BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi sastra adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek, 1989: 3). Studi sastra merupakan` bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Studi sastra yang dilakukan dalam pembelajaran tentunya menghasilkan produk yang biasa disebut dengan karya sastra. Terdapat berbagai macam karya sastra yang wajib dikenal oleh siswa sebagai pelajar Indonesia, salah satunya yaitu cerita pendek (cerpen). Cerpen sebagai sebuah karya sastra yang terikat oleh aturan-aturan tertentu sebenarnya diharapkan agar dapat mengasah daya imajinasi dan kreatifitas siswa. Selain itu cerpen juga diharapkan menjadi suatu hiburan yang menyenangkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dewasa ini, sudah banyak sekali hal penunjang yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan tentunya mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Media pembelajaran berbasis teknologi mutahir sebenarnya membuat guru dan siswa mengalami proses pembelajaran yang lebih kekinian, juga lebih mudah untuk diaplikasikan. Media pembelajaran juga memiliki peran penting agar terciptanya pembelajaran yang menarik dan dapat menimbulkan kreatifitas serta daya imajinasi siswa. Untuk mengetahui proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah, peneliti melakukan observasi awal atau studi pendahuluan ke SMP Negeri 5 Bandung. SMP Negeri 5 Bandung adalah salah satu SMP favorit yang ada di Kota Bandung. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh 1
2 gambaran tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran menulis cerpen. Menurut Erni Kustiani, S.Pd. M. M. selaku guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 5 Bandung, pembelajaran menulis cerpen di sekolah kurang maksimal karena motivasi siswa untuk menulis sangat rendah. Banyak siswa beranggapan bahwa menulis adalah kegiatan yang sulit dan membosankan. Padahal pembelajaran menulis khususnya menulis cerpen adalah sesuatu yang mudah dan menyenangkan, karena siswa dapat dengan leluasa menuangkan ide dan gagasannya melalui kata-kata. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung juga memperlihatkan hasil bahwa cerita pendek sebagai karya sastra yang menarik justru dikemas dengan pembelajaran yang membosankan dan kurang variatif. Hasil angket dan wawancara menunjukkan banyak siswa yang memiliki motivasi belajar rendah karena bosan dengan teknik pembelajaran yang itu-itu saja. Siswa dengan motivasi menulis cerpen yang tinggi justru merasa kurang dibimbing untuk menghasilkan karya yang bagus. Hal itulah yang membuat pembelajaran menulis, menjadi salah satu hal yang kurang diminati oleh siswa. Kurangnya variasi metode pembelajaran menulis juga tentu berimbas pada karya yang dihasilkan siswa. Karya yang dihasilkan dari pembelajaran yang membosankan tentu tidak akan bisa mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, teknik pembelajaran yang membosankan akan membuat daya imajinasi dan kreatifitas siswa menjadi tersekat. Berdasarkan paparan di atas dan atas dasar kebutuhan yang diungkapkan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII-A di SMP Negeri 5 Bandung, maka peneliti memutuskan untuk menerapkan suatu teknik pembelajaran yang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan anak dalam menulis cerpen. Salah satu teknik yang dianggap ampuh adalah
3 teknik transformasi. Melalui teknik ini, siswa akan dengan mudah menemukan ide untuk menulis sebuah cerpen. Untuk membuat teknik pembelajaran ini lebih diterima dengan antusias oleh siswa, maka dibutuhkan media pembelajaran yang kreatif. Sesuai dengan perkembangan usia siswa-siswi kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung yang masih kekanakan dan gemar menonton film kartun atau biasa disebit dengan film animasi, maka peneliti akan menggunakan media film animasi dalam proses pembelajaran. Film animasi ini dipilih untuk merangsang kreatifitas siswa dalam menulis sebuah cerpen. Melalui film animasi, siswa diharapkan lebih mudah untuk menemukan ide dan inspirasi dalam menulis cerita. Hal ini juga disetujui oleh Erni Kustiani, S.Pd. M. M.. Beliau mengatakan bahwa siswa-siswinya membutuhkan media pembelajaran yang membantu dalam merangsang ide dan kreatifitas mereka untuk menulis cerpen. Media film animasi dan teknik transformasi ini merupakan perpaduan yang akan sangat mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga hasil yang diharapkan yaitu meningkatnya kemampuan menulis cerita pendek siswa dapat tercapai dengan maksimal. Penelitian sejenis telah banyak dilakukan, misalnya Keefektifan Media Trailer Film dalam Pembelajaran Menulis Cerpen oleh Dadi Suryadi (2007). Penelitian ini menjelaskan bagaimana sebuah trailer film dapat membantu siswa dalam menulis cerita pendek dengan cukup baik. Penelitian lain yang sudah pernah dilakukan adalah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen melalui Teknik Transformasi Film terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 oleh Yogas Novia Alamsyah (2010). Hasil dari penelitian yang dilakukan Yogas menjelaskan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan.
4 Walaupun sama-sama menggunakan media film dan teknik transformasi, film yang akan digunakan dalam penelitian ini berbeda. Film yang akan ditayangkan berupa film animasi. Dengan media film animasi ini, peneliti berharap ada kelebihan yang akan ditunjukkan karena ditinjau dari segi durasi yang tidak terlalu lama dan jenis film yang sangat digemari oleh anak seusia SMP sehingga tidak akan membuat siswa kelas VII-A di SMP Negeri 5 Bandung cepat bosan. B. Identifikasi Masalah Bersadarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran menulis cerita pendek dianggap membosankan bagi siswa dan guru karena pembelajarannya tidak bervariasi. 2. Pembelajaran menulis cerita pendek hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kreatifitas dan partisipasi siswa dalam menulis cerita pendek. 3. Pengajar hendaknya mengupayakan pengembangan kreatifitas siswa di dalam kelas dengan penggunaan media yang sesuai. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti membatasi penelitian ini pada: peningkatan kemampuan menulis cerita pendek melalui teknik transformasi dengan menggunakan media film animasi pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 5 Bandung.
5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung? 2. Bagaimana proses kegiatan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung? 3. Bagaimana hasil pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung berhasil? E. Cara Pemecahan Masalah Masalah pembelajaran menulis cerpen yang membosankan karena penggunaan teknik dan media pembelajaran yang kurang variatif bias diatasi dengan menggunakan teknik transformasi dengan didukung oleh media film animasi. Penerapan teknik dengan bantuan media film animasi ini diharapkan bisa memudahkan siswa mendapat inspirasi atau ide untuk menulis cerpen dengan rangsangan dari cerita yang disajikan dalam film animasi kemudian siswa mengalihwahanakannya dalam versi lain yang sesuai dengan keinginannya dalam bentuk tulisan. F. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan: 1. Perencanaan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung.
6 2. Proses kegiatan pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung. 3. Hasil pembelajaran melalui teknik transformasi dengan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Bandung berhasil atau tidak. G. Manfaat Penelitian 1. Jika penelitian ini tercapai maka manfaat secara teoritis adalah terciptanya suatu alternatif metode pembelajaran menyenangkan untuk menulis cerita pendek pada siswa kelas VII. 2. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis bagi siswa, guru, peneliti dan pembaca. a. Bagi Siswa Dengan diterapkannya teknik transformasi dengan media film animasi, siswa akan belajar menulis cerita pendek dengan lebih menyenangkan, ditunjang oleh daya imajinasi yang terbangun dan juga kreatifitas yang tetap terasah. b. Bagi Guru Dengan terbuktinya penelitian ini maka diharapkan guru akan lebih mudah untuk mengajarkan keterampilan menulis cerita pendek kepada siswa dan untuk memperkaya sumber belajar berupa media pembelajaran yang inovatif. c. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai suatu teknik dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Selain itu dengan diadakannya
7 penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata untuk praktik melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. d. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca mengenai metode dan media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek.