PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

dokumen-dokumen yang mirip
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

Badan Pusat Statistik

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

Badan Pusat Statistik

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER BERDASARKAN POSISI DAN KEDUDUKAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un

2 Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerint

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemba

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR: KEP. 1106/Ka/08/2001 NOMOR: 34 A Tahun 2001

NOMOR 54 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 97 TAHUN 2000 TENTANG FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 16/KEP/M.PAN/3/2001 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

MATERI BUKU. 3. Lampiran lampiran

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PAMONG BELAJAR

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Pegawai Negeri Sipil

- 5 - (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1692).

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Sekilas tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya

XV. PRANATA KOMPUTER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 297/KPTS/M/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN KEPALA LIPI NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2010

BADAN PUSAT STATISTIK

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2000 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

2014, No

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhenti

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2005 T E N T A N G

III. PENGAWAS BENIH IKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

Transkripsi:

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2004 1

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 291 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66/KEP/M.PAN/7/2003, tentang salah satu persyaratan dalam pengangkatan Jabatan Fungsional Pranata Komputer, bahwa jumlah Pranata Komputer yang diangkat harus disesuaikan dengan formasi jabatan, yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapatkan pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana tersebut pada huruf a di atas, maka dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 43 Tahun 1999; 1

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 9. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 10. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2003; 11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Jabatan Fungsional Pranata Komputer dan Angka Kreditnya; 12. Keputusan Bersama Kepala Badan Pusat Statistik dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 002/BPS-SKB/II/2004 dan Nomor 04 TAHUN 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer dan Angka Kreditnya. M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER. 2

Pasal 1 Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Pejabat Pembina Kepegawaian dalam menyusun formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer di lingkungan masing-masing. Pasal 2 Sistimatika Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer sebagai dimaksud dalam lampiran Keputusan ini, disusun sebagai berikut: I. Pendahuluan. II. Tata Cara Penghitungan Formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer. III. Tata Cara Penetapan dan Pengusulan Formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer. IV. Penutup. Pasal 3 Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini merupakan satu kesatuan dan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Pasal 4 Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Jakarta Pada Tanggal: 6 Juli 2004 Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Choiril Maksum NIP. 340003890 3

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 291 TAHUN 2004 TANGGAL 6 JULI 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER 1

DAFTAR ISI HALAMAN KEPKA BPS NOMOR 291 TAHUN 2004...1 LAMPIRAN KEPKA BPS NOMOR 291 TAHUN 2004......4 DAFTAR ISI...5 I. PENDAHULUAN...6 1.1. Latar Belakang...6 1.2. Maksud dan Tujuan...6 1.3. Pengertian...7 II. TATA CARA PENGHITUNGAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER...8 A. Umum...8 B. Langkah-langkah Penyusunan Formasi Jabatan Pranata Komputer...8 III. TATA CARA PENETAPAN PENGUSULAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER...11 A. Formasi Jabatan Pranata Komputer pada Organisasi Pemerintah Pusat...11 B. Formasi Jabatan Pranata Komputer pada Organisasi Pemerintah Daerah...11 IV. PENUTUP...13 Anak Lampiran I...14 Anak Lampiran II...15 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. Berdasarkan Pasal 17 ayat (2) Undang-undang No. 43 Tahun 1999, tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, dinyatakan bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. 2. Dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, dinyatakan pula bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat ke dalam jabatan fungsional pada instansi pemerintah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan formasi yang telah ditetapkan. 3. Dalam Pasal 3 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: a. Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah Pusat setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara, setelah mendapat pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara; b. Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara, berdasarkan pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. 4. Dalam Pasal 21 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66/KEP/M.PAN/7/2003 dinyatakan bahwa pejabat yang berwenang mengangkat Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pranata Komputer adalah pejabat pembina kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.2. Maksud dan Tujuan A. Maksud penyusunan formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer adalah untuk mendapatkan jumlah dan susunan jabatan Pranata Komputer sesuai dengan beban kerja yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara profesional, serta memungkinkan pencapaian jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat dan atau jabatan. 6

B. Tujuan pedoman penyusunan formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer ini adalah memberikan pedoman secara teknis bagi pejabat yang berkompeten dalam penyusunan formasi jabatan Pranata Komputer di lingkungan instansi. 1.3. Pengertian A. Angka kredit adalah nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Pranata Komputer dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat/jabatan. B. Formasi Jabatan Pranata Komputer adalah jumlah Pranata Komputer dalam jenjang jabatan tertentu, yang diperlukan oleh suatu unit kerja yang menggunakan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam jangka waktu tertentu. C. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjuk tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. D. Jam Kerja Efektif adalah jam kerja yang secara obyektif digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dari kegiatan unsur utama. E. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Kepresidenan, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintahan Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional serta Pimpinan Kesekretariatan Lembaga lain yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon I dan bukan merupakan bagian dari Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen. F. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi adalah Gubernur. G. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota. H. Pranata Komputer adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan di bidang teknologi informasi berbasis komputer, antara lain sistem analis, programmer, operator data entry/komputer, teknisi komputer, administrator jaringan, administrator database, dan perancang web. 7

BAB II TATA CARA PENGHITUNGAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER 2.1. Umum A. Formasi jabatan Pranata Komputer pada masing-masing satuan organisasi, disusun berdasarkan analisis kebutuhan jabatan dengan menghitung rasio keseimbangan antara beban kerja dan jumlah Pranata Komputer yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan unsur utama sesuai dengan jenjang jabatannya. B. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Pranata Komputer pada dasarnya disebabkan adanya lowongan formasi sesuai jenjang jabatan. C. Lowongan formasi terjadi apabila ada formasi jabatan yang belum terisi, ada pejabat Pranata Komputer yang berhenti, meninggal dunia, pensiun, atau adanya peningkatan volume beban kerja dan pembentukan unit kerja baru. 2.2. Langkah-langkah Penyusunan Formasi Jabatan Pranata Komputer A. Melakukan inventarisasi seluruh kegiatan unsur utama (unsur, sub unsur, dan butir kegiatan) yang mendapatkan penilaian angka kredit sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66/KEP/M.PAN/7/2003, berikut perkiraan jumlah/volume output dari masing-masing butir kegiatan; B. Melakukan inventarisasi nilai angka kredit untuk masing-masing butir kegiatan sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 66/KEP/M.PAN/7/2003. Besaran angka kredit tersebut telah mencerminkan jumlah jam kerja efektif yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap output kegiatan; C. Menggunakan jam kerja efektif setahun sebesar 1250 jam berdasarkan jam kerja dinas 37 jam 30 menit dalam satu minggu dikurangi waktu tambah dan waktu boros; D. Menghitung rata-rata angka kredit per jam untuk masing-masing jenjang jabatan dengan cara membagi angka kredit kumulatif minimal dengan perkalian antara masa kerja kepangkatan secara normal (4 tahun) dan jumlah jam kerja efektif setahun, sebagai berikut: a. Pranata Komputer Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda (II/a) = 15 : (4 x 1250) = 0,003; b. Pranata Komputer Pelaksana, pangkat Pengatur Muda Tingkat I (II/b) sampai dengan Pengatur Tingkat I (II/d) = 20 : (4 x 1250) = 0,004; c. Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan, pangkat Penata Muda (III/a) sampai dengan Penata Muda Tingkat I (III/b) = 50 : (4 x 1250) = 0,010; 8

d. Pranata Komputer Penyelia, pangkat Penata (III/c) sampai dengan Penata Muda Tingkat I (III/d) = 100 : (4 x 1250)= 0,020; e. Pranata Komputer Pertama, pangkat Penata Muda (III/a) sampai dengan Penata Muda Tungkat I (III/b) = 50 : (4 x 1250) = 0,010; f. Pranata Komputer Muda, pangkat Penata (III/c) sampai dengan Penata Tingkat I (III/d) = 100 : (4 x 1250) = 0,020; g. Pranata Komputer Madya, pangkat Pembina (IV/a) sampai dengan Pembina Utama Muda (IV/c) = 150 : (4 x 1250) = 0,030; h. Pranata Komputer Utama, pangkat Pembina Utama Madya (IV/d) sampai dengan Pembina Utama (IV/e) = 200 : (4 x 1250)= 0,040. Catatan: - Angka 15, 20, 50, 100, 150, dan 200 adalah angka kredit kumulatif minimal yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi. - Angka 1250 adalah jumlah jam kerja efektif dalam satu tahun. - Angka 4 adalah masa kerja kepangkatan secara normal untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi. E. Menghitung perkiraan volume kegiatan atau output Pranata Komputer sesuai dengan jenjang jabatan pada unit kerja pada tahun yang akan datang; F. Menghitung waktu efektif penyelesaian per output kegiatan dengan cara membagi besaran angka kredit untuk setiap butir kegiatan tertentu dengan rata-rata angka kredit per jam (dari hasil penghitungan butir 4), sesuai jenjang jabatan yang bersangkutan; G. Menghitung waktu efektif penyelesaian per butir kegiatan dengan cara mengalikan waktu efektif penyelesaian (hasil penghitungan butir 6) dengan volume kegiatan atau output (butir 5) kegiatan dalam satu tahun, dalam jenjang jabatan yang bersangkutan; H. Menghitung jumlah waktu efektif penyelesaian kegiatan dari seluruh butir kegiatan dalam satu tahun tersebut, sesuai dengan jenjang jabatan yang bersangkutan; I. Menghitung total formasi per jenjang jabatan Pranata Komputer dengan rumus sebagai berikut: Catatan: w TFPK = orang JKE - TFPK adalah Total Formasi Pranata Komputer dalam jenjang jabatan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh kegiatan di bidang teknologi informasi pada unit pengelola teknologi informasi dalam tahun yang dihitung; 9

- W adalah jumlah waktu efektif penyelesaian kegiatan yang diperlukan selama tahun yang dihitung, sesuai dengan jenjang jabatan tertentu (hasil perhitungan butir 8); - JKE adalah jam kerja efektif yang harus digunakan oleh seorang pejabat fungsional untuk melaksanakan kegiatan pekerjaannya satu tahun (butir 3). J. Menghitung Lowongan Formasi Pranata Komputer (LFPK j ) dengan cara sebagai berikut: LFPK = TFPK - (JFPK + JPKM JPKN JPKB) Catatan: - LFPK adalah jumlah Lowongan Formasi Pranata Komputer dalam jenjang jabatan tertentu yang dapat diisi dalam tahun yang dihitung; - TFPK adalah Total Formasi Pranata Komputer dalam jenjang jabatan tertentu yang diperlukan pada tahun yang dihitung; - JFPK adalah jumlah Pranata Komputer yang ada saat ini; - JPKM adalah perkiraan Jumlah Pranata Komputer yang Masuk dalam jenjang jabatan tertentu pada periode mulai saat ini sampai dengan tahun yang dihitung, karena kenaikan dari jenjang jabatan yang lebih rendah ke jenjang jabatan tertentu; - JPKN adalah perkiraan jumlah Pranata Komputer yang naik pada periode mulai saat ini sampai dengan tahun yang dihitung, dari jenjang jabatan tertentu ke jenjang jabatan yang lebih tinggi; - JPKB adalah perkiraan Jumlah Pranata Komputer yang Berhenti dari jabatan Pranata Komputer jenjang jabatan tertentu pada periode mulai saat ini sampai dengan tahun yang dihitung. Pejabat Pranata Komputer tersebut keluar dari jabatan Pranata Komputer karena berhenti atau pensiun; - Lihat anak lampiran untuk contoh penghitungan. 10

BAB III TATA CARA PENETAPAN PENGUSULAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER 3.1. Formasi Jabatan Pranata Komputer pada Organisasi Pemerintah Pusat A. Formasi Jabatan Pranata Komputer di lingkungan satuan organisasi Pemerintah Pusat, setiap tahun ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara berdasarkan usul dari pejabat Pembina Kepegawaian Pusat yang bersangkutan setelah mendapat pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara; B. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat mengajukan usul formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Negara; C. Sebelum mengajukan usul formasi jabatan Pranata Komputer, masingmasing pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dapat melakukan konsultasi dengan Kepala Badan Pusat Statistik selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Komputer; D. Berdasarkan tembusan usul formasi jabatan fungsional Pranata Komputer, Kepala Badan Kepegawaian Negara membuat surat pertimbangan penetapan formasi Jabatan Fungsional Pranata Komputer kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara, sebagai bahan untuk Penetapan Formasi Jabatan Pranata Komputer; E. Asli Keputusan penetapan formasi jabatan Pranata Komputer disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan, dengan tembusan: a. Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN); b. Kepala Badan Pusat Statistik; c. Menteri Keuangan up. Direktorat Jenderal Anggaran; d. Kepala KPKN yang bersangkutan. 3.2. Formasi Jabatan Pranata Komputer pada Organisasi Pemerintah Daerah A. Formasi jabatan Pranata Komputer di lingkungan satuan organisasi Pemerintah Daerah (Perangkat Daerah), setiap tahun anggaran ditetapkan oleh pejabat Pembina Kepegawaian Propinsi/Kabupaten/Kota setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara, berdasarkan pertimbangan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN); B. Pejabat Pembina Kepegawaian Propinsi mengajukan permintaan pertimbangan penetapan formasi jabatan Pranata Komputer bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah Propinsi kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Negara; 11

C. Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota mengajukan permintaan pertimbangan penetapan formasi jabatan Pranata Komputer bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dengan tembusan Kepala BKN yang dikoordinasikan Gubernur; D. Sebelum mengajukan permintaan pertimbangan formasi jabatan Pranata Komputer, masing-masing Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dapat melakukan konsultasi dengan Kepala Badan Pusat Statistik selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Komputer; E. Berdasarkan tembusan usul formasi jabatan Pranata Komputer, Kepala BKN membuat surat pertimbangan penetapan formasi jabatan Pranata Komputer kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara, sebagai bahan untuk penetapan formasi jabatan Pranata Komputer; F. Asli Keputusan penetapan formasi jabatan Pranata Komputer disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah yang bersangkutan dengan tembusan disampaikan kepada Kepala BKN atau Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan serta Kepala Badan Pusat Statistik. 12

BAB IV PENUTUP Apabila ada hal-hal yang tidak jelas agar ditanyakan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara dan atau Kepala Badan Pusat Statistik untuk mendapat penyelesaian sesuai dengan bidang masing-masing. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal: 6 Juli 2004 Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Choiril Maksum NIP. 340003890 13

Contoh : Formasi JFPK Jenjang Pranata Komputer Pelaksana Selama Tahun 2005 Rata- Waktu Efektif Rata Volume Angka Penyelesaian No Unsur Sub Unsur Butir Kegiatan Angka Kegiatan Kredit Per Output (jam) Kredit (Output) (Kol 5 / Kol 6) Per Jam Anak Lampiran I : Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor : 291 Tanggal: 6 Juli 2004 Waktu Efektif Penyelesaian Volume Kegiatan (orang jam) (Kol 7 x Kol 8) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Operasi A. Pengoperasian 1. Melakukan Penggandaan Teknologi Komputer data dan atau program 0,013 0,003 4,333 10 000 43 333,33 B. Perekaman 1. Melakukan Perekaman data data tanpa validasi 0,001 0,003 0,333 25 000 8 333,33 2. Melakukan Perekaman 0,004 0,003 1,333 15 000 20 000,00 data dengan validasi 3. Melakukan verifikasi 0,001 0,003 0,333 25 000 8 333,33 Perekaman data Jumlah 80 000,00 Total Formasi Pranata Komputer (TFPK) Pelaksana pada contoh di atas untuk tahun 2005 adalah = 80000 orang jam : 1250 jam = 64 orang Jika pada tahun 2004 terdapat 60 orang PK Pelaksana, serta diperkirakan ada 4 orang akan naik menjadi PK Pelaksana Lanjutan, 1 orang naik dari PK Pelaksana Pemula ke PK Pelaksana, dan 2 orang akan pensiun dalam periode antara tahun 2004 hingga awal 2005, maka jumlah lowongan formasi Pranata Komputer (LFPK) Pelaksana yang tersedia pada tahun 2005 adalah 64 - (60 + 1-4 - 2) = 9 orang. 14

Contoh : Formasi JFPK Jenjang Pranata Komputer Muda Selama Tahun 2005 No Unsur Sub Unsur Butir Kegiatan Angka Kredit Waktu Efektif Rata-Rata Penyelesaian Angka Kredit Per Output (jam) Per Jam (Kol 5 / Kol 6) Anak Lampiran II Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor : 291 Tanggal: 6 Juli 2004 Volume Kegiatan (Output) Waktu Efektif Penyelesaian Volume Kegiatan (orang jam) (Kol 7 x Kol 8) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Analisis dan A. Analisis sistem 1. Menyusun rencana study kelayakan Perancangan Informasi 0,666 0,020 33,3 15 500 Pengelolaan direktori Sistem Informasi 2. Melakukan study kelayakan 0,462 0,020 23,1 15 347 pendahuluan pengelolaan data B. Perancangan Sistem Informasi 3. Melakukan study kelayakan 1,077 0,020 53,85 15 808 rinci pengelolaan laporan data 1. Merancang pengujian verifikasi atau validasi program 2. Mengolah dan menganalisa hasil verifikasi atau validasi program 3. Memeriksa dokumentasi petunjuk pengoperasian data 0,378 0,020 18,9 30 567 0,251 0,020 12,55 30 377 0,339 0,020 16,95 30 509 Jumlah 3108 Formasi JFPK Pranata Komputer Muda untuk tahun 2005 adalah = 3158 orang jam : 1250 orang = 2,49 orang = 3 orang (pembulatan selalu ke atas) Misal pada tahun 2004 terdapat 2 orang PK Muda, sementara diperkirakan ada 1 orang akan naik menjadi PK Madya, 1 orang akan masuk menjadi PK Muda dari PK Pertama dalam periode antara tahun 2004 hingga awal 2005, dan tidak ada yang berhenti dari Jabatan PK Madya dalam periode tersebut. Dengan demikian jumlah lowongan formasi Pranata Komputer (LFPK) Muda pada tahun 2005 adalah 3 - ( 2 + 1 1 0 ) = 1 orang. 15

16