Tata cara pendirian dan pengelolaan Koperasi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK USAHA MASYARAKAT MENJADI KOPERASI

PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM ASISTEN DEPUTI ORGANISASI DAN BADAN HUKUM KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI

PROSEDUR/TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI Di KALANGAN MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 10/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KELEMBAGAAN KOPERASI

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 01/Per/M.KUKM/I/2006 TENTANG

DASAR HUKUM NO. PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN BIAYA (Rp) WAKTU PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN

CHECKLIST PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PROGRAM FASILITASI PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI BAGI PENGUSAHA MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI


PENYULUHAN PENDIRIAN BADAN HUKUM KOPERASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G RETRIBUSI PELAYANAN PERIJINAN PENYELENGGARAAN KOPERASI

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

, No Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi sudah ti

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI. Diperbanyak oleh:

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan Syariah OTORITAS JASA KEUANGAN

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Satuan Kerja : Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian dan Perdagangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

Menimbang : a. Mengingat : 1.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

FORMULIR PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DATA AKTA PENDIRIAN KOPERASI

STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2009

TINJAUAN HUKUM PENDIRIAN BADAN HUKUM KOPERASI MEIDYA ANUGRAH / D

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PENGANTAR PERKOPERASIAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

koperasi, dilakukan oleh anggota secara demokratis One man one vote, dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kata Pengantar. Demikianlah Makalah Ekonomi Koperasi ini semoga dapat berguna bagi diri penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Transkripsi:

Deputi Bidang Kelembagaan Asisten Deputi Organisasi dan Badan Hukum Koperasi Tata cara pendirian dan pengelolaan Koperasi Disampaikan pada Focus Group Discussion Bogor, 28 Januari 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

I. LANDASAN HUKUM PENDIRIAN KOPERASI 1. UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 2. PP 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi 3. Perpres 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan UKM 4. Permen Koperasi dan UKM No. 10 tahun 2015 tentang Kelembagaan Koperasi; 5. Permen Koperasi dan UKM No. 15 tahun 2015 tentang Usaha Simpan Pinjam 2 Oleh Koperasi; 2

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. (UU 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian) 3 3

LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan pelayanan pendirian koperasi Memberikan pemahaman nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi; 4

II. LANGKAH-LANGKAH PENDIRIAN KOPERASI 1. RAPAT PERSIAPAN, hal pokok yang harus diputuskan dalam rapat persiapan : a. ketentuan mengenai nama koperasi : 1) nama koperasi harus jelas lengkap dan mudah dibaca ; 2) nama koperasi tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum kesusilaan dan perundang-undangan yang berlaku; 3) nama yang sama dengan nama suatu organisasi massa, organisasi politik, agama atau ras atau suku; 4) Tiga Suku Kata b. Jenis Usaha Koperasi ada 5 (Koperasi Konsumen, Produsen, Jasa, Pemasaran dan Simpan Pinjam) c. Putuskan berapa besaran Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan Modal Koperasi. d. Pemilihan Pengawas dan Pengurus untuk pertama kalinya (untuk pengawas dan pengurus jumlahnya harus ganjil). e. Jangka Waktu berdirinya Koperasi (terbatas/tidak terbatas). f. Masa jabatan Pengawas dan Pengurus Koperasi. 5

2. MENCARI NOTARIS PEMBUAT AKTA KOPERASI Menyerahkan hasil rapat persiapan oleh koperasi kepada Notaris. Notaris membuat Draft Anggaran Dasar berdasarkan rapat persiapan 3. RAPAT PEMBENTUKAN Rapat Pembentukan Koperasi harus dihadiri oleh para anggota pendiri koperasi (min 20) orang dan boleh mengundang Pemerintah Pusat atau Daerah yang membidangi Perkoperasian. Pejabat Pemerintah mendengarkan Draft Anggaran Dasar yang dibacakan pihak koperasi pendiri atau Notaris 4. PEMBUATAN AKTA KOPERASI oleh Notaris (Kepmen 98 tahun 2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi) dan pejabat menyaksikan penandatangan akta dokumen pendirian. 6

III. PERSYARATAN PENDIRIAN KOPERASI a. Dua rangkap akta pendirian Koperasi dari notaris. b. Foto Copy Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi. c. Foto Copy Daftar hadir rapat pembentukan koperasi d. Foto Copy Surat Bukti setor di bank atas nama salah satu pengurus. e. Daftar susunan pengurus dan pengawas. f. Rencana Kerja Koperasi untuk tiga tahun kedepan dan Neraca koperasi. g. Foto Copy KTP Pendiri. h. Surat Permohonan ijin usaha simpan pinjam koperasi. i. Daftar riwayat hidup pengurus, pengawas dan pengelola Usaha simpan pinjam koperasi. j. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus, pengawas dan pengelola usaha simpan pinjam koperasi. k. Daftar Sarana Kerja. 7

l. Buku Daftar anggota, Pengurus dan pengawas Koperasi m. Surat Keterangan Pengangkatan pengelola usaha simpan pinjam dari salah satu pengurus. n. Surat Penyataan Kesediaan diri menjadi pengelola usaha simpan pinjam koperasi. o. Untuk Manager/pengelola simpan pinjam harus mempunyai sertifikat/surat keterangan pernah mengikuti pelatihan atau pendidikan simpan pinjam atau magang di lembaga keuangan. p. Surat Perjanjian Kontrak Kerja antara pengurus dan pengelola usaha simpan pinjam. q. Surat Pernyataan dari pengurus koperasi tentang kesediaan diri untuk dinilai kesehatan koperasinya oleh pejabat berwenang. r. Formulir menjadi anggota koperasi, berhenti menjadi anggota dan formulir pinjaman. s. Struktur Organisasi Koperasi. t. Surat Perjanjian Status kantor koperasi. u. Surat Pernyataan jika alamat koperasi pindah akan melapor ke pejabat yang berwenang. 8

5. Pejabat berwenang menerima dan meneliti akta koperasi dan kelengkapan persyaratannya. 6. Jika berkas diterima lengkap akan segera DIPROSES SELAMBAT-LAMBATNYA 3 BULAN sejak penerimaan berkas tersebut 7. JIKA DITOLAK dikarenakan berkas belum lengkap atau adanya perbaikan akta. Terhadap penolakan tersebut para pendiri dapat mengajukan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu 1 bulan 9

IV. PERSYARATAN PENGAJUAN IZIN USAHA SIMPAN PINJAM a. Surat Permohonoan izin usaha simpan pinjam. b. Foto copy akta pendirian/pad koperasi beserta surat keputusannya. c. Daftar Riwayat hidup Pengrus, Pengawas, dan Pengelola/Manajer Simpan Pinjam koperasi. d. Foto copy KTP Pengurus, Pengawas dan Pengelola/Manajer koperasi. e. Pengurus, Pengawas dan Pengelola/Manajer yang sudah mengikuti pelatihan/pendidikan uji kompetensi. f. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan pinjaman dan simpanan. g. Mempersiapkan form-form pelayanan kepada anggota. h. Membuka rekening atas nama koperasi. i. Menyiapkan buku administrasi koperasi. j. Mengurus NPWP atas nama koperasi dengan nomor KLU 64140. k. Analisa Produk Simpanan dan pinjaman : - Bunga pinjaman perbulan...% - Bunga simpanan berjangka...% - pinjaman angsura...% - Spread interst...% 10

V. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Perubahan anggaran dasar koperasi dilakukan berdasarkan keputusan rapat anggota sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar koperasi, dilengkapi dengan: a. Berita acara rapat anggota perubahan anggaran dasar yang dibuat dan ditandatangani oleh Notaris; dan b. Notulen rapat anggota perubahan anggaran dasar koperasi yang ditandatangani oleh pimpinan rapat, sekretaris, salah seorang peserta rapat dan Notaris, dengan melampirkan daftar hadir anggota yang terdaftar dalam buku daftar anggota. Perubahan anggaran dasar koperasi tidak dapat dilakukan apabila koperasi sedang dinyatakan pailit. (Pasal 14 Permen 10 tahun 2015 tentang Kelembagaan Koperasi) 11

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Materi perubahan anggaran dasar koperasi dapat menyangkut beberapa hal sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan anggota. Perubahan anggaran dasar koperasi yang menyangkut perubahan bidang usaha, penggabungan, pembagian koperasi wajib mendapat pengesahan dari Pejabat yang berwenang. Perubahan anggaran dasar koperasi yang tidak menyangkut perubahan bidang usaha, penggabungan, pembagian koperasi cukup dilaporkan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang Permohonan pengesahan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan secara tertulis oleh Pengurus melalui Notaris. (Pasal 15 Permen 10 tahun 2015 tentang Kelembagaan Koperasi) KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 12

Permohonan pengesahan PAD koperasi yang menyangkut perubahan bidang usaha disampaikan oleh Notaris dengan melampirkan: 2 (dua) rangkap Anggaran Dasar Koperasi yang telah diubah, bermaterai cukup; Berita Acara Rapat, atau salinan pernyataan keputusan rapat bermaterai yang ditandatangani oleh pimpinan rapat dan diketahui Notaris; notulen rapat perubahan anggaran dasar; akta perubahan anggaran dasar yang dibuatsecara otentik oleh Notaris; foto copy akta pendirian dan anggaran dasar yang lama yang telah dilegalisir oleh Notaris; daftar hadir rapat anggota perubahan anggaran dasar koperasi; dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) termasuk kelompok lapangan usaha (KLU). Perubahan bidang usaha koperasi termasuk perubahan pola pelayanan dari konvensional menjadi pola pelayanan berdasarkan prinsip prinsip ekonomi syari ah. Koperasi hanya dapat menerapkan 1 (satu) jenis pola pelayanan yaitu konvensional atau pola pelayanan berdasarkan prinsip prinsip ekonomi syari ah. (Pasal 16 Permen 10 tahun 2015 tentang Kelembagaan Koperasi) 13

VI. PEMAHAMAN KOPERASI SEBAGAI BADAN HUKUM DAN ADMINISTRASI BADAN HUKUM KOPERASI BAGI PENGURUS

Arti Badan Hukum Badan Hukum adalah status legal yang diberikan oleh negara berdasarkan Undang-Undang kepada rakyatnya yang bersekutu membentuk lembaga. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 15 15

JENIS BADAN HUKUM 1. PUBLIK a. Hukum Tata Negara (Lembaga Negara, Hak Konstitusional, Otda); b. Hukum Acara (Kadaluarsa, Pembuktian, Aspek); c. Hukum Tata Usaha Negara (Birokrasi, Anggaran Negara, Perizinan); d. Hukum Pidana (sanksi, Kejahatan, Pelanggaran); e. Hukum Internasional (Laut, Udara, Angkasa, Diplomatik, Perang); f. Lain-lainv(Pers, Perburuhan). 2. PRIVAT 1. Hukum Orang Keluarga (perkawinan, perceraian); 2. Hukum Perikatan (Karena Perjanjian, Karena UU); 3. Hukum Waris (Waris Barat, Islam) ; 4. Hukum Dagang (Koperasi, PT, Yayasan, kepailitan); 5. Hukum Benda (jenis benda, hak kebendaan); 6. Lain-lain (perburuhan, perdata internasional). 16

Hal hal mendasar yang harus Dipahami oleh Koperasi 17 17

1 Koperasi adalah Badan Hukum Privat Prinsip Badan Hukum Privat 1. Punya tujuan 2. Punya anggota yang sadar sebagai pemilik 3. Punya kekayaan 4. Punya alat kelengkapan organisasi 5. Punya sistem pengawasan intern 6. Punya usaha yang utama / berkesinambungan 7. Punya cara membagi keuntungan 18 18

2 Badan Hukum VS Paguyuban Prinsip Badan Hukum : a. Didirikan oleh orang dewasa b. Ada instansi yang mengesahkan c. Diumumkan dalam berita Negara d. Diumumkan dalam tambahan berita negara e. Tidak dapat bubar begitu saja Paguyuban tidak mengenal itu a. Tidak wajib buat laporan keuangan b. Tidak wajib audit c. Tidak wajib pajak d. Tidak wajib rapat anggota 19 19

3 Good System dan Good Person Good System : a. Aturan mainnya jelas b. Tidak ada jabatan bertentangan yang dirangkap c. Tidak ada pemangku jabatan yang punya konflik kepentinga d. Transparansi, akuntable Good Person : a. Dijabat oleh orang orang yang kompeten sesuai bidang tugasnya b. Selalu ada capacity building c. Mutasi yang terencana 20

4 Check & Balance Prinsipnya : a. Kewenangan diikuti tanggung jawab b. Kewenangan itu dikontrol c. Kesalahan diikuti dengan sanksi d. Laporan menjadi suatu hal yang wajib e. Tidak ada pengambilan keputusan tanpa keputusan tim 21

1. Perputaran Uang sektor riil 5 Perbedaan Sektor dan Sektor Moneter Riil 2. Perputaran Uang sektor moneter Uang Pinjaman Uang Angsuran Uang Tabungan Uang Pengambilan 3. Tidak dapat dicampur 22

6 Perbedaan Badan Hukum & Ijin Usaha - Badan Hukum adalah : Legalitas Lembaga - Ijin Usaha : Legalitas Usaha 23

7 Prinsip Ekuitas Terdiri dari : a. Simpanan pokok -> rep pengguna jasa b. Simpanan wajib -> rep pemilik c. Cadangan d. Hibah Prinsipnya a. Melekat pada lembaga sejak berdiri sampai bubar b. Tidak boleh diambil tapi dapat dialihkan c. Ada instrumen penghimpunan yang dinamis d. Mempunyai nilai tunai 24

8 Tidak Sadar Musuh Koperasi Sudah Berubah a. Musuh Koperasi tahun 1940-an b. Musuh Koperasi tahun 1950-an c. Musuh Koperasi tahun 1960-an d. Musuh Koperasi tahun 2000-an Kuat Besar Modern Asing Hight tech 25

Undang Undang Lain yang Perlu Diperhatikan oleh pengelola Koperasi 25/1992 Perkoperasian 32/2004 Pemda 21/2008 Perbankan Syariah 21/2011 OJK 1/2013 LKM 6/2014 Desa 23/2014 Pemda 10/1998 Perbankan 40/2007 08/2010 PPTPPU PT (Pencucian Uang) 3/2014 7/2014 Perindustrian Perdagangan 26

PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM UU 25/1992 PP 4/1994 PERMEN 10/2015 Sekelompok orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. PRA KOPERASI Rapat Persiapan Rapat Pembentukan (dihadiri Pejabat) Membahas Anggaran Dasar Koperasi : Anggaran Dasar memuat antara lain : Nama & tempat kedudukan. Maksud & tujuan Bidang usaha. Keanggotaan. Rapat Anggota. Pengurus, Pengawas. Sisa Hasil Usaha. Pejabat yang berwenang wajib melakukan penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan. Pejabat yang berwenang melakukan pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut. Kop. Primer - Sekurang - kurangnya di hadiri 20 orang pendiri. Kop. Sekunder - Dihadiri sekurang kurangnya 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya. Pembuatan Akta oleh Notaris. Mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada Pejabat berwenang. Diterima Ditolak disetujui Pengesahan selambatlambatnya 3 bulan sejak berkas diterima lengkap Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 bulan Terhadap penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling lambat 1 bulan. Keputusan akhir ditolak 27

BAGAN PROSES PEMBUKAAN KANTOR CABANG USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI Koperasi dengan keanggotaan di wilayah Kab A Ada keterkaitan masyarakat di luar wilayah Kabupten A untuk bergabung menjadi anggota Koperasi melakukan PAD wilayah keanggotaan melalui Rapat Anggota Melaporkan PAD kepada Pejabat berwenang dan diumumkan dalam media massa Usaha Simpan Pinjam Koperasi berkembang Usaha Simpan Pinjam Telah berjln min 2 th dan telah dinilai kesehatan Anggota diluar Kabupaten A bertambah menjadi 20 orang/lebih dan ada kebutuhan untuk mendekatkan pelayanan Sesuai PP No. 4 Tahun 1994 dan Permen No. 10 Tahun 2015 Mengajukan permohonan rekomendasi/persetujuan dari Dinas Koperasi dimana Kantor Cabang akan di buka Mengajukan permohonan pembukaan kantor cabang kepada Pejabat berwenang Membuka Kantor Cabang setelah ijin keluar Sesuai Permen 15 Tahun 2015 28

Kesepakatan Bersama antara Menteri Koperasi dan UKM dengan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Usaha Masyarakat dan Koperasi di Sektor Kelautan dan Perikanan. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 29

Pada hari Selasa tanggal 3 November 2015, bertempat di Jakarta telah dilaksanakan Kesepakatan Bersama antara Menteri Koperasi dan UKM dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP- INI) tentang Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Usaha Masyarakat dan Koperasi di Sektor Kelautan dan Perikanan. Kesepakatan Bersama ini bernomor Nomor : 068/MEN-KP/KB/XI/2015 Nomor : 10/KB/M.KUKM/XI/2015 Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 30

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Maksud dan Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah: 1. Sebagai landasan bagi Kedua Belah Pihak untuk melakukan kerjasama melalui kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini. 2. Tujuan untuk mensinergikan program dan kegiatan Kedua Belah Pihak dalam rangka memberdayakan Kelompok Usaha Masyarakat dan Koperasi di sektor Kelautan dan Perikanan. Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi: 1. Pembinaan dan penguatan kelembagaan Kelompok Usaha Masyarakat di sektor Kelautan dan Perikanan melalui : a. peningkatan status kelembagaan; b. fasilitasi pembentukan koperasi; c. peningkatan kapasitas sumber daya manusia dibidang Perkopersian. 2. Pembinaan dan pengembangan usaha koperasi di sektor Kelautan dan Perikanan melalui : a. peningkatan akses sumber pembiayaan dan pemasaran; b. fasilitasi pengembangan usaha dibidang Kelautan dan Perikanan. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 31

(1) Pelaksanaan kesepakatan bersama ini akan ditindaklanjuti dengan menyusun rencana aksi oleh Kedua Belah Pihak. (2) Untuk menyusun dan melaksanakan rencana aksi, Kedua Belah Pihak akan menunjuk wakilnya setingkat Eselon 1 sesuai dengan kebutuhan, tugas, dan fungsinya. (3) Guna menindaklanjuti pelaksanaan kesepakatan bersama ini Kedua Belah Pihak menunjuk pejabat penghubung, dari Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal dan dari Kementerian Koperasi dan UKM adalah Asisten Deputi Penyuluhan, Deputi Bidang Kelembagaan. (4) Kedua Belah Pihak akan melakukan evaluasi secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali atau berdasarkan kebutuhan atas pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 32

Kedua Belah Pihak bertanggung jawab melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan tujuan Kesepakatan Bersama ini sesuai dengan ruang lingkup kesepakatan bersama ini dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 33

Penutup Koperasi Harus Melakukan Transformasi dari : -Mind set Paguyuban -> Badan Hukum -Managemen Tradisional -> Modern -Kegiatan Serba Usaha -> Focus - Pengelolaan Sambilan -> Full Time - Semaunya -> Comply Regulasi KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 34

TERIMA KASIH