Republik Indonesia Nomor /2259 /SJ tentang

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV-AIDS

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2014

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS 24 HLM, LD Nomor 4 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

BUPATI BELITUNG. Selatan. C:\Users\user\Dropbox\BAGIAN HUKUM\RAPERDA 2017\HIV & AIDS\_Raperda HIV-AIDS (30-3).doc 1

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

komisi penanggulangan aids nasional

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV & AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS- ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BELU

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA MEMUTUSKAN :

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR... TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV-AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. PENANGGULANGAN HIV dan AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PROVINSI PAPUA BUPATI YALIMO SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN YALIMO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 4 Tahun 2016 Seri E Nomor 3 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS- ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME

BUPATI BONDOWOSO TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROMES DI BONDOWOSO

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

Transkripsi:

GUBERNUR SUMATERA UTARA PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUN ODEFICIENCY IZTRUS DAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY STJVDROME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang GUBERNUR SUMATERA UTARA, : a. bahwa berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 444.24 /2259 /SJ tentang Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah yang menyatakan kepada para Gubernur dan Bupati/Walikota untuk memberi perhatian khusus dalam upaya mengurangi penderita, pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di daerah, serta segera membentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di daerah dan memimpin langsung KPA di daerah; b. bahwa berdasarkan Pasal TPeraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2Ol3 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS yang menyatakan bahwa T\rgas Dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Provinsi dalam Penanggulangan HIV dan AIDS; c. bahwa untuk melaksanakan pencegahan, penanggulangan dan koordinasi yang menyeluruh serta menekan laju penularan dan penyebaran HIV dan AIDS perlu ditetapkan Peraturan Gubernur; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penanggulangan Human Immunodeficiencg Virus dan Aquired Imrrutne Deficiencg Sgndrome;

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 1103); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OA4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2AO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44371 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2OO8 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OI4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor asaal; Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOg Nomor I44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Peraturan Pemerintah Nomor 2I Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Propinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4O); Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional; Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 3/PER/MMENKO/KESRA/III Tahun 2AO7 tentang susunan, TUgas dan fungsi Keanggotaan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2O Tahun 2OO7 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah;

3 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36la\ 9. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3836); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO2 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a2351; 11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2OO3 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a2791; 12. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2OO9 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOg Nomor L43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 13. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2AO9 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 50721; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a5921; 15. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Ralryat Nomor 2 IPERIMENKO/KESRA/III Tahun 2OOT tentang Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik;

4 16. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Ralqyat Nomor 7 /PERIMENKO/KESRA/III Tahun 2OO7 tentang Strategi Nasional Penanggulangan AIDS Indonesia Tahun 2AO7-2O1O; 17. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Ralryat Nomor 8/PER/MENKO/KESRA/III Tahun 2OOT tentang Pemberlakuan Pedoman Nasional Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan HIV dan AIDS di Seluruh Indonesia; 18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2OO4 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja; 19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 20rc tentang Penanggulangan HIV dan AIDS; 2O. Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 444.2412259/SJ tentang Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah; 21. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2OO8 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2OO8 Nomor 8); MEMUTUSKAN: MCNetApKAn : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY YIRUS DAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SY]YDROME BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara. 2, Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara.

5 3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi Sumatera Utara. 4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. 5. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Sumatera Utara. 6. Komisi Penanggulangan Acqtired Immune Deficiencg Sgndrome {AIDS) Provinsi Sumatera Utara yang selanjutnya disebut KPA Provinsi adalah Komisi yang memimpin dan mengkoordinasikan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Provinsi Sumatera Utara. 7. Ketua adalah Ketua Komisi Penanggulangan Acqired Immune Deficiencg Sgndrome (AIDS) Provinsi Sumatera Utara. 8. Penanggulangan adalah segala upaya yang meliputi pelayanan promotif, preventif, diagnosis, kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk menurunkan angkat kesakitan, angka kematian, membatasi penularan serta penyebaran penyakit agar wabah tidak meluas ke daerah lain serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan. 9. Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah virus yang menyebabkan Aqttired Immuno Deficiencg Sgndrome (AIDS). L0.Aquired Immune Deficiencg Sgndrome yarlg selanjutnya disingkat AIDS adalah suatu kumpulan gejala berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV dalam tubuh seseorang. ll.infeksi Menular Seksual yang selanjutnya disebut IMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal/lewat anus dan oral/dengan mulut. l2.orang dengan HIV dan AIDS yang selanjutnya disebut ODHA adalah seseorang yang terinfeksi virus HIV. 13. Orang yang Hidup Dengan HIV dan AIDS yang selanjutnya disingkat OHIDHA adalah orang atau anggota keluarga yang hidup bersama dengan ODHA termasuk orang yang memberikan perhatian kepada mereka. l4.pihak Terkait adalah Instansi Pemerintah/Pemerintah Daerah, TNI-POLRI, lembaga swadaya masyarakat/lembaga donor, sektor swasta/dunia usaha, organisasi profesi, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, organisasi masyarakat peduli HIV dan AIDS dan perguruan tinggi, yang merupakan mitra kerja Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Sumatera Utara dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Sumatera Utara.

7 26.Narkotika, Psikotropika dan Zat Adlktif Lainnya yang selanjutnya disebut NAUA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis mampun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengura.ngi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan. 27. Mitigasi Dampak adalah upaya pengurangan dampak HIV dan AIDS terutama pada kehidupan sosial dan ekonomi orang-orang yang terinfeksi dan terdampak HIV. 28.Penyedia layanan kesehatan adalah institusi penyedia layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, puskesmas, klinik balai pengobatan dan praktek dokter swasta. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Bagian Kesatu Maksud PasaT 2 Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Gubernur ini meliputi penanggulangan HIV dan AIDS secara komprehensif dan berkesinambungan yang terdiri atas promosi kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Bagian Kedua T\rjuan Pasal 3 Tlrjuan penanggulangan HIV dan AIDS adalah: a. menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru; b. menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS; c. meniadakan diskriminasi terhadap ODHA; d. meningkatkan kualitas hidup ODHA; e. mengurangi dampak sosial ekonomi dari penyakit HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat.

8 BAB III SASARAN Pasal 4 Sasaran penanggulangan HIV dan AIDS meliputi: a. kelompok rentan, yaitu kelompok masyarakat yang karena lingkup pekerjaan, lingkungan, rendahnya ketahanan keluarga dan status kesehatan mudah tertular HIV, seperti orang dengan mobilitas tinggi, perempuan, remaja, anak jalanan, or mg miskin, ibu hamil dan petugas kesehatan. b. kelompok berisiko tertular, yaitu kelompok masyarakat yang berperilaku risiko tinggi, seperti penjaja seks dan pelanggannya, pengguna NAIZA suntik, Warga Binaan Pemasyarakatan, Lelaki Seks dengan Lelaki, lesbian dan waria. c. kelompok tertular, yaitu kelompok masyarakat yang sudah terinfeksi HIV dan AIDS atau ODHA yang memerlukan penanganan khusus untuk mencegah kemungkinan penularan kepada orang lain. d. Kelompok Masyarakat Umum. BAB IV PENANGGULANGAN Bagran Kesatu Umum Pasal 5 (1) (2t Penyelenggaraan penanggulangan HIV dan AIDS dilakukan secara intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. Ruang lingkup penyelenggaraan penanggulangan HIV dan AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pencegahan, penanganan dan Mitigasi Dampak. Bagian kedua Pencegahan Pasal 6 Dalam rangka pencegahan HIV dan AIDS, dilakukan upaya: a. kegiatan promosi (sosialisasi) perubahan perilaku kelompok berisiko tertular, melalui: 1. komunikasi, informasi dan edukasi;

9 2. peningkatan penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko; 3. mendorong dan meningkatkan layanan IMS dan KT. b. pengurangan dampak buruk penggunaan NAUA suntik, yang dilaksanakan dengan cara: 1. melibatkan seluruh pihak terkait di berbagai tingkatan pemerintahan; 2. menyiapkan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) bagr para pecandu narkoba guna mendapatkan layanan kesehatan serta paket pengurangan dampak buruk penggunaan NAIZA suntik. c. membangun kerja sama di kalangan layanan kesehatan dan LSM untuk menjangkau dan merujuk pecandu narkoba kepada 9 (Sembilan) pilar program Harm Reductionl yakni: Pertukaran alat suntik steril, Terapi substitusi Opiat dan Rehabilitasi ketergantungan lain, Konseling dan Test HIV, ART, Layanan pencegahan dan perawatan IMS, Program kondom bagt penasun dan pasangannya, KIE terfokus pada penasun dan pasangannya, Vaksinasi, diagnosa dan pengobatan hepatitis, Pencegahan, diagnosa dan perawatan TB. d. pencegahan risiko penularan dari ibu ke bayi (PPIA), dilakukan melalui pemberian Anti Retro Viral (ARV) pada masa kehamilan, saat persalinan melalui Caesar serta serta pemberian pengganti Air Susu Ibu, komponen terdiri dari 4 prong, yakni : Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif, Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV, Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yamg dikandungnya; dan Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta anak dan keluarganya. e. penyelenggaraan kewaspadaan umum (Uniuersal Preeautionl dalam rangka mencegah terjadinya penularan HIV dan AIDS dalam kegiatan pelayanan kesehatan. f. penyelenggaraan KT dan Tes Inisiatif Petugas Kesehatan (TIPK) HIV dan AIDS. g. pemeriksaan HIV terhadap darah, produk darah, cairan mani, organ dan jaringan tubuh yang didonorkan. h. pemberian materi kesehatan reproduksi termasuk di dalamnya tentang IMS dan HIV dan AIDS.

10 Bagian ketiga Penanganan Pasal 7 (1) Penanganan HIV & AIDS dilakukan melalui upaya perawatan, dukungan, pengobatan dan pendampingan terhadap ODHA yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan yang meliputi perawatan, dukungan dan pengobatan. (2) Konseling dilakukan untuk mencegah, mengurangi dan menghilangkan stigma dan diskriminasi, baik melalui pendekatan klinis maupun pendekatan berbasis masyarakat serta dukungan sebaya bagi odha. (3) Penanganan HIV dan AIDS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan pendekatan berbasis klinis, keluarga, kelompok dukungan sebaya, organisasi profesi dan masyarakat. Pasal 8 Penanganan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 dilakukan dengan: a. meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia yang melakukan perawatan, dukungan, dan pengobatan; b. mendukung kelompok dukungan sebaya; c. menyediakan obat antiretroviral, obat infeksi oportunistik dan obat IMS; d. menyediakan alat dan layanan pemeriksaan HIV dan AIDS pada darah dan produk darah, organ dan jaringan tubuh yang didonorkan; e. menyediakan layanan perawatan, dukungan, pengobatan, dan pendampingan kepada setiap orang yang sudah terinfeksi HIV dan AIDS; f. melaksanakan surwei perilaku, IMS, HIV dan AIDS. Bagran Keempat Mitigasi Dampak Pasal 9 {1) Mitigasi dimaksudkan untuk mengurangi dampak HIV dan AIDS terutama bidang ekonomi dan sosial. (2) Mitigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, dan koersif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun panti sosial. (3) Mitigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21diberikan dalam bentuk: a. motivasi dan diagnosa psikososial; b. perawatan dan pengasuhan;

ll c. pembinaan kewirausahaan; d. akses pendidikan; e. bimbingan mental spiritual; f. bimbingan sosial dan konseling psikososial; o b' h. i. j. k. pelayanan aksesibilitas; bantuan dan asistensi sosial; bimbingan resosialisasi; bimbingan lanjut; rujukan. BAB V ORGANISASI Bagian kesatu Kelembagaan Pasal 1O (1) Penanggulangan HIV dan AIDS di Sumatera Utara dilaksanakan oleh KPA Provinsi yang diketuai oleh Gubernur dan keanggotaannya terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah, LSM, sektor swasta/dunia usaha, organisasi profesi, organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat peduli HIV dan AIDS dan perguruan tinggi serta sektor terkait lainnya secara intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. (2) Pembentukan KPA Provinsi dan sekretariatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Bagian kedua Koordinasi Antar Lembaga Pasal 11 (1) KPA Provinsi berkoordinasi dengan KPA Nasional dan KPA Kabupaten/Kota melalui sinkronisasi dan harmonisasi kegiatan sesuai dengan Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS. (2) KPA Provinsi bertanggungjawab mengkoordinasikan pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang dilaksanakan oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota, LSM serta masyarakat berdasarkan prinsip kemitraan.

l2 Bagian ketiga Komunikasi, lnformasi dan Edukasi Pasal 12 (1) Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS ditakukan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi dalam bentuk: a. peningkatan komunikasi; b. pemberian informasi dan edukasi; c. upaya perubahan perilaku. (2) Komunikasi, Informasi Dan Edukasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh instansi Pemerintah/Pemerintah Daerah terkait, LSM, lembaga donor, sektor swasta/dunia usaha, organisasi profesi, organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat peduli HIV dan AIDS dan perguruan tinggi secara benar, jelas, lengkap, tepat sasaran dan tepat materi serta pada waktu yang tepat, baik secara langsung maupun melalui media massa. BAB VII STRATEGI, PENYEDIA LAYANAN, SO SIALISASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Bagian kesatu Strategi Penanggulangan HIV Dan AIDS Pasal 13 (1) KPA Provinsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 men5rusun Strategi Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Provinsi Sumatera Utara berpedoman pada Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS yang ditetapkan oleh KPA Nasional. (2) Strategi Penanggulangan HIV dan AIDS Provinsi Sumatera Utara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. kebijakan, strategi dan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS; b. pembentukan, kedudukan, tugas dan fungsi serta tata kerja KPA Provinsi; c. peran dan tanggungjawab ODHA; d. pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS; e. mekanisme pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS;

t3 f. g- sumber daya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS; bentuk serta jenis program dan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang dapat diberikan oleh Pemerintah Daerah berupa bantuan/penyediaan obat dan pemeriksaan gratis; h. hal-hal lain yang bersifat strategis. Bagian kedua Penyedia Layanan Kesehatan Pasal 14 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara selaku anggota KPA Provinsi melakukan pembinaan terhadap penyedia layanan kesehatan di Sumatera Utara agar mampu melakukan pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan serta menyediakan sarana penunjangnya. Bagian Ketiga Penyedia Jaminan Sosial Pasal 15 Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara selaku anggota KPA Provsu bersama SKPD terkait menyelenggarakan rehabilitasi sosial dan ekonomi bagi ODHA. Bagian Keempat Sosialisasi Di Dunia Kerja Pasal 16 (1) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara Selaku Anggota KPA Provinsi Sumatera Utara mengupayakan tidak terjadinya pemutusan hubungan kerja dikalangan ODHA yang bekeda. (2) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara Selaku Anggota KPA Provinsi Sumatera Utara melakukan pembinaan di dunia kerja agar mampu melakukan kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS di dunia kerja.

t4 Bagian kelima Sosialisasi di Dunia Pendidikan Pasal 17 {1) Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Selaku Anggota KPA Provinsi Sumatera Utara melakukan pembinaan terhadap Dinas Pendidikan Kab/Kota untuk mensosialisasikan penanggulangan HIV dan AIDS di dunia pendidikan antara lain pengembangan KIE sesuai dengan usia sekolah, integrasi materi HIV dan AIDS ke dalam kurikulum/kegiatan ekstrakurikuler. (2) Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Selaku Anggota KPA Provinsi Sumatera Utara melakukan pembinaan terhadap Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk mensosialisasikan penanggulangan HIV dan AIDAS di dunia pendidikan di bawah naungannya antara lain pengembangan Komunikasi, Informasi dan Edukasi sesuai dengan usia sekolah, integrasi materi HIV dan AIDS ke dalam kurikulum /kegqatan ekstrakurikuler. Bagian Keenam Pemberdayaan M asyarakat Pasal 18 (1) Penanggulangan HIV dan AIDS dilaksanakan secara terpadu dengan Program Pemberdayaan Masyarakat, dengan prinsip transparan, partisipatif dan akuntabel, serta memperhatikan nilai agama dan budaya. (2) Program Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan agar masyarakat mengetahui, mau dan mampu melakukan penanggulangan HIV dan AIDS, serta meniadakan diskriminasi dan stigmatisasi terhadap ODHA dan OHIDHA. BAB X PEMBIAYAAN Pasal 19 Pelaksanaan kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS di Sumatera Utara, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Utara dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat-

l5 MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 18 (1) Dalam rangka optimalisasi pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS, KPA Provinsi melakukan monitoring, dan evaluasi secara berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan terhadap SKPD serta unsur terkait dalam penanggulangan HIV dan AIDS. (2) Gubernur sebagai Ketua KPA Provinsi Sumatera Utara melaporkan pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS di Sumatera Utara kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Ralryat selaku Ketua KPA Nasional. (3) Monitodtg, evaluasi dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 dilakukan agar penanggulangan HIV dan AIDS dapat diselenggarakan secara optimal serta mampu meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan program secara terarah. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Utara. Ditetapkan di Medan pada tanggal 16 Juni 2OI4 GUBERNUR SUMATERA UTARA, ttd. GATOT PUJO NUGROHO Diundangkan di Medan pada tanggal l8?trn.' xoi4t SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA, NURDIN LUBIS BERITA DAERAI{ PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014 NOMOR 23