PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 17. (17/1948) Peraturan tentang mengadakan perubahan dalam Undang-undang pajak pendapatan 1932 (Stbl. 1932).

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1959 TENTANG PENGUBAHAN DAN TAMBAHAN ORDONANSI PAJAK RUMAH TANGGA 1908

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 21. (21/1948) Peraturan tentang menambah dan mengubah Undang - undang tahun 1947 No. 12, tentang Pajak Radio.

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1951 TENTANG MENAIKKAN JUMLAH MAKSIMUM PORTO DAN BEA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1947 TENTANG MENGUBAH ORDONANSI PAJAK POTONG 1936 STBL. 1936, NO. 671 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*177 UNDANG-UNDANG (UU) 1947 Nomer. 6. *) (6/1947)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 24 TAHUN 1964 (24/1964) Tanggal: 25 NOPEMBER 1964 (JAKARTA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1958 TENTANG PENETAPAN PRESENTASE DARI PENERIMAAN BEBERAPA PAJAK NEGARA UNTUK DAERAH

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1959 TENTANG PENETAPAN PRESENTASI DARI BEBERAPA PENERIMAAN NEGARA UNTUK DAERAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.07/2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG (UU) 1946 No. 18 (18/1946) UANG, KEWAJIBAN MENYIMPAN UANG. Peraturan tentang kewajiban menyimpan uang dalam bank.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2007 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2000

UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 22 TAHUN 1950 (22/1950) TENTANG PENURUNAN CUKAI TEMBAKAU PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Keuangan Negara perlu diperkuat; b. bahwa atas beberapa jenis tembakau belum dikenakan cukai;

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN ORDONANSI PAJAK KEKAYAAN 1932 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1954 TENTANG PENETAPAN TARIP PAJAK PERSEROAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 19. (19/1948) Peraturan tentang susunan dan kekuasaan Badan-badan Kehakiman. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 4 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA (UUDRT) NOMOR 21 TAHUN 1951 (21/1951) TENTANG PENGENAAN TAMBAHAN OPSENTEN ATAS BENSIN DAN SEBAGAINYA

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA (UUDRT) NOMOR 15 TAHUN 1951 (15/1951) TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1953 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160.2/PMK.07/2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA (UUDRT) NOMOR 23 TAHUN 1951 (23/1951) TENTANG PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN ORDONANSI PAJAK PERALIHAN TAHUN 1944

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : pasal 89, 97 dan 117 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG POKOK-POKOK PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NASIONALISASI PERUSAHAAN BELANDA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1984 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1983/1984 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

NOMOR : 5 TAHUN 1990 SERI : B ================================================================

Pasal 1 Yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini dengan : a. Perusahaan penanaman modal dalam negeri adalah perusahaan yang dibentuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1953 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2001

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101 /PMK.02 / 2006 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENATAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL, KEKAYAAN NEGARA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2016 TENTANG

(1) Pendapatan Negara dalam Tahun Anggaran 1994/1995 adalah sebesar Rp (tujuh puluh enam triliun dua ratus lima puluh lima

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170 / PMK.07/ 2007 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169 / PMK.07 / 2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.07/2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG (UU) 1949 No. 2 (2/1949) Peraturan tentang kedudukan dan kekuasaan Wakil Perdana Menteri di Sumatra. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

2011, No Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

BEA METERAI. PAJAK PENDAPATAN PAJAK PERSEROAN. MODAL PERSEROAN/PERSEKUTUAN.

NOMOR : 1 TAHUN 1989 SERI : A ================================================================

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

PAJAK PEREDARAN PEMBATASAN. PENETAPAN SEBAGAI UNDANG-UNDANG.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1970 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN ORDONANSI PAJAK PENDAPATAN 1944 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1996 TENTANG PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI DI BIDANG CUKAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA (UUDRT) NOMOR 18 TAHUN 1951 (18/1951) TENTANG MEMBATASI MASA BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG PAJAK PEREDARAN 1950

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1954 TENTANG KEKUASAAN MENGELUARKAN SURAT PAKSA MENGENAI PAJAK-PAJAK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG MENGUBAH TABAKSACCIJNS-VERORDENING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Tahun 2013 Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2013

UU 2/1959, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1959 (2/1959)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1954 TENTANG PENETAPAN TARIP PAJAK PERSEROAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 Tanggal 31 Desember Presiden Republik Indonesia,

Transkripsi:

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 25. (25/1948) Peraturan tentang penetapan tarip pajak pendapatan tahun 1948/1949 dan pemungutan pajak tambahan atas Pajak perseroan, kekayaan, serta pajak untung perang. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk tahun anggaran 1948 perlu diadakan perobahan beberapa tarip pajak pendapatan, dan dari ketetapan pajak kekayaan, ketetapan pajak perseroan serta ketetapan pajak untung perang perlu dipungut tambahan pokok pajak untuk Negeri sebagai telah terjadi terhadap tahun anggaran 1947 dan juga, bahwa untuk tahun anggaran 1948 beberapa tarip pajak upah perlu disamakan dengan tarip untuk tahun anggaran 1947; Mengingat: pasal 20 ayat 1, 23 dan pasal IV Aturan Peralihan Undang-undang Dasar dan Maklumat Wakil Presiden tanggal 16 Oktober 1945 No. X; Dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat; Menetapkan peraturan sebagai berikut : MEMUTUSKAN: UNDANG-UNDANG TENTANG PENETAPAN TARIP PAJAK PENDAPATAN TAHUN 1948/1949 DAN TAMBAHAN POKOK PAJAK. Pasal 1. 1. Untuk tahun pajak 1948/1949 dalam tarip-tarip tersebut dalam pasal 27 ayat 1 huruf b Undang-undang Pajak Pendapatan 1932 (ordonnantie op de Inkomstenbelasting 1932) diadakan perubahan sebagai berikut : a. tarip A dihapuskan. b. tarip B dan C diubah sebagai berikut : Kelas Pendapatan Pajak 1. R. 900,- sampai dibawah R. 1.200,- R. 45,- 2. " 1.200,- " " " 1.500,-! " 60,-

3.! " 1.500,- " " " 1.800,-! " 75,- 4.! " 1.800,- " " " 2.100,-! " 90,- 5.! " 2.100,- " " " 2.400,-! " 105,- 6.! " 2.400,- " " " 2.700,-! " 120,- 7.! " 2.700,- " " " 3.000,-! " 140,-! II! III! Pajak Dasar!Kenaikan Pajak atas pajak Pendapatan yang dikenakan tarip dasar!bagi yang!bagi yang! Bagi! Bagi! kawin! tidak! yang! yang kawin! kawin! tidak kawin Dari R. 3000,- sampai dibawah R. 6000,-!R. 150,-!R. 180,-!R.11,-!R.16,50 Dari R. 6000,- " " 9000,-!" 480,-!" 675,-!" 20,-!" 27,- " " 9000,- " " 12000,-!" 1080,-!" 1485,-!" 35,-!" 45,- " " 12000,- " " 15000,-!" 2130,-!" 2835,-!" 57,-!" 57,- " " 15000,- " " 19000,-!" 3848,-!" 4545,-!" 37.40!" 42.50 " " 19000,- " " 22000,-!" 5336,-!" 6245,-!" 41,-!" 47,- " " 22000,- " " 25000,-!" 6566,-!" 7655,-!" 44,-!" 50,- " " 25000,- " " 28000,-!" 7886,-!" 9155,-!" 47,-!" 50,- " " 28000,- " " 31000,-!" 9296,-!" 10655,-! 50,-!" 50,- " " 31000,- " " 34000,-!" 10796,-!" 12155,-!" 53,-!" 53,-

" " 34000,- " " 37000,-!" 12386,-!" 13745,-!" 56,-!" 56,- " " 37000,- " " 40000,-!" 14066,-!" 15425,-!" 59,-!" 59,- " " 40000,- " " 46000,-!" 15836,-!" 17195,-!" 62,-!" 62,- " " 46000,- " " 52000,-!" 19556,-!" 20915,-!" 65,-!" 65,- " " 52000,- " " 58000,-!" 23456,-!" 24815,-!" 68,-!" 68,- " " 58000,- " " 64000,-!" 27536,-!" 28895,-!" 71,-!" 71,- " " 64000,- " " 70000,-!" 31796,-!" 33155,-!" 74,-!" 74,- " " 70000,- " " 80000,-!" 36236,-!" 27595,-!" 77,-!" 77,- " " 80000,- " " 90000,-!" 43936,-!" 45295,-!" 80,-!" 80,- " " 90000,- " " 100000,-!" 51936,-!" 53295,-!" 83,-!" 83,- " "100000,- " " 110000,-!" 60236,-!" 61595,-!" 86,-!" 86,- " "110000,- " " 120000,-!" 68836,-!" 70195,-!" 89,-!" 89,- " "120000,- keatas!" 77736,-!" 79095,-!" 90,-!" 90,- c. tarip tersebut dalam pasal 30 ayat 2 dan 3 Undangundang Pajak Pendapatan 1932 diganti dengan tarip yang ditetapkan pada pasal 1 ayat 1 huruf b dan c Undang-undang tanggal 18 Pebruari 1942 (Staatsblad No. 53). 2. Yang ditentukan dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang tanggal 18 Februari 1942 (Staatsblad No. 53) berlaku terhadap ketetapan pajak pendapatan untuk tahun pajak 1943/1949. 3. Buat ketetapan pajak dimaksud dalam ayat 2 perkataanperkataan "drie vierde" dalam pasal 73 ayat 1, dan 6 Undang-undang Pajak Pendapatan 1932 dibaca "vijf en tachtig ten honderd". 4. Buat tahun-pajak 1947/1948 maka ketetapan yang dimaksudkan dalam pasal 75 Undang-undang Pajak Pendapatan 1932, menyimpang dari pada aturan yang telah ditetapkan, tidak dilakukan untuk wajib pajak yang dalam tahun-pajak itu pendapatannya, yang harus kena pajak, buat 90% atau lebih terdiri dari

atas upah yang harus kena pajak upah. Pasal 2. Dari ketetapan pajak kekayaan tahun pajak 1948/1949 dipungut lima puluh persen tambahan pokok pajak untuk Negeri. Pasal 3. Dari ketetapan pajak perseroan untuk sesuatu masa yang berakhir pada suatu tanggal antara tanggal 30 Juni 1947 dan tanggal 1 Juli 1948 dipungut empat ratus persen tambahan pokok pajak untuk Negeri. Pasal 4. Dari ketetapan pajak untung perang yang berkenaan dengan tahun-kalender 1948 atau sebahagian dari itu, atau untuk sesuatu masa yang berakhir pada suatu tanggal antara tanggal 30 Juni 1947 dan tanggal 1 Juli 1948 dipungut delapan puluh persen tambahan pokok pajak untuk Negeri. Pasal 5. Yang ditentukan dalam pasal 3 Undang-undang tanggal 18 Pebruari 1942 (Staatsblad No. 53) berlaku buat upah tersebut dipasal 9 ayat 1 a Undang-undang Pajak Upah, yaitu buat upah yang jumlahnya ditetapkan didalam masa mulai dari tanggal 1 April 1948 sampai akhir tanggal 31 Maart 1949. Pasal 6. Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diumumkan. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 13 Agustus 1948. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEKARNO. Menteri Keuangan, A.A. MARAMIS.

Diumumkan pada tanggal 13 Agustus 1948. Wakil Sekretaris Negara, RATMOKO. PENJELASAN UMUM. Pada dewasa ini besarnya bea penghidupan telah sedemikian rupa meningkatnya, sehingga tarip pajak pendapatan yang ditetapkan dengan Undang-undang tanggal 18 Februari 1942 (Staatsblad No. 53) merupakan pajak pendapatan yang tidak sesuai lagi dengan syarat pengenaan pajak, ialah menurut kekuatan akan memikul beban ("draagkracht"). Tingginya tarip itu terasa benar oleh kaum buruh khususnya, dan para wajib pajak lainnya yang pendapatannya dibandingkan dengan besarnya bea penghidupan termasuk golongan rendah, pada umumnya. Mengenai pendapatan "besar", tarip termasuk pun tinggi adanya, akan tetapi golongan pajak berdasarkan tarip itu masih dapat dibayar dari pendapatan, selebihnya dari pada biaya untuk keperluan penghidupan berhubung dengan itu sudah selayaknya bahwa tarip tersebut harus diubah kejurusan keringanan bagi wajib pajak-wajib pajak. Akan tetapi dengan memperhatikan keadaan keuangan Negara pada dewasa ini, penurunan tarip untuk sementara waktu hendaknya hanya ditujukan kepada golongan wajib pajak tersebut pertama, ialah mereka yang berpendapatan "rendah" meskipun diakui bahwa tarip seluruhnya sebenarnya memperlukan perubahan kejurusan itu. Dalam hal ini perubahan tarip pada hakekatnya berarti perubahan ketetapan tambahan pokok pajak untuk Negeri (landsopcenten), yang dengan Undang-undang tanggal 18 Februari tersebut diatas telah dilebur menjadi satu dengan pokok pajak menurut tarip lama. Menurut hitungan, penurunan tarip ini tidak akan mengurangkan penghasilan Negara, asal saja penetapan pajak atas pendapatan "besar" dilakukan dengan seksama dan teliti dan pendapatan ditetapkan menurut sebesarnya atau setidaktidaknya mendekati kebenaran. KHUSUS: Pasal 1 ayat 1. Tarip A mengenai pendapatan sampai dibawah R. 250,- setahun, dapat dihapuskan berhubung dengan dirancangkannya perubahan batas besarnya pendapatan yang dikenakan pajak, dari R. 200,- menjadi R. 900,-. Tarip B yang mengenai pendapatan sampai dibawah R. 900,- berhubung dengan Undang-undang tersebut diatas pun bersangkutan dengan rencana akan menaikkan batas pajak kecil dari R. 900,- sampai R. 3000,-,perlu diubah dan

ditetapkan mengenai pendapatan dari R. 900,- sampai dibawah R. 3.000,-. Adapun besarnya pajak ditetapkan antara 4% dan dibawah 5% dari pendapatan demikianlah akan mendekatkan tarip itu kepada besarnya pajak upah. Dibandingkan dengan tarip yang sekarang berlaku (pajak dari pendapatan R. 900,- ada sebesar R. 70,- dan dari pendapatan R. 2.900,- sebesar R. 358,-) perubahan tarip B ini berarti keringanan beban yang ta' sedikit bagi wajib pajakwajib pajak yang bersangkutan. Sebagai dasar penurunan tarip C diambil pendapatan dibawah R. 15.000,-setahun, demikianlah oleh karena jumlah itu dipandang telah lebih dari pada cukup untuk membiayaikeperluan penghidupan pada umumnya, bersandarkan pada penghidupan tidak terlalu mewah sesuai dengan kehendak jaman. Setelah pendapatan dari R. 900,- sampai dibawah R. 3.000,- dikeluarkan dari tarip ini dan dipindahkan ketarip B, maka tarip C dimulai dengan jumlah R. 3000,- dan penurunan ditetapkan mengenai pendapatan dari R 3.000,- dan dibawah R. 15.000,- besarnya pajak dari R. 376,- sampai R. 3.846,- diturunkan menjadi R. 150,-sampai R. 3.840,- dengan "progressie" yang sudah barang tentu agak berat dibandingkan dengan "progressie" dari tarip mengenai R. 15000,-keatas yang tidak diubah. Bagi wajib pajak-tidak kawin dipandang perlu, sebagai yang sudah-sudah diadakan tarip yang agak lebih besar dari pada tarip bagi wajib pajak-kawin, akan tetapi yang penurunannya dan "progressi"-nya "paralel" dengan tarip yang diuraikan diatas. Perbedaan tarip termaksud diteruskan oleh karena "draagkracht" dari kedua golongan wajib pajak itu, pun pada masa ini, masih berlainan juga. Tarip bagi wajib-pajak yang berdiam di luar Indonesia, sebagai ditetapkan dengan Undang-undang tanggal 18 Pebruari 1942 tidak memperlukan perubahan Tarip itu pada waktu ini mengenai pajak-wajib pajak, yang tidak seberapa banyaknya. Pasal 1 ayat 2, 3 dan ayat 4 dan pasal 2, 3, 4 dan 5. Sebagaimana oleh Pemerintah pada waktu mengajukan Rencana Undang-undang tentang menetapkan tarip dan opcenten mengenai tahun-pajak 1946/1947 telah diterangkan, keadaan keuangan Negeri belum dapat mengidzinkan untuk mengubah opcenten yang telah dilakukan sejak tahun-pajak 1942. Untuk tahun-pajak 1948/1949, alasan itu masih tetap berlaku. Pun masih dipandang perlu untuk mengadakan aturan istimewa untuk golongan kaum buruh, sebagaimana mengenai tahun-pajak 1947/1948 diadakannya dengan Undang-undang No. 13 tahun 1947.