PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA LUAR BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

TATACARA PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPPRES 61/2000, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 01/Per/M.KUKM/I/2006 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2004 TANGGAL : 18 PEBRUARI 2004 ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI MUKADIMAH

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

MEMUTUSKAN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI. BAB I KETENTUAN UMUM.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2017 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahan

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/ TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) WALIKOTA DENPASAR,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Anggaran Rumah Tangga Kadin Salinan

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 10/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KELEMBAGAAN KOPERASI

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

-1- SALINANSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.04/2016 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

TENTANG SYARAT DAN TATACARA PERMOHONAN DAN PEMBERIAN HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN MENTERI PERTANIAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 737, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Perjalaann Wisata. Pendaftaran.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 70 / KPTS / LPJK / D / VIII / 2001

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Nomor : 052/KEP/DP-KI/III/2017. Tentang

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 40/MPP/Kep/1/2003 TENTANG ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata. Pendaftaran. Prosedur.

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.742, 2010 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. Usaha Daya Tarik Wisata. Pendaftaran.Prosedur.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PENDAFTARAN ULANG ANGGOTA BIASA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI Pasal 1 Pengertian Dalam Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Anggota Luar Biasa Kamar Dagang dan Industri ini yang dimaksud dengan: 1. Undang-Undang Kadin disingkat UU Kadin, adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri. 2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kadin, disingkat AD-ART Kadin, adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri Indonesia yang ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Khusus (Munassus) Kamar Dagang dan Industri tanggal 17 Desember 2003 dan disetujui pemerintah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2004. 3. Organisasi Perusahaan dengan sebutan Asosiasi, Gabungan, atau nama apapun yang serupa, adalah wadah persatuan dan kesatuan dari perusahaanperusahaan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Koperasi maupun Badan Usaha Swasta, atau wadah komunikasi dan konsultasi antara perusahaan Indonesia dan perusahaan asing dari sesuatu negara, yang didirikan secara sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku atas dasar kesamaan jenis usaha, mata dagangan atau jasa yang dihasilkan atau yang diperdagangkan, bersifat nasional ataupun daerah, yang dalam kegiatannya bersifat nirlaba, dan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sejalan dengan UU Kadin. 4. Organisasi Pengusaha dengan sebutan Himpunan, Ikatan, Dewan Bisnis, Dewan Kerjasama Bisnis, atau nama apapun yang serupa, adalah wadah persatuan dan kesatuan para pengusaha, yang didirikan secara sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku atas dasar kesamaan tujuan, aspirasi, strata kepengusahaan, atau ciri-ciri alamiah tertentu, bersifat nasional atau daerah yang dalam kegiatannya bersifat nirlaba, dan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang sejalan dengan UU Kadin. PP-AB Kadin- 1

5. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan. 6. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha orang perseorangan atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, didirikan, bekerja dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia serta bertujuan memperoleh keuntungan atau manfaat dan atau laba. 7. Anggota Luar Biasa Kadin adalah organisasi-organisasi perusahaan dan organisasi-organisasi pengusaha yang tercatat sebagai anggota Kadin. 8. Anggota Biasa Kadin adalah pengusaha dan perusahaan, baik yang menjadi anggota organisasi perusahaan dan atau organisasi pengusaha. Pasal 2 Pendaftaran Anggota Baru (1) Perusahaan, baik kantor pusat maupun cabang-cabangnya, adalah Anggota Biasa Kadin dengan mendaftarkan diri (melakukan Registrasi) pada Kadin Kabupaten/Kota di tempat domisili usahanya. Sedangkan unit usaha yang hanya melakukan proses produksi, seperti pabrik, dan perwakilan badan usaha yang tidak melakukan kegiatan usaha hanya wajib melapor ke Kadin Kabupaten/Kota setempat. (2) Khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pendaftaran Anggota Biasa dilakukan melalui dan oleh Kadin DKI Jakarta. (3) Pendaftaran perusahaan menjadi Anggota Biasa Kadin dilakukan dengan: a. mengajukan permintaan tertulis (contoh pada Lampiran 1); b. mengisi Formulir Pendaftaran Anggota Biasa Kadin (Formulir A) rangkap empat (contoh pada Lampiran 2) yang masing-masing dilampiri dengan salinan (fotokopi): b1. Surat Keterangan (bagi perusahaan perseorangan), b2. Izin Usaha, b3. Akta Notaris, b4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga untuk yang berbentuk badan usaha/perusahaan, atau b5. Keputusan Pemerintah tentang pendiriannya; c. membayar Uang Iuran Anggota tahunan sekaligus untuk sisa tahun takwim terhitung dari bulan pendaftaran sampai dengan bulan Desember tahun pendaftaran. (4) Anggota Biasa Kadin yang terkena sanksi pemberhentian sementara atau yang tidak membayar Uang Iuran Anggota tahunan pada tahun sebelumnya tanpa meminta atau memberitahukan secara tertulis penangguhan PP-AB Kadin- 2

keanggotaannya, jika mendaftar kembali menjadi Anggota Biasa Kadin dianggap sebagai calon anggota dan kepadanya dikenakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (3) di atas. (5) Pendaftaran Anggota Biasa Kadin sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dilakukan setiap saat dalam tahun berjalan. Pasal 3 Pendaftaran Ulang (1) Pendaftaran ulang atau Her-Registrasi Anggota Biasa Kadin dilakukan sekali setahun di Kadin Kabupaten/Kota setempat dengan mengisi Formulir A dan membayar Uang Iuran Anggota tahunan sekaligus untuk 12 bulan. (2) Khusus untuk Daerah Ibukota Jakarta, Pendaftaran Ulang dilakukan melalui dan oleh Kadin Provinsi DKI Jakarta. (3) Pendaftaran Ulang sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) di atas dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 April tahun berjalan. (4) Jika sampai batas waktu tanggal 30 April sebagaimana dimaksud ayat (3) di atas Anggota Biasa tidak melakukan pendaftaran ulang, maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri sebagai Anggota Biasa Kadin dan yang bersangkutan: a. tidak memiliki hak-hak keanggotaan; b. tidak mendapat KTA-B Kadin yang berlaku; c. tidak dicantumkan dalam Daftar Anggota Kadin; Pasal 4 Proses Administrasi Pendaftaran (1) Pelayanan Pendaftaran Anggota Biasa baru (Registrasi) diproses menurut urutan kerja sebagai berikut: A. Perusahaan mendaftar di Kadin Kabupaten/Kota: 01. Memberikan Formulir A (rangkap 4) disertai bimbingan pengisiannya. 02. Memeriksa kebenaran pengisian Formulir A (rangkap 4) dan kelengkapan dokumen-dokumen lampirannya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 ayat (3). 03. Mempersilakan calon Anggota Biasa membayar Uang Pangkal dan Uang Iuran Anggota sekaligus untuk seluruh sisa tahun berjalan. B. Kadin Kabupaten/Kota menerima pendaftaran dan melakukan: 04. Membuat resume penerimaan keanggotaan dan laporan permohonan keanggotaan tersebut. 05. Mencantumkan Nomor Anggota Biasa pada Formulir A (mengikuti sistem penomoran sesuai Lampiran 3 dan Lampiran 4). PP-AB Kadin- 3

06. Mengirimkan laporan kepada Kadin Provinsi yang bersangkutan lengkap dengan bundel pertama Formulir A beserta dokumendokumen lampirannya dengan menyertakan Daftar Calon Anggota Biasa yang telah membayar Uang Pangkal dan Uang Iuran Anggota beserta copy bukti setor pembayarannya, sekaligus mengirimkan alokasi dana hak Kadin Provinsi dan hak Kadin Indonesia. C. Kadin Provinsi menerima laporan Kadin Kabupaten/Kota dan melakukan: 07. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan seluruh dokumen. 08. a. Jika diterima a1. Mencatatkan Nomor Anggota Biasa dan Nomor KTA-B yang dikeluarkan oleh Kadin Kabupaten/Kota, serta mengisikan data yang diperlukan dan Nomor Klasifikasi Bidang Usaha (sesuai dengan sistem penomoran pada Lampiran 5) dalam Buku Induk Keanggotaan Kadin setempat, dan pada KTA-B yang bersangkutan. a2. Memberitahukan tertulis kepada perusahaan yang bersangkutan melalui Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan mengenai penerimaannya sebagai Anggota Biasa Kadin b. Jika tidak diterima Kirimkan jawaban tertulis kepada perusahaan yang bersangkutan melalui Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan dengan menyebutkan alasan penolakan permintaan menjadi Anggota Biasa Kadin, dan Uang Pangkal dan Uang Iuran yang telah diterima dikembalikan sepenuhnya kepada yang bersangkutan selambatlambatnya dalam waktu 30 (tigapuluh) hari kerja. 09. Mengirimkan KTA-B tersebut kepada Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 10. Menyampaikan alokasi dana hak Kadin Indonesia dengan melampirkan Daftar Anggota yang diterima. D. Kadin Kabupaten/Kota menerima KTA-B dari Kadin Provinsi: 11. Ketua Kadin Kabupaten/Kota menandatangani KTA-B. 12. Mencatatkan data Anggota Biasa dalam Buku Induk Keanggotaan Kadin Kabupaten/Kota. 13. Menyerahkannya kepada yang berhak atas nama Kadin Indonesia. Seluruh proses butir 01 sampai butir 13 pada huruf A sampai huruf D di atas harus selesai dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja, terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Tanda Terima Formulir Pendaftaran oleh Kadin Kabupaten/Kota kepada Calon Anggota. PP-AB Kadin- 4

(2) Pelayanan Pendaftaran Ulang (Her-Registrasi) Anggota Biasa dilakukan menurut urutan kerja sebagai berikut: A. Anggota Biasa mendaftar ulang di Kadin Kabupaten/Kota setempat: 01. Mengisi Formulir A (dilampiri dengan dokumen-dokumen perusahaan yang diperlukan jika ada perubahan dari tahun sebelumnya). 02. Membayar Uang Iuran untuk satu tahun. B. Kadin Kabupaten/Kota menerima pendaftaran ulang: 03. Mencatatkan datanya pada Data Base Keanggotaan Kadin Kabupaten/Kota. 04. Mengirimkan laporan kepada Kadin Provinsi yang bersangkutan lengkap dengan bundel pertama Formulir A beserta dokumendokumen lampirannya dengan menyertakan Daftar Anggota Biasa yang telah membayar Uang Iuran Anggota beserta copy bukti setor pembayarannya, sekaligus mengirimkan alokasi dana hak Kadin Provinsi dan hak Kadin Indonesia. C. Kadin Provinsi menerima laporan Kadin Kabupaten/Kota dan melakukan: 05. Memeriksa kelengkapan seluruh dokumen. 06. Mencatatkan Nomor Anggota Biasa dan Nomor KTA-B yang dikeluarkan oleh Kadin Kabupaten/Kota, serta mengisikan data yang diperlukan dan Nomor Klasifikasi Bidang Usaha (sesuai dengan sistem penomoran pada Lampiran 5) dalam Buku Induk Keanggotaan Kadin setempat, dan pada KTA-B yang bersangkutan. 07. Mengirimkan KTA-B tersebut kepada Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 08. Menyampaikan alokasi dana hak Kadin Indonesia dengan melampirkan Daftar Anggota yang diterima. D. Kadin Kabupaten/Kota menerima KTA-B dari Kadin Provinsi: 09. Ketua Kadin Kabupaten/Kota menandatangani KTA-B. 10. Mencatatkan data Anggota Biasa dalam Data Base Keanggotaan Kadin Kabupaten/Kota. 11. Menyerahkannya kepada yang berhak atas nama Kadin Indonesia. Seluruh proses butir 01 sampai butir 11 pada huruf A sampai huruf D di atas harus selesai dalam waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kerja, terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Tanda Terima Formulir Pendaftaran Ulang oleh Kadin Kabupaten/Kota kepada Anggota Biasa yang bersangkutan. (3) Bagi Daerah Kabupaten/Kota atau yang disetingkatkan dengan itu yang belum memiliki Kadin Kabupaten/Kota, maka Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Keanggotaan dilakukan melalui dan oleh Kadin Provinsi setempat. PP-AB Kadin- 5

(4) Pendaftaran sebagai Anggota Biasa bagi pengusaha atau badan usaha yang juga menjadi anggota pada Anggota Luar Biasa Kadin dapat dilakukan secara kolektif melalui Organisasi Perusahaan atau Organisasi Pengusaha yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Petunjuk Pelaksanaan ini. Pasal 5 Penangguhan Pendaftaran Ulang (1) Setiap Anggota Biasa Kadin dapat menangguhkan Pendaftaran Ulang Keanggotaan-nya untuk selama satu tahun. Penangguhan ini harus diberitahukan secara tertulis kepada Kadin Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kadin Provinsi setempat selambat-lambatnya pada akhir bulan April tahun berjalan. (2) Selama masa penangguhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, anggota yang bersangkutan dibebaskan dari seluruh kewajiban keanggotaan, dengan konsekuensi bahwa yang bersangkutan: a. tidak memiliki hak-hak keanggotan; b. tidak mendapat KTA-B Kadin yang berlaku; c. tidak dicantumkan dalam Daftar Anggota Kadin; (3) Penangguhan Pendaftaran Ulang Keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dilakukan hanya 2 (dua) tahun berturut-turut. (4) Jika sesudah masa penangguhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) berakhir dan yang bersangkutan ingin aktif kembali sebagai anggota, maka Pendaftaran Ulang Keanggotaan-nya dilakukan dengan keharusan menunjukkan KTA-B yang asli untuk tahun terakhir sebelum penangguhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Kepada anggota yang bersangkutan tidak lagi dikenakan keharusan membayar Uang Pangkal. Pasal 6 Formulir Pendaftaran (1) Formulir Pendaftaran dan Formulir Pendaftaran Ulang Anggota Biasa Kadin seragam (Formulir A) untuk seluruh Indonesia dan dikeluarkan oleh Kadin Indonesia (contoh pada Lampiran 2). (2) Formulir A akan dikirimkan oleh Kadin Indonesia kepada setiap Kadin Kabupaten/Kota melalui Kadin Provinsi berdasarkan permintaan Kadin Provinsi yang bersangkutan. Pasal 7 Kartu Tanda Anggota Biasa PP-AB Kadin- 6

(1) Kartu Tanda Anggota Biasa (KTA-B) Kadin seragam untuk seluruh Indonesia dan dikeluarkan oleh Kadin Indonesia melalui Kadin Provinsi dan selenjutnya mengirimkannya kepada Kadin Kabupaten/Kota di wilayahnya masingmasing (contoh KTA-B pada Lampiran 3). (2) KTA-B merupakan bukti keabsahan bagi perusahaan sebagai Anggota Biasa Kadin dalam menggunakan hak-hak keanggotaannya, seperti hak mendapat pelayanan keorganisasian, hak mendapat informasi, hak mengikuti Munas/Musda, Rapimnas/Rapimda, dan kegiatan-kegiatan Kadin lainnya. (3) Kadin Provinsi bertanggung jawab atas administrasi dan keuangan setiap pengeluaran KTA-B yang dikirimkan oleh Kadin Indonesia. Selambatlambatnya pada akhir Januari tahun berikutnya, seluruh KTA-B yang tidak digunakan harus dikembalikan ke Kadin Indonesia. Jika tidak, maka semua KTA-B yang telah dikirimkan dianggap telah dipergunakan dan karenanya harus dipertanggung-jawabkan baik administrasi maupun keuangannya. (4) KTA-B berlaku untuk satu tahun kalender mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun berjalan. (5) Ukuran dan bentuk KTA-B dicetak horisontal adalah sebagai berikut: a. ukuran A4 = 210 mm x 297 mm. b. kertas jenis cardboard. c. bingkai pinggir berupa rangkaian logo kecil Kadin Indonesia berwarna merah. d. pada bagian bawah KTA-B di dalam bingkai, sebagai latar belakang ada cetakan raster (samar-samar) baris-baris tulisan Kadin dan angka tahun masa berlakunya KTA-B yang warnanya berubah pada setiap tahun penerbitan KTA-B. e. di atas tengah terdapat cetak berwarna logo Kadin Indonesia. Di bawah logo terdapat tiga baris tulisan, yakni KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI, (KADIN), KARTU TANDA ANGGOTA BIASA. f. horisontal di tengah tercetak outline huruf KADIN dan angka tahun penerbitan KTA-B, tanda tahun berlakunya KTA-B yang warnanya berubah pada setiap tahun penerbitan KTA-B. g. di bawah baris tulisan KARTU TANDA ANGGOTA BIASA terdapat baris untuk menuliskan Nomor Keanggotaan Pemilik KTA-B (Tata cara penomoran pada lampiran 4). h. di bawah Nomor Keanggotaan terdapat baris-baris NAMA PERUSAHAAN, NAMA PENANGGUNG JAWAB, JABATAN, ALAMAT PERUSAHAAN, BIDANG USAHA, KUALIFIKASI PERUSAHAAN, NPWP, SURAT IZIN USAHA, baris untuk menuliskan nama kabupaten/kota dan nama provinsi tempat perusahaan terdaftar. PP-AB Kadin- 7

i. di bawah kiri terdapat petak untuk menempatkan foto pengusaha/ penanggungjawab badan usaha pemilik KTA-B. Pada foto yang bersangkutan diterakan stempel Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. j. di bawah kanan sejajar petak terdapat cetak berwarna biru tanda tangan Ketua Umum Kadin Indonesia dan namanya; sejajar dengan itu di tengah ruang tanda tangan Ketua Umum Kadin Provinsi yang bersangkutan dan baris untuk namanya; sejajar dengan itu di sebelah kirinya dekat petak foto pengusaha ruang tanda tangan Ketua Kadin Kabupaten/Kota dan baris untuk namanya. k. di baris bawah tercantum masa berlaku KTA-B, yakni tulisan Masa Berlaku dari 1 Januari diikuti angka tahun berjalan sampai dengan 31 Desember diikuti angka tahun berjalan. l. di halaman belakang KTA-B tercantum: l.1. di bagian atas di tengah Keanggotaan Pemilik KTA-B pada Anggota Luar Biasa Kadin (Asosiasi dan atau Himpunan) l.2. di bagian bawah di tengah Nomor Klasifikasi Bidang Usaha Anggota pemilik KTA-B. (5) KTA-B dikeluarkan oleh Kadin Kabupaten/Kota dan dinyatakan sah setelah ditandatangani oleh Ketua Umum Kadin Provinsi dan Ketua Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Penandatanganan oleh Ketua Umum Kadin Provinsi dan Ketua Kadin Kabupaten/Kota tidak dapat diwakilkan, kecuali atas persetujuan Dewan Pengurus Kadin Indonesia. (6) Setiap Anggota Biasa memiliki hanya 1 (satu) KTA-B yang diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 2. (7) Setiap Anggota Biasa mendapat Nomor Keanggotaan yang dicantumkan pada KTA-B miliknya. Nomor Keanggotaan setiap Anggota Biasa Kadin diberikan oleh Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan tetap dipakai selama yang bersangkutan tidak pernah berhenti atau diberhentikan sebagai Anggota Biasa Kadin. (8) Dengan ditetapkannya Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang ini, Kadin Provinsi maupun Kadin Kabupaten/Kota tidak dibenarkan mengeluarkan KTA-B Sementara atau KTA-B Pengganti ataupun Surat Rekomendasi sejenis lainnya. Pasal 8 Pendataan Anggota Biasa pada Kadin Indonesia Untuk keperluan pendataan Anggota Biasa secara nasional, setiap Kadin Provinsi wajib secara berkala, yakni pada akhir bulan Januari, April, dan Agustus tahun PP-AB Kadin- 8

berjalan, mengirimkan kepada Kadin Indonesia berkas-berkas para Anggota Biasa di daerah kerjanya. Berkas tersebut terdiri atas: a. Daftar Anggota yang disusun menurut Kadin Kabupaten/Kota di daerahnya b. Satu copy Formulir Pendaftaran/Formulir Pendaftaran Ulang dari setiap Anggota c. Fotokopi dari setiap KTA-B yang dikeluarkannya atas nama Kadin Indonesia sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2). d. Rincian perimbangan pembagian keuangan dari Iuran Anggota hak Kadin Indonesia yang telah dikirimkan ke Kadin Indonesia. Pasal 9 Pembatalan dan Pencabutan KTA-B Kadin Indonesia dapat membatalkan dan mencabut KTA-B yang dikeluarkan oleh Kadin Provinsi sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) jika anggota yang bersangkutan terbukti tidak memenuhi persyaratan keanggotaan yang ditetapkan. Pasal 10 Uang Pangkal Perusahaan yang baru mendaftar menjadi Anggota Biasa Kadin wajib membayar Uang Pangkal Anggota sebagaimana dimaksud AD Kadin Pasal 37 huruf a yang besarnya ditetapkan oleh Kadin Provinsi bersama dengan Kadin Kabupaten/Kota setempat sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, dan prinsip tidak memberatkan. Keputusan tersebut harus dilaporkan kepada Kadin Indonesia. Pasal 11 Uang Iuran dan Sumbangan (1) Uang Iuran Anggota sebagaimana dimaksud AD Kadin Pasal 37 huruf a adalah uang iuran bulanan untuk mendukung pembiayaan kegiatan operasional rutin dan pengembangan Kadin. (2) Uang Iuran Anggota sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas wajib dibayarkan oleh Anggota Biasa sekaligus untuk 12 (dua belas) bulan setiap tahunnya oleh setiap Anggota Biasa; sedangkan perusahaan yang baru menjadi Anggota Biasa wajib membayar Uang Iuran Anggota sekaligus untuk sisa tahun berjalan sejak bulan pendaftarannya sebagai Anggota Biasa. (3) Besarnya Uang Iuran Anggota ditetapkan berdasarkan skala atau ukuran usaha anggota atas dasar perizinan yang dimilikinya yang dikeluarkan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah, seperti SIUP (Surat Izin Usaha PP-AB Kadin- 9

Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan) dan sebagainya, oleh Kadin Provinsi bersama dengan Kadin Kabupaten/Kota setempat sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, dan prinsip tidak memberatkan anggota dengan patokan sebagai berikut: a. Golongan Pengusaha/Badan Usaha Kualifikasi Besar: setinggi-tingginya Rp 500.000 per bulan. b. Golongan Pengusaha/Badan Usaha Kualifikasi Menengah: setinggi-tingginya Rp 200.000 per bulan. c. Golongan Pengusaha/Badan Usaha Kualifikasi Kecil: c1. untuk Golongan K1: setinggi-tingginya Rp 100.000 per bulan. c2. untuk Golongan K2: setinggi-tingginya Rp 60.000 per bulan. d. Golongan Pengusaha Informal: minimum Rp 4.000 dan maksimum Rp 25.000 per bulan. (3) Selain Uang Iuran, Anggota dapat memberikan sumbangan tidak mengikat yang jumlahnya ditetapkan atas kesepakatan bersama. (4) Bagi Anggota Biasa yang telah menjadi anggota pada Anggota Luar Biasa Kadin, yaitu Organisasi Perusahaan atau Organisasi Pengusaha dikenakan Uang Iuran Anggota sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah yang ditentukan dalam Pasal 11 ayat (2) dan ayat (3) setelah yang bersangkutan memberikan bukti telah memiliki kartu tanda keanggotaan yang masih berlaku dari Organisasi Perusahaan atau Organisasi Pengusaha anggota Kadin. Pasal 12 Perimbangan Pembagian Keuangan Setiap Kadin Provinsi bertanggung jawab sepenuhnya atas administrasi dan keuangan dari penerbitan KTA-B, serta atas pelaksanaan pembagian keuangan yang diperoleh dari Uang Pangkal dan Uang Iuran Anggota yang ditetapkan sesuai dengan ART Kadin Pasal 12 ayat (1) sebagai berikut: a. Untuk Kadin Indonesia 10 persen; b. Untuk Kadin Provinsi yang bersangkutan sebesar 20% sampai dengan 40%; c. Untuk Kadin Kabupaten/Kota yang bersangkutan sebesar antara 50% sampai dengan 70%; d. Penetapan besarannya untuk masing-masing sebagaimana dimaksud huruf b dan huruf c ditetapkan dalam Rapimprov dan dilaporkan kepada Dewan Pengurus Kadin Indonesia termasuk tanggal pemberlakuannya. PP-AB Kadin- 10

Pasal 13 Tata Cara Penyetoran Keuangan Tata cara penyetoran keuangan atas penerimaan yang diperoleh dari uang Pangkal dan uang Iuran Anggota Biasa diatur sebagai berikut: a. Hasil penerimaan keuangan yang diterima oleh Kadin Kabupaten/Kota yang menjadi hak Kadin Provinsi dan Kadin Indonesia disampaikan kepada Kadin Provinsi; b. Hasil penerimaan keuangan yang diterima oleh Kadin Provinsi yang menjadi hak Kadin Indonesia disampaikan kepada Kadin Indonesia. Pasal 14 Penutup (1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Pedoman Pelaksanaan Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Anggota Biasa ini akan ditetapkan oleh Dewan Pengurus Kadin Indonesia. (2) Ketentuan Pelaksanaan Pendaftaran dan Pendaftaran Ulang Anggota Biasa Kadin ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2005. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : Desember 2004 -------------------------------------------- Kamar Dagang dan Industri Indonesia Ketua Umum Mohamad S. Hidayat PP-AB Kadin- 11