PENYAKIT PADA TANAMAN TEMBAKAU

dokumen-dokumen yang mirip
I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA

PENDAHULUAN. pangan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok. upacara-upacara keagamaan mereka. Colombus pertama kali mengetahui

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TEKNIK BUDIDAYA TEMBAKAU

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. divisi Spermatophyta dengan subdivisi Angiospermae dengan kelas

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

I. PENDAHULUAN. Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

Deskripsi Varietas Unggul Tembakau (Nicotiana tabacum)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

TINJAUAN PUSTAKA. : Nicotianae ; Genus : Nicotiana; Species : Nicotiana tobacum dan Nicotiana rustika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

MAKALAH TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN TANAMAN TEMBAKAU

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. dibawa oleh Bangsa Portugis dan Spanyol pada abad ke XVI. Menurut Rumphius,

MENGENAL PENYAKIT PENTING TANAMAN TEMBAKAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

MENGENAL VARIETAS UNGGULTEMBAKAUDI JAWA TIMUR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MUTU BENIH Oleh : Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

Ralstonia solanacearum

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

SERANGAN PENYAKIT LANAS Phytopthora nicotianae PADA TEMBAKAU DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN AGUSTUS 2013

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

BAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

Transkripsi:

PENYAKIT PADA TANAMAN TEMBAKAU Oleh : Nuryanti, SP BBPPTP Surabaya Latar Belakang Tanaman tembakau dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari Spanyol tobacco merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika. Asal mula tembakau liar tidak diketahui dengan pasti karena tanaman ini sangat tua dan telah dibudidayakan berabad - abad lamanya. Tanaman tembakau telah menyebar ke seluruh Amerika Utara, sebelum masa kedatangan orang kulit putih. Pada tahun 1556, tanaman tembakau diperkenalkan di Eropa, dan mula mula hanya digunakan untuk keperluan dekorasi dan kedokteran/medis saja. Jean Nicot, yang pertama kali melakukan eksploitasi tanaman ini di Perancis. Kemudian, tanaman tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan Australia (Matnawi, 1997). Tembakau telah terkenal sebagai komoditi ekspor sejak dua setengah abad yang lalu, yakni ketika penguasa kolonial yang kemudian digantikan oleh pemodal swasta mengusahakan untuk pasaran Eropa. Kira - kira dua abad sejak diperkenalkannya tembakau oleh bangsa Portugis di Nusantara, tanaman tembakau merupakan tanaman untuk konsumsi kelompok elit, dan kemudian secara bertahap meluas menjadi konsumsi rakyat kebanyakan (Pedmo dan Djatmiko, 1991). Setelah itu tembakau menjadi popular di Eropa dan digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya menghilangkan rasa lapar, mengurangi rasa kantuk atau pingsan, dan mengobati beberapa penyakit. Pertumbuhan tembakau sangat identik dengan perkembangan koloni - koloni pertama, terutama di daerah Virginia dan Maryland (Matnawi, 1997). Tanaman tembakau merupakan tanaman komersial dengan memanfaatkan daunnya sebagai rokok, pipa atau tembakau kunyah. (chewing) atau untuk dihisap lewat hidung atau tembakau sedotan (snuff). Tembakau merupakan sumber nikotin yaitu, suatu zat aditif, dan juga sebagai bahan dasar untuk beberapa jenis insektisida. Di Indonesia, tembakau telah dikenal sejak 400 tahun yang lalu sebagai tanaman obat ataupun bahan halusinogen (Balitas, 1994). Kultivar tembakau telah berkembang luas. Perkembangan tersebut telah melahirkan berbagai jenis tembakau baik berdasarkan tipologi, morfologi, adaptasi lokal ataupun berdasarkan cara pengolahan, penggunaan dan musim tanamnya. Sebagai contoh kultivar tembakau berdasarkan adaptasi lokasi yaitu: tembakau Virginia, Burley dan Turki. Jenis tembakau berdasarkan pengolahannya antara lain Flue cured,tembakau yang pengolahannya dari daun hijau menjadi krosok dilakukan di dalam bangunan pengering dengan mengalirkan udara panas dan Sun cured, tembakau yang pengolahannya dengan sinar matahari dan lainnya. Sebagai contoh berdasarkan penggunaannya digolongkan tembakau cerutu, sigaret, kemyak, isap dan pipa.

Berdasarkan musim tanamnya digolongkan dalam tembakau voor oogst dan na oogst. Dalam pengusahaan tembakau yang dominan di Indonesia dapat dikelompokkan dalam tembakau cerutu, rajangan dan virginia. Tembakau cerutu sampai saat ini umumnya diusahakan oleh PT Perkebunan Nusantara (BUMN). Di negara Indonesia tembakau yang baik (komersial) hanya dihasilkan di daerah-daerah tertentu. Tanaman tembakau, curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Suhu udara Yang cocok antara 21-32 derajat C, ph antara 5-6. Tanah gembur, remah, gampang mengikat air, memiliki tata air & udara Yang baik sehingga bisa meningkatkan drainase, ketinggian antara 200-3.000 m dpl. Kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi penanaman, hasil panen dan pengolahan pascapanen. Akibatnya, hanya beberapa tempat yang memiliki kesesuaian dengan kualitas tembakau terbaik, tergantung produk sasarannya. Sistematika tanaman dan Morfologi tembakau Dalam sistematikanya tembakau tergolong dalam Klass Dicotyledonaea, Ordo Personatae, Famili Solanaceae, Sub Famili Nicotianae, Genus Nicotianae, Spesies Nicotiana tabacum L. Akar tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50-75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar. perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air,dan subur. Batang tanaman tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm. Daun - daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28-32 helai. Dalam budidaya tembakau sering mendapat kendala diserang penyakit dari jamur dan virus yang menyebabkan kualitas maupun kuantitas produksi menurun.untuk menjaga hasil produksi maka perlu diketahui jenis-jenis penyakit, gejala dan pengendaliannya.

Tanaman Tembakau Sumber : www.produknatural nusantara Jenis jenis Penyakit pada Tanaman Tembakau Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar pada tanaman tembakau. 1.Penyakit Rebah Kecambah Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytium spp, Sclerotium sp dan Rhizoctonia sp. Penyakit ini pada umumnya menyerang pada fase pembibitan, dengan gejala serangan pangkal bibit berlekuk seperti terjepit, busuk, berwarna coklat dan akhirnya bibit roboh. Penyakit biasanya menyerang didaerah dengan suhu 240 C, kelembaban di atas 85 % drainase buruk curah hujan tinggi dan ph tanah 5,2-8,5. Penyakit ini dapat diatasi dengan pengaturan jarak tanam pembibitan, disinfeksi tanah sebelum penaburan benih atau penyemprotan pembibitan serta pencelupan bibit sebelum tanam dengan fungisida netalaksil (3 g/liter air), Mankozep (2-3 g/liter air), Benomil (2-3 g/liter air). 2.Penyakit Lanas Patogen penyebab penyakit ini adalah cendawan Phytophthora nicotianae (Semangun 1988). Gejala serangannya dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu : Tipe 1; tanaman yang daunnya masih hijau mendadak terkulai layu dan akhirnya mati, pangkal batang dekat permukaan tanah busuk berwarna coklat dan apabila dibelah empulur tanaman bersekat-sekat, Tipe 2; daunnya

terkulai kemudian menguning tanaman layu dan akhirnya mati, Tipe 3; bergejala nekrosis berwarna gelap terang (konsentris) dan setelah prosesing warnanya lebih coklat dibanding daun normal. Cara pencegahannya adalah melakukan sanitasi pengolahan tanah yang matang memperbaiki drainase penggunaan pupuk kandang yang telah masak, rotasi tanaman minimal 2 tahun dan menggunakan varietas tahan seperti Coker 48, Coker 206 NC85, DB 102, Speight G- 28, Ky 317, Ky 340, Oxford 1, dan Vesta 33 (Lucas 1975, Powel 1988, Melton 1991). Pengendaliannya dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida pada pangkal batang dengan menggunakan fungisida Mankozeb 2-3 g/liter air, Benomil 2-3 g/liter air, Propanokarb Hidroklorida1-2mlair. 3.Penyakit Kerupuk. Patogen penyebabnya adalah virus krupuk tembakau (Tabacco Leaf Corl Virus = TLCV). Gejala serangannya adalah daun terlihat agak berkerut, tepi daun melengkung ke atas, tulang daun bengkok, daun menebal, atau sampai daun berkerut dan sangat kasar. Pencegahan penyakit ini adalah memberantas vektor lalat putih (Bemisia tabaci) dengan insektisida dimetoat atau imedakloprid. 4. Penyakit Virus Penyebab : Virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic,(TVM). Gejala: daun yang berwarna hijau terdapat bercak-bercak kuning kemudian pertumbuhan tanaman menjadilambat. Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar. 5. Hangus batang (dampingoff) Penyebab : jamur Rhizoctoniasolani. Gejala : batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : tanaman yang terserang dicabut dan dan dibakar. 6. Patik daun Penyebab Jamur Cercosporanicotinae Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, tanah diolah secara intensif, gunakan air bersih, bila sudah parah tanaman dicabut dan dibakar

7.Kutu Daun Tembakau (Myzus persicae) Gejala : Kutu ini merusak tanaman tembakau dan menghisap cairan daun tanaman, menyerang di pembibitan dan pertanaman sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu ini menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna hitam. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma dan tekstur dan selanjutnya akan mengurangi mutu dan harga, secara khemis kutu daun mengurangi kandungan alkaloid, gula, rasio gula alkaloid dan meningkatkan total nitrogen daun. Kutu daun dapat menyebabkan kerugian sampai 50%, kutu daun dapat menyebabkan kerugian 22 28% pada tembakau flue-cured. Pengendaliannya: Mengurangi pemupukan N dan melakukan penyemprotan insektisida yaitu apabila lebih besar dari 10% tanaman dijumpai koloni kutu tembakau (setiap koloni sekitar 50 ekor kutu), pestisida yang digunakan yaitu jenis imidaklorid.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2014. Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau. www.petanihebat.com/2013/10/hama- dan-penyakit-tanaman-tmbakau.html. Diakses bulan Oktober 2015 Balittas (Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat), 1994. Situasi Pertembakauan di Indonesia. Laporan bulan Januari 1994. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang. Matnawi, H., 1997. Budidaya Tembakau di bawah Naungan. Kanisius. Yogyakarta. Pedmo, S., dan E. Djatmiko, 1991. Tembakau Kajian Sosial Ekonomi. Aditya, Media, Yogyakarta. WA. Nasution-2011. Latar Belakang Tembakau. Repository.usu.ac.id/bitsream/ /5/capter%201. pdf. Diakses bulan Oktober 2015