BAB I PENDAHULUAN. kini (awal tahun 2007) berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang

dokumen-dokumen yang mirip
TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum


TABEL PERUBAHAN KODE MAP/KJS

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata kunci:pph Final Pasal 4 ayat (2) atas Sewa Tanah dan Bangunan, Tata CaraPerhitungan, Penyetoran dan Pelaporan serta Pemungutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

PPh Pasal 26. Pengantar

DAFTAR OBYEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN TARIF PKP = (PB BP) PTKP. 2. Uang Pensiun Bulanan yang Diterima Pensiunan Pasal 17 UU PPh.

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

2% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 3% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 4% Jumlah bruto tidak termasuk PPN. 6% Jumlah bruto tidak termasuk PPN

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

BAB IV KETENTUAN LAINNYA

BAB II URAIAN TEORITIS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

BAB II TELAAH PUSTAKA

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

Pajak Penghasilan Pasal 21

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SEMARANG TENGAH SATU

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

GRAHA ILMU Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengharuskan pemerintah untuk mencari sumber-sumber dana yang

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0 6

BAB I PENDAHULUAN. nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 6

I PPh Pasal 4 ayat ( 2 ) 1 Pejualan saham di Bursa Efek

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

PENGHITUNGAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2

Pajak Penghasilan Final: Suatu Penjelasan Singkat atas Objek, Tarif, dan Pihak yang ditunjuk Sebagai Pemotong

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi (2009: 1):

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

Materi E-Learning Perpajakan

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN. pemerintah kepada masyarakat guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Objek PPh. Penghasilan. Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Waluyo, 2013:2). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan rakyat. Jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia masih

Repositori STIE Ekuitas

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-42/PJ/2008 TANGGAL : 20 OKTOBER 2008

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut masyarakat umum pajak adalah iuran yang secara paksa dipungut dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya kenaikan BBM dipertengahan tahun 2000 lalu hingga kini (awal tahun 2007) berpengaruh terhadap penerimaan pajak yang disebabkan karena berbagai kebijaksanaan pemerintah dibidang perpajakan yang telah dikeluarkan harus disesuaikan lagi dengan keadaan sekarang. Kenaikan harga minyak bumi akhir-akhir ini telah menghantui dunia. terutama pada sektor rumah tangga di Indonesia. Karena jika sebelumnya Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor minyak, sekarang sudah menjadi pengimpor minyak. BBM sejak dulu dianggap sebagai bahan pokok dan sumber energi strategis bagi penggerak roda perekonomian nasional. Hal ini berpengaruh terhadap berbagai sektor industri, sehingga dikhawatirkan akan menaikkan biaya-biaya produksi berbagai barang kebutuhan pokok maupun jasa. Ini sekaligus membenarkan bahwa kenaikan harga BBM dapat berpengaruh terhadap penerimaan pajak negara. Pada masa sekarang ini, Indonesia mencoba menggali sumber dana dari dalam negeri, seperti yang dinyatakan dalam GBHN dan berusaha tidak tergantung pada bantuan luar negeri baik dalam bentuk hibah/hadiah ataupun pinjaman. Sumber dana dalam negeri bisa diperoleh dari kesadaran wajib pajak (WP) dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga negara untuk membayar pajak atau dana dari pemerintah sendiri karena pada saat pemerintah mengalami masa sulit seperti 1

2 sekarang ini. Justru pembayaran pajak sangat diperlukan supaya rencana penerimaan tercapai. Sumber dana pemerintah tersebut menurut Suparmoko (1991) antara lain didapat dari: Pajak, Restribusi, Keuntungan dari perusahaan-perusahaan negara, Denda-denda dan perampasan yang dijalankan oleh pemerintah, Sumbangan masyarakat, Perolehan uang kertas, Hadiah undian negara, Pinjaman, Hadiah. Salah satu jenis penerimaan negara dari sektor pajak tersebut adalah pajak penghasilan (PPh). Obyek pajak penghasilan adalah Penghasilan. Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis seseorang atau badan usaha yang diterima wajib pajak dalam negeri atau wajib pajak luar negeri. Pajak penghasilan tersebut ada yang bersifat final dan ada yang bersifat tidak final. Bersifat final artinya setelah penghasilan di pungut pajak penghasilannya oleh pemberi kerja, baik penghasilan maupun pajak yang telah di pungut tidak lagi di perhitungkan pada Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) namun tetap harus dilaporkan. Penghasilan yang bersifat final tersebut dasar hukumnya ada dalam UU No. 16 tahun 2000 yang meliputi PPh pasal 28 ayat (9), UU No. 17 tahun 2000 yang meliputi PPh pasal 25 ayat (9), PPh pasal 26 ayat (5) dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Surat Edaran. Pajak penghasilan yang bersifat final meliputi : 1. PPh pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari pengalihan hak dan persewaan atas tanah dan/atau bangunan.

3 2. PPh pasal 4 ayat (2) atas penjualan saham di bursa efek dan penjualan saham milik perusahaan modal ventura. 3. PPh pasal 4 ayat (2) hadiah undian, bunga/diskonto obligasi, usaha jasa kontruksi, deposito dan tabungan serta diskonto SBI. 4. PPh pasal 15 atas pelayaran dalam negeri, pelayaran dan atau penerbangan luar negeri dan wajib pajak yang mempunyai kantor perwakilan dagang di Indonesia. 5. PPh pasal 21 yaitu uang tebusan pensiun, uang THT, uang pesangon yang diterima pegawai atau mantan pegawai dan penghasilan yang diterima honorarium yang dananya dari keuangan negara/daerah yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI kecuali Gol II/d kebawah atau Anggota POLRI dengan pangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah. 6. PPh pasal 22 atas penyerahan rokok produksi dalam negeri dan penjualan hasil produksi pertamina dan badan lain yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premium X dan gas. 7. PPh pasal 23 atas bunga simpanan yang dibayarkan koperasi. 8. PPh pasal 26 atas dividen, bunga, royalti, jasa, hadiah atau imbalan, pensiunan dan pembayaran berkala lainnya, premi asuransi, dan penghasilan BUT kecuali ditanamkan kembali di Indonesia. PPh pasal tersebut diatas juga merupakan penerimaan negara yang potensial bagi kehidupan ekonomi masyarakat, karena dana yang terkumpul dijadikan sumber dana bagi penyediaan fasilitas umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang nasional supaya tercipta masyarakat yang adil

4 dan makmur. Mengingat perlunya kesinambungan pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan tujuan dan cita-cita dengan memperhatikan kondisi diatas maka dilakukan penyempurnaan sistem perpajakan. Salah satunya adalah self assessment sistem yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan besarnya pajak yang harus dibayar. Alasan menggunakan obyek penelitian pada KPP karena KPP merupakan unsur pelaksanaan Dirjen Pajak yang berada di tingkat daerah dan bertanggung jawab dalam mengemban tugas perpajakan yang meliputi pembinaan penelitian, pengawasan dan penerapan sanksi administrasi dalam menghimpun dana bagi pembiayaan negara dan pembangunan serta meningkatkan dan memperluas kesadaran perpajakan di masyarakat, sehingga penerimaan pajak dapat meningkat. Untuk mengetahui seberapa besar PPh final dengan menentukan target penerimaan PPh tersebut pada KPP Banyuwangi sehingga dapat diketahui peningkatan dan penurunan PPh final melalui perbandingan antara penerimaan PPh final sebelum dan sesudah kenaikan BBM. Untuk mengkaji lebih lanjut, penulis mengadakan penelitian tentang penerimaan PPh final yang diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi dengan judul ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN FINAL (PPh FINAL) PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK BANYUWANGI TAHUN 2003-2006

5 B. Perumusan Masalah Dalam kaitannya untuk mengetahui penerimaan PPh final tahun 2003-2006 maka penulis ingin membandingkan jumlah penerimaan PPh final sebelum dan sesudah kenaikan BBM khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi. Untuk itu masalah yang akan dibahas yaitu: Apakah ada perbedaan antara penerimaan PPh final sebelum dan sesudah kenaikan BBM pada Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian supaya data yang akan dianalisis lebih terarah pada pokok permasalahan. Penelitian yang akan dilakukan meliputi penerimaan PPh badan yang bersifat final sebelum dan sesudah kenaikan BBM yang diperoleh Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Melalui penelitian tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah mengetahui : 1. Obyek-obyek yang dapat dikenakan PPh final pada Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi. 2. Perbedaan PPh final sebelum dan sesudah kenaikan BBM yang diterima Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi yahun 2003-2006.

6 3. Penyusunan penelitian ini juga dilaporkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan program Strata-I di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sementara itu manfaat dari hasil penelitian itu adalah untuk menambah dan memperoleh gambaran nyata antara teori perkuliahan dengan realita tentang seluk beluk pajak penghasilan final yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi sekaligus dapat dijadikan sumber acuan atau sebagai pembanding penulisan/penelitian sejenis bagi pembaca dan peneliti lain. E. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran ini skripsi, penulis membuat kerangka/susunan skripsi sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi beberapa sub-sub, terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, dan Sistematika Penyajian Skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas uraian teoritis mengenai dasar-dasar pengertian yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Pembahasan dalam bab ini meliputi pengertian pajak, pengertian penghasilan, fungsi pajak, perlawanan terhadap pajak, asas pemungutan pajak, sistem pemungutan pajak, subyek dan subyek pajak, obyek dan bukan obyek pajak, sarana administrasi

7 perpajakan, pengertian PPh final dan dasar hukumnya, peneliti terdahulu, hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan data dan sumber data serta metode analisis statistik yang digunakan. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menggambarkan secara umum mengenai wilayah kerja dan, struktur organisasi, batas waktu penyetoran dan pelaporan PPh, pengolahan PPh final pada KPP Banyuwangi, pengumpulan data dan analisis data, indikator dan penyebab masalah, uji normalitas data, hasil analisis data dan pengujian hipotesis. BAB V PENUTUP Bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan babbab sebelumnya dan saran-saran yang disampaikan sebagai masukan yang mungkin dapat bermanfaat bagi Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi.