JASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Biaya Unit Pelayanan Otopsi dengan Metode Distribusi Ganda

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut Undang-

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006) ISSN: Yogyakarta, 17 Juni 2006

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing.

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

KONSEP BIAYA. Biaya (Cost) : nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu hasil/tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang salah satunya ditandai dengan adanya pasar bebas untuk

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost

ANALISIS BIAYA RS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

Analisi Biaya Pelayanan Kesehatan

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB IV METODE PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

TESIS. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister. Program Studi. Kesehatan Masyarakat. Disusun dan diajukan oleh LISNAWATY P

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT MENUJU PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DALAM RANGKA UNIVERSAL COVERAGE DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

ABSTRACT. Keywords: Unit cost, ATP, WTP and FTP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Biaya produksi yang merupakan semua pengeluaran produsen untuk

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Konsep dan Prinsip-Prinsip Analisa Biaya Pelayanan Kesehatan (Sebuah Pendekatan untuk Rumahsakit )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mengestimasi nilai barang milik daerah berupa nilai tanah dan bangunan Gedung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TATA KELOLA PENGGUNAAN DANA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS SE-KABUPATEN BADUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA

Petrus Tandi Bunga Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Tadulako

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran pelaksanaan..., Devi Wirasanti, FKM UI, 2009

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DI KOTA SAMARINDA TAHUN 2012 (STUDI KASUS PUSKESMAS PALARAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor: 18 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA PENGGUNAAN DANA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS SE KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DI KOTA SAMARINDA TAHUN 2012 (STUDI KASUS PUSKESMAS PALARAN)

THE UNIT COST ANALYSIS BASED ON THE RELATIVE VALUE UNIT (RVU) IN OBSTETRIC AND GYNECOLOGY UNIT AT AJJAPANGE HOSPITAL, SOPPENG DISTRICT, 2011

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

ANALISIS METODE PERHITUNGAN TARIF SEWA KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BUPATI BENGKULU SELATAN

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

PENILAIAN KECUKUPAN BESARAN KAPITASI SESUAI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 69 TAHUN 2013 PADA KLINIK X, Y, DAN Z

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

NALISIS PENENTUAN TARIFKLAS VVIP DAN VIP RUANG PAVILLIUN WIJAYA KUSUMA, STUDI KASUS DI BPRSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2004

1) Membantu usaha pemberantasan penyakit paru-paru. 2) Melaksanakan sistim rujukan (referal) dalam usaha pencegahan, diagnosa

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

PEMBIAYAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH BERDASARKAN BIAYA SATUAN, KEMAMPUAN MEMBAYAR, DAN KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT DI KOTA SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

JASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni I. LATAR BELAKANG Masalah Sumberdaya Manusia di rumah Sakit merupakan masalah krusial yang harus segera dicari cara pemecahannya. Ada beberapa alasan prinsip yang harus dipahami yaitu pertama, Rumah Sakit merupakan salah satu sistem pelayanan kesehatan dengan organisasi yang unik dan kompleks. Menurut Azwar Sistem pelayanan kesehatan dikatakan baik apabila memenuhi kriteria: ada pelayanannya, dapat diterima dan wajar sesuai kebutuhan klien, bermutu artinya sesuai standar dan memuaskan stakeholder terjangkau baik secara geografis maupun keuangan. 1 Kedua, Rumah sakit memberikan pelayanan yang sifatnya mixed output yang baru akan berhasil apabila terjadi kerjasama tim dengan berbagai sumberdaya (mixed input), sesuai dengan ciri sektor kesehatan yaitu padat karya serta padat modal. Ketiga, kerjasama ini harus terjadi disemua lini dengan berbagai jenis pelaksana pelayanan baik tenaga medis, perawat, penunjang medis, administrasi, tenaga kesehatan lain serta tenaga pelayanan lain termasuk Satuan Pengaman, kebersihan serta laundry. Demikian heterogennya tenaga di Rumah Sakit bahkan untuk suatu Rumah Sakit besar sampai lebih dari 80 jenis tenaga dan profesi. Kerjasama tim ini harus diatur sesuai peraturan dan norma yang berlaku. Keempat, adanya pro-kontra Rumah Sakit sebagai institusi sosial, dipihak lain Rumah Sakit dituntut untuk mampu memberikan pelayanan optimal bahkan canggih yang memerlukan biaya besar, yang mana pelayanan ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga professional yang tentu saja harus mendapatkan jasa pelayanan yang layak dan wajar. Yayasan/ PT sebagai pemilik Rumah Sakit swasta dan Pemerintah Pusat/ Daerah sebagai pemilik Rumah Sakit pemerintah, merupakan penanggung jawab keberhasilan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta turut serta dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat didaerahnya. Namun demikian masih ada daerah yang menempatkan Rumah Sakit sebagai kontributor terbesar dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), dipihak lain jasa

pelayanan tidak dibayar dengan wajar, sehingga dapat dipahami apabila ada tenaga professional yang tidak mungkin melakukan kewajibannya karena alasan tidak ada dana untuk transport. Sebetulnya ada peluang perubahan keadaan ini apabila manajer dan tenaga professional Rumah Sakit mampu meyakinkan para pengambilan keputusan dalam persetujuan tarif yang yang berlaku yaitu Pemerintah Daerah serta Dewan Pimpinan Daerah bahwa, besaran tarif yang diusulkan adalah berdasarkan perhitungan unit cost yang matang, valid serta akurat serta mempertimbangkan keinginan (willingness to pay/ WTP) dan kemampuan/ daya beli (ability to pay/ ATP) masyarakat didaerah. Untuk itu tenaga yang bertanggung jawab di Rumah Sakit harus dibekali dengan pengetahuan tentang biaya (cost) dan satuan biaya (unit cost) serta mampu melibatkan tenaga professional dalam perhitungan ini. II. Pengertian A. Biaya Agar dapat melakukan perhitungan biaya dengan optimal, perlu diketahui beberapa istilah yang digunakan dalam perhitungan tersebut. 1. Biaya (cost) adalah nilai dari sejumlah input yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk ( output ) 2. Cost estimasi adalah suatu proses untuk menentukan cost behaviour. Biasanya berdasarkan data histories 3. Cost behaviour adalah hubungan biaya dan aktivitas/produk 4. Cost prediksi adalah dengan menggunakan hasil analisis cost behaviour melakukan peramalan cost untuk aktivitas/produk tertentu Ada beberapa jenis biaya ditinjau dari beberapa aspek, sebagai berikut: 1. Menurut Fungsinya ( Kegunaannya) a. Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung dalam waktu yang relatif lama ( > 1 tahun). Contoh: Gedung, Peralatan medis, Peralatan nonmedis, Kendaraan serta Pendidikan

b. Biaya operasional adalah biaya yang kegunaannya diperlukan untuk melaksanakan kegiatan atau mengoperasionalkan barang investasi dalam proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dlm kurun waktu singkat ( < 1 tahun ). Contoh: biaya pegawai, biaya obat, biaya bahan habis pakai medis, biaya bahan habis pakai nonmedis, biaya listrik,telepon, air, biaya perjalanan, biaya makan serta biaya laundry. c. Biaya pemeliharaan adalah biaya yang diperlukan utk menjaga atau mempertahankan kapasitas barang investasi. Contoh: pemeliharaan gedung, pemeliharaan alat medis, pemeliharaan alat nonmedis serta pemeliharaan kendaraan. 2. Menurut Peranannya Dalam Proses Produksi a. Biaya langsung yaitu biaya yang digunakan untuk memberikan pelayanan b. Biaya tidak langsung yaitu biaya yang digunakan secara tidak langsung demi kelancaran pelayanan 3. Menurut Hubungannya Dengan Jumlah Produksi ( Cost Behaviour) a. Biaya Tetap (Fixed Cost) yaitu biaya yang secara relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan b. Biaya tidak tetap (variable cost) biaya yang dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan 4. a. Biaya total (total cost) yaitu seluruh biaya yang digunakan untuk pelayanan yaitu : total fixed cost + total variable cost b. Biaya satuan (unit cost) biaya yang digunakan untuk satu satuan produk pelayanan yaitu : total cost dibagi jumlah produk

Perhitungan biaya 1. Perhitungan dilakukan dengan proses analisis biaya yaitu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun perunit/per pasien 2. Caranya adalah dengan menghitung seluruh biaya pada seluruh unit yang ada di rumah sakit serta mendistribusikan biaya pada unit /pusat biaya ke unit-unit/pusat pendapatan yang nantinya akan dibayar oleh pasien. 3. Metode : a. distribusi : simple distribution stepdown distribution double distribution b. activity based costing 3. Tujuan analisis biaya adalah untuk mengetahui: gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan Pusat Biaya (Cost Center) serta Pusat pendapatan (Revenue Center) gambaran biaya pada unit tersebut. Identifikasi biaya dilakukan untuk seluruh sumber dana seperti APBN,APBDI,APBDII, kegiatan operasional lain yang dibiayai sumber lain seperti: ASKES dll gambaran pendapatan Rumah Sakit, baik bersumber Pemerintah maupun retribusi (revenue) gambaran biaya satuan pelayanan Rumah Sakit 4. Biaya satuan (unit cost), biaya satuan yang diperoleh dari hasil analisis biaya merupakan biaya satuan aktual (riil) 5. Biaya satuan yang mempertimbangkan kapasitas produksi dikenal dengan istilah biaya satuan normatif

unit cost = total fixed cost + total variable cost kapasitas kuantitas (q), dimana unit cost = unit cost normatif total fixed cost = biaya tetap yang diperlukan untuk beroperasi, termasuk didalamnya biaya investasi, gaji, biaya umum (telepon,air,listrik) kapasitas = kapasitas pelayanan di unit bersangkutan dalam setahun total variable cos = biaya obat/bahan medis,makanan, habis pakai kuantitas (q) = jumlah output unit pelayanan di unit yang bersangkutan dalam setahun Perhitungan contoh kapasitas pelayanan Rawat jalan : kapasitas poliklinik = jumlah jam kerja selama setahun Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan satu pasien Rawat inap : kapasitas rawat inap = jumlah tempat tidur x 365 B. Sistem Pentarifan 1. Tarif adalah harga dalam nilai uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh atau mengkomsumsi suatu komoditi, yaitu barang atau jasa yang di rumah sakit dikenal dengan istilah jasa sarana dan jasa pelayanan. 2. Komponen tarif yang terdiri dari: jasa sarana yaitu imbalan yang diterima oleh rumah sakit atas pemeliharaan sarana,fasilitas rumah sakit, bahan,obat-obatan, bahan alat kesehatan habis pakai yang digunakan dalam rangka observasi,diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi.

jasa pelayanan yaitu imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan langsung. pernyataan ini mempunyai makna, bahwa pelaksana pelayanan bukan saja tenaga medis, tetapi juga tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga nonmedis (struktural & fubgsional ) 3. Tujuan menentukan tarif yaitu: mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit meningkatkan mutu dan pengembangan pelayanan menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan membantu masyarakat tidak mampu pemeliharaan dan mengganti asset yang harus diganti Peningkatan Cost Recovery Rate (CRR), yaitu nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa besar kemampuan Rumah Sakit menutup biayanya (Cost) dibandingkan dengan penerimaan dari retribusi pasien (Revenue) Perhitungannya adalah : CRR Total = Total revenue X 100% Total Cost CRR per unit = Total revenue unit yang bersangkutan X 100% Total Cost unit yang bersangkutan CRR perpasien = Tarif unit pelayanan tertentu X 100% Unit Cost pelayanan tersebut Peningkatan peran serta masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan daerah

Subsidi silang, dengan mengetahui unit cost dan kemampuan masyarakat, maka Rumah Sakit dapat meningkatkan upaya pemerataan dan keadilan dengan melihat berapa besar subsidi dan siapa yang menikmati subsidi tersebut. Artinya bagi masyarakat yang mampu, maka mereka harus membayar, bagi masyarakat yang miskin, mendapat subsidi Optimalisasi pelayanan, melalui tarif yang sesuai, masyarakat akan mencoba untuk mencari pengobatan untuk hal-hal yang memang mereka butuhkan (mengurangi utilisasi). Penyesuaian tarif diharapkan juga membawa dampak pada maksimalisasi pelayanan, dimana melalui tarif yang se suai kemampuan masyarakat maka masyarakat pengguna akan lebih dapat akses kepada Rumah sakit, sehingga Rumah Sakit khususnya pemberi pelayanan akan memperoleh tambahan pendapatan. :

Kepustakaan 1. Azwar Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Jakarta : Binarupa Aksara. 38, 145-153.