke 20

objek penelitian dengan tujuan menguraikan dan memberikan gambaran untuk mengetahui dan mempelajari secara intensif tentang permasalahan perusahaan. PEMBAHASAN 2. Pada tahun 2009 terdapat 4 orang karyawan tetap yang memiliki penghasilan diatas PTKP 3. Pada tahun 2010 terdapat 4 orang karywan tetap yang memiliki penghasilan diatas PTKP Berdasarkan jumlah gaji dan tunjangan yang diterima karyawan maka dapat dilakukan perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 untuk masing-masing karyawan sebagai berikut : A. Perhitungan PPh Pasal 21 1. Pada tahun 2008 terdapat 3 orang karyawan tetap yang memiliki penghasilan diatas PTKP B. Pelaporan Pajak Penghasilan Pelaporan pajak penghasilan PPh pasal 21 atas gaji karyawan selama ini dilakukan secara mandiri oleh karyawan yang bersangkutan, demikian juga dengan proses pembayarannya sehingga tidak mempengaruhi pembayaran pajak PPh pasal 21 yang dibayarkan oleh perusahaan, maka laporan SHU Koperasi tetap, sebagai berikut : Tabel 12. PERHITUNGAN HASIL USAHA KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM KOTA KEDIRI PER 31 DESEMBER 2008 URAIAN 2008 1 BUNGA PINJAMAN Rp. 213.697.401 2 JASA ADMINISTRASI Rp. 25.146.000 3 DENDA Rp. 59.542.182 TOTAL Rp. 298.385.583 f. Rapat Kerja Pengurus Rp. 232.500 g. Rapat Kerja Pengawasan Rp. 279.500 h. Rapat Gabungan Pengurusr, Pengawas Rp. 768.800 i. Perjalanan Dinas Rp. 400.000 j. RAT Rp. 3.958.900 Rp. 5.639.700 i. Gaji Karyawan Rp. 62.400.000 j. Tunjangan Hari Raya Rp. 2.500.000 k. Administrasi Rp. 5.877.050 l. Seragam Karyawan Rp. 1.400.000 m. Listrik, Telp, Air Rp. 2.378.396 n. Penyusutan Inventaris Rp. 2.816.330 o. Cadangan Resiko Rp. 13.000.000 p. Perawatan Rp. 834.000 Rp. 91.205.776 f. Jasa PM Rp. 104.565.764 g. Transpot Penagihan Rp. 8.585.866 h. Intensif Karyawan Rp. 16.234.900 i. Jasa Simpanan Sukarela Rp. 11.713.454 j. Lain-lain Rp. 8.682.500 Rp. 146.732.740 Rp. 243.578.216 SISA HASIL USAHA (SHU) SEBELUM PAJAK Rp. 54.807.367 Pajak Rp. 5.480.736 SISA HASIL USAHA (SHU) SETELAH PAJAK Rp. 49.326.630 21

Tabel 13. PERHITUNGAN HASIL USAHA KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM KOTA KEDIRI PER 31 DESEMBER 2009 URAIAN 2009 1 BUNGA PINJAMAN Rp. 237.395.031 2 JASA ADMINISTRASI Rp. 32.490.825 3 DENDA Rp. 89.934.685 TOTAL Rp. 359.820.541 i. Rapat Kerja Pengurus Rp. 76.000 j. Rapat Pengawasan Rp. 50.000 k. Rapat Pengr, Peng & Pengawas Rp. 1.468.050 l. Rapat Keluar / Dinas Rp. 1.516.000 m. Kursus Rp. - n. RAT Rp. 2.949.400 o. Jasa Pengurus dan Pengawasan Rp. 6.000.000 p. Pemberian hadiah Nasabah Rp. 1.584.600 Rp. 13.644.050 k. Gaji Ketua/Manager/Karyawan Rp. 90.126.300 l. Tunjangan Hari Raya Rp. 2.750.000 m. Administrasi Rp. 5.279.000 n. Seragam Karyawan Rp. 1.050.000 o. Listrik, Telp, Air Rp. 2.496.136 p. Perawatan Inventaris Rp. 410.000 q. Renovasi Kantor Rp. 500.000 r. Beban Sewa Kantor Rp. 7.000.000 s. Beban Penyusutan Rp. 5.633.910 t. Biaya Pinjaman Resiko Rp. 13.000.000 Rp. 128.245.346 f. Jasa PM Rp. 104.565.764 g. Simpanan sukarela Rp. 8.585.866 h. Operasional Rp. 16.234.900 i. Lain-lain Rp. 7.826.000 j. Intensif Karyawan Rp. 28.640.568 Rp. 165.853.098 JUMLAH Rp. 307.742.494 SISA HASIL USAHA (SHU) SEBELUM PAJAK Rp. 50.078.047 Pajak Rp. 5.207.804 SISA HASIL USAHA (SHU) SETELAH PAJAK Rp. 46.870.242 Sumber : KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM 22

Tabel 14. PERHITUNGAN HASIL USAHA KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM KOTA KEDIRI PER 31 DESEMBER 2010 URAIAN 2009 1 BUNGA PINJAMAN Rp. 238.470.223 2 JASA ADMINISTRASI Rp. 22.635.072 3 DENDA Rp. 74.400.251 TOTAL Rp. 335.523.546 j. Rapat Kerja Pengurus Rp. 550.000 k. Rapat Pengawasan Rp. 240.000 l. Rapat Pengr, Peng & Pengawas Rp. 1.194.000 m. Rapat Keluar / Dinas Rp. 400.000 n. Kursus Rp. 0 o. RAT Rp. 2.372.200 p. Jasa Pengurus dan Pengawasan Rp. 6.000.000 q. Pemberian hadiah Nasabah Rp. 1.180.000 r. Persiapan membuka cabang Rp. 600.000 Rp. 12.536.200 k. Gaji Ketua/Manager/Karyawan Rp. 110.355.925 l. Tunjangan Hari Raya Rp. 3.000.000 m. Administrasi Rp. 6.576.000 n. Seragam Karyawan Rp. 1.460.000 o. Listrik, Telp, Air Rp. 2.514.662 p. Perawatan Inventaris Rp. 325.000 q. Renovasi Kantor Rp. 0 r. Beban Sewa Kantor Rp. 0 s. Beban Penyusutan Rp. 2.815.080 t. Biaya Pinjaman Resiko Rp. 13.000.000 Rp. 140.046.667 f. Jasa PM Rp. 108.975.764 g. Simpanan sukarela Rp. 8.906.760 h. Operasional Rp. 17.384.050 i. Lain-lain Rp. 3.853.900 j. Intensif Karyawan Rp. 3.651.372 Rp. 142.771.846 JUMLAH Rp. 259.354.713 SISA HASIL USAHA (SHU) SEBELUM PAJAK Rp. 40.168.833 Pajak Rp. 5.021.104 SISA HASIL USAHA (SHU) SETELAH PAJAK Rp. 35.147.729 Sumber : KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM B. Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh maka jika pelaporan pajak penghasilan karyawan tetap dimasukan kedalam laporan laba rugi koperasi dan pemotongan pajak dilakukan dengan menggunakan NPWP koperasi maka dalam laporan laba rugi terjadi perubahan dan terdapat penambahan akun PPh terhutang serta pada gaji karyawan terdapat pengurangan sebesar PPh pasal 21 yang dipotong perusahaan. Besarnya PPh Pasal 21 yang dipotong dari gaji karyawan adalah sebagai berikut : 23

Karyawan Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 1 Rp 493.713 Rp 443.763 Rp 191.348 2 Rp 485.439 Rp 119.598 Rp 328.218 3 Rp 233.736 Rp 215.261 Rp 185.598 4 - Rp 135.876 Rp 34.098 Jumlah Rp 1.212.888 Rp 914.498 Rp 739.262 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa pemotongan PPh pasal 21 yang dilakukan oleh pihak koperasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.212.888, pada tahun 2009 sebesar Rp. 914.498 dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 739.262. maka terjadi perubahan pada jumlah gaji yang dibayarkan kepada karyawan sebagai berikut : Keterangan Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Jumlah Gaji Karyawan Sebelum Pajak Rp 62.400.000 Rp 90.126.300 Rp 110.355.925 Jumlah Pemotongan PPh Pasal 21 Rp 1.212.888 Rp 914.498 Rp 739.262 Sisa Gaji Rp 61.187.112 Rp 89.211.802 Rp 109.616.663 Mengacu perhitungan gaji karyawan tersebut maka terjadi perubahan laporan SHU sebagai berikut : Tabel 15. PERHITUNGAN HASIL USAHA KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM KOTA KEDIRI PER 31 DESEMBER 2008 URAIAN 2008 1 BUNGA PINJAMAN Rp. 213.697.401 2 JASA ADMINISTRASI Rp. 25.146.000 3 DENDA Rp. 59.542.182 TOTAL Rp. 298.385.583 a. Rapat Kerja Pengurus Rp. 232.500 b. Rapat Kerja Pengawasan Rp. 279.500 c. Rapat Gabungan Pengurusr, Pengawas Rp. 768.800 d. Perjalanan Dinas Rp. 400.000 e. RAT Rp. 3.958.900 Rp. 5.639.700 a. Gaji Karyawan Rp. 61.187.112 b. Tunjangan Hari Raya Rp. 2.500.000 c. Administrasi Rp. 5.877.050 d. Seragam Karyawan Rp. 1.400.000 e. Listrik, Telp, Air Rp. 2.378.396 f. Penyusutan Inventaris Rp. 2.816.330 g. Cadangan Resiko Rp. 13.000.000 h. Perawatan Rp. 834.000 Rp. 89.992.888 a. Jasa PM Rp. 104.565.764 b. Transpot Penagihan Rp. 8.585.866 c. Intensif Karyawan Rp. 16.234.900 d. Jasa Simpanan Sukarela Rp. 11.713.454 e. Lain-lain Rp. 8.682.500 Rp. 146.732.740 4 PPh 21 atas Gaji dan bonus Karyawan Terhutang Rp. 1.212.888 JUMLAH Rp. 243.578.216 SISA HASIL USAHA (SHU) SEBELUM PAJAK Rp. 54.807.367 Pajak Rp. 5.480.736 SISA HASIL USAHA (SHU) SETELAH PAJAK Rp. 49.326.630 24 Sumber : Data yang diolah

Tabel 16. PERHITUNGAN HASIL USAHA KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM KOTA KEDIRI PER 31 DESEMBER 2009 URAIAN 2009 1 BUNGA PINJAMAN Rp. 237.395.031 2 JASA ADMINISTRASI Rp. 32.490.825 3 DENDA Rp. 89.934.685 TOTAL Rp. 359.820.541 a. Rapat Kerja Pengurus Rp. 76.000 b. Rapat Pengawasan Rp. 50.000 c. Rapat Pengr, Peng & Pengawas Rp. 1.468.050 d. Rapat Keluar / Dinas Rp. 1.516.000 e. Kursus Rp. - f. RAT Rp. 2.949.400 g. Jasa Pengurus dan Pengawasan Rp. 6.000.000 h. Pemberian hadiah Nasabah Rp. 1.584.600 Rp. 13.644.050 a. Gaji Ketua/Manager/Karyawan Rp. 89.211.802 b. Tunjangan Hari Raya Rp. 2.750.000 c. Administrasi Rp. 5.279.000 d. Seragam Karyawan Rp. 1.050.000 e. Listrik, Telp, Air Rp. 2.496.136 f. Perawatan Inventaris Rp. 410.000 g. Renovasi Kantor Rp. 500.000 h. Beban Sewa Kantor Rp. 7.000.000 i. Beban Penyusutan Rp. 5.633.910 j. Biaya Pinjaman Resiko Rp. 13.000.000 Rp. 127.330.848 a. Jasa PM Rp. 104.565.764 b. Simpanan sukarela Rp. 8.585.866 c. Operasional Rp. 16.234.900 d. Lain-lain Rp. 7.826.000 e. Intensif Karyawan Rp. 28.640.568 Rp. 165.853.098 4 PPh 21 Atas Gaji dan bonus Karyawan Terhutang Rp. 914.498 JUMLAH Rp. 307.742.494 SISA HASIL USAHA (SHU) SEBELUM PAJAK Rp. 50.078.047 Pajak Rp. 5.207.804 SISA HASIL USAHA (SHU) SETELAH PAJAK Rp. 46.870.242 Sumber : KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM 25

Tabel 17. PERHITUNGAN HASIL USAHA KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM KOTA KEDIRI PER 31 DESEMBER 2010 URAIAN 2009 1 BUNGA PINJAMAN Rp. 238.470.223 2 JASA ADMINISTRASI Rp. 22.635.072 3 DENDA Rp. 74.400.251 TOTAL Rp. 335.523.546 a. Rapat Kerja Pengurus Rp. 550.000 b. Rapat Pengawasan Rp. 240.000 c. Rapat Pengr, Peng & Pengawas Rp. 1.194.000 d. Rapat Keluar / Dinas Rp. 400.000 e. Kursus Rp. 0 f. RAT Rp. 2.372.200 g. Jasa Pengurus dan Pengawasan Rp. 6.000.000 h. Pemberian hadiah Nasabah Rp. 1.180.000 i. Persiapan membuka cabang Rp. 600.000 Rp. 12.536.200 a. Gaji Ketua/Manager/Karyawan Rp. 109.616.663 b. Tunjangan Hari Raya Rp. 3.000.000 c. Administrasi Rp. 6.576.000 d. Seragam Karyawan Rp. 1.460.000 e. Listrik, Telp, Air Rp. 2.514.662 f. Perawatan Inventaris Rp. 325.000 g. Renovasi Kantor Rp. 0 h. Beban Sewa Kantor Rp. 0 i. Beban Penyusutan Rp. 2.815.080 j. Biaya Pinjaman Resiko Rp. 13.000.000 a. Jasa PM Rp. 108.975.764 b. Simpanan sukarela Rp. 8.906.760 c. Operasional Rp. 17.384.050 d. Lain-lain Rp. 3.853.900 e. Intensif Karyawan Rp. 3.651.372 Rp. 139.307.405 Rp. 142.771.846 4 PPh 21 Atas Gaji dan bonus Karyawan Terhutang Rp. 739.262 JUMLAH Rp. 259.354.713 SISA HASIL USAHA (SHU) SEBELUM PAJAK Rp. 40.168.833 Pajak Rp. 5.021.104 SISA HASIL USAHA (SHU) SETELAH PAJAK Rp. 35.147.729 Sumber : KSU TUNAS SEJAHTERA JATIM 26

Berdasarkan perhitungan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan maka diperoleh perubahan gaji karyawan yang memiliki pendapatan diatas PTKP sebagai berikut : Tabel 18. Perhitungan Pendapatan Bersih Karyawan KSU Tunas Sejahtera Jatim Kota Kediri Per 31 Desember 2008 Karyawan Tahun 2008 Pendapatan Sebelum Pajak PPh Pasal 21 Pendapatan Bersih 1 Rp 1.600.000 Rp 12.425 Rp 1,587,575 2 Rp 1.500.000 Rp 17.675 Rp 1,482,325 3 Rp 1.300.000 Rp 8.175 Rp 1,291,825 4 Sumber : Data yang diolah Tabel 19. Perhitungan Pendapatan Bersih Karyawan KSU Tunas Sejahtera Jatim Kota Kediri Per 31 Desember 2009 Karyawan Tahun 2009 Pendapatan Sebelum Pajak PPh Pasal 21 Pendapatan Bersih 1 Rp 1.600.000 Rp. 425 Rp. 1.599.575 2 Rp 1.500.000 Rp. 5.925 Rp. 1.494.075 3 Rp 1.200.000 Rp. 1.200.000 4 Rp 1.400.000 Rp. 1.400.000 Sumber : Data yang diolah Tabel 20. Perhitungan Pendapatan Bersih Karyawan KSU Tunas Sejahtera Jatim Kota Kediri Per 31 Desember 2010 Karyawan Tahun 2010 Pendapatan Sebelum Pajak PPh Pasal 21 Pendapatan Bersih 1 Rp1.800.000 Rp 9.925 Rp1.790.075 2 Rp1.600.000 Rp 1.175 Rp1.598.825 3 Rp1.600.000 Rp11.425 Rp1.588.575 4 Rp1.450.000 Rp1.450.000 Sumber : Data yang diolah Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jika pemotongan pajak penghasilan karyawan tetap dilakukan oleh perusahaan maka terjadi pengurangan jumlah pendapatan karyawan tetap sesuai dengan jumlah pajak penghasilan yang dikenakan pada karyawan yang gajinya telah memenuhi PTKP. 27 KESIMPULAN 1. KSU Tunas Sejahtera Jatim adalah sebuah koperasi yang bergerak pada bidang usaha simpan pinjam. Sebagian karyawan tetapnya telah memenuhi PKP namun pembayaran PPh Pasal 21 atas gaji karyawan diserahkan kepada karyawan. 2. Untuk meningkatkan kepatuhan karyawan dalam membayar PPh Pasal 21 atas gaji karyawan maka perlu dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji dan THR karyawan oleh pihak KSU Tunas Sejahtera, namun hal ini akan

mempengaruhi pendapatan karyawan tetapnya. 3. Pemotongan PPh pasal 21 yang dilakukan oleh pihak koperasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.212.888, pada tahun 2009 sebesar Rp. 914.498 dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 739.262. 4. Pemotongan PPh pasal 21 atas gaji karyawan yang dilakukan oleh koperasi memberikan dampak pada perubahan pernyataan gaji karyawan pada perhitungan SHU koperasi, yaitu pada tahun 2008 sebesar Rp. 61.187.112, pada tahun 2009 sebesar Rp. 89.211.802 dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 109.616.663. 5. Pemotongan Pajak Penghasilan karyawan tetap dilakukan oleh perusahaan maka terjadi pengurangan jumlah pendapatan karyawan tetap sesuai dengan jumlah Pajak Penghasilan yang dikenakan pada karyawan yang gajinya telah memenuhi PTKP. SARAN 1. Hendaknya KSU Tunas Sejahtera melakukan pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 langsung atas pendapatan karyawan tetap untuk meningkatkan kepatuhan karyawan dalam melakukan pembayaran PPh Pasal 21. 2. KSU Tunas Sejahtera hendaknya menambah personalia untuk melakukan perhitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan baik PPh Pasal 21 atas pendapatan karyawan tetap maupun KSU serta paja-pajak yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Negeri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Casavera. 2009. Seri Perpajakan Indonesia- 5. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mardiasmo. 2009. Perpajakan; Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Penerbit Andi. Marsyahrul,Tony. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Muljono, Djoko. 2008. Ketentuan Umum Perpajakan; Lengkap dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2007. Yogyakarta: Penerbit Andi. Patton, Michael Quinn. 2006. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Supramono, et.all, 2005. Perpajakan Indonesia; Mekanisme dan Perhitungan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tjahjono, Achmad dan Muhammad Fakhri Husein. 2005. Perpajakan. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Keempat atas Undang- Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Arikunto, Suharsimi. 2002. Metode Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.. 2007. Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta. Basri, Yuswar Zainul. 2005. Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar 28