Pemetaan Potensi Investasi di Kabupaten Barito Kuala 2014

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Data Agregat per Kecamatan

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

KONDISI UMUM BANJARMASIN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

I. P E N D A H U L U A N

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

4.1. Letak dan Luas Wilayah

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KEGIATAN WILAYAH PERKOTAAN MARABAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

pelalawankab.bps.go.id


IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3


BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

Transkripsi:

Gambaran Umum Kabupaten Barito Kuala 1. Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Barito Kuala dengan ibukotanya Marabahan terletak paling barat dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas : - Sebelah utara : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin; - Sebelah selatan : Laut Jawa; - Sebelah timur : Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin; - Sebelah barat : Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Dengan letak antara 2029 50 303 18 LS dan 114020 50 1140 50 18 BT. Luas wilayah 2.996,96 km2. Atau 7,99 persen luas propinsi Kalimantan Selatan. Administrasi Pemerintahan Kabupaten Barito Kuala meliputi 17 (tujuh belas) kecamatan dengan 195 (seratus sembilan puluh lima) desa dan 6 (enam) kelurahan. Wilayah kecamatan terluas yaitu Kecamatan Kuripan seluas 343,5 km2 (11,46%) dan Kecamatan Mandastana 339,0 km2 (11,31%) Sedangkan daerah yang wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Wanaraya dengan dengan luas sebesar 37,50 km2 (1,25 %). 1

Peta Wilayah Kabupaten Barito Kuala 2

Luas Wilayah Per Kecamatan No. Kecamatan 1. Tabunganen 2. Tamban 3. Jumlah Desa/ Kelurahan 14 Luas (Km²) Persentase (%) 240,00 8,01 16 164,30 5,48 Mekarsari 9 143,50 4,79 4. Anjir Pasar 15 126,00 4,20 5. Anjir Muara 15 117,25 3,91 6. Alalak 18 106,85 3,57 7. Mandastana 14 136,00 4,54 8. Belawang 13 80,25 2,68 9. Wanaraya 13 37,50 1,25 10. Barambai 11 261,81 8,74 11. Rantau Badauh 9 206,00 6,87 12. Cerbon 8 183,00 6,11 13. Bakumpai 9 261.00 8,71 14. Marabahan 10 221,00 7,37 15. Tabukan 11 166,00 5,54 16. Kuripan 9 343,50 11,46 17. Jejangkit 7 303,00 6,77 JUMLAH 201 2,996,96 100,00 3

2. Kondisi Topografi dan Jenis Tanah Kabupaten Barito Kuala merupakan hamparan wilayah dengan topografi ketinggian 0,2-0,3 meter dari permukaan laut. Kemampuan dan kesuburan tanahnya dipengaruhi oleh pasang surut air dan sebagian tergenang sepanjang tahun. Kondisi hamparannya didominasi oleh rawa beserta vegetasi khas di rawa-rawa. Dengan kelandaian 0-2%, maka secara keseluruhan wilayah Kabupaten Barito Kuala merupakan daerah dataran rendah yang relatif datar. Jenis tanah di Kabupaten Barito Kuala terdiri dari organosol seluas ± 101.900 Ha (34%) dan alluvial seluas ± 191.390 Ha (66%). Tekstur tanah di Kabupaten Barito Kuala sebanyak 284.706 Ha (95%) bertekstur halus dan untuk jenis tekstur ini umumnya mempunyai kandungan hara yang cukup tinggi. Tekstur jenis halus hampir menyebar di seluruh kecamatan. Tanah bertekstur sedang sekitar 14.330 Ha (4,78%) dan 660 Ha (0,22%) dari luas Kabupaten Barito Kuala bertekstur kasar. Untuk kedalaman efektif tanah di seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala mempunyai kedalaman lebih dari 90 Cm yang umumnya mengandung gambut. 4

3. Iklim dan Curah Hujan Kabupaten Barito Kuala termasuk daerah yang beriklim tropis dengan 2 (dua) musim, yaitu penghujan dan kemarau. Tempratur rata-rata berkisar 26º-27º Celcius. Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh iklim, geografis dan pertemuan arus udara. Curah hujan tertinggi pada tahun 2012 terjadi bulan Desember yaitu sebesar 498 mm. Sedangkan curah hujan terendah di bulan Juli yakni 12 mm. Jumlah curah hujan selama tahun 2012 sebesar 2.337 mm. Sedangkan jumlah hari hujan selama tahun 2012 sebanyak 126 hari dengan hari hujan terbanyak adalah di bulan Desember sebesar 20 hari. Hari hujan terjarang terjadi di bulan Juli sebanyak 2 hari hujan. 4. Kondisi Hidrologi dan Tata Air Kabupaten Barito Kuala mempunyai posisi yang sangat strategis karena wilayahnya dilintasi oleh 3 (tiga) sungai utama, yaitu Sungai Kapuas di sebelah utara, Sungai Negara di sebelah timur laut, dan Sungai Barito yang membentang dari utara ke selatan yamg bermuara ke Laut Jawa. Di samping itu, terdapat pula 3 (tiga) buah terusan (anjir) buatan yang 5

menghubungkan Sungai Barito dan Sungai Kapuas, yaitu Anjir Talaran, Anjir Serapat, dan Anjir Tamban. Sungai-sungai yang besar dan terusan tersebut sangat mempengaruhi tata air di wilayah Kabupaten Barito Kuala. Di samping itu, kapasitas pengairan alam melalui anak-anak sungai kecil membentuk tanah rawa. Tata air juga sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan tata guna lahan baik di daerah ini maupun di bagian hulu. Dalam musim hujan pada waktu pasang, air Sungai Barito dapat menggenangi sebagian besar wilayah. Konsisi pasang surut Laut Jawa juga turut mempengaruhi tata air yang ada. Perbedaan tinggi-rendah permukaan air pada saat pasang-surut mencapai 2-3 meter. Gerak pasang surut inilah yang dimanfaatkan petani untuk menggali handil-handil (parit) pada daerah yang akan dijadikan persawahan. Sungai Barito, Sungai Kapuas, Sungai Negara, Sungai Alalak, Sungai Puntik, Anjir Talaran, Anjir Serapat, Anjir Tamban serta sungai-sungai sedang dan kecil dalam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito ditambah 17 (tujuh belas) Daerah Pengairan (DP) menjadi jaringan utama irigasi untuk berbagai usaha pertanian dan perikanan serta sebagai sumber baku air minum dan jalur transportasi. 6

5. Penduduk Penduduk kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 berjumlah 289.995 jiwa yang terdiri dari laki laki 145.320 jiwa dan perempuan 144.675 jiwa dengan Sex Rasio sebesar 100,45. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 jumlah penduduk pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,37 %. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Barito Kuala adalah sebesar 79.148 rumah tangga. Dengan distribusi penduduk menurut kecamatan terbesar adalah Kecamatan Alalak sebanyak 54.347 jiwa dan Kecamatan Tamban 31.722 jiwa. Sedangkan Jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Kuripan dengan jumlah penduduk sebanyak 5.524 jiwa. Kepadatan penduduk per km2 di Kabupaten Barito Kuala adalah 96,76 jiwa, dimana Kecamatan Alalak adalah kecamatan terpadat dengan 508,63 jiwa per km2 disusul KecamatanWanaraya 344,03 jiwa per km2, sedangkan kecamatan yang kecil kepadatannya yaitu Kecamatan Kuripan sebesar 16,08 jiwa per km2. 7

Peta Pola Ruang Kabupaten Barito Kuala 8

Potensi Investasi Di Kabupaten Barito Kuala 1. Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Potensi bidang pertanian yang dimiliki Kabupaten Barito Kuala sangat besar. Sebagian besar masyarakat Barito Kuala adalah petani atau bergerak di sektor pertanian. Barito Kuala merupakan sentra pertanian hortikultura di Kalimantan Selatan 9

dengan sumbangan produksi padi terbesar di Kalimantan Selatan. Kebutuhan beras lokal di Kalimantan Selatan cukup tinggi karena sudah menjadi kebiasaan warga Kalimantan Selatan maupun Kalimantan Tengah jika dibandingkan dengan konsumsi beras unggul. Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala 10

Ada beberapa potensi bidang usaha dari komoditas unggulan yang bisa dikembangkan. Potensi bidang usaha dan jenis bidang usaha tersebut sebagai berikut : a. Pengelolaan hasil produksi padi. Luas panen padi di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2013 adalah 98.717 Ha dengan rincian 15.612 Ha untuk jenis padi unggul dan 83.105 Ha untuk jenis padi lokal. Jumlah total produksi padi tahun 2013 adalah 345.509,5 ton, dengan rincian 54.642 ton padi unggul dan 290.867,5 ton padi lokal. Dalam kegiatan pengelolaan hasil padi ini bisa dilakukan beberapa potensi jenis usaha. Padi yang sudah diproses menjadi beras bisa kemitraan dilanjutkan melalui proses kegiatan pengemasan pengemasan, beras, pemasaran, maupun kemitraan usaha; b. Pengelolaan komoditas jeruk batola melalui kegiatan perluasan lahan panen, pengolahan jeruk, pemasaran, maupun kemitraan usaha. Luas panen jeruk saat ini adalah 5.612 Ha denga produksi 86.438 ton. Luas panen dapat dikembangkan menjadi 7.500 Ha; c. Pengelolaan hasil produksi nenas melalui kegiatan perluasan lahan, pengolahan nenas, pemasaran, maupun kemitraan usaha. Lokasi budidaya nenas saat ini ada di Kecamatan 11

Mekarsari, Kecamatan Tamban, Kecamatan Mandastana, dan Kecamatan Barambai. Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Potensi jenis usaha yang bisa dilakukan dan dikembangkan adalah : 1. Investasi di bidang usaha penggilingan padi menjadi beras, melalui pendirian pabrik-pabrik penggilingan padi. Lokasi 12

untuk kegiatan ini bisa dilakukan hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Barito Kuala. 2. Investasi di bidang pengolahan limbah padi. Limbah padi bisa diolah menjadi pupuk organik dan bisa juga diolah menjadi pakan ternak. Lokasi untuk kegiatan ini bisa dilakukan hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Barito Kuala. 3. Investasi di bidang kemitraan untuk pemasaran, diantaranya melalui pembuatan kemasan beras yang baik dan menarik untuk bisa masuk dan dijual di pasar modern. Lokasi untuk kegiatan ini bisa dilakukan hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Barito Kuala. 4. Investasi di bidang budidaya jeruk. Lokasi budidaya jeruk saat ini adalah di Kecamatan Marabahan, Kecamatan Cerbon, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Barambai, Kecamatan Belawang, Kecamatan Mandastana, Kecamatan Alalak, dan Kecamatan Anjir Muara. Pengembangan kegiatan ini bisa di lakukan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala. 5. Investasi di bidang pemasaran jeruk batola, melalui pembelian langsung ke petani jeruk dan menjualnya lagi ke pasaran atau dikirim ke luar pulau untuk selanjutnya dijual 13

atau diolah lagi menjadi produk-produk makananan dan minuman serta olahan lainnya. Lokasi budidaya jeruk adalah di Kecamatan Marabahan, Kecamatan Cerbon, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Barambai, Kecamatan Belawang, Kecamatan Mandastana, Kecamatan Alalak, dan Kecamatan Anjir Muara. 6. Investasi di bidang industri pengolahan jeruk menjadi makanan kecil ataupun minuman serta olahan lainnya. Untuk lokasi kegiatan ini bisa di lakukan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala. 7. Investasi di bidang budidaya nenas. Pengembangan kegiatan ini bisa di lakukan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala. 8. Investasi di bidang pemasaran nenas, melalui pembelian langsung ke petani nenas dan menjualnya lagi ke pasaran atau dikirim ke luar pulau untuk selanjutnya dijual atau diolah lagi menjadi produk-produk makananan serta olahan lainnya. 9. Investasi di bidang industri pengolahan nenas menjadi makanan kecil serta olahan lainnya. Untuk lokasi kegiatan ini bisa di lakukan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala. 14

10. Investasi di bidang prasarana penyediaan sub terminal agribisnis di Kecamatan Mandastana. Tujuannya adalah untuk proses transaksi pemasaran jeruk dan sayuran. Lokasinya adalah di Desa Tebing Rimbah, Kecamatan Mandastana. 11. Investasi di bidang tanam atau berkebun sayuran dan pemasarannya. Luas panen saat ini adalah 245 Ha dengan produksi 5.517 kwintal dan potensi luas panen untuk dikembangkan bisa menjadi 500 Ha. Untuk lokasinya bisa di hampir seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala. 15

2. Bidang Kehutanan dan Perkebunan Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Wilayah Kabupaten Barito Kuala memang cocok untuk perkebunan tanaman berserabut. Bisnis perkebunan yang potensial dikembangkan adalah industri pengolahan kelapa sawit. Selain usaha perkebunan yang dikembangkan oleh perusahaan swasta, ada beberapa komoditas yang sudah 16

berkembang dan diusahakan masyarakat setempat, seperti karet, kelapa dalam, kelapa sawit, dan purun. Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Ada beberapa dikembangkan di potensi bidang bidang kehutanan usaha dan yang perkebunan, bisa di antaranya adalah : 17

a. Pemanfaatan produksi tandan buah segar (TBS) perusahaan besar swasta (PBS) yang ada di wilayah Kabupaten Barito Kuala; b. Pemanfaatan distribusi produksi tandan buah segar (TBS) perusahaan besar swasta yang ada di wilayah Kabupaten Barito Kuala; c. Pengembangan produk olahan kelapa rakyat; d. Pengembangan produk olahan karet rakyat; e. Industri olahan pohon gaharu; f. Pembangunan UPT balai benih bidang perkebunan dan sertifikasi. Sumber Foto : Bappeda dan Dinas Hutbun Kabupaten Barito Kuala 18

Potensi jenis usaha yang bisa dilakukan di antaranya adalah : a. Investasi pengelolaan limbah hasil produksi tandan buah segar (TBS) perusahaan besar swasta menjadi pakan ternak dan selain pakan ternak. Kapasitas usaha tersebut saat ini belum ada sama sekali dan sangat memungkinkan untuk dikembangkan, baik oleh perusahaan yang ada saat ini atau jika ada calon investor lain yang berminat. Saat ini ada 8 (delapan ) Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang bergerak di bisnis perkebunan kelapa sawit. Perusahaan Besar Swasta tersebut adalah PT. Agri Bumi Sentosa, PT. Putra Bangun Bersama, PT. Tasnida Agro Lestari, PT. Barito Putra Plantation, PT. Tiga Daun Kapuas, PT. Anugerah Wattiendo, PT. Anugerah Sawit Andalan, PT. Anugerah Sawit Inti Harapan. Lokasi kegiatan di Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Barambai, Kecamatan Marabahan, Kecamatan Cerbon, Kecamatan Tamban, Kecamatan Anjir Muara, dan Kecamatan Kuripan. b. Investasi pembuatan terminal/dermaga singgah bagi kepentingan distribusi crude palm oil (CPO) dan tandan buah segar (TBS). Kapasitas usaha tersebut saat ini baru ada 1 buah dengan luasan kurang lebih 140 Ha dan masih 19

memungkinkan untuk dikembangkan dengan lokasi di Kecamatan Kuripan, Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Cerbon, Kecamatan Tamban, Kecamatan Tabunganen. c. Investasi penambahan nilai jual dengan mutu ekspor untuk produk olahan kelapa rakyat. Kapasitas usaha tersebut saat ini ada di 3 Kecamatan dengan luasan kurang lebih 6.700 Ha. dikembangkan Namun lagi luasan sehingga tersebut yang tidak dapat dilakukan adalah meningkatkan nilai jual dengan mutu ekspor melalui peningkatan kualitas produk tersebut. Lokasinya adalah di Kecamatan Tamban, Kecamatan Mekarsari, dan Kecamatan Tabunganen. d. Investasi penambahan nilai jual bagi karet rakyat dengan menggunakan asam semut, mutu karet bokar bersih. Kapasitas usaha saat ini ada di 1 kecamatan dengan luasan kurang lebih 50 Ha melalui swakelola rakyat. Potensi kapasitas usaha yang bisa dikembangkan adalah 4 kecamatan, yaitu di Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Barambai, Kecamatan Marabahan, Kecamatan Anjir Pasar. 20

3. Bidang Peternakan Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Secara umum, kondisi wilayah Kabupaten Barito Kuala yang pada dasarnya adalah agraris dapat dijadikan sentra pengembangan ternak. Karakteristik wilayah Barito Kuala merupakan daerah dengan curah intensitas tinggi. Usaha peternakan merupakan usaha yang memerlukan spesifikasi wilayah dan keterampilan/keahlian sebagai syarat utama. 21

Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Ada beberapa potensi jenis usaha yang bisa dikembangkan di bidang peternakan, yaitu : a. Investasi usaha pemurnian dan budidaya Sapi Bali. Kapasitas usaha saat ini untuk populasi Sapi Bali adalah 7.226 ekor dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan menjadi 170.000 ekor. Lokasi sentra budidaya dan pemurnian ternak 22

Sapi Bali adalah di Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Barambai, dan Kecamatan Rantau Badauh. b. Investasi usaha budidaya kerbau. Kapasitas usaha saat ini berjumlah 1.314 ekor. Lokasi sentra budidaya ternak kerbau berada di Kecamatan Kuripan. c. Investasi usaha budidaya kambing. Kapasitas usaha saat ini untuk populasi kambing adalah 4.454 ekor dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan menjadi 72.232 ekor. Lokasi sentra budidaya ternak kambing adalah di Kecamatan Mandastana, Kecamatan Belawang, dan Kecamatan Rantau Badauh. d. Investasi usaha budidaya burung puyuh. Kapasitas usaha saat ini untuk populasi burung puyuh adalah 35.244 ekor dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan menjadi 104.500 ekor. Lokasi sentra budidaya burung puyuh adalah di Kecamatan Jejangkit dan Kecamatan Mandastana. e. Investasi usaha budidaya unggas. Kapasitas usaha saat ini untuk populasi unggas ayam ras adalah 860.560 ekor, ayam buras 1.193.622 ekor, itik 74.129 ekor dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan menjadi 1.263.076 ekor untuk ayam ras, untuk ayam buras 1.654.364 ekor dan untuk itik dapat menampung 120.673 ekor. Lokasi sentra budidaya 23

unggas adalah di Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Cerbon, Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Anjir Muara. f. Investasi usaha pakan ternak melalui Hijauan Pakan Ternak (HPT). Sebagian besar lahan Barito Kuala merupakan lahan rawa yang banyak ditumbuhi rumput alam. Potensi Hijauan Pakan Ternak (HPT) untuk ruminansia mencapai 170.360 ekor. Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala 24

4. Bidang Kelautan dan Perikanan Sumber Foto : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Barito Kuala Wilayah Kabupaten Barito Kuala yang memiliki beberapa DAS sangat mendukung kegiatan perikanan di Kabupaten Barito Kuala. Kegiatan perikanan di Kabupatan Barito Kuala merupakan salah satu andalan sebagai motor penggerak sektor pertanian. Ada dua kegiatan utama pada bidang perikanan, yaitu perikanan budidaya dan perikanan tangkap. 25

Sumber Foto : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Barito Kuala Kegiatan budidaya ikan adalah usaha perikanan yang bergerak pada kegiatan pembesaran ikan sampai pada ukuran ukuran konsumsi dan kegiatan memproduksi benih ikan mulai dari pemeliharaan induk sampai tersedia benih ikan siap jual, usaha ini memerlukan media khusus maupun media yang sudah 26

mendapat perlakuan khusus untuk dapat dijadikan tempat pemeliharaan ikan baik. Sumber Foto : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Barito Kuala 27

Sumber Foto : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Barito Kuala Sedangkan kegiatan usaha penangkapan ikan adalah usaha perikanan yang berusaha mengumpulkan ikan dan sejenisnya dengan menggunakan bantuan peralatan tertentu pada perairan umum maupun perairan laut untuk dapat dijual secara langsung maupun diolah menjadi bahan siap jual. 28

Sumber Foto : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Barito Kuala Beberapa potensi jenis usaha di bidang kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut : a. Investasi usaha budidaya ikan di tambak. Kapasitas usaha saat ini untuk budidaya ikan di tambak adalah seluas 4.066 Ha dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan luasannya menjadi 5.000 Ha. Lokasi sentra budidaya ikan di tambak adalah di Kecamatan Tabunganen. 29

b. Investasi usaha budidaya ikan di kolam. Kapasitas usaha saat ini untuk budidaya ikan di kolam adalah seluas 29,7 Ha dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan luasannya menjadi 944,49 Ha. Lokasi sentra budidaya ikan di kolam adalah di Kecamatan Alalak, Kecamatan Tamban, Kecamatan Jejangkit, Kecamatan Belawang, Kecamatan Anjir Muara, Kecamatan Tabunganen. c. Investasi usaha budidaya ikan di keramba. Kapasitas usaha saat ini untuk budidaya ikan di keramba adalah seluas 407,8 m² Ha dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan luasannya menjadi sepanjang 60 Km. Lokasi sentra budidaya ikan di keramba adalah di Kecamatan Marabahan, Kecamatan Bakumpai, dan Kecamatan Kuripan. d. Investasi usaha budidaya ikan di jala apung. Kapasitas usaha saat ini untuk budidaya ikan di jala apung adalah seluas 5.121 Ha dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan luasannya menjadi sepanjang 60 Km. Lokasi sentra budidaya ikan di jala apung adalah di Kecamatan Marabahan, Kecamatan Cerbon, Kecamatan Bakumpai, dan Kecamatan Kuripan. e. Investasi usaha budidaya ikan di minapadi. Kapasitas usaha saat ini untuk budidaya ikan di minapadi adalah seluas 11,2 30

Ha dengan potensi kapasitas untuk dikembangkan luasannya menjadi 992,57 Ha. Lokasi sentra budidaya ikan di minapadi adalah di Kecamatan Jejangkit. f. Investasi usaha tempat makan di dekat keramba jaring apung (KJA). Saat ini belum ada kegiatan tersebut dan sangat bagus untuk dikembangkan. 31

5. Bidang Perindustrian Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Kawasan industri merupakan wilayah yang disediakan untuk kegiatan industri, baik itu industri skala besar, sedang, maupun kecil. Bahan baku untuk kegiatan industri ini bisa berasal dari sekitar wilayah industri tersebut, dan bisa juga berasal dari luar wilayah industri tersebut. 32

Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Wilayah Kabupaten Barito Kuala sangat strategis untuk kegiatan industri. Hal ini dikarenakan di samping letak geografisnya, juga infrastruktur yang semakin baik. Wilayah Kabupaten Barito Kuala dilalui oleh sungaisungai besar, seperti Sungai Barito, Sungai Negara, dan Sungai Kapuas. Keberadaan sungai-sungai tersebut sangat berguna 33

bagi jalur transportasi air, yang mana biasanya sangat bermanfaat dalam distribusi kegiatan industri. Dalam hal transportasi darat, wilayah Barito Kuala juga dilalui oleh jalan Trans Kalimantan, yang menghubungkan antara Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah. Ditambah lagi jalan-jalan lainnya, baik itu jalan besar maupun jalan kecil yang sudah sangat memadai untuk dilewati. Sehingga jalur transportasi darat bagi kegiatan industri sudah sangat mendukung. Kawasan industri di wilayah Kabupaten Barito Kuala juga sangat dekat dengan sumber air bersih dan pembangkit listrik, sehingga akan sangat menunjang untuk kegiatan industri. Sesuai Peraturan Daerah Nomor : 6 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Barito Kuala, kawasan industri yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut : a. Kawasan industri besar dengan luasan ± 453 Ha dengan lokasi di Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban, Kecamatan Anjir Muara, dan Kecamatan Alalak. b. Kawasan industri sedang dengan luasan ± 1.543 Ha dengan lokasi di Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban, Kecamatan Alalak Kecamatan Anjir Muara, Kecamatan 34

Rantau Badauh, Kecamatan Cerbon, dan Kecamatan Bakumpai. c. Kawasan industri kecil dengan lokasi tersebar di seluruh kecamatan wilayah Kabupaten Barito Kuala. Potensi jenis bidang usaha yang bisa dilakukan di bidang industri di antaranya : a. Investasi di bidang perkapalan, dengan lokasi di sekitar pinggiran Sungai Kecamatan Barito Tamban, di Kecamatan Kecamatan Anjir Tabunganen, Muara, dan Kecamatan Alalak. b. Investasi di bidang industri pengolahan kayu, dengan lokasi di sekitar pinggiran Sungai Barito di Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban, Kecamatan Anjir Muara, dan Kecamatan Alalak. c. Investasi di bidang industri pengolahan kelapa sawit, baik itu pabrik CPO maupun derivatnya. Lokasi yang cocok adalah di sekitar perkebunan kelapa sawit. d. Investasi di bidang industri mebel skala besar, dengan lokasi di sekitar pinggiran Sungai Barito di Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban, Kecamatan Anjir Muara, dan Kecamatan Alalak. 35

e. Investasi di bidang pembuatan perahu dari kayu, dengan lokasi di sekitar pinggiran Sungai Barito di Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban, Kecamatan Anjir Muara, dan Kecamatan Alalak. d. Investasi usaha industri pangan pengolahan keripik jamur dan keripik pipih. Kapasitas usaha yang ada saat ini adalah 2 (dua) kelompok. Kapasitas usaha yang dapat dikembangkan adalah menjadi 6 (enam) kelompok. Lokasi kegiatan industri ini adalah di Kecamatan Bakumpai dan Kecamatan Belawang. e. Investasi usaha industri kerajinan anyaman purun. Lokasi kegiatan industri ini adalah di Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Belawang dan Kecamatan Alalak. 36

Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala Selain beberapa investasi yang disebutkan di atas, sebenarnya sangat banyak potensi investasi lainnya yang bisa dilaksanakan dan dikembangkan, baik itu industri besar, industri sedang, maupun industri kecil, terutama di kawasan industri yang telah ditetapkan. 37

6. Bidang Perdagangan Sumber Foto : Bagian Ekonomi Pembangunan dan PM Kabupaten Barito Kuala Sumber Foto : Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Barito Kuala 38

Sumber Foto : Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Barito Kuala Untuk bidang usaha perdagangan, potensi jenis bidang usaha yang bisa dikembangkan adalah : a. Investasi usaha toko modern/minimarket. Kapasitas usaha saat ini adalah 4 (empat) buah toko modern/minimarket dengan lokasi 3 (tiga) toko di Kecamatan Alalak dan 1 (satu) toko di Kecamatan Mandastana. Potensi kapasitas usaha tersebut untuk dikembangkan bisa menjadi 14 (empat belas) lokasi dengan perincian : Kecamatan Anjir Muara 2 (dua) lokasi; Kecamatan Anjir Pasar 2 (dua) lokasi; Kecamatan Alalak 8 (delapan) lokasi; Kecamatan Rantau Badauh 1 (satu) lokasi; 39

Kecamatan Mandastana 1 (satu) lokasi; Lokasi yang baik untuk usaha toko modern ini adalah di sepanjang jalan jalur trans Kalimantan maupun jalanjalan besar. b. Investasi di bidang jasa penyewaan gudang untuk penyimpanan barang dan atau penyimpanan komoditas pertanian baik itu penunjang pertanian seperti pupuk, maupun hasil produksi pertanian seperti padi, beras, jeruk, dan yang lainnya. Lokasi yang baik adalah di pinggiran jalanjalan besar untuk memudahkan bongkar muat barang. c. Investasi di bidang jasa stockfile pasir. Lokasi yang baik adalah di sekitar tepi Sungai Barito untuk memudahkan bongkar muat. 40

7. Bidang Perumahan Sumber Foto : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Kuala Untuk bidang perumahan, potensi bidang usaha yang bisa dilakukan adalah bidang usaha perumahan (properti) dengan potensi jenis bidang usaha melalui pembangunan rumah tapak dan rumah susun (deret). Luasan lahan yang dapat dikembangkan adalah 450 Ha dengan perincian : 41

Kecamatan Alalak : 150 Ha Kecamatan Mandastana : 200 Ha Kecamatan Marabahan : 100 Ha Kapasitas usaha saat ini adalah ± 700-1.500 buah rumah terbangun per tahun atau ± 30 Ha per tahun. Potensi kapasitas usaha yang dapat dikembangkan adalah : a. Usaha perumahan di kawasan Kecamatan Alalak dengan luasan ± 120 Ha dengan 2 (dua) lokasi kawasan siap bangun (kasiba). b. Usaha perumahan di kawasan Kecamatan Mandastana dengan luasan ± 200 Ha dengan 4 (empat) lokasi kawasan siap bangun (kasiba). c. Usaha perumahan di kawasan Kecamatan Marabahan dengan luasan ± 50 Ha di lokasi kawasan siap bangun (kasiba). d. Usaha rumah susun di kawasan Kecamatan Alalak dengan luasan ± 15 Ha. 42

8. Bidang Telekomunikasi Sumber Foto : Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Barito Kuala Sampai saat ini hampir semua operator seluler telah masuk di wilayah Barito Kuala dengan sebaran BTS hampir di semua wilayah Barito Kuala. Jumlah BTS yang ada di Kabupaten Barito Kuala saat ini adalah 79 BTS. Di setiap ibukota kecamatan telah memiliki BTS dengan jumlah yang berbeda. Hanya saja jangkauan BTS yang berada 43

di ibukota kecamatan tersebut kadang-kadang belum bisa menjangkau sampai ke desa-desa di pelosok dalam wilayah kecamatan tersebut. Radius sinyal BTS rata-rata hanya bisa menjangkau sejauh kurang lebih 2 kilometer. Wilayah-wilayah blind spot di desa-desa pelosok tersebut tentunya menjadi potensi untuk dikembangkan melalui pendirian BTS oleh operator seluler sehingga jaringan komunikasi akan lebih merata di seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala. Jaringan komunikasi yang baik dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala tentunya akan membuat komunikasi dan informasi bisa diakses dengan baik oleh masyarakat, secara tidak langsung hal tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Barito Kuala. 44

9. Bidang Pariwisata Setiap wilayah tentunya memiliki tempat yang bisa dijadikan objek wisata untuk menarik minat orang luar maupun orang setempat untuk berkunjung dan berekreasi. Demikian pula di Kabupaten Barito Kuala. Di wilayah Kabupaten Barito Kuala, ada beberapa lokasi objek wisata : o Objek Wisata Pulau Kembang Sumber Foto : Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Barito Kuala 45

Objek wisata Pulau Kembang berada di wilayah Kecamatan Alalak. Pulau Kembang termasuk jenis objek wisata alam dengan objek yang menarik perhatian tentunya adalah satwa monyet yang menghuni pulau tersebut. Jarak tempuh objek wisata ini dari ibukota kabupaten adalah sekitar 60 Km dengan menggunakan transportasi darat dan sungai. o Objek Wisata Pulau Kaget Sumber Foto : Internet (Wikipedia) 46

Objek wisata Pulau Kaget berada dalam wilayah Kecamatan Tabunganen. Pulau Kaget termasuk jenis objek wisata alam dengan objek utamanya adalah kera berhidung panjang atau yang lebih dikenal dengan nama Bekantan. Jarak tempuh objek wisata ini dari ibukota kabupaten adalah sekitar 60 Km dengan menggunakan transportasi darat dan sungai. o Objek Wisata Jembatan Barito Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala 47

Objek wisata Jembatan Barito berada di wilayah Kecamatan Alalak dan Kecamatan Anjir Muara. Jembatan Barito merupakan jenis objek wisata buatan dengan objek yang menarik adalah pemandangan alamnya. Jarak tempuh objek wisata ini dari ibukota kabupaten adalah sekitar 40 Km. untuk menuju objek wisata ini bisa dengan menggunakan pilihan transportasi darat atau transportasi sungai. o Objek Wisata Jembatan Rumpiang Sumber Foto : Bappeda Kabupaten Barito Kuala 48

Objek wisata Jembatan Rumpiang berada di wilayah Kecamatan Marabahan dan Kecamatan Cerbon. Jembatan Barito merupakan jenis objek wisata buatan dengan objek yang menarik adalah pemandangan alamnya. Jarak tempuh objek wisata ini dari ibukota kabupaten adalah sekitar 1,5 Km. untuk menuju objek wisata ini bisa dengan menggunakan pilihan transportasi darat atau transportasi sungai. o Objek Wisata Makam Datuk Syekh Abdussamad Sumber Foto : Bagian Ekonomi Pembangunan dan Penanaman Modal Objek wisata Makam Datuk Abdussamad berada di wilayah Kecamatan Marabahan dan merupakan jenis objek wisata relegius. Syekh Abdussamad sendiri adalah cucu dari 49

Syekh. M. Arsyad Al Banjari. Jarak tempuh objek wisata ini dari ibukota kabupaten adalah sekitar 0,5 Km. Untuk menuju objek wisata ini bisa dengan menggunakan transportasi darat. Setiap objek wisata tentunya mempunyai potensi untuk dikembangkan dengan membangun fasilitas yang bisa digunakan oleh pengunjung. Misalnya penginapan, tempat makan, dan arena permainan. Tentunya hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar. 50