7. Apa yang dimaksud dengan PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan?... 6

dokumen-dokumen yang mirip
Tanya-Jawab Lengkap. BPJS Kesehatan. e-book gratis KOMPILASI OLEH: MAJALAHKESEHATAN.COM

Buku Saku FAQ. (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan

Buku Saku FAQ. (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Pembahasan KemenKes RI (7 Sep 2012)

SEPUTAR BPJS KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. IV.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Administrasi. 1. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Sleman

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan. iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes, RI., 2013).

Prosedur Pendaftaran Peserta JKN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun

Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi Bagi Peserta JKN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pembahasan KemenKes RI (19 Juli 2012)

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

ANALISIS BPJS KESEHATAN

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan Kesehatan. panduan praktis. Kantor Pusat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Pengantar Diskusi EuroCham

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 15 TAHUN 2014

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

Jaminan Kesehatan Nasional & Peran BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari, SE, MM, AAK Kepala PT Askes (Persero) Divisi Regional VI

BUPATI LAMONGAN TENTANG BUPATI LAMONGAN, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

KONSEP RANCANGAN PERPRES TENTANG JAMINAN KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN...

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia. Pengetahuan merupakan hasil

DR.Dr.Sutoto,M.Kes** *Disampaikan Pada Konggres ke XXI dan Hospital Expo ke XXV,Jakarta. Oktober 2012 **Ketua Umum PERSI Pusat

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2014

RENCANA PELAKSANAAN SJSN MELALUI BPJS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) - BPJS KESEHATAN KOMUNITAS 2015

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

panduan praktis Pelayanan Ambulan

1 of 5 18/12/ :36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 115/PMK.02/2009 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permintaan (Demand) Asuransi Kesehatan. Menurut Feldstein (2005), permintaaan (demand) adalah keinginan

41 Penyelenggara Jaminan Sosial mempunyai tujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan sosial kesehatan guna terpenuhinya kebutuhan dasa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUKU PEGANGAN SOSIALISASI. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

Transkripsi:

BPJS KESEHATAN Daftar Isi: I. SEPUTAR BPJS... 5 1. Apa itu BPJS?... 5 2. Apa itu BPJS Kesehatan?... 5 3. Kapan BPJS Kesehatan mulai operasional?... 5 4. Apa itu Jaminan Kesehatan?... 5 II. PESERTA... 5 5. Siapa saja yang menjadi peserta BPJS Kesehatan?... 5 6. Ada berapa kelompok peserta BPJS Kesehatan?... 5 7. Apa yang dimaksud dengan PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan?... 6 8. Siapa saja yang lain yang berhak menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan?... 6 9. Siapa saja peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan?... 6 10. Apa yang dimaksud dengan pekerja?... 6 11. Apa yang dimaksud dengan pekerja penerima upah?... 6 12. Siapa saja yang termasuk pekerja penerima upah?... 6 13. Apa yang dimaksud dengan pekerja bukan penerima upah?... 6 14. Siapa saja yang termasuk pekerja bukan penerima upah?... 6 15. Apa yang dimaksud dengan bukan pekerja?... 6 16. Siapa saja yang termasuk bukan pekerja?... 6 17. Siapa saja yang dimaksud dengan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil?... 7 18. Siapa yang dimaksud dengan pemberi kerja?... 7 19. Siapa saja yang dimaksud dengan anggota keluarga?... 7 20. Berapa jumlah peserta dan anggota keluarganya yang ditanggung?... 7 21. Bagaimana bila jumlah peserta dan anggota keluarganya lebih dari 5 (lima) orang?... 7 22. Apakah boleh penduduk Indonesia tidak menjadi peserta BPJSKesehatan?... 7

23. Apa yang terjadi kalau kita tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan?... 7 24. Kapan seluruh penduduk Indonesia sudah harus menjadi peserta BPJS Kesehatan?... 7 25. Bagaimana pentahapan kepesertaan BPJS Kesehatan?... 7 26. Siapa yang harus mendaftarkan Penerima Bantuan Iuran (PBI) ke BPJS Kesehatan?... 8 27. Siapa yang harus mendaftarkan peserta bukan Penerima Bantuan Iuran dan bukan pekerja kepada BPJS Kesehatan?... 8 28. Siapa yang harus mendaftarkan pekerja ke BPJS Kesehatan?... 8 29. Apa buktinya seseorang sudah terdaftar sebagai peserta di BPJS Kesehatan?... 8 30. Apa yang harus dilakukan peserta bila terjadi perubahan daftar susunan keluarganya?... 8 31. Bagaimana jika terjadi perubahan status kepesertaan dari peserta PBI menjadi bukan peserta PBI atau sebaliknya?... 8 32. Apakah peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal tetap dijamin oleh BPJS Kesehatan?... 8 III. IURAN... 8 33. Apa yang dimaksud dengan iuran?... 8 34. Berapa besar iuran tambahan yang harus dibayar oleh peserta pekerja bukan penerima upah yang memiliki anggota keluarga lebih dari 5 (lima) termasuk peserta?... 8 35. Kapan iuran harus dibayar?... 9 36. Bagaimana jika terlambat membayar Iuran?... 9 37. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja tanggal berapa membayar iuran setiap bulannya?... 9 38. Besaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana tersebut di atas berlaku sampai kapan?. 9 39. Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan iuran jaminan kesehatan sesuai dengan gaji atau upah peserta?... 9 IV. MANFAAT... 9 40. Apa yang dimaksud dengan manfaat?... 9 41. Pelayanan apa saja yang tidak dijamin?... 9 42. Manfaat apa saja yang diperoleh oleh peserta dan keluarganya?... 10

43. Apakah manfaat akomodasi dibedakan berdasarkan besaran iuran?... 10 44. Bagaimana dengan Ambulans?... 10 45. Pelayanan yang dijamin?... 10 Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (Klinik/Puskesmas)... 10 Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup:... 10 46. Apa saja cakupan pelayanan Gigi?... 11 47. Alat bantu apa saja yg ditanggung BPJS?... 11 48. Kelas perawatan berapa yang ditanggung ketika harus rawat inap?... 12 49. Bagaimana dengan pasien kecelakaan lalulintas?... 12 50. Bagaimana kalau peserta pindah kelas rawatan ke yang lebih tinggi?... 12 51. Apakah peserta jaminan kesehatan dapat mengikuti program asuransi kesehatan tambahan lainnya?... 12 52. Pada peserta jaminan kesehatan yang mempunyai asuransi kesehatan tambahan ketika sakit dan harus dirawat siapa yang akan menjamin biayanya?... 13 V. FASILITAS KESEHATAN... 13 53. Apa yang dimaksud dengan fasilitas kesehatan?... 13 54. Pada fasilitas kesehatan tingkat pertama yang mana untuk pertama kali peserta terdaftar?... 13 55. Bagaimana jika peserta butuh penanganan lanjutan?... 13 56. Apakah peserta yang dirawat inap memperoleh obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan?... 13 57. Bagaimana bila fasilitas kesehatan rawat jalan tidak memiliki sarana penunjang?... 13 58. Bagaimana dengan obat dan bahan medis habis pakai untuk peserta?... 13 59. Bagaimana dengan peserta yang memerlukan pelayanan gawat darurat?... 13 60. Bagaimana bila belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan medis peserta?... 14 61. Kompensasi apa saja yang diberikan kepada peserta?... 14

62. Siapa yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program jaminan kesehatan?... 14 63. Bagaimana dengan fasilitas kesehatan swasta?... 14 64. Apakah semua fasilitas kesehatan wajib kerjasama dengan BPJS Kesehatan?... 14 65. Bagaimana bentuk kerjasama serta apa syaratnya?... 14 66. Berapa besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan oleh BPJS?... 14 67. Apakah sebagai peserta BPJS Kesehatan masih dikenai biaya tambahan dari fasilitas kesehatan?... 14 VI. PENGENDALIAN MUTU... 14 68. Bagaimana dengan mutu pelayanan, efektifitas tindakan dan efisiensi biaya?... 14 69. Meliputi apa saja kendali mutu yang dilakukan?... 14 70. Siapa yang bertanggung jawab terhadap kendali mutu dan biaya dan apa saja yang dilakukan untuk itu?... 14 VII. MONITORING DAN EVALUASI... 15 71. Siapa saja yang dilibatkan dalam proses monitoring dan evaluasi?... 15 72. Apa yang dimaksud dengan DJSN?... 15 VIII. PENGADUAN... 15 73. Bila peserta tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan kemana harus menyampaikan pengaduan?... 15 74. Bila tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari BPJS bagaimana?... 15 75. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menangani pengaduan?... 15 76. Dalam hal terjadi sengketa antara peserta dengan fasilitas kesehatan, peserta dengan BPJS Kesehatan, BPJS Kesehatan dengan fasilitas kesehatan ataubpjs Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan.bagaimana penyelesaiannya?... 15

================== I. SEPUTAR BPJS 1. Apa itu BPJS? Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketengakerjaan. 2. Apa itu BPJS Kesehatan? Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan 3. Kapan BPJS Kesehatan mulai operasional? BPJS Kesehatan mulai opersional pada tanggal 1 Januari 2014 4. Apa itu Jaminan Kesehatan? Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. II. PESERTA 5. Siapa saja yang menjadi peserta BPJS Kesehatan? Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran 6. Ada berapa kelompok peserta BPJS Kesehatan? Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu : 1. PBI jaminan kesehatan

2. bukan PBI jaminan kesehatan 7. Apa yang dimaksud dengan PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan? PBI adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. 8. Siapa saja yang lain yang berhak menjadi peserta PBI Jaminan Kesehatan? Yang berhak menjadi peserta PBI Jaminan kesehatan lainnya adalah yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu. 9. Siapa saja peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan? Peserta bukan PBI jaminan kesehatanterdiri atas: 1. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya 2. Pekerja bukanpenerima upah dan anggota keluarganya 3. Bukan pekerja dan anggota keluarganya 10. Apa yang dimaksud dengan pekerja? Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain. 11. Apa yang dimaksud dengan pekerja penerima upah? Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah 12. Siapa saja yang termasuk pekerja penerima upah? Pekerja penerima upah terdiri atas 1. Pegawai negeri sipil 2. Anggota TNI 3. Anggota POLRI 4. Pejabat Negara 5. Pegawai pemerintah non pegawai negeri 6. Pegawai swasta dan 7. Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah. 13. Apa yang dimaksud dengan pekerja bukan penerima upah? Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri. 14. Siapa saja yang termasuk pekerja bukan penerima upah? Pekerja bukan penerima upah terdiri atas: 1. Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri 2. Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah. 15. Apa yang dimaksud dengan bukan pekerja? Bukan pekerja adalah setiap orang yang tidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan 16. Siapa saja yang termasuk bukan pekerja? Yang termasuk kelompok bukan pekerja terdiri atas: 1. Investor;

2. Pemberi kerja; 3. Penerima pensiun; 4. Veteran; 5. Perintis kemerdekaan 6. Bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan pekerja penerima upah 17. Siapa saja yang dimaksud dengan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil? Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Tidak Tetap, Pegawai Honorer, Staf Khusus, dan Staf Ahli. 18. Siapa yang dimaksud dengan pemberi kerja? Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan lainnya yang mempekerjakantenaga kerja, atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya. 19. Siapa saja yang dimaksud dengan anggota keluarga? Anggota keluarga yang dimaksud meliputi: 1. Satu orang istri atau suami yang sah dari peserta 2. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta, dengan kriteria: - Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri dan - Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal 20. Berapa jumlah peserta dan anggota keluarganya yang ditanggung? Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan paling banyak 5 (lima) orang 21. Bagaimana bila jumlah peserta dan anggota keluarganya lebih dari 5 (lima) orang? Peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 5 (lima) orang termasuk peserta, dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain dengan membayar iuran tambahan 22. Apakah boleh penduduk Indonesia tidak menjadi peserta BPJSKesehatan? Tidak boleh, karena kepesertaan BPJS Kesehatan bersifat wajib. Meskipun yang bersangkutan sudah memiliki Jaminan Kesehatan lain. 23. Apa yang terjadi kalau kita tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan? Ketika sakit dan harus berobat atau dirawat maka semua biaya yang timbul harus dibayar sendiri dan kemungkinan bisa sangat mahal diluar kemampuan kita 24. Kapan seluruh penduduk Indonesia sudah harus menjadi peserta BPJS Kesehatan? Paling lambat tahun 2019 seluruh penduduk Indonesia sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan yang dilakukan secara bertahap. 25. Bagaimana pentahapan kepesertaan BPJS Kesehatan? Pentahapannya sebagai berikut: Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi : 1. PBI Jaminan Kesehatan 2. Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya 3. Anggota Polri /Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota keluarganya 4. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya

5. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya 26. Siapa yang harus mendaftarkan Penerima Bantuan Iuran (PBI) ke BPJS Kesehatan? Pemerintah mendaftarkan PBI Jaminan Kesehatan sebagai peserta kepada BPJS Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 27. Siapa yang harus mendaftarkan peserta bukan Penerima Bantuan Iuran dan bukan pekerja kepada BPJS Kesehatan? Setiap orang bukan pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai peserta jaminan kesehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran. 28. Siapa yang harus mendaftarkan pekerja ke BPJS Kesehatan? Setiap pemberi kerja wajibmendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran. 29. Apa buktinya seseorang sudah terdaftar sebagai peserta di BPJS Kesehatan? Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan identitas peserta. Identitaspeserta paling sedikit memuat nama dan nomor identitas tunggal. 30. Apa yang harus dilakukan peserta bila terjadi perubahan daftar susunan keluarganya? 1. Peserta pekerja penerima upah wajib menyampaikan perubahan daftar susunan keluarganya kepada pemberi kerja paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak terjadi perubahan data kepesertaan. 2. Pemberi kerja wajib melaporkan perubahan data kepesertaan dan perubahan daftar susunan keluarganya kepada BPJS Kesehatan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya perubahan data peserta. 3. Peserta pekerja bukan penerima upah wajib menyampaikan perubahan daftar susunan keluarganya kepada BPJS Kesehatan14 (empat belas) hari kerja sejak terjadi perubahan data kepesertaan. 31. Bagaimana jika terjadi perubahan status kepesertaan dari peserta PBI menjadi bukan peserta PBI atau sebaliknya? 1. Perubahan status kepesertaan dari peserta PBI Jaminan Kesehatan menjadi bukan peserta PBI Jaminan Kesehatan dilakukan melalui pendaftaran ke BPJS Kesehatan dengan membayar iuran pertama. 2. Perubahan status kepesertaan dari bukan peserta PBI Jaminan Kesehatan menjadi pesertapbi Jaminan Kesehatan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Perubahan status kepesertaan sebagaimana dimaksud tidak mengakibatkan terputusnya manfaat jaminan kesehatan. 32. Apakah peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal tetap dijamin oleh BPJS Kesehatan? Peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal masih menjadi peserta program jaminan kesehatan selama memenuhi kewajiban membayar Iuran. Peserta yang pindah kerja wajib melaporkan perubahan status kepesertaannya dan identitas pemberi kerja yang baru kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukan identitas perserta. III. IURAN 33. Apa yang dimaksud dengan iuran? Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh peserta, pemberi kerja dan/atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan 34. Berapa besar iuran tambahan yang harus dibayar oleh peserta pekerja bukan penerima upah yang memiliki anggota keluarga lebih dari 5 (lima) termasuk peserta? Iuran jaminan kesehatan bagi anggota keluarga tambahan dari peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 5 (lima) orang termasuk peserta, dibayar oleh peserta sesuai peraturan yang akan ditetapkan kemudian.

35. Kapan iuran harus dibayar? Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan seluruh peserta yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. 36. Bagaimana jika terlambat membayar Iuran? a - Keterlambatan pembayaran lunas iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud, dikenakan denda administratif 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak dan ditanggung pemberi kerja b - Dalam hal keterlambatan pembayaran lunas iuran jaminan kesehatan disebabkan karena kesalahan pemberi kerja, maka pemberi kerja wajib membayar pelayanan kesehatan pekerjannya sebelum dilakukan pelunasan pembayaran iuran oleh pemberi kerja. 37. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja tanggal berapa membayar iuran setiap bulannya? Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib membayariuran Jaminan Kesehatan pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulankepada BPJS Kesehatan. 38. Besaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana tersebut di atas berlaku sampai kapan? Besaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud di atas ditinjau paling lama 2 (dua) tahun sekali yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden. 39. Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan iuran jaminan kesehatan sesuai dengan gaji atau upah peserta? 1. BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran jaminan kesehatan sesuai dengan gaji atau upah peserta. 2. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran sebagaimana dimaksud, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada pemberi kerja dan/atau peserta selambatlambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya iuran. 3. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diperhitungkan dengan pembayaran iuran bulan berikutnya. IV. MANFAAT 40. Apa yang dimaksud dengan manfaat? Manfaat adalah faedah jaminan yang menjadi hak peserta dan anggota keluarganya. 41. Pelayanan apa saja yang tidak dijamin? 1 - Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku 2 - Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat 3 - Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja 4 - Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri 5 - Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan / atau estetik 6 - Pelayanan untuk mengatasi infertilitas (memperoleh keturunan) 7 - Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi) 8 - Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alcohol 9 - Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri

10 - Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisinal, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment/hta) 11 - Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen) 12 - Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu 13 - Perbekalan kesehatan rumah tangga 14 - Pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalulintas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan 15 - Pelayanan kesehatan akibat bencana, kejadian luar biasa/wabah 16 - Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan 42. Manfaat apa saja yang diperoleh oleh peserta dan keluarganya? Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakuppelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medisyang diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud terdiri atas manfaat medis dan manfaat non medis. Manfaatmedistidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan.manfaat non medismeliputi manfaat akomodasi, dan ambulans. 43. Apakah manfaat akomodasi dibedakan berdasarkan besaran iuran? Ya.Manfaat akomodasi dibedakan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan 44. Bagaimana dengan Ambulans? Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan 45. Pelayanan yang dijamin? Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (Klinik/Puskesmas) a. Administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama; b. Pelayanan promotif preventif, meliputi: 1) kegiatan penyuluhan kesehatan perorangan; 2) imunisasi dasar; Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPTHB), Polio, dan Campak. 3) keluarga berencana; 4) Pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan pemeriksaan pasca melahirkan (PNC) pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui dan bayi ; 5) pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup: 1) Rawat jalan yang meliputi: a - Administrasi pelayanan b - Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis c - Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis d - Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai e - Pelayanan alat kesehatan implant f - Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis

g - Rehabilitasi medis h - Pelayanan darah i - Pelayanan kedokteran forensic j - Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan. 2) Rawatinap yang meliputi: a - Perawatan inap non intensif b - Perawatan inap di ruang intensif. c - Pelayanan kesehatan lain ditetapkan oleh Menteri. 46. Apa saja cakupan pelayanan Gigi? 1) administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke faskes lanjutan untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di faskes tingkat pertama 2) pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis 3) premedikasi 4) kegawatdaruratan oro-dental 5) pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi) 6) pencabutan gigi permanen tanpa penyulit 7) obat pasca ekstraksi 8) tumpatan komposit/gic 9) Skeling gigi (1x dalam setahun) 10) Pelayanan Protesa gigi/gigi palsu dapat diberikan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan.Protesa gigi/gigi palsu diberikan kepada Peserta BPJSKesehatan yang kehilangan gigi sesuai dengan indikasi medis dan atas rekomendasi dari Dokter Gigi. Tarif maksimal penggantian prothesa gigi adalah sebesar Rp. 1.000.000,- dengan ketentuan sebagai berikut: Tariff untuk masing-masing rahang maksimal Rp. 500.000,- Rincian per rahang : - 1 sampai dengan 8 gigi : Rp. 250.000,- - 9 sampai dengan 16 gigi : Rp. 500.000,- 47. Alat bantu apa saja yg ditanggung BPJS? 1. Kacamata /2th sekali a - kelas 3:150rb, b - Kelas2: 200rb, c - Kelas 1: 300rb 2. Alat bantu dengar / 5th sekali... Maksimal 1 jt 3. Alat Gerak (kaki/tangan Palsu) / 5th sekali Maksimal 1 jt 4. Korset tulang belakang /2th sekali... maksimal 350rb 5. Collar Neck /2th sekali...maksimal 150rb 6. Kruk / 5th sekali... maksimal 350rb

48. Kelas perawatan berapa yang ditanggung ketika harus rawat inap? 1. Di ruang perawatan kelas III bagi: a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan b. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk Manfaat c. pelayanan di ruang perawatan kelas III 2. Di ruang Perawatan kelas II bagi: a. Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya b. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya c. AnggotaPolri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya d. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya e. Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan sampai dengan 2 (dua) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya f. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II 3. Di ruang perwatan kelas I bagi a. Pejabat Negara dan anggota keluarganya b. Pegawai negeri sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya c. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya d. Anggota POLRI dan penerima pensiun Anggota POLRI yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya e. Pegawai pemerintah non pegawai negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil Golongan III dan Golongan IV dan anggota keluarganya f. Veteran dan perintis kemerdekaan beserta anggota keluarganya g. Peserta pekerja penerima upah bulanan lebih dari 2 (dua) kali PTKP dengan status kawin dengan 2 (dua) anak dan anggota keluarganya h. Peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I. 49. Bagaimana dengan pasien kecelakaan lalulintas? BPJS Kesehatan membayar selisih biaya pengobatan akibat kecelakaan lalu lintas yang telah dibayarkan oleh program jaminan kecelakan lalu lintas sesuai dengan tarif yang diberlakukan BPJS Kesehatan. 50. Bagaimana kalau peserta pindah kelas rawatan ke yang lebih tinggi? Dalam hal peserta Jaminan Kesehatan menghendaki kelas perawatan yang lebih tinggi, selisih biaya menjadi beban peserta dan/atau asuransi swasta yang diikuti peserta. Ketentuan mengenai tata cara pembayaran selisih biaya sebagaimana dimaksud diatur dalam Peraturan Menteri. 51. Apakah peserta jaminan kesehatan dapat mengikuti program asuransi kesehatan tambahan lainnya? Peserta Jaminan Kesehatan dapat mengikuti program asuransi kesehatan tambahan.

52. Pada peserta jaminan kesehatan yang mempunyai asuransi kesehatan tambahan ketika sakit dan harus dirawat siapa yang akan menjamin biayanya? BPJS Kesehatan dan penyelenggara program asuransi kesehatan tambahandapat melakukan koordinasi dalam memberikan manfaat untuk Peserta Jaminan Kesehatan yang memiliki hak atas perlindungan program asuransi kesehatan tambahan V. FASILITAS KESEHATAN 53. Apa yang dimaksud dengan fasilitas kesehatan? Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. 54. Pada fasilitas kesehatan tingkat pertama yang mana untuk pertama kali peserta terdaftar? 1. Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasidinas kesehatan kabupaten/kota setempat. 2. Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta berhak memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan. 3. Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatantingkat pertama tempat peserta terdaftar, kecualiberada di luar wilayah fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar;ataudalam keadaan kegawatdaruratan medis. 55. Bagaimana jika peserta butuh penanganan lanjutan? Dalam hal peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fasilitas kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai dengan sistem rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan 56. Apakah peserta yang dirawat inap memperoleh obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan? Fasilitas kesehatan wajib menjamin peserta yang dirawat inap mendapatkan obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan sesuai dengan indikasi medis. 57. Bagaimana bila fasilitas kesehatan rawat jalan tidak memiliki sarana penunjang? Fasilitas kesehatan rawat jalan yang tidak memiliki sarana penunjang, wajib membangun jejaring dengan fasilitas kesehatan penunjang untuk menjamin ketersediaan obat, bahan medis habis pakai, dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan 58. Bagaimana dengan obat dan bahan medis habis pakai untuk peserta? 1. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai untuk peserta jaminan kesehatan pada fasilitas kesehatan berpedoman pada daftar dan harga obat dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh Menteri. 2. Daftar dan harga obat dan bahan medis habis pakai sebagaimana dimaksud ditinjau dan disempurnakan paling lambat 2 (dua) tahun sekali. 59. Bagaimana dengan peserta yang memerlukan pelayanan gawat darurat? 1. Peserta yang memerlukan pelayanan gawat darurat dapat langsung memperoleh pelayanan di setiap fasilitas kesehatan. 2. Peserta yang menerima pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setelah keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan.

60. Bagaimana bila belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan medis peserta? Dalam hal di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi. 61. Kompensasi apa saja yang diberikan kepada peserta? Kompensasi yang dimaksud berupa biaya transportasi bagi pasien, satu orang pendamping keluarga dan tenaga kesehatan sesuai indikasi medis. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kompensasi diatur dengan Peraturan Menteri. 62. Siapa yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program jaminan kesehatan? Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan program jaminan kesehatan. 63. Bagaimana dengan fasilitas kesehatan swasta? Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memberikan kesempatan kepadaswasta untuk berperan serta memenuhi ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. 64. Apakah semua fasilitas kesehatan wajib kerjasama dengan BPJS Kesehatan? Fasilitas kesehatan milik Pemerintah dan pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan wajib bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.Fasilitas kesehatan milikswasta yang memenuhi persyaratan dapat menjalin kerjasama dengan BPJSKesehatan 65. Bagaimana bentuk kerjasama serta apa syaratnya? Kerjasama sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan membuat perjanjian tertulis. Persyaratan kerjasama ditetapkan dengan Peraturan Menteri 66. Berapa besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan oleh BPJS? Besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri. 67. Apakah sebagai peserta BPJS Kesehatan masih dikenai biaya tambahan dari fasilitas kesehatan? Tidak boleh dikenai biaya tambahan, kecuali peserta tidak mengikuti standar peraturan yang telah ditetapkan VI. PENGENDALIAN MUTU 68. Bagaimana dengan mutu pelayanan, efektifitas tindakan dan efisiensi biaya? Pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya. 69. Meliputi apa saja kendali mutu yang dilakukan? Penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu fasilitas kesehatan, memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan terhadap luaran kesehatan peserta.ketentuan mengenai penerapan sistem kendali mutu pelayanan jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud diatur dalam peraturan BPJS. 70. Siapa yang bertanggung jawab terhadap kendali mutu dan biaya dan apa saja yang dilakukan untuk itu? Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, Menteri bertanggung jawab untuk: 1. Penilaian teknologi kesehatan (Health Technology Assessment) 2. Pertimbangan klinis (clinical advisory) dan manfaat jaminan kesehatan 3. Perhitungan standar tarif

4. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan jaminan kesehatan. VII. MONITORING DAN EVALUASI 71. Siapa saja yang dilibatkan dalam proses monitoring dan evaluasi? Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan jaminan kesehatan, Menteri berkordinasi dengan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN). 72. Apa yang dimaksud dengan DJSN? Dewan Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya disingkat DJSN adalah Dewan yang berfungsi untuk membantu Presiden dalam perumusan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional. VIII. PENGADUAN 73. Bila peserta tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan kemana harus menyampaikan pengaduan? Dalam hal peserta tidak puas terhadap pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, peserta dapat menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan dan/atau BPJS Kesehatan. 74. Bila tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari BPJS bagaimana? Dalam hal peserta dan/atau fasilitas kesehatan tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari BPJS Kesehatan, dapat menyampaikan pengaduan kepada Menteri. 75. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menangani pengaduan? Penyampaian pengaduan harus memperoleh penanganan dan penyelesaian secara memadai dan dalam waktu yang singkat serta diberikan umpan balik ke pihak yang menyampaikan.penyampaian pengaduandilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 76. Dalam hal terjadi sengketa antara peserta dengan fasilitas kesehatan, peserta dengan BPJS Kesehatan, BPJS Kesehatan dengan fasilitas kesehatan ataubpjs Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan.bagaimana penyelesaiannya? Dalam hal tejadi sengketa antara para pihak seperti tersebut di atas diselesaikandengan cara musyawarah oleh para pihak yang bersengketa.dalam hal sengketa tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, sengketa diselesaikan dengan cara mediasi atau melalui pengadilan. Cara penyelesaian sengketa melalui mediasi atau melalui pengadilan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. COPYRIGHT ANTARA 2013 Informasi, Curhat, Tanya Jawab, Langsung saja join di grup : https://www.facebook.com/groups/bpjs.kesehatan (Closed Group) Disadur oleh St Paulus Pekanbaru untuk sosialisasi bagi umat se-paroki.