B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. PENGAWAS BENIH IKAN

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

I. PENGAWAS PERIKANAN

II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

XV. PRANATA KOMPUTER

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

XII. PENGAWAS SEKOLAH

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

X. GURU A. Dasar Hukum

XX. TEKNISI LITKAYASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Dokter Gigi. Angka Kredit. Fungsional. Pelaksanaan.

XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM

XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM

XI. D O S E N A. DASAR HUKUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG- MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Umum

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR: KEP. 1106/Ka/08/2001 NOMOR: 34 A Tahun 2001

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/11/M.PAN/5/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PSIKOLOG KLINIS DAN ANGKA KREDITNYA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 16/KEP/M.PAN/3/2001 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1

- 5 - k. memfasilitasi

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/24/M.PAN/5/2006 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA

ADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

MATERI BUKU. 3. Lampiran lampiran

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH

Transkripsi:

VII. DOKTER A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter; 8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya; 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/60/M.PAN/6/2005 tentang Perubahan atas Ketentuan Lampiran I dan atau Lampiran II Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya; 10. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1738/MENKES/SKB/XII/2003 dan Nomor 52 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya; 11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.07/MEN- KP/KP.430/2006 tentang Pemberian Kuasa Menandatangani Keputusan tentang Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi Kepegawaian lainnya; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah ketiga kalinya dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2007. B. PENGERTIAN-PENGERTIAN 1. Dokter adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan. 2. Pelayanan kesehatan adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan akibat penyakit, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan. 76

3. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yaitu Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik, dan atau Unit Kesehatan lainnya. 4. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Dokter dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. 5. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Dokter. 6. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah blanko yang berisi keterangan perorangan Dokter dan butir kegiatan yang dinilai dan harus diisi oleh Dokter dalam rangka PAK. 7. Penetapan Angka Kredit (PAK) adalah blanko yang berisi keterangan perorangan Dokter dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan dan atau akumulasi nilai-nilai butir kegiatan yang telah dicapai oleh Dokter yang telah ditetapkan oleh Pejabat Penetap Angka Kredit. C. TUGAS POKOK, UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN 1. Tugas pokok Dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitate untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat. 2. Unsur dan sub unsur kegiatan Dokter yang dinilai angka kreditnya terdiri dari : a. Pendidikan, meliputi : 1) Pendidikan formal dan memperoleh ijazah/gelar; 2) Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kesehatan dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau sertifikat. b. Pelayanan Kesehatan, meliputi : 1) Penyembuhan penyakit; 2) Pemulihan kesehatan akibat penyakit; 3) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit; 4) Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jalan dan rawat inap; 5) Pelayanan kesehatan lainnya untuk masyarakat; 6) Pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan; c. Pengabdian pada masyarakat, meliputi : 1) Pelaksanaan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan; 2) pelaksanaan tugas lapangan di bidang kesehatan; 3) Pelaksanaan penanggulangan penyakit/wabah tertentu. d. Pengembangan profesi, meliputi : 1) Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan; 2) Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang kesehatan; 3) Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang kesehatan; 4) Penemuan teknologi tepat guna di bidang kesehatan. e. Penunjang tugas Dokter, meliputi : 1) Pengajar/pelatih dalam bidang kesehatan; 2) Peran serta dalam kegiatan seminar/lokakarya di bidang kesehatan; 77

3) Keanggotaan dalam organisasi profesi Dokter; 4) Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Dokter; 5) Perolehan gelar kesarjanaan lainnya; 6) Perolehan piagam kehormatan. D. JENJANG JABATAN, GOLONGAN, ANGKA KREDIT, TUNJANGAN JABATAN, DAN BATAS USIA PENSIUN NO. JENJANG JABATAN GOL. ANGKA KREDIT TUNJANGAN Rp 1. Dokter Pertama III/b 150 278.000,- 2. Dokter Muda III/c 200 660.000,- III/d 300 3. Dokter Madya IV/a 400 1.094.000,- IV/b 550 IV/c 700 4. Dokter Utama IV/d 850 1.230.000,- IV/e 1050 BUP (THN) 60 E. PENGANGKATAN PERTAMA 1. Pejabat yang berwenang menetapkan a. Presiden untuk pengangkatan Dokter Utama; b. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pengangkatan Dokter Madya; c. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pengangkatan Dokter Pertama s.d Dokter Muda. 2. Persyaratan PNS yang diangkat pertama kali dalam jabatan Dokter harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1) Berijazah Dokter; 2) Pangkat serendah-rendahnya, Penata Muda Tk.I-III/b; 3) Telah mengikuti diklat fungsional di bidang kesehatan dan memperoleh sertifikat tanda lulus; 4) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 sekurangkurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; 5) Memenuhi angka kredit kumulatif minimal yang telah memperoleh penetapan dari pejabat yang berwenang. 3. Ketentuan dalam pengangkatan pertama a. Pengangkatan PNS dalam jabatan Dokter dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Dokter yang ditetapkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat pertimbangan Kepala BKN; b. Pengangkatan Pertama kali kedalam jabatan Dokter dapat dilakukan terhadap PNS yang telah dipersiapkan untuk mengisi kebutuhan Dokter pada unit kerja yang bersangkutan; 78

c. Pangkat Dokter yang diangkat pertama kali adalah sama dengan pangkat terakhir yang diduduki sebagai PNS, sedangkan jenjang jabatan ditentukan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimilikinya yang berasal dari pendidikan, pelayanan kesehatan, pengabdian pada masyarakat, pengembangan profesi, dan penunjang tugas Dokter setelah ditetapkan oleh Pejabat Penetap Angka Kredit. 4. Tata cara pengangkatan pertama Pengangkatan pertama kali PNS kedalam jabatan Dokter adalah sbb.: a. PNS yang bersangkutan (calon Dokter) menyiapkan berkas usul pengangkatan dalam jabatan Dokter, yang terdiri dari : 1) Penetapan Angka Kredit (PAK) yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang; 2) Fotocopy keputusan dalam pangkat/golongan terakhir yang dilegalisir; 3) Fotocopy Ijazah terakhir yang dilegalisir; 4) Fotocopy Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) di bidang kesehatan yang dilegalisir; 5) Fotocopy DP3 tahun terakhir. b. Berkas usul pengangkatan dalam jabatan Dokter disampaikan PNS yang bersangkutan kepada pimpinan unit kerjanya untuk diperiksa diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya. c. Pimpinan unit kerja yang bersangkutan mengusulkan PNS yang akan diangkat dalam jabatan Dokter, disertai dengan kelengkapan persyaratan pada huruf a kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. d. Pejabat berwenang, menerbitkan keputusan pengangkatan kedalam jabatan Dokter. e. Keputusan pengangkatan pertama kali tersebut disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Dokter yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait. F. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN 1. Pejabat yang berwenang menetapkan Pengangkatan PNS dari jabatan lain kedalam jabatan Dokter, ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang sebagaimana pengangkatan pertama kali pada huruf E butir I. 2. Persyaratan a. Memenuhi syarat sebagaimana ketentuan pada pengangkatan pertama kali dan sesuai dengan formasi jabatan Dokter yang ditetapkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat pertimbangan Kepala BKN; b. Memiliki pengalaman dalam kegiatan pelayanan kesehatan sekurangkurangnya 2 (dua) tahun; c. Berusia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya; d. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 sekurangkurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. 79

3. Ketentuan dalam pengangkatan dari jabatan lain a. Pangkat Dokter ditetapkan sesuai dengan pangkat terakhir yang dimiliki PNS yang bersangkutan, sedangkan jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang berasal dari pendidikan, pelayanan kesehatan, pengabdian pada masyarakat, pengembangan profesi, dan penunjang tugas Dokter setelah ditetapkan oleh Pejabat Penetap Angka Kredit. b. Pengangkatan dalam jabatan Dokter harus memperhitungkan kebutuhan jumlah Dokter pada unit kerja yang bersangkutan. 4. Tata cara pengangkatan dari jabatan lain Tata cara pengangkatan PNS dari jabatan lain kedalam jabatan Dokter, mengikuti tata cara pengangkatan pertama kali sebagaimana tersebut pada huruf E butir 4. G. PENETAPAN ANGKA KREDIT 1. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit a. Menteri Kesehatan atau pejabat eselon I yang ditunjuk bagi Dokter Utama; b. Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departeman Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk bagi Dokter Pertama s.d Dokter Madya. 2. Jadwal waktu penetapan angka kredit Penetapan angka kredit dilakukan selambat-lambatnya akhir bulan Januari untuk kenaikan pangkat periode April, dan akhir bulan Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan. H. PENGUSULAN ANGKA KREDIT 1. Pejabat pengusul a. Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk, kepada Menteri Kesehatan atau pejabat eselon I yang ditunjuk untuk angka kredit Dokter Utama; b. Pejabat yang membidangi kepegawaian (serendah-rendahnya eselon II) kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk untuk angka kredit Dokter Pertama s.d Dokter Madya. 2. Waktu pengajuan DUPAK a. DUPAK disampaikan setelah menurut perhitungan, yang bersangkutan memenuhi jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. b. DUPAK beserta lampirannya harus sudah diterima oleh Sekretariat Tim Penilai selambat-lambatnya awal Januari untuk kenaikan pangkat periode April dan awal Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan. 80

3. Tata cara pengajuan DUPAK Dokter/calon 1 Pimpinan 2 Kepala Biro 3 Unit Kerja Kepegawaian 6 5 Dep. KP 4 Sekretaris Tim Penilai Depkes RI Keterangan : 1. Dokter/calon Dokter menyampaikan DUPAK beserta lampiran persyaratan dan bukti fisik kepada pimpinan unit kerja/satuan organisasi untuk diteliti kelengkapan dan kebenaranya; 2. Pimpinan unit kerja/satuan organisasi dimaksud selanjutnya meneruskan DUPAK tersebut kepada Kepala Biro Kepegawaian; 3. DUPAK kemudian diberikan kepada Sekretaris Tim Penilai Depkes RI; 4. Realisasi Penetapan Angka Kredit, 4,5,6. I. KENAIKAN JABATAN 1. Pejabat yang berwenang menetapkan a. Presiden menetapkan kenaikan jabatan untuk menjadi Dokter Utama; b. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan menetapkan kenaikan jabatan untuk menjadi Dokter Madya; dan c. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan jabatan menjadi Dokter Pertama s.d Dokter Muda. 2. Persyaratan Pengusulan kenaikan jabatan Dokter dapat dilakukan apabila yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan yang terakhir; b. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi; dan c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. 3. Tata cara pengusulan kenaikan jabatan a. Dokter yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan, menyiapkan berkas yang terdiri dari : 1) Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; 2) Fotocopy Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; 3) Penetapan Angka Kredit (PAK); 4) Fotocopy DP3 tahun terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. b. Usul kenaikan jabatan Dokter, disampaikan oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. c. Berdasarkan usul dan ketentuan yang berlaku, pejabat yang berwenang, menerbitkan keputusan kenaikan jabatan. d. Keputusan kenaikan jabatan tersebut, disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Dokter yang bersangkutan melalui pimpinan unit 81

kerjanya, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait. J. KENAIKAN PANGKAT 1. Pejabat yang berwenang menetapkan a. Presiden untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda-IV/c s.d Pembina Utama-IV/e setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN; b. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Tk.I-IV/b setelah mendapat persetujuan teknis Kepala BKN; c. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina-IV/a setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN; d. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Penata-III/c s.d Penata Tk.I-III/d setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN. 2. Persyaratan Dokter yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat, menyiapkan berkas yang terdiri dari : a. Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; b. Fotocopy Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; c. Penetapan Angka Kredit (PAK) asli; d. Fotocopy DP3 dalam 2 (dua) tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang. 3. Tata cara pengusulan kenaikan pangkat a. Dokter yang telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, melengkapi berkas kelengkapan usul kenaikan pangkatnya, selanjutnya secara hirarki disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan c.q. Kepala Biro Kepegawaian. b. Kepala Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk memproses dan menyampaikan berkas usulan tersebut kepada : 1) Presiden dengan tembusan Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda-IV/c s.d Pembina Utama-IV/e. 2) Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat menjadi Penata-III/c s.d Pembina Tk.I-IV/b. c. Kenaikan pangkat hanya dapat dilakukan pada periode kenaikan pangkat sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu pada 1 April dan 1 Oktober. Sedangkan untuk kenaikan jabatan dapat dilakukan setiap saat, tidak tergantung periode kenaikan pangkat. d. Dokter yang dibebaskan sementara karena sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, selama dalam pembebasan sementara dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat pilihan tanpa dipersyaratkan angka kredit, dengan ketentuan : 1) Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; 2) Setiap unsur dalam DP3 bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. 82

4. Ketentuan kenaikan pangkat/jabatan a. Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap PNS untuk kenaikan jabatan/pangkat Dokter, sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama dan sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang. b. Dokter yang telah memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya. c. Apabila kelebihan jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf b memenuhi jumlah angka kredit untuk kenaikan jabatan dua tingkat atau lebih dari jabatan terakhir yang diduduki, maka Dokter yang bersangkutan dapat diangkat dalam jenjang jabatan sesuai dengan jumlah angka kredit yang dimiliki, dengan ketentuan sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir dan setiap unsur penilaian dalam DP3 sekurangkurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. d. Dokter yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi pada tahun pertama dalam masa jabatan/pangkat yang didudukinya, pada tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan profesi. e. Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Dokter Madya, pangkat Pembina Tk.I-IV/b s.d Dokter Utama, pangkat Pembina Utama-IV/e, diwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka kredit dari unsur pengembangan profesi. f. Dokter Utama pangkat Pembina Utama-IV/e setiap tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatannya diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan profesi. K. PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN 1. Pembebasan Sementara a. Alasan pembebasan Dokter dibebaskan sementara dari jabatannya apabila : 1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. 2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) bagi Dokter Utama, pangkat Pembina Utama-IV/e. 3) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980; 4) Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966; 83

5) Ditugaskan secara penuh diluar jabatan Dokter, termasuk yang menduduki jabatan struktural; 6) Menjalani cuti diluar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; 7) Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. b. Ketentuan pembebasan sementara 1) Dokter yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam butir a.3, selama menjalani hukuman disiplin yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas pokoknya, tetapi kegiatan tersebut tidak dapat ditetapkan angka kreditnya. 2) Dokter yang dibebaskan sementara karena tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, selama pembebasan sementara tersebut dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002, apabila sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir dan setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir, serta tidak melampaui pangkat atasan langsungnya. c. Tata cara pembebasan sementara 1) Pimpinan unit kerja mengusulkan Dokter untuk dibebaskan sementara dari jabatan fungsional Dokter kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan melampirkan : a) Fotocopy keputusan pangkat/jabatan terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; b) Fotocopy keputusan penugasan diluar jabatan Dokter yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; c) Fotocopy keputusan penunjukan tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; d) Fotocopy keputusan hukuman disiplin dengan tingkat hukuman sedang atau berat, berupa penurunan pangkat yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; e) Fotocopy keputusan cuti diluar tanggungan negara yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. 2) Berdasarkan usulan tersebut, pejabat yang berwenang, menerbitkan keputusan pembebasan sementara dari jabatan fungsional Dokter dan disampaikan kepada yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan tembusan kepada unit kerjanya dan atau instansi terkait. 2. Pengangkatan Kembali a. Kriteria pengangkatan kembali 1) PNS yang telah selesai menjalani pembebasan sementara, dapat diangkat kembali dalam jabatan Dokter, apabila telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana tersebut butir 1 diatas. 2) PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Dokter dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan yang berasal dari prestasi kerja di bidang pelayanan kesehatan yang diperoleh selama tidak menduduki 84

jabatan Dokter setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. b. Tata cara pengangkatan kembali 1) PNS yang dibebaskan sementara dari jabatan Dokter melaporkan secara tertulis kepada pimpinan unit kerja yang bersangkutan bahwa yang bersangkutan telah selesai menjalani pembebasan sementara, dengan melampirkan : a) Penetapan Angka Kredit terakhir yang telah dimiliki dan dari prestasi kerja di bidang pelayanan kesehatan yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan Dokter setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. b) Fotocopy keputusan dalam pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang. c) Fotocopy keputusan pembebasan sementara sebagai Dokter yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. d) Surat keterangan/keputusan/pernyataan telah selesai menjalani tugas diluar jabatan Dokter. e) Fotocopy ijazah/sttpl yang diperoleh dengan disertai pengangkatan/penugasan kembali pada unit kerja semula bagi yang telah selesai tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. f) Surat keterangan telah selesai menjalani hukuman disiplin. g) Fotocopy keputusan pengangkatan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil, bagi yang telah selesai menjalani cuti diluar tanggungan negara yang dilegalisir pejabat yang berwenang. 2) Berdasarkan laporan tersebut pimpinan unit kerja yang bersangkutan mengusulkan pengangkatan kembali sebagai PNS kedalam jabatan Dokter dengan melampirkan persyaratan sebagaiama butir (1), sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. 3) Berdasarkan usul tersebut, pejabat yang berwenang, menerbitkan keputusan pengangkatan kembali PNS kedalam jabatan Dokter. 4) Keputusan pengangkatan kembali tersebut disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Dokter yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerja yang bersangkutan dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait. c. Ketentuan dalam pengangkatan kembali PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Dokter, apabila dalam masa pembebasan sementara yang bersangkutan melakukan tugas yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan maka prestasi kerja selama tidak menduduki jabatan Dokter dapat dinilai angka kreditnya, kecuali bagi Dokter yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat. 3. Pemberhentian a. Alasan pemberhentian Dokter diberhentikan dari jabatan fungsionalnya apabila : 1) Dijatuhi hukuman disiplin PNS dengan tingkat hukuman disiplin berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali jenis hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980; 85

2) Diberhentikan sebagai PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979; 3) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; 4) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit bagi Dokter Utama, pangkat IV/e. b. Tata cara pemberhentian 1) Pimpinan unit kerja mengusulkan PNS untuk diberhentikan dari jabatan Dokter kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan melampirkan : a) Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; b) Fotocopy Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; c) Surat keterangan dari Ketua Tim Penilai bahwa yang bersangkutan tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan setelah pembebasan sementara; d) Fotocopy keputusan hukuman disiplin yang dilegalisir pejabat yang berwenang. 2) Berdasarkan usulan tersebut, pejabat yang berwenang menetapkan keputusan pemberhentian dari jabatan Dokter. 86