The Government of the Republic of lndonesia and the covernment of the

dokumen-dokumen yang mirip
~~...-;-- ~ ' --;_~ ' - '_.. "'_ -:; REPUBLIK. INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

~ ' REPUBLIK INDONESIA

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, saling menghargai, dan saling menguntungkan;

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada di antara kedua negara;

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

REPIJBl,IK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat kerja sama dalam bidang seni dan budaya, dan;

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

-,"''.-., W 1 ' I ' B.EPUBLII IIIDONESIA

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

BERKEINGINAN untuk tersedianya mekanisme dan komitmen Para pihak untuk melakukan sebuah penelitian dan pengembangan bersama, termasuk melakukan

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip kedaulatan, kemerdekaan nasional, kesetaraan, dan saling menguntungkan;

REPDBLIK INDONESIA. bidang-bidang geosains atas dasar keinginan dan manfaat bersama para Pihak;

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

"Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan Kementerian Bisnis, lnovasi, dan Tenaga Kerja Selandia Baru selanjutnya disebut "Para Peserta":

Pemerintah Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan lrlandia Utara dan Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut sebagai Para Pihak}

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK FEDERAL ETHIOPIA TENTANG KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

llbpublik INDONESIA Pasal 1 Tujuan

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pes ~ rta ");

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

BERKEINGINAN untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua pihak dan untuk meningkatkan arus perdagangan pada masingmasing

Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Sudan, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"

REPUBLIK INDONESIA UNTUK IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

Mempertimbangkan kepedulian bersama terhadap konservasi dan rehabilitasi lahan dan hutan tropis terdegradasi;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. MEY AKINI perlunya kerja sama efektif dan berkesinambungan yang menjadi kepentingan dari Para Pihak;

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Persetujuan Kerja Sama Ekonomi antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda yang ditandatangani pada tanggal 7 Juli 1968;

REPUBUK INDONESIA. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Gambia untuk selanjutnya disebut "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Transkripsi:

r REPUBLIX INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE UNITED KINGDOM OF GREAT BRITAIN AND NORTHERN IRELAND ON COOPERATION IN THE FIELD OF CREATIVE INDUSTRIES The Government of the Republic of lndonesia and the covernment of the United Kingdom of Great Britain and Northern lreland hereinafter singularly referred to as a "Participant" and collectively referred to as the.participants,'; DESIRING to strengthen the existing friendly relations between the two countries and their peoples in all fields, especially in the field of creative industriesi INSPIRED by a common commitment to enhance within their capabilties, the promotion of cooperation in the afore-mentioned field on the basis of equality, mutual respect and benefit; REFERRING to the Agreement between the Government of the Republic of lndonesia and the Government of the Uniled Kingdom of Great Britain and Northern lreland on Cooperation in the Fields of Education, Science and Culture signed in London on the 13th ofjune 2OO2; COGNISANT of the role of creative industries in their economjc development and a positive instrument towards the improvement of the quality of life for all people;

PURSUANT to the prevailing law and regulation in their respective countries; Have decided as follows: Paragraph 1 Objectives '1. To promote cooperation between the peoples of the two countries in the fields of creative industries. To promote and improve human resources development for creative industries. 3. To facilitate mutual understanding and support between the peoples of the two countries in the fields of creative industries.. Paragraph 2 Areas of Cooperation The Participants will cooperate in forms of exchange of information, showcasing, capacity-building, education, training, research, and development in the following areas, but not limited to: a. Music; b. Film; c. Fashion; d. Architecture; e. Art and Craft; f. Design; g. Animation; h. Games; i. DigitalDevelopment; j. Culinary; and k. Any other areas of cooperation as mutually agreed by the Participants.

paragraph 3 lmplementation 1. For the implementation of this Memorandum of Understanding, the Participants will develop specific arrangements, which should specify, inter alia, the obiective, programme, project, activities, recommendation, financial arrangement and other details. The implementation of this Memorandum of Understanding is subject to the availability of funds and personnel of the Participants. Paragraph 4 Implementing Ministry and Department For the implementation of this Memorandum of Understanding the participants willdesignate: a. For the Republic of lndonesia: The Ministry of Tourism and Creative Economy; b. For the United Kingdom of Great Britain and Northern lreland: The British Council as the main implementing body, with support from the Department for Culture, Media & Sport. Paragraph 5 Joint Working croup 1. The Participants have decided to establish a joint working group to facilitate the implementation of this Memorandum of Understanding. The joint working group will set down procedures, plans, recommended programmes and activities of cooperation and will hold meetings and consultalions as deemed necessary alternately in lndonesia and the United Kingdom.

Paragraph 6 lntellectual Property Rights 1. This Memorandum of Understanding does not confer on a participant any right to use the other Participant's intellectual property rights. The protection of the Participants' intellectual property rights (including any such rights contemplated by Paragraph 7) will be enforced in accordance with the respective national laws and regulations applicable to each Participant and with any international agreements or other instruments to which both countries are party. ln the event that the cooperation under this Memorandum of Understanding may result in any new intellectual property rights (including from the use of any Traditional Knowledge and Folklore), the participants will conclude separate arrangements for the use and protection of such intellectual property rights. ' Paragraph 7 Traditional Knowledge and Folklore 1. The Participants recognize the existence and promote the effective protection of Traditional Knowledge and Folklore as well as the Participants' exclusive rights to prevent any misexploitation, misappropriation and misuse of the Participants' Traditional Knowledge and Folklore. Any intellectual property rights arising from the use of any Traditional Knowledge and Folklore in the activities under this Memorandum of Understanding will be jointly owned and subject to the laws and regulations of the Participants and international agreements to which both Participants are bound.

Any use of Traditional Knowledge and Folklore of the participants under this Memorandum of Understanding will be carried out through special arrangements to be concluded by the participants. 4. ln the event that Traditional Knowledge and Folklore owned by a Participant are used by the other Participant for commercial purposes, the former will be entitled to obtain an equitable portion of royalty. Paragraph I Confidentiality 1. Each Participant will observe the confidentiality and secrecy of any documents, information and olher data of the other participant either received from the other Participant or which othemise comes to the attention of the Participant during the period of the implementation of this Memorandum of Understanding or any other arrangements made pursuant to the lvlemorandum of Understanding. Notwithstanding Paragraph 8(1), each participant may disclose such information, documents and other data of the other participant: a. to its employees, agents, consultants, subcontractors, officers, representatives or advisers who need to know such information in connection with this Memorandum of Understanding or to carry out any activity contemplated hereby, provided that each participant will ensure that such persons to whom it discloses the other participant,s information, documents or other data comply with this paragraph g; b. as may be required by law, court order or any governmental or regulatory authority, provided that the other participant is given as much prior written notice as possible of such requirement; or c. with the express written permission of the other participant.

3. The Participants have decided that this paragraph I will continue to be observed notwithstanding the termination or expiration of the Memorandum of Understanding for a period of two years thereafter. Paragraph 9 Limitation of Personnel Each Participant will ensure that its personnel engaged in activities under this Memorandum of Understanding will respect and comply with the laws and regulations of the host country and will not be involved in any political affairs in the host country outside the activities or programmes under this Memorandum of Understanding. Paragraph.10 Amendment This Memorandum of Understanding may be amended at any time by mutual written consertt of the Participants. Such amendment wilj form an integral part of this Memorandum of Understanding and will come into effect pursuant to Paragraph 12 sub-paragraph 1. Paragraph 11 Settlement of Dispute Any dispute arising out of the implementation of this Memorandum of Understanding will be settled amicably through negotiations and/or consultation between the Participants. Paragraph 12 Effect, Duration, and Termination 1. This Memorandum of Understanding will come into effect on the date of its signing and will continue in effect for a period of 5 (five) years and may be

renewed for another period of 5 (five) years by written consent of the Participants. Either Participant may terminate this Memorandum of Understanding at any time by giving to the other Participant written notification through diplomatic channel of its intention to terminate this Memorandum of Understanding 3 months prior to the intended date of its termination. The termination of this Memorandum of Understanding will not affect the completion of ongoing programmes or projects under the Memorandum of Understanding, unless jointly decided othemise by the participants. ln WITNESS WHEREOF, the undersigned, have signed this Memorandum of Understanding. Signed in duplicate at i-onio"' on the?ie';l day of Novo.mbr.r- zo12 in the lndonesian and English languages, alltexts being equally valid. ln case of any divergence of interpretation of this l\4emorandum of Understanding, the English text will prevail. FOR THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR THE GOVERNMENT OF THE UNITED KINGDOM OF GREAT BRITAIN AND NORTHERN IRELAND Minister for Tourism and Creative Economy ED VAIZEY MP Minister for Culture, Communications and Creative lndustries

r REPI'BLIIi TI{DOITEITIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN INGGRIS RAYA DAN IRLANDIA UTARA TENTANG KERJASAMA DI BIDANG INDUSTRI.INDUSTRI KREATIF Pemerintah Republik lndonesia dan Pemerintah Kerajaan lnggris Raya dan lrlandia Utara, selanjutnya secara sendiri-sendiri disebut sebagai "Peserta" dan secara bersama-sama selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta"; BERHASRAT untuk memperkuat hubungan persahabatan antara kedua negara dan Ekyat mereka di segala bidang, khususnya di bidang industriindustri kreatif; DIILHAMI oleh komitmen bersama untuk meningkatkan sesuai dengan kemampuan mereka, mempromosikan kerjasama di bidang yang telah disebutkan di atas berdasarkan persamaan, saling menghormati dan menguntungkan; MERUJUK pada Persetujuan antara Pemerintah Republik lndonesia dan Pemerinlah Kerajaan lnggris Raya dan lrlandia Utara tentang Kerjasama di Bidang Pendidikan, llmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang ditandatangani di London pada tanggal 13 Juni 2002; MENYADARI peran dari industri-industri kreatif di dalam pengembangan ekonomi masing-masing negara dan sebagai instrumen positif untuk peningkatan kualitas hidup seluruh rakyat;

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; Telah memutuskan sebagai berikut : '1;::"j' '1. Mempromosikan kerjasama antara rakyal dai kedua negara di bidang industri-industri kreatif. Mempromosikan dan memperbaiki pengembangan sumber daya manusia di bidang industri-industri kreatif. 3. Memiasilitasi saling pemahaman dan dukungan antara rakyat kedua negara di bidang industri-lndustri kreatif. Patag'af 2 Bidang Kerja Sama Para Peserta akan bekerja sama dalam bentuk pertukaran informasi, pameran, peningkatan kemampuan, pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang-bidang sebagai berikut, tetapi tidak terbatas pada: a. lvusik; b. Film; c. Fesyen; d. Arsitektur; e. Kesenian dan Kerajinan; f. Desain; g. Animasi; h. Permainan; i. Pengembangandigital; j. Kuliner; dan k. Bidang-bidang kerjasama Iainnya yang disepakati bersama oleh Para Peserta.

Paragraf 3 Pelaksanaan 1. Untuk pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini, Para Peserta akan menyusun pengaturan khusus, yang harus menetapkan, antara lain tujuan, program, proyek, kegiatan-kegiatan, rekomendasi, pengaturan anggaran dan rincian lainnya. Pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian ini tergantung pada ketersediaan dana dan sumber daya manusia dari Para Peserta. Paragraf 4 Kementerian dan Departemen Pelaksana Untuk pelaksanaan dari lvlemorandum Saling Pengertian ini Para Peserta akan menetapkan: a. Untuk Republik lndonesia: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, b. Untuk Kerajaan lnggris Raya dan lrlandia Utara; British Council sebagai badan pelaksana utama, dengan dukungan dari Departemen Kebudayaan, l\4edia dan Olahraga. Paragraf 5 Kelompok Kerja Bersama 1. Para Peseata memutuskan untuk membentuk sebuah kelompok kerja bersama untuk memfasilitasi pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian ini. Kelompok kerja bersama akan menetapkan prosedur-prosedur, rencanarencana, rekomendasi program-program dan kegiatan kerja sama dan akan mengadakan pertemuan serta konsultasi jika dipandang perlu secara bergantian di lndonesia dan Kerajaan lnggris Raya.

Paragraf 6 Hak Atas Kekayaan lntelektual 1_ Memorandum Saling Pengertian ini tidak memberikan hak apapun kepada salah satu Peserta untuk menggunakan hak atas kekayaan intelektual dari Peserta lainnya. Perlindungan hak atas kekayaan intelektual dari Para Peserta (termasuk hak sebagaimana dimaksud pada Pa'ag:raf 7) akan dilakukan sesuai hukum dan peraturan perundang-undangan nasional yang berlaku di masing-masing Peserta dan sesuai dengan perjanjian internasional atau instrumen lainnya yang mana kedua negara merupakan pihak. Dalam hal kerja sama di bawah lvlemorandum Saling Pengertian ini menghasilkan hak alas kekayaan intelektual yang baru (termasuk penggunaan dari setiap Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional), Para Peserta akan menyusun pengaturan terpisah untuk penggunaan dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual tersebut. Paragraf 7 Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional 1. Para Peserta mengakui keberadaan dan mempromosikan perlindungan yang efektif atas Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional serta Hak-Hak Ekslusif Para Peserta untuk mencegah adanya eksploitasi berlebihan, penyelewengan, dan penyalahgunaan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional yang dimiliki oleh Para Pesertal Hak atas Kekayaan lntelektual yang timbul dari penggunaan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional dalam kegiatan-kegiatan di bawah Memorandum Saling Pengertian ini akan dimiliki secara bersamasama dan tunduk pada hukum dan peraturan perundang-undangan dari masing-masing Peserta serta perjanjian internasional dimana kedua Peserta terikat padanya;

Penggunaan Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional dari para Peserta di bawah Memorandum Saling Pengertian ini akan dilaksanakan melalui pengaturan khusus yang disepakati oleh para Peserta; 4. Dalam hal Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional yang dimiliki oleh salah satu Peserta dipergunakan oleh Peserta lainnya untuk tujuan komersial, maka Peserta yang memilikinya akan mendapatkan bagian royalti yang adil. Paragraf 8 Kerahasiaan 1. Masing-masing Peserta akan menjaga kerahasiaan dari setiap dokumen, informasi dan data lain dari Peserta lainnya baik yang diperoleh dari Peserta lainnya atau yang didapat oleh Para peseria pada masa pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian ini atau pengaturan lainnya yang dibuat berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini. Tanpa mengesampingkan Paragraf 8(1), masing-masing Peserta dapat membuka informasi, dokumen atau data lainnya dari Peserta lainnya: a. kepada para pekerja, agen, konsultan, sub kontraktor, pegawai pemerintah, perwakilan atau penasehat yang perlu mengetahui informasi tersebut yang terkait dengan Memorandum Saling Pengertian ini atau untuk melaksanakan kegiatan yang terdapat di dalamnya, dengan ketentuan bahwa masing-masing Peserta akan memastikan bahwa orang yang diberikan informasi, dokumen atau data lainnya dari Peserta lainnya tunduk pada Paragraf 8 ini; b. sekiranya diharuskan oleh hukum, perintah pengadilan, alau otorilas pemerintah atau peraturan, dengan ketentuan bahwa Peserta lainnya diberikan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu atas permintaan tersebut; atau c. dengan ijin tertulis dari Peserta lainnya

r 3. Para Peserta memutuskan bahwa Paragraf 8 ini akan tetap dipatuhi meskipun lvlemorandum Saling Pengertian ini diakhiri atau berakhir untuk masa dua tahun sesudahnya. Paragraf 9 Batasan Personil Masing masing Peserta akan memastikan bahwa personilnya yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan di bawah lvlemorandum Saling Pengertian ini akan menghormati dan mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan dari negara tuan rumah dan tidak akan terlibat dalam urusan politik apapun di negara tuan rumah diluar kegiatan-kegiatan atau program-program yang berada di bawah Memorandum Saling Pengertian ini. Paragraf 10 Perubahan Memorandum Saling Pengertian ini dapat diubah setiap saat dengan kesepakatan bersama Para Peserta secara tertulis. Perubahan tersebul akan menjadi bagian tak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian dan akan mulai berlaku sesuai Paragraf 12 sub-paragraf 1. Paragraf 'l I Penyelesaian Perselisihan Setiap perselisihan yang timbul dari pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara damai melalui negosiasi dan/atau konsultasi anlara Para Peserta

r patagrat 12 Mulai Berlaku, Jangka Waktu dan Pengakhiran '1. Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku pada tanggal penandalanganan dan akan terus berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan persetujuan tertulis dari para Peserta. Masing-masing Peserta dapat mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini sewaktu-waktu dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada Peserta lainnya melalui jalur diplomatik mengenai maksudnya untuk mengakhiri lvlemorandum Saling Pengertian ini 3 bulan sebelum tanggal pengakhiran dimaksud. 3. Pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan memengaruhi penyelesaian dari program-program dan proyek-proyek yang sedang berjalan di bawah Memorandum Saling Pengertian jni, kecuali diputuskan sebaliknya secara bersama-sama oleh Para Peserta. Sebagai Bukti, yang bertanda tangan di bawah ini, telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian lni. Ditandatangani dalam rangkap dua di LonJOn pada tanggal 9A+u bulan No{tYnbz{L 2012 dalam bahasa lndonesia dan bahasa lnggris, semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran dari naskah Memorandum Saling Pengertian ini, naskah bahasa lnggris yang berlaku. UNTUK PEIVERINTAH REPUBLIK INDONESIA I ELKA PANGESTU Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif UNTUK PEMERINTAH KERAJAAN INGGRIS RAYA DAN IRLANDIA UTARA,l t- -b ED VAIZEY MP Menteri Kebudayaan, Komunikasi dan lndustri Kreetif