Efek Samping Obat. Indah Solihah

dokumen-dokumen yang mirip
FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EFEK SAMPING OBAT *** A-05/PKD PETUNJUK KULIAH/DISKUSI I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat. Written by bhumi Thursday, 15 March :26 -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Obat-obat Hormon Hipofisis anterior

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

MATA KULIAH FARMAKOLOGI

PENGANTAR FARMAKOLOGI

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

Rute Pemberian Obat. Indah Solihah

Tujuan Instruksional:

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA

MATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide

Tujuan Instruksional:

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN IBU HAMIL DI POLIKLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI

EVALUASI KEAMANAN PENGGUNAAN OBAT PADA IBU HAMIL PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA BULAN MARET 2009 SKRIPSI

Mengapa disebut sebagai flu babi?

membunuh menghambat pertumbuhan

INTERAKSI FARMAKOLOGI. Oleh: Wantiyah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah. mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan pada mukosa hidung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM. Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta

PENDEKATAN KLINIS INTERAKSI OBAT DAN UPAYA MEMINIMALISASI EFEK MERUGIKAN AKIBAT INTERAKSI OBAT

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui jenis-jenis efek samping pengobatan OAT dan ART di RSUP dr.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENANGANAN KASUS INFEKSI

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB 1. PENDAHULUAN. hidung akibat reaksi hipersensitifitas tipe I yang diperantarai IgE yang ditandai

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

EFEK SAMPING OBAT. Oleh: Wantiyah

Oleh: Sri Adi Sumiwi PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD) Oleh : Kelompok 1 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan dalam infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), faringitis sendiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI PARASIT. dr. Agung Biworo, M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

dalam PENGOBATAN Kuntarti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEFENISI. Merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguangangguan. peradangan, infeksi dan kejang otot.

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

PATOGENESIS PENYAKIT ASMA

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau kronis Kerusakan genetik Pertumbuhan tumor Kejadian cacat waktu lahir.

BAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah HIV/AIDS. Pada tahun 2012, terdapat 8.6 juta orang

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS

Pengantar Farmakologi

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kontaminasi Pada Pangan

ASSALAMU ALAIKUM W.W.

OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

SYOK ANAFILAKTIK. No.Revisi : 0. Halaman :1 dari 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI PARASIT

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

Transkripsi:

Efek Samping Obat Indah Solihah

Definisi Efek samping suatu obat adalah Segala sesuatu khasiat yg tidak diinginkan untuk tujuan terapi yg dimaksudkan pada dosis yg dianjurkan (WHO, 1970) Efek samping tidak bisa dihindari/dihilangkan sama sekali tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari faktor-faktor resiko yg sebagian besar sudah diketahui

Dampak ESO 1. Kegagalan pengobatan 2. Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru karena obat, yg semula tidak diderita oleh pasien 3. Dampak ekonomi : pembiayaan yg harus ditanggung krn kegagalan terapi atau timbulnya penyakit baru 4. Efek psikologis penderita yg akan mempengaruhi kepatuhan terapi lbh lanjut, misal menurunnya kepatuhan berobat

Pembagian ESO 1. Aksi farmakologik yg berlebihan Penyebab : a. Dosis terlalu besar karena adanya perbedaan respon kinetik atau dinamik Contoh : glibenklamid dan insulin b. Interaksi obat contoh : warfarin dan aspirin Pencegahan : pasien mengkomunikasikan riwayat kesehatan dan pengobatan kepada tenaga medis

Pembagian ESO 2. Respon karena penghentian obat Adalah munculnya kembali gejala penyakit semula atau reaksi pembalikan thd efek farmakologik obat, karena penghentian pengobatan Contoh : sakaw karena narkotika, hipertensi berat karena penghentian klonidin, krisis addison akut krn penghentian kortikosteroid Pencegahan : menghentikan pengobatan secara bertahap, misal dg penurunan dosis scr berangsurangsur atau mengganti obat yg efeknya kurang poten dg efek gejala putus obat yg lbh ringan

Pembagian ESO 3. ESO yg tidak berupa efek farmakologi utama Efek2 ini umumnya dalam derajat ringan namun angka kejadiannya cukup tinggi. Sedangkan efek samping yg lebih jarang dapat diperoleh dari laporan2 setelah obat dipakai dlm populasi yg lebih luas.

Contoh ESO yg tidak berupa efek farmakologi utama : 1. Iritasi lambung yg menyebabkan keluhan pedih, mual dan muntah pada obat2 kortikosteroid oral, analgetika-antipiretik, teofilin, eritromisin, rifampisin, dll 2. Rasa ngantuk (drowsiness) setelah pemakaian antihistamin utk anti mabuk perjalanan (motion sickness) 3. Kenaikan enzim2 transferase hepar karena pemberian rifampisin

Contoh ESO yg tidak berupa efek farmakologi utama 4. Efek teratogenik obat2 tertentu Teratogen adalah suatu zat (obat, zat kimia, polutan, virus, fisik) dapat menyebabkan perubahan bentuk atau fungsi organ dalam perkembangan janin selama masa kehamilan.

Penggolongan Obat berdasarkan keamanannya pada kehamilan : 1) Kategori A Studi terkontrol pada ibu hamil tidak menunjukkan adanya peningkatan resiko untuk terjadinya kelainan janin apabila diberikan selama kehamilan. Misalnya parasetamol, penisilin, eritromisin, digoksin, isoniazid, asam folat, levotiroksin, supplemen kalium, dan vitamin prenatal, jika diminum sesuai dosis yang direkomendasikan.

2) Kategori B Studi pada binatang percobaan tidak menunjukan adanya resiko pada janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada ibu hamil. Contohnya, antibiotik golongan Penisillin (amoksilin, ampisilin), makrolid (claritromisin, azitromisin), dan sebagian besar golongan sefalosporin (cefadroksil, cefixime, ceftriakson, cefotaxim).

Kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi toksikologi pada hewan, yaitu: B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan janin.contoh simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin. B2: Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidakmeningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilsistein, dan alkaloid belladonna. B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Misalnya karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol

3) Kategori C Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomis semata-mata karena efek farmakologiknya. Efeknya bersifat reversibel. Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping (teratogenik atau embriosidal atau memiliki efek lain), dan tidak ada studi terkontrol pada ibu hamil. Atau belum ada studi terhadap wanita dan binatang percobaan. Obat ini hanya boleh diberikan jika besarnya manfaat yang diperoleh melebihi besarnya resiko terhadap janin

Beberapa obat yang digunakan untuk terapi kondisi yang mengancam nyawa seperti albuterol (asma), zidovudine dan lamivudine (HIV/AIDS), dan obat antihipertensi golongan penyekat beta narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, AINS, diuretika dan penyekat kalsium.

4) Kategori D Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel. Misalnya androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin,klonazepam, asam valproat, steroid anabolik, kortikosteroid sistemik, azatioprine, carbamazepine, dan lithium.

5) Kategori X Obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pegaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan. Misalnya isotretionin, dietilstilbestrol, talidomid

Contoh ESO yg tidak berupa efek farmakologi utama 5. Penghambatan agregasi trombosit oleh aspirin, sehingga memperpanjang waktu pendarahan 6. Ototoksisitas karena kinin/kinidin

Efek samping yg tidak dapat diperkirakan, terbagi atas : 1. Reaksi Alergi 2. Reaksi karena faktor genetik 3. Reaksi idiosinkratik

1. Reaksi Alergi Sifat khas reaksi alergi : a. Gejalanya sama sekali tdk sama dg efek farmakologinya b. Seringkali terdapat tenggang waktu antara kontak pertama terhadap obat dg timbulnya efek c. Reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan, walaupun hanya dg sejumlah kecil obat d. Reaksi hilang bila obat dihentikan e. Keluhan/gejala yg terjadi dapat ditandai dg reaksi imunologik.

Mekanisme reaksi alergi Tipe 1 : Reaksi anafilaksis Disebut juga reaksi tipe cepat karena reaksi ini terjadi dengan sangat cepat, dalam hitungan menit setelah tubuh terpapar alergen (zat penyebab alergi). Gejala yg timbul spt urtikaria, rinitis, asma bronkial, angio-edema, dan syok anafilaktik. Contoh alergen : penisilin, streptomisin, anastetika lokal, media kontras yg mengandung yodium

Mekanisme reaksi alergi Tipe II : Reaksi sitotoksik yaitu terjadinya interaksi antibodi dg alergen membentuk kompleks yg menyebabkan lisis sel. contoh : trombositopenia karena kinin, digitoksin, dan rifampisin anemia hemolitik karena penisilin, sefalosporin, rifampisin, kinin

Mekanisme reaksi alergi Tipe III : Reaksi imun kompleks Yaitu interaksi antara antibodi dg alergen membentuk kompleks yg melekat pada jaringan dan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler. Disebut juga dg istilah serum sickness, krn umumnya muncul setelah penyuntikan dg serum asing, spt serum anti tetanus Gejala yg sering timbul : demam, urtikaria, artritis, pembesaran limfoid, ruam makulopapular

Mekanisme reaksi alergi Tipe IV : Reaksi dg media sel Yaitu interaksi antara sel limfosit T dg alergen menyebabkan reaksi inflamasi contoh : dermatitis kontak yg disebabkan salep anastetika lokal, salep antihistamin, antibiotik, dan antifungi lokal

Reaksi ESO karena faktor genetik Efek yg timbul dapat diperkirakan, namun individu yg memiliki kelainan genetik sulit dikenali tanpa pemeriksaan spesifik. Biasanya berpengaruh kepada kemampuan metabolisme suatu obat

Some Enzymes That Exhibit Genetic Variation Pseudocholinesterase typical enzyme atypical enzyme Orang2 yg tidak memiliki enzim ini tidak dapat memetabolisme suksinil kolin (relaksan otot) dan prokain (obat bius) Gejala : paralisis dan apnea berkepanjangan

1.Asetilator cepat Isoniasid cepat mengalami asetilasi menjadi asetilisoniasid yang diekskresikan, yang berarti kerjanya cepat (pendek) : Asetilator Isoniasid dengan asetilasi menjadi asetilisoniasid yang tidak aktif Sulfamezatin ada kemungkinan obat tersebut tidak berefek Bangsa Jepang dan bangsa Eskimo 90% merupakan asetilator cepat 2.Asetilator lambat. Bangsa Eropa timur dan Mesir Isoniasid dapat terjadi keracunan Gejala ESO pd populasi asetilator lambat : neuropati perifer karena isoniazid, sindroma lupus karena hidralazin atau prokainamid.

Reaksi ESO karena faktor genetik Pasien yg memiliki kekurangan enzim G6PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase) memiliki potensi untuk menderita anemia hemolitik akut pada pengobatan dengan primakuin, sulfonamida, dan kinidin

Reaksi idiosinkrasi Idiosinkrasi digunakan utk menunjukkan suatu kejadian efek samping yg tdk lazim, yg tdk dpt diterangkan atau diperkirakan bisa terjadi. Contoh : a. Kanker pelvis ginjal akibat pemakaian analgetika berkepanjangan b. Kanker uterus krn pemakaian estrogen jangka panjang tanpa pemberian progesteron sama sekali c. Tumor limfoid akibat pemakaian obat2 imunosupresi d. Kanker tiroid yg timbul pd pasien yg pernah menjalani perawatan iodium-radioaktif sebelumnya

Faktor2 pendorong terjadinya ESO Faktor bukan obat a. Intrinsik pasien : umur, jenis kelamin, genetik, kecenderungan utk alergi, riwayat penyakit, dan kebiasaan hidup b. Ekstrinsik pasien : lingkungan spt pencemaran Faktor Obat a. Intrinsik obat, yaitu sifat dan potensi obat utk menimbulkan efek samping b. Pemilihan obat c. Cara penggunaan obat d. Interaksi antar obat

Penanganan ESO Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadinya efek samping Lakukan upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi penderita

Pencegahan ESO Selalu diingat riwayat pengobatan Gunakan obat bila ada indikasi jelas Hindari pengobatan dg berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus Selalu perhatikan gejala2 yg timbul selama pengobatan