ETANOL ETHANOL. 1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan Alkohol

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

N - Heptana. N - heptane

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

BENDIOKARB BENDIOCARB

MINYAK JARAK CASTOR OIL

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

Asam Maleat MALEIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

RHODAMIN B RHODAMINE B

LEMBAR DATA KESELAMATAN

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

Polietilen Tereftalat (PET)

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

KERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

METANOL METHYL ALCOHOL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

ISONIAZID ISONIAZID (6, 8, 11, 12, 14)

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

Lenkote Alkali Resisting Primer

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

PROPOKSUR PROPOXUR. 2. PENGGUNAAN Insektisida untuk mengontrol nyamuk penyebab malaria (12).

NATRIUM TIOSULFAT SODIUM THIOSULFATE

Material Safety Data Sheet

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PT. BINA KARYA KUSUMA

MSDS NaCl (natrium klorida)

VIPLAS. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

Lembaran Data Keselamatan Bahan

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Material Safety Data Sheet. : Minyak Turpentin

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

Alcohol Absolute 99% Effective Date : 09/30/2012

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Boyo Politur. Menyebabkan iritasi kulit ringan Uapnya dapat menyebabkan pusing

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

ASAM BORAT BORIC ACID

Transkripsi:

ETANOL ETHANOL 1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan Alkohol 1.2. Sinonim/Nama Dagang (2,4,8) Alcohol, anhydrol, ethyl alcohol, ethyl hydrate, ethyl hydroxide, Grain alcohol, Jaysol, Methyl carbinol, potato alcohol, spirit, synasol, tecsol (8), alkohol absolut, cologne spirit, etylowy alkohol, methyl carbinol, wp alcohol, etanol absolut, alcool ethylique, alkoholu etylowego, dehydrated alcohol, molasses alcohol, wp spirit, aethanol, alcool etilico, alkohol denaturasi, alkohol fermentasi, alkohol kentang, aethyl alkohol, algrain, alkohol anhidrat, etanolo, spirits of wine (2), Jaysol S, SD Alchol 23-hydrogen; C 2 H 5 OH, alkohol denaturasi CD-5, alkohol denaturasi CD-5a, alkohol denaturasi CD-10, alkohol denaturasi SD-1, alkohol denaturasi SD-13a, alkohol denaturasi SD- 17, alkohol denaturasi SD-23a, alkohol denaturasi SD-28, alkohol denaturasi SD-3a, alkohol denaturasi SD-30, alkohol denaturasi SD-39b, alkohol denaturasi SD-39c, alkohol denaturasi SD- 40m, ethanol 200 proof, NCl- CO3134, spirt, thanol, etil alkohol anhidrat, SD alcohol 23-hydrogen, UN 1170, Tecsol C, Alcare Hand Degermer, silent spirit, ethylol, punctilious ethyl alcohol, pyro, synasol, USI in oval, etanol standar (4). 1.3. Nomor Identifikasi (6,7) 1.3.1. Nomor CAS : 64-17-5 1.3.2. Nomor EC : 603-002-00-5 1.3.3. Nomor RTECS : KQ6300000 1.3.4. Nomor UN : 1170

1.3.5. Nomor EINECS : 200-578-6, 2. PENGGUNAAN (2) Etanol digunakan sebagai salah satu komponen bahan pembersih. Dalam dunia medis, etanol digunakan sebagai bahan untuk sterilisasi permukaan (mejakursi), sebagai pengawet atau pelarut dalam obat, dan merupakan antidotum pada keracunan metanol dan etilen glikol. Etanol juga digunakan secara luas sebagai pelarut di industri dan penelitian. 3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran (4,6) Mata, kulit, sistem pernapasan, sistem syaraf pusat, hati, darah, dan sistem reproduksi. 3.2. Rute Paparan 3.2.1. Paparan Jangka Pendek (1,2,3,5,7) Etanol dapat mengiritasi mata. Terhirupnya uap etanol dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan. Paparan etanol dalam jangka pendek dapat menyebabkan korban mengalami gangguan emosional, gangguan koordinasi motorik (gangguan keseimbangan, bicara kurang jelas), gangguan sensorik (vertigo, pandangan ganda), wajah kemerahan, detak jantung cepat, berkeringat, mual, muntah, mengantuk, pingsan, hingga koma. Korban juga dapat mengalami kejang yang disebabkan oleh kondisi hipoglikemia (1). Pada keracunan etanol ringan hingga sedang, korban/pasien dapat mengalami gejala-gejala seperti rasa gembira yang berlebihan, gangguan keseimbangan, nystagmus (bola mata bergerak tidak beraturan), berkurangnya ketajaman penglihatan, hilangnya rasa malu/batasan moral, perilaku agresif, mual, muntah, kulit kemerahan, dan dapat terjadi takiaritmia supraventrikular. Sementara pada keracunan yang berat, korban/pasien dapat mengalami koma, depresi sistem pernapasan, aspirasi paru, hipoglikemia, dan hipotermia. (2,3)

3.2.1.1. Terhirup Batuk, sakit kepala, rasa lelah, mengantuk. Gagal sistem pernapasan dapat terjadi akibat keracunan berat. Masuknya muntahan ke dalam paru-paru, dapat menyebabkan pneumonitis dan edema paru. 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit Etanol dapat mengiritasi kulit menyebabkan wajah kemerahan, kulit kering, dan iritasi. 3.2.1.3. Kontak dengan Mata Mata kemerahan, rasa sakit dan terbakar pada mata 3.2.1.4. Tertelan Rasa terbakar pada saluran cerna, sakit kepala, rasa bingung, pusing, hilang kesadaran, mual, muntah, hipoglikemia, serta gangguan keseimbangan asam basa dan eletrolit. 3.2.2. Paparan Jangka panjang (1,7) Konsumsi etanol dalam jangka panjang dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti : 3.2.2.1. Terhirup Gangguan pada saluran pernapasan bagian atas 3.2.2.2. Kontak dengan Kulit Hilangnya lapisan lemak pada kulit 3.2.2.3. Kontak dengan Mata Tidak ditemukan informasi mengenai paparan jangka panjang kontak etanol terhadap mata 3.2.2.4. Tertelan Konsumsi etanol dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan terjadinya sirosis pada hati. Toksisitas pada hati termasuk infiltrasi lemak ke dalam hati, hepatitis alkoholik, dan sirosis. Paparan etanol dalam jangka panjang dapat menimbulkan luka pada organ hati yang menyebabkan hipertensi pada vena porta hepatika, akumulasi cairan pada rongga perut, perdarahan dari varises esophagus dan hemorrhoids, hiponatremia akibat

retensi cairan, dan perotinitis. Produksi faktor-faktor pembekuan darah juga akan terganggu yang mengakibatkan semakin panjangnya waktu protrombin. Metabolisme yang terjadi di hati termasuk metabolisme terhadap toksin endogen akan terganggu mengakibatkan terjadinya hepatic encelopathy. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi karena gastritis yang diinduksi oleh alkohol, esophagitis, dan duodenitis. Pankreatitis akut merupakan penyebab umum munculnya rasa nyeri pada perut dan muntah. Gangguan jantung termasuk disritmia, seperti fibrilasi atrium yang mungkin berkaitan dengan menurunnya kadar kalium dan magnesium dan rendahnya asupan kalori pada jantung. Penggunaan alkohol dalam jangka panjang juga mengakibatkan terjadinya cardiomyopathy. Toksisitas pada syaraf termasuk atropi otak, degenerasi otak kecil, dan neuropati sensori perifer. Kelainan nutrisi seperti kekurangan vitamin B1 pada pengguna alkohol dapat menyebabkan enselopati Wernicke atau psikosis Korsakoff. 4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas 4.1.1. Data pada Hewan (4,10) LD 50 oral-tikus 7 g/kg; LD 50 intraperitonial tikus 3,6 mg/kg; LD 50 intravena tikus 1,44 g/kg; LD 50 kulit-kelinci 20 g/kg, LC 50 inhalasi tikus 20.000 ppm, LC 50 oral tikus 7060 mg/kg BB, LD 50 oral mencit 3450 mg/kg. 4.1.2. Data pada Manusia LDL 0 oral-manusia 1,4 g/kg bb. (10) Etanol pekat (95-99%) pada dosis 1 ml/kg (1 g/kg bb) menghasilkan konsentrasi etanol di dalam darah sebesar 100-150 mg/dl (21-32 mmol/l) yang menyebabkan keracunan ringan hingga sedang pada orang dewasa. Konsentrasi etanol dalam darah antara 150-300 mg/dl

(32.6-65.2 mmol/l) menyebabkan munculnya gejala keracunan yang umum (3). 4.2. Data Karsinogenik (3,5) IARC golongan 3, tidak diklasifikasikan sebagai bahan yang bersifat karsinogenik pada manusia 4.3. Data Tumoregenik Tidak terdapat informasi 4.4. Data Teratogenik (7) Konsumsi etanol selama kehamilan dapat memberikan efek yang tidak diinginkan pada janin. 4.5. Data Mutagenik (3) Etanol menyebabkan kerusakan DNA pada model tikus dan Saccharomyces cereviseae, perubahan DNA pada Escheriscia coli, dan inhibisi DNA pada leukosit manusia. Etanol juga meyebabkan mutasi pada Salmonella typhimurium, E.coli, Aspergillus nidulans, dan S. Cereviseae. 5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup (5,6) Segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.2. Kontak dengan Kulit (6) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.3. Kontak dengan Mata (5,6) Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya 1 liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.4. Tertelan (2,5,11) Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/ pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban dalam keadaan sadar dan terjaga, miringkan kepala ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi 6.1.1. Pastikan fungsi jantung dan paru dalam keadaan baik. a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan, untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan untuk mengembalikan fungsi sirkulasi darah d. Jika ada kejang, berikan benzodiazepin sebagai terapi lini pertama pada pasien kejang. Pemeriksaan kadar gula darah harus ditentukan dengan cepat untuk pengambilan tindakan selanjutnya 6.2. Dekontaminasi (2,3) 6.2.1. Dekontaminasi Mata (2) Dilakukan sebelum membersihkan kulit - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit - Jangan biarkan pasien menggosok matanya - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsul ke dokter mata. 6.2.2. Dekontaminasi Kulit (3) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. - Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/ plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (2) Dekontaminasi gastrointestinal (saluran cerna) tidak disarankan untuk dilakukan karena risikonya lebih tinggi daripada manfaat. 6.3. Antidotum Tidak ada antidotum khusus untuk keracunan etanol. 7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan Etanol 7.2. Deskripsi (2,7,8,9) Cairan tidak berwarna dengan bau khas; Rumus molekul: CH 3 CH 2 OH; Berat molekul 46.1; Titik didih 79 C; Titik leleh -114 C; Kelarutan: bercampur dengan air, eter, aseton, etanol, kloroform; Tekanan uap (20 C): 5.8 kpa; Titik nyala 13 ; Kerapatan 0,79; pka 15.9 pada suhu 25 C. 7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan (GHS) 7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (4)

Kesehatan 2 = Paparan berulang kali dapat menyebabkan munculnya lumpuh sementara atau kemungkinan cedera Kebakaran 3 = Senyawa dapat terbakar pada kondisi suhu ruang Reaktivitas 0 = Stabil pada kondisi normal bahkan saat terjadi kebakaran dan tidak reaktif dengan air. 7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Kemanan) (9) R11 : Sangat mudah menyala S2 : Jauhkan dari jangkauan anak-anak S7 : Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat S9 : Letakkan wadah di tempat yang berventilasi baik S16 : Jauhkan dari sumber nyala Dilarang Merokok S33 : Ambil tindakan pencegahan untuk meniadakan muatan listrik statis 7.3.3. Klasifikasi GHS (10,11) Kata kunci : Berbahaya Pernyataan Bahaya : H225 Cairan dan uap yang sangat mudah terbakar H302 Berbahaya bila tertelan H319 Menyebabkan iritasi mata yang serius H371 Menyebabkan kerusakan pada organ Pernyataan Pencegahan Pencegahan P210 Jauhkan dari panas/nyala api/api terbuka/ permukaan panas Dilarang merokok P233 Tutup wadah penyimpanan dengan rapat P240 wadah dan peralatan diletakkan di tanah atau diikat. P241 Gunakan peralatan/ alat listrik/saluran udara/pencahayaan yang tahan terhadap ledakan P242 Gunakan alat-alat yang tidak mencetuskan api P243 Lakukan tindakan pencegahan untuk menghilangkan muatan statis

P260 Jangan menghirup debu / asap / gas / embun / uap / semprotan P264 Cuci seluruh tangan setelah menyentuh bahan ini P270 Hindari makan, minum, atau merokok saat menggunakan bahan ini P280 Gunakan sarung tangan/pakaian pelindung / pelindung mata / pelindung wajah Respon P301+P312 APABILA TERTELAN : hubungi Sentra Informasi Keracunan atau Dokter bila merasa tidak sehat. P303+P361+P353 APABILA KONTAK DENGAN KULIT (atau rambut) : lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Bilas kulit menggunakan air/ semprotan. P305+P351+P338 APABILA TERPAPAR PADA MATA : bilas mata selama beberapa menit. Lepaskan lensa kontak, apabila menggunakannya, lanjutkan pembilasan. P309+P311 : Apabila terpapar atau merasa tidak sehat : Hubungi Sentra Informasi Keracunan atau Dokter. P330 : Bilas mulut. P337+P313 : Bila iritasi pada mata terus berlanjut, cari bantuan medis. P370+P378 : Apabila terjadi kebakaran : gunakan pasir kering, bahan kimia kering atau busa tahan alkohol untuk pemadaman. Penyimpanan P403+P235 : Simpan pada tempat yang memiliki sirkulasi udara baik. Simpan di tempat sejuk. P405 : Simpan dalam keadaan tertutup rapat. Pembuangan P501 : Buang bahan/wadah penyimpanan ke tempat pembuangan limbah yang telah disetujui.

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas (4) Stabil pada kondisi normal. 8.2. Kondisi yang Harus Dihindari (5,7) Jauhkan dari oksidator kuat; sumber nyala api; suhu ekstrim; dan cahaya matahari langsung.. 8.3. Bahan Tak Tercampurkan (4,11) Alumunium, Asam, Oksidator, Logam Alkali, komponen Halogen, Amoniak, Asam Klorida, Asam Anhidrida, Reduktor, Peroksida 8.4. Dekomposisi Produk dekomposisi adalah karbon dioksida dan karbon monoksida 8.5. Polimerisasi Pada kondisi penggunaan dan penyimpanan normal, tidak terbentuk polimer yang berbahaya (4). 9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi (11) Senyawa ini harus disimpan di tempat kering, bersuhu dingin, dan memiliki saluran udara yang baik. 9.2. Perlindungan Mata (5,11) Gunakan kacamata pelindung yang telah diuji dan memenuhi standar peraturan yang berlaku atau sesuai standar NIOSH atau EN166 (EU) 9.3. Pakaian (5) Gunakan pakaian pelindung lengkap yang melindungi dari bahan kimia, pakaian pelindung antistatik tahan api, jenis baha pelindung yang digunakan harus dipilih berdasarkan konsentrasi dan sumbah bahan berbahaya yang ada di tempat kerja. 9.4. Sarung Tangan (5,11) Gunakan sarung tangan pelindung yang memenuhi standar peraturan yang berlaku atau sesuai spesifikasi EU 89/686/EEC dan standar EN374. 9.5. Respirator (6) Paparan hingga 3300 ppm : APF = 10 : Gunakan respirator penyuplai udara

APF = 50 : Gunakan alat pernafasan mandiri dengan penutup wajah penuh Kondisi gawat darurat atau pada kondisi dimana konsentrasi paparan tidak diketahui : APF = 10.000 : Gunakan alat pernafasan mandiri dengan penutup wajah dan dijalankan berdasarkan kebutuhan tekanan atau mode tekanan positif lainnya. APF = 10.000 : Gunakan respirator penyuplai udara yang memiliki penutup wajah dan dijalankan berdasarkan kebutuhan tekanan atau mode tekanan positif lainnya dikombinasikan dengan bantuan alat pernapasan mandiri tekanan positif.

10. DAFTAR PUSTAKA 1. Kent Olson Poisoning & Drug Overdose 6th edition. Hal. 204-206. McGraw- Hill. New York. 2012 2. http://toxinz.com/spec/2259439 (diunduh bulan Juli 2013) 3. http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search/f?./temp/~utasot:1 (diunduh bulan Juli 2013) 4. http://www.airgas.com/documents/pdf/001114.pdf (diunduh bulan Juli 2013) 5. http://www.cdc.gov/niosh/ipcsneng/neng0044.html (diunduh bulan Juli 2013) 6. http://www.cdc.gov/niosh/npg/npgd0262.html (diunduh bulan Juli 2013) 7. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0044.htm (diunduh bulan Juli 2013) 8. http://www.inchem.org/documents/sids/sids/64175.pdf (diunduh bulan Juli 2013) 9. http://www.ncpalcohols.com/msds/msds%20light%20spirit.pdf (diunduh bulan Juli 2013) 10. http://www.pharmcoaaper.com/pages/msds/msds_e/ethanol_pure_kosher_ 200.pdf (diunduh bulan Juli 2013) 11. http://www.sigmaaldrich.com/msds/msds/displaymsdspage.do?country=s G&language=en&productNumber=676829&brand=SIAL&PageToGoToURL=h ttp%3a%2f%2fwww.sigmaaldrich.com%2fcatalog%2fsearch%3finterface %3DAll%26term%3Dethanol%26lang%3Den%26region%3DSG%26focus%3 Dproduct%26N%3D0%2B220003048%2B219853236%2B219853286%26mo de%3dmatch%2520partialmax (diunduh bulan Juli 2013)