10/22/2012 PERIHAL OBAT. Oleh: Joharman BATASAN OBAT. Aktif secara fisiologis. Zat kimia. Racun

dokumen-dokumen yang mirip
3/18/2013 PERIHAL OBAT. Oleh: Joharman BATASAN OBAT. Aktif secara fisiologis. Zat kimia. Racun

Tujuan Instruksional:

Tujuan Instruksional:

Oleh: Joharman, M.Si, Apt

Setelah mengikuti kuliah topik ini, mahasiswa mampu memahami obat sebagai penunjang penatalaksanaan kesehatan, meliputi batasan obat, kategori obat,

1. TATA NAMA. Tujuan Instruksional:

1. TATA NAMA 2. BATASAN OBAT. Aktif secara fisiologis Zat kimia Racun

1. TATA NAMA 4/16/2011. Oleh: Isnaini. Namalatin. Nama Indonesia. Nama lazim/generik. Acetosal Paracetamol. Acidum acetylsalicylicum Acetaminophenum

Rute Pemberian Obat. Indah Solihah

1. TATA NAMA. Oleh: Isnaini. Nama latin. Nama Indonesia. Nama lazim/generik. Acetosal Paracetamol. Acidum acetylsalicylicum Acetaminophenum

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

2. Bentuk setengah Padat contohnya salep,krim,pasta,cerata,gel,salep mata. 3. Bentuk cair/larutan contohnya potio,sirop,eliksir,obat tetes,dan lotio.

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

PENGGOLONGAN OBAT. Hidayah Sunar Perdanastuti Program Studi Farmasi Universitas Brawijaya

IMPLIKASI FARMAKOLOGI KEPERAWATAN 1

6/3/2011 DOKTER FARMASIS PERAWAT. 1. Independen 2. Interdependen 3. Dependen 4. Peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

Dept.Farmakologi dan Terapeutik, Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed

DRA. HELNI, APT, M.KES

PENGELOLAAN OBAT DAN PENYULUHAN OBAT KEPADA MASYARAKAT. Lecture EMI KUSUMAWATI., S.FARM., APT

Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa

Medikasi: pemberian zat/obat yang bertujuan untuk diagnosis, pengobatan, terapi, atau pereda gejala, atau untuk pencegahan penyakit Farmakologi: ilmu

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

KATA PENGANTAR. Ilham Niawan

DRUG EXISTENTION KEBERADAAN OBAT DALAM PENGOBATAN DRUG REGULATION DRUG DEVELOPMENT RATIONAL DRUG USE

Bentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. racun yang jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat membahayakan

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

Kebijakan Obat Nasional, Daftar Obat Esensial Nasional, Perundangan Obat. Tri Widyawati_Wakidi

Pengantar Farmakologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT MAAG PADA KONSUMEN YANG DATANG DI APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

OBAT Definisi dan Penggolongannya. Indah Solihah,S.Farm.,M.Sc.,Apt

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESAIN SEDIAAN FARMASI

Pembelajaran e-learning bab 3 dan 4 (kelas A)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Paradigma dalam pengembangan obat. Pertimbangan terapeutik Pertimbangan biofarmasetik Pendekatan fisikokimia 4/16/2013 1

Definisi: Suatu proses yang dilakukan tubuh terhadap obat, meliputi: absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Racun merupakan substansi ( kimia maupun fisik) yang dapat menimbulkan cidera atau kerusakan pada

Resep. Penggunaan obat berlabel dan tidak berlabel Aspek legal. Pengertian Unsur resep Macam-macam resep obat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, semakin berkembangnya perekonomian telah memunculkan

BAB II LANDASAN TEORI

Absorbsi obat berdasarkan tempat pemberian

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1010/MENKES/PER/XI/2008 TENTANG REGISTRASI OBAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN OBAT SECARA AMAN PADA KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : Astri Widiarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan obat secara baik bagi siswa sekolah tingkat dasar, merupakan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aspek Medikologal LSD JENIS-JENIS NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA (NAPZA/NARKOBA)

DRUG DELIVERY SYSTEM INTRANASAL FIFI ELVIRA JAMRI ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

obat bebas terbatas dengantanda peringatan No1(P No.1) contoh: antihistamin chloroquinum sulfaguanidium,ftalilsulfatiazolum,dan succinylsulfatiazolum

Mahral Effendi.S.S.Si.M.M.,Apt

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada tahun 1995, WHO Global School Health Initiative telah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan suatu penyakit. Obat dapat berguna untuk menyembuhkan jenis-jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

KONSELING PASIEN PEMAKAIAN OBAT DI APOTEK OLEH PETUGAS APOTEK, PERLUKAH?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Beberapa ketentuan mengenai obat daftar G: Oleh: Isnaini

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

DAFTAR OBAT ESSENSIAL NASIONAL (DOEN)

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

Medication Errors - 2

ANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam spesies bakteri yang sebagian merupakan flora oral normal pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CARA DAN RUTE PEMBERIAN OBAT PADA HEWAN PERCOBAAN MENCIT

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN II DAN III PENGARUH CARA PEMBERIAN TERHADAP ABSORBSI OBAT & EFEK SEDATIF.

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PERIHAL OBAT Oleh: Joharman BATASAN OBAT Aktif secara fisiologis Zat kimia Racun 1

Kep. MenKesRI No. 193/Kab/B.VII/71 Obat : bahan/paduan bahan untuk menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit/gejala penyakit, luka/kelainan badaniah & rohaniah pada manusia/hewan & memperelok/memperindah badan/bagian badan manusia. PermenkesRI No. 242/1990 Obat jadi : Sediaan/paduan bahan untuk mempengaruhi/menyelidiki sistim fisiologi/keadaan patologi untuk penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan & kontrasepsi. 2

Istilah lain: Obatbaku= bahanobat Obat Jadi : obat dalam bentuk sediaan Komposisi standar = preparat standar. Obat Paten : nama spt diinginkan pabrik (branded) Obat asli : Dari bahan alam diolah secara sederhana Obat baru : mengandung bhn yg belum diketahui khasiat & keamanannya Obat generik : Nama obat yang lazim atau umum; bukan obat paten (International Nonpropietary Name). Kategori Obat Ketepatan Penggunaan & Pengamanan Obat(UU) Cara Pemberian SifatKimia Obat Efek Farmakologi 3

Keamanan (UU): 1. Obat Bebas diberi tanda lingkaran hijau tepi hitam brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya 2. Obat Bebas Terbatas diberi tanda lingkaran biru tepi hitam obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter diberi 6 tanda peringatan : 4

P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya. P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. P.No. 5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. P.No. 6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan 3. Obat Daftar G (Obat Keras) Definisi obat yang berkhasiat mengobati, menguatkan, mendesinfeksikan tubuh manusia, dan lain-lain, obat berada baik dalam bungkusan maupun tidak. Ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan berupa Daftar Obat Keras 5

4. Psikotropika MenurutUU RI No 5 thn1997 : Psikotropika adalah merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetisbukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktifmelalui pengaruh selektif pada susunan sarafpusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mentaldan perilaku * P1 : Awas! Obat Keras, baca aturan pakainya. Contoh: -Benadryl tablet = Difenhidramintablet, maximum 10 tablet @ 50mg * P2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur. Jangan ditelan Contoh: Gargarisma Kan * P3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan Contoh: -Obat luka: Jodium tinctuur, * P4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar Contoh: Asma sigaret * P5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan Contoh: Sulfanilamid puyer steril 5 g * P6 : Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Suppositoria antihemoroid 6

Dibagi 4 golongan : GolonganI Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkansindromaketergantungan. Contoh: Ekstasi Golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkansindromaketergantungan. Contoh: Amphetamin Golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Phenobarbital. Golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Diazepam, Nitrazepam 7

5. Narkotika Menurut Undang-undang No. 22 tahun 1997 : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan Dibagi 3 golongan : GolonganI Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Merupakan kelompok narkotika yang terdiri atas : tanaman papaver somniferum, opium mentah, opium masak, erythroxylon cocae (koka), cannabis sativa (ganja), tetra hydro cannabinol, dan 26 jenis lainnya. 8

GolonganII Narkotikayang berkhasiatpengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin. GolonganIII Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein Menurut Cara Pemberiannya Obat Dalam Obat Luar 9

Penggolongan Berdasarkan Efek Farmakologi: 1. Tempat Kerja Dalam Tubuh 2. Aktivitas Terapeutik atau penerapannya 3. Mekanisme Kerja Farmakologi 4. Sumber asal 5. Sifat obat Obat Berdasarkan Sifat Kimia Asam Basa Garam Garam/senyawa kompleks Ester Kristal mengandung air Isotop Radioaktif 10

Macam pemberian obat: ORAL PARENTERAL SECARA INHALASI MELALUI MEMBRAN MUKOSA PENGGUNAAN PADA/DALAM KULIT PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL AMAN EKONOMIS MENYENANGKAN 11

Permasalahan bila obat diberikan secara oral: FISIOLOGI GIT dan hepar SIFAT OBAT BIOAVAILABILITAS BENTUK SEDIAAN KOOPERATIFITAS PENDERITA PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL Macam pemberian obat secara parenteral, yaitu: I.C. (Intrakutan) I.V. (Intravena) INTRATHECAL S.C. (Subkutan) I.P. (Intraperitonial) INTRA ARTERIAL I.M. (Intramuskular) INTRAKARDIAK 12

Obat diberikan secara parenteral bila: Tidak/sedikit diabsorpsimelalui membranmukosa Rusak/inaktifdi lambung Menyebabkan muntah Respon/efek cepat atau teratur Kondisi pasien muntah, tidak sadar, gangguan mental/jiwa Efek pemberian parenteral bersifat: a. Sistemik b. Lokal MASALAH Asepsis/steril/pirogenitas Tidak ekonomis: 1. Mahal 2. Perlu bantuan 3. Storage life Keamanan 13

PEMBERIAN OBAT SECARA INHALASI 1. Melalui endotel alveoli/pulmo dengan cara dihirup melalui: Mulut Hidung 2. Bentuk sediaannya: Padat/cair mudah menguap Gas 3. Efek yang dihasilkan cepat: Aksi lokal Aksi sistemik 4. Masalah: Perlu alat khusus Dosis sukar diatur Iritasi Faktor sifat obat: a. Koefisien partisi b. Ukuran partikel c. Faktor aliran darah paru 14

PEMBERIAN OBAT MELALUI MEMBRAN MUKOSA Diberikan selain melalui mukosa pada GIT dan paru. Efek/aksinya: Lokal Sistemik Absorpsimelalui membranmukosadi: Mulut: - Sublingual -bukal -Hisap Mata: - Konjungtiva -Kornea HIDUNG: >> UAP >> CAIRAN * TETES * SEMPROT TELINGA -TETES - CAIRAN PENCUCI VAGINA AKSINYA LOKAL.: - ANTIINFEKSI - SPERMISIDAL 15

REKTUM: Aksi: >> lokal >> sistemik Efek cepat Cocok untuk penderita: >> tidak sadar, muntah >> tidak dapat menelan Masalah: >> Absorpsi obat tidak menentu: * tercampur dengan feses * absorpsi tidak sempurna * luas permukaan terbatas >> Kepatuhan penderita >> Tidak bisa untuk semua obat Beberapa obat yang dapat diberikan dengan cara suppositoria: Spasmolitik, hipnotik, antiinflamasi 16

PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT 1. Aksi: Lokal Sistemik 2. Masalah: Sifat obat Kondisi kulit Bentuk sediaan 17