SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

IMPLEMENTASI KARAKTER MANDIRI DAN KERJA KERAS DALAM MASYARAKAT NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN

IMPLEMENTASI HAK ANAK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kota Layak Anak Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN. Naskah Publikasi. Sarjana S-I

ANALISIS PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION DALAM KEGIATAN OSIS TAHUN AJARAN (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 20 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM. pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KELAS X/C

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGAMBARAN KARAKTER KERJA KERAS PADA FILM MENEBUS IMPIAN (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai drajat Sarjana S- 1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kanca internasional. Perubahan kurikulum sudah dimulai sejak awal kemerdekaan

Diajukan Oleh: LUKLUK SALAMAH A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010

Transkripsi:

PENANAMAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS PADA BALAI LATIHAN KERJA (Studi Kasus pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen Tahun 2014) SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh: RAHMA OKTAVIANI A220100178 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENANAMAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS PADA BALAI LATIHAN KERJA (Studi Kasus pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen Tahun 2014) Rahma Oktaviani, A220100178, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, xxi + 152 Halaman (termasuk lampiran) Abstrak Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang profil, bentuk dan hambatan penanaman karakter kemandirian dan kerja keras pada Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen. Jenis penelitian ini adalah Kualitatif yang mana mengenai studi kahsus. Sumber data dalam penelitian ini mengunakan narasumber, peristiwa, aktivitas, tempat atau lokasi dan arsip atau dokumen. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi, wawacara dan mengkaji dokumen. Keabsahan data mengunakan analisan interaktif untuk menganalisia data yang terkumpul. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk penanaman kemandirian berupa pemberian tugas dan permasalahan setalah materi, melibatkan peserta pelatihan secara langsung kepada penyelesaian masalah, mewajibkan kepada peserta untuk bekerja baik secara mandiri, mengajarkan dan mendidik peserta untuk mengambil alat kebutuhannya sendiri, dan memberikan sarana dan prasana yang memadai untuk setiap peserta, termasuk dana pelatihan gratis. Bentuk penanaman karakter kerja keras berupa membekali ketrampilan, teori dan keahlian pengalaman kerja dengan memberi permalahan; memberikan motivasi dan pendampingan kepada peserta pelatihan; membagi peserta kedalam kelompok yang berisi empat orang anak; kegiatan apel pagi untuk pendisiplinan dan mendidik kesungguhan dalam bekerja; dan memberikan sarana dan prasana yang memadai kepada peserta pelatihan. Hambatan penanaman karakter kemandrian berupa watak ataupun sifat dasar peserta pelatihan, kurang komunikasi, rasa malas, motivasi mengikuti pelatihan. kurang memahaminya teori-toeri dan komponen, dan keterbatasan alatalat sarana dan prasarana. Hambatan penanaman karakter kerja keras berupa watak atau sifat karakter dan kedisiplinan peserta pelatihan, kurang memahaminya teori-toeri dan komponen dalam pelatihan, kurang komunikasi antara peserta dengan instruktur/pelatih pelatihan, rasa percaya diri yang kurang, sikap malas peserta didik, dan motivasi mengikuti pelatihan. Kata Kunci: Karakter Kemandirian dan kerja keras, Balai Latihan Kerja.

PENDAHULAN Karakter dan pendidikan karakter merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Keberadaan karakter yang telah hidup di masyarakat maupun di lingkungan instasi pemerintahan tidak dapat dipungkiri lagi. Karakter sudah digencar-gencarkan sejak zaman kemerdekaan terbukti dari pernyataan presiden pentama Indonesia yaitu Bung Karno yang melalui pidatonya menyampaikan mengenai perihal karakter bagi suatu bangsa. Menurut Bung Karno sebagaimana dikutip Samani (2012:1-2), bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pengembangan karakter (character building), karena melalui pembangunan karakter inilah membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya serta bermatabat. Karakter telah hidup di masyarakat sejak dahulu namun keberadaan dan urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang bermatabat dan memiliki tujuan untuk mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Aspek kemandirian dan kerja keras tidak hanya hidup dan tertanam dalam lingkungan sekolah saja, tetapi juga harus tertanam di lingkungan instasi pemerintah, organisasi, keluarga dan tidak terkecuali di lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter hingga saat ini belum berhasil secara optimal menciptakan insan yang berkarakter. Ketidak berhasilan tersebut yaitu belum membentuk manusia yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dengan mandiri. Fenomena lain yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan banyak ditemui perilaku kurang atau bahkan tidak berkarakter. Rahayu (2012), menjelaskan bahwa pada Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Sragen 2011 angka pengangguran di Kabupaten Sragen mencapai 18.911 orang. Kurangnya lapangan kerja yang luas disebabkan banyak masyarakat Indonesia kurang memiliki inisiatif untuk membuka lapangan kerja sendiri. Terdapat

masyarakat yang putus asa dan tidak mencerminkan jiwa kerja keras, ketika usaha yang dirintis mengalami kegagalan. Fenomena permasalahan di atas disebabkan karena kurang tertanamnya karakter kemandirian dan kerja keras dalam diri pribadi masyarakat Indonesia terlebih pada generasi muda. Kesenjangan antara prinsip karakter kemandirian dan kerja keras dengan kenyataan yang ada di masyarakat inilah yang menjadikan problem dalam pendidikan dan penanaman karakter di lingkungan masyarakat. Prinsip pendidikan karakter ini bertolak belakang dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat sekarang seperti yang telah dipaparkan di atas. Kesenjangan inilah yang mendorong untuk lebih memaksimalkan lagi pendidikan dan penanaman karakter diseluruh lapisan masyarakat. Implementasi pendidikan karakter tidak cukup saja dilaksanakan oleh sekolah dan perguruan tinggi, tetapi perlu dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat, instasi pemerintah, organisasi masyarakat, partai politik, lembaga swadaya masyarakat lainya (Gunawan, 2012:v). Penanaman karakter dilakukan dengan proses yang tidak mudah dan tidak dapat dilakukan dengan singkat serta sepihak saja. Penanaman karakter dapat dilakukan melalui instasi pemerintah. Salah satu penanaman karakter yang dilakukan oleh instasi pemerintah yaitu melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Badan Latihan Kerja diharapkan mampu menanamkan karakter kemandirian dan kerja keras di kalangan remaja telah lulus sekolah dan masyarakat pada umumnya. Sehingga mampu secara efektif menguranggi angka pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Erat kaitan dan hubungannya antara penanaman karakter dengan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Keterkaitan hubungan tersebut antara lain tertuang didalam visi, misi, dan tujuan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selaras dengan tujuan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewagaranegaraan tersebut jelas terlihat bahwa pendidikan ataupun penanaman karakter merupakan salah satu hal yang dijujung tinggi untuk dikembangkan dan dilaksanakan baik oleh dosen, mahasiswa maupun lulusannya. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai penanaman karakter kemandirian dan kerja keras pada Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Sragen.

Alasan peneliti memilih untuk mengadakan penelitian pada Balai latihan Kerja (BLK) sebagai tempat melakukan penelitian, karena keberadaanya yang telah menjadi bagian dari intansi penemerintah bernama Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen. Balai Latihan Kerja memberikan pelatihan kepada masyarakat umum agar tidak sebatas berpangku tangan dalam menjalani kehidupannya dan menanamkan karakter kemandirian dan kerja keras didalamnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas mendorong peneliti mengadakan penelitian mengenai Penanaman Karakter Kemandirian dan Kerja Keras pada Balai Latihan Kerja (studi kasus pada Balai Latihan Kerja (BLK) di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen Tahun 2013). Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk penanaman karakter kemandirian pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen Tahun 2014? 2. Bagaimana bentuk penanaman karakter kerja keras pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen Tahun 2014? 3. Hambatan apa saja yang dihadapi Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen Tahun 2014 dalam menanamkan karakter kemandirian? 4. Hambatan apa saja yang dihadapi Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen Tahun 2014 dalam menanamkan karakter kerja keras? Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan bentuk penanaman karakter kemandirian pada Balai Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen tahun 2014. 2. Untuk mendiskripsikan bentuk penanaman karakter kerja keras pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen tahun 2014. 3. Untuk mendiskripsikan hambatan yang dihadapi Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen tahun 2014 dalam menanamkan karakter kemandirian.

4. Untuk mendiskripsikan hambatan yang dihadapi Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen tahun 2014 dalam menanamkan karakter kerja keras. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen. Waktu penelitian ini dilakukan selama kurang lebih empat bulan, yaitu dimulai sejak bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Maret 2014. Jenis dan Strategi Penelitian Menurut Sukmadinata (2009:60), penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendisdripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Berdasarkan penjabaran dan pemaparan beberapa jenis penelitian di atas, maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena dapat dibuktikan melalui beberapa fakta yang ada di dalam penelitian ini. Menurut Sukmadinatan (2009:61-66), secara garis besar dibedakan dua macam, yaitu kualitatif interaktif dan kualitatif non interaktif. Berdasarkan pemaparan toeri yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan penelitian ini adalah penelitian kualitatif interaktif. Penelitian ini disebut juga dengan penelitian studi kasus karena dalam penelitian dilakukan pada suatu tempat tertentu saja yang mana dalam menghimpun data serta memperoleh pemahaman dari kasuskasus yang terjadi dengan peristiwa maupun kegiatan lainya yang terikat oleh tempat dan waktu. Subjek dan Objek penelitian. Menurut Bungin (2012:78), subjek penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Subjek dalam penelitian ini terdiri atas kepala Balai, tenaga pengajar (Guru) dan peserta pelatihan pada Balai Latihan

Kerja (BLK) di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen. Menurut Maryadi dkk, (2010:13), objek penelitian adalah variabel yang diteliti, baik berupa peristiwa, tingkah laku, aktivitas, atau gejala-gejala sosial lainya. Objek dalam penelitian ini adalah penanaman karakter kemandirian dan kerja keras pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen. Sumber Data dalam peneliian ini adalah Narasumber/informan, dalam penelitian ini adalah terdiri dari kepala Badan Latihan Kerja, Staf kariyawan, guru pelatiahan, dan peserta pelatihan pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen. Peritiwa dan aktifitas, yaitu proses pelatihan dan penanaman karakter kemandirian dan kerja keras yang berlangsung pada Balai Latihan Kerja di Baadan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen. Tempat dan lokasi, penelitian ini berlikasi dilingkungan Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen. Arsip atau dokumen, yaitu bahan tertulis yang berhubungan dengan penanaman karakter kemandirian dan kerja keras pada Balai Latihan Kerja di Badan Diklat dan Litbang, foto-foto kegiatan yang dilakukan, tata tertib, visi misi, tujuan dan dokumen lainya yang mendukung penelitian ini. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan mengkaji dokumen atau arsip. Terkait dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui penanaman karakter kemandirian dan kerja keras pada Balai Latihan Kerja adalah kisi-kisi telaah dokumen yang berupa indikator penanaman karakter kemandirian dan kerja keras. Teknik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif. Model interaktif ini terdiri dari pengumpulan data, reduksi data penyajian data dan penarikkan kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Bentuk penanaman karakter kemandirian pada Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen di jabarkan dalam indikator. Indikator tersebut yaitu tidak bergantung kepada orang lain dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapai, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dengan upaya sendiri, dan menciptakan suasana yang memberikan kesempatan untuk bekerja mandiri. 2. Bentuk penanaman karakter kerja keras pada Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen di jabarkan dalam indikator. Indikator tersebut yaiti memiliki etos kerja yang pantang menyerah, bekerja semaksimal mungkin melalui kompetisi yang sehat, dan bersungguh-sungguh dan giat dalam bekerja. 3. Hambatan penanaman karakter kemandirian pada Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen dijabarkan dalam indikator. Indikator tersebut yaitu tidak bergantung kepada orang lain dalam mengatasi permasalahan yang dihadapai, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dengan upaya sendiri, dan menciptakan suasana yang memberikan kesempatan untuk bekerja mandiri. 4. Hambatan penanaman karakter kerja keras pada Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen dijabarkan dalam indikator. Indikator tersebut yaitu tidak bergantung kepada orang lain dalam mengatasi permasalahan yang dihadapai, mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dengan upaya sendiri, dan menciptakan suasana yang memberikan kesempatan untuk bekerja mandiri. KESIMPULAN DAN SARAN Bentuk-bentuk penanaman karakter kemandirian yang dilakukan Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen melalui kegiatan pelatihan yaitu seperti pemberian tugas dan permasalahan setalah materi disampaikan kepada peserta pelatihan, melibatkan peserta pelatihan secara langsung kepada penyelesaian masalah ketika proses pelatihan, mewajibkan kepada peserta untuk bekerja baik secara mandiri maupun bergabung di perusahaan, mengajarkan dan mendidik peserta untuk mengambil alat dan kebutuhannya sendiri ketika pelatihan berlangsung, pemberian permasalahan untuk menimbulkan rasa akan butuh sehingga mencari segala yang dibutuhkan,

dam memberikan sarana dan prasana yang memadai untuk setiap peserta, termasuk dana pelatihan gratis. Bentuk-bentuk penanaman karakter keerja keras yang dilakukan Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen melalui kegiatan pelatihan yaitu membekali ketrampilan kepada peserta pelatihan; membekali peserta didik dengan ketrampilan, teori dan keahlian pengalaman kerja dengan memberi permalahan ketika proses pelatihan; memberikan motivasi dan pendampingan kepada peserta pelatihan; membagi peserta kedalam kelompok yang berisi empat orang anak yang saling bekerja menyelesaikan tugas; kegiatan apel pagi untuk pendisiplinan dan mendidik kesungguhan dalam bekerja; dan memberikan sarana dan prasana yang memadai kepada peserta pelatihan. Hambatan-hambatan penanaman karakter kemandirian yang dialami Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen ketika melakukan kegiatan pelatihan pelatihan berbagai macam. Hambatan ini hanya dijumpuai oleh sebagaian kesil dan beberapa peserta pelatihan. Hambatan yang dialami yaitu watak ataupun sifat dasar peserta pelatihan, kurang komunikasi antara peserta dengan instruktur/pelatih pelatihan, rasa malas yang dimiliki oleh peserta didik, motivasi ketika mengikuti pelatihan. kurang memahaminya teori-toeri dan komponen dalam pelatihan, dan keterbatasan alat-alat sarana dan prasarana serta perkembangan teknologi. Hambatan-hambatan penanaman karakter kerja keras yang dialami Balai Latihan Kerja Badan Diklat dan Litbang Kabupaten Sragen ketika melakukan kegiatan pelatihan pelatihan berbagai macam. Hambatan ini hanya dijumpuai oleh sebagaian kesil dan beberapa peserta pelatihan. Hambatan yang dialami yaitu watak atau sifat karakter dan kedisiplinan peserta pelatihan, kurang memahaminya teori-toeri dan komponen dalam pelatihan, kurang komunikasi antara peserta dengan instruktur/pelatih pelatihan, rasa percaya diri yang kurang, sikap malas peserta didik, dan motivasi mengikuti pelatihan. DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2012. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainya. Jakarta: Kencana Pernada Media Group. Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisam Skripsi FKIP. Surakarta: UMS. Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.