d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Penunjukan

dokumen-dokumen yang mirip
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. DWIDA JAVA TAMA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI PT.

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

TATACARA PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERIAN HIBAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

, (tempat & tanggal)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA

TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI CV. PORI MEDIA 060 / PM - SK / V / 2015 B-25.1/PPKS/PU5/2015

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI PAKPAK BHARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA. antara LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL. dengan. DINAS HiDRO-OSEANOGRAFI ANGKATAN LAUT

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN DANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. NUSA BAHAMA ABADI DENGAN TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK DAN PETA PADA BUKU ATLAS PRODUKSI PT.

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL, DAN MENENGAH

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017

BUPATI TOLITOLI NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD) ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN KOMUNITAS ANTI NARKOBA KABUPATEN TOLITOLI

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA DENGAN TENTANG VERIFIKASI ATLAS DAN PETA CETAK PRODUKSI PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA

Lampiran 9: Contoh Perjanjian Kerjasama atau Akad Kredit

MDC. Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/7/DPM tanggal 29 Maret 2005 perihal Laporan Harian Bank Umum

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2011

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG

NOMOR: j6/pks-kab-mkw/v/20l4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 27 TAHUN 2012

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA UNIVERSITAS MATARAM DENGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. Nomor : MDC.DPS/PKS. /2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 43 TAHUN TAHUN 2011 TENTANG OPERASI PASAR MURAH KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 63/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN KEPOLISIAN RESOR TULANG BAWANG TENTANG

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PT. ALMEGA ALAM SEMESTA DENGAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 3! TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KELESIHAN DAN KEKURANGAN KAS PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Nomor 72 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 72 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH (NPHD) TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 03 TAHUN

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pada hari ini tanggal bulan tahun, kami yang bertandatangan di bawah ini:

Transkripsi:

Gubernur Jawa Barat KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 584.2/Kep. 1566-Diskop UMKM/2011 TENTANG PENUNJUKAN PT.BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk SEBAGAI BANK PELAKSANA PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro dan Kecil guna meningkatkan perekonomian Daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil dan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil; b. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2011, pengelolaan dana bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilaksanakan oleh Bank Pelaksana; c. bahwa PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk memenuhi persyaratan untuk ditunjuk sebagai Bank Pelaksana Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil; 1

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Penunjukan PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebagai Bank Pelaksana Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4962); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang 3

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3743); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761); 4

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46); 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 47); 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 10 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 76); 19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 101); 20. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Nomor Seri E); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG PENUNJUKAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk SEBAGAI BANK PELAKSANA PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL. 5

KESATU : Menunjuk PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk sebagai Bank Pelaksana Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil. KEDUA : Dalam melaksanakan pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil, PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil berikut petunjuk pelaksanaannya. KETIGA : Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil oleh Bank Pelaksana, ditetapkan dalam Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Bandung pada tanggal 28 November 2011 GUBERNUR JAWA BARAT, ttd AHMAD HERYAWAN Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan HAM, YESSI ESMIRALDA, SH., MH. NIP. 19560531 197603 2 002 6

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL NOMOR : 119/1938/Diskop. UMKM 112/PKS/DIR-MK/2011 Pada hari ini, Senin tanggal dua belas bulan Desember tahun dua ribu sebelas (12-12-2011), kami yang bertandatangan di bawah ini : I. Drs. WAWAN HERNAWAN. MA : Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Barat, berkedudukan di Bandung, Jalan Soekarno Hatta Nomor 705, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Gubernur Jawa Barat Nomor 119/52/Otdksm tanggal 29 November 2011, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, selanjutnya disebut PIHAK KESATU. II. ENTIS KUSHENDAR : Direktur Komersial PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., berkedudukan di Bandung, Jalan Naripan Nomor 12-14, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut diatas untuk dan atas nama PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. 7

Selanjutnya, PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama dalam Perjanjian Kerjasama ini disebut PARA PIHAK. Terlebih dahulu PARA PIHAK menerangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro dan Kecil guna meningkatkan perekonomian Daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 57 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil. 2. Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 584.2/Kep. 1566-Diskop UMKM/2011, tentang Penunjukan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., sebagai Bank Pelaksana Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sesuai kedudukan dan kewenangannya masing-masing, sepakat untuk melakukan Perjanjian Kerjasama tentang Pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut: Pasal 1 DEFINISI Kecuali ditentukan lain dalam pasal-pasal Perjanjian Kerjasama ini, maka istilah-istilah yang terdapat dalam Perjanjian Kerjasama ini harus ditafsirkan sebagai berikut : 1. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2. Dinas adalah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Barat. 3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah anggaran keuangan tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 8

4. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 5. Dana Bergulir adalah penyediaan dana oleh Pemerintah Daerah yang bersifat pinjaman, yang disalurkan melalui PIHAK KEDUA untuk meningkatkan akses pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil. 6. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 8. Rekening Dana Bergulir adalah rekening pada PIHAK KEDUA yang digunakan untuk menampung Dana Bergulir tanpa imbalan jasa maupun biaya administrasi. 9. Rekening Kas Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang Daerah pada PIHAK KEDUA yang ditetapkan oleh Gubernur untuk menampung seluruh penerimaan Daerah dan membiayai seluruh pengeluaran Daerah. Pasal 2 MAKSUD DAN TUJUAN (1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan perekonomian Daerah serta kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil. (2) Tujuan Perjanjian Kerjasama adalah untuk melaksanakan penyaluran dan pengelolaan Dana Bergulir melalui pinjaman/kredit. 9

Pasal 3 OBJEK Objek Perjanjian Kerjasama ini adalah pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil di Jawa Barat yang bersumber dari APBD. Pasal 4 RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Perjanjian Kerjasama meliputi : a. perencanaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil; dan b. penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil. Pasal 5 PERNYATAAN DAN JAMINAN (1) PARA PIHAK saling menyatakan dan menjamin bahwa masingmasing pihak merupakan wakil yang sah dan berwenang untuk membuat dan menandatangani Perjanjian Kerjasama ini. (2) PARA PIHAK saling menyatakan dan menjamin bahwa tidak ada perjanjian sebelumnya yang telah ada yang dapat membawa akibat hukum terhadap Perjanjian Kerjasama ini. (3) PARA PIHAK menjamin tidak akan mengambil keuntungan dari adanya kesalahan dalam Perjanjian Kerjasama ini. (4) PARA PIHAK menjamin bahwa Pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pengelolaan Dana Bergulir baik secara langsung maupun tidak langsung tidak terlibat dalam segala kegiatan yang dapat menyebabkan konflik kepentingan dengan pengelolaan Dana Bergulir berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini. Pasal 6 PELAKSANAAN (1) PARA PIHAK melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil. 10

(2) PIHAK KESATU menyerahkan Dana Bergulir untuk pengembangan Usaha Mikro dan Kecil kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang disepakati. (3) PIHAK KEDUA mengelola Dana Bergulir untuk pengembangan Usaha Mikro dan Kecil sesuai dengan ketentuan pengelolaan Dana Bergulir yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) PIHAK KEDUA menyalurkan Dana Bergulir kepada Usaha Mikro dan Kecil yang berdomisili dan memiliki usaha hanya di Jawa Barat, dengan sasaran dan kriteria sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. (5) PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh Dana Bergulir kepada PIHAK KESATU setelah berakhirnya Perjanjian Kerjasama. PASAL 7 SASARAN DAN KRITERIA PENERIMA DANA BERGULIR (1) Sasaran penyaluran dana bergulir oleh PIHAK KEDUA yaitu Usaha Mikro dan Kecil yang bergerak di sektor produktif, meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, perindustrian, pertambangan rakyat dan sektor lainnya. (2) Kriteria usaha mikro dan kecil penerima dana bergulir adalah : A. Usaha mikro : 1. Memiliki alamat dan pemilik yang jelas; 2. Memiliki kegiatan usaha yang jelas; 3. Memiliki prospek usaha yang baik; 4. Memiliki sarana dan prasarana usaha; dan 5. Telah melakukan aktivitas usaha, paling kurang 1 (satu) tahun. B. Usaha kecil : 1. Memiliki alamat dan pemilik yang jelas; 2. Memiliki kegiatan usaha yang jelas; 3. Memiliki prospek usaha yang baik; 4. Memiliki sarana dan prasarana usaha; 5. Memiliki tenaga kerja minimal 4 orang; dan 6. Telah melakukan aktivitas usaha, paling kurang 1 (satu) tahun. 11

(3) Calon penerima dana bergulir adalah usaha mikro dan kecil yang tidak sedang menerima fasilitas kredit dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. (4) Penerima dana bergulir usaha mikro dan kecil hanya dapat menerima satu kali fasilitas dana bergulir dari pihak kedua, kecuali penerima dana bergulir usaha mikro yang memenuhi persyaratan usaha kecil. (5) Apabila pihak kedua tidak melaksanakan penyaluran dana bergulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan (4), maka pihak kesatu berhak untuk melakukan peninjauan kembali atas perjanjian kerjasama ini. Pasal 8 JANGKA WAKTU Perjanjian Kerjasama ini berlaku paling lama untuk 5 (lima) tahun sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama ini dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan PARA PIHAK. Pasal 9 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU (1) PIHAK KESATU mempunyai hak : a. menetapkan besaran Dana Bergulir; b. melakukan koordinasi dengan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan program Dana Bergulir; c. menerima laporan realisasi penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian Dana Bergulir secara periodik setiap bulan, paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan berikutnya; d. melakukan rekonsiliasi atas pengelolaan Dana Bergulir yang dilaksanakan oleh PARA PIHAK setiap 6 (enam) bulan; e. menerima pengembalian Dana Bergulir dari PIHAK KEDUA pada saat berakhirnya Perjanjian Kerjasama ini; dan f. menegur PIHAK KEDUA baik secara lisan maupun tertulis, dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Kerjasama ini. 12

(2) PIHAK KESATU mempunyai kewajiban : a. menyerahkan Dana Bergulir kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. 165.000.000.000.,- (seratus enam puluh lima miliar rupiah) melalui Rekening Dana Bergulir; dan b. melaksanakan pembinaan kepada Usaha Mikro dan Kecil Penerima Dana Bergulir. Pasal 10 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA (1) PIHAK KEDUA mempunyai hak : a. menerima Dana Bergulir dari PIHAK KESATU sebesar Rp. 165.000.000.000,- (seratus enam puluh lima miliar rupiah); b. melaksanakan seleksi dan verifikasi permohonan Usaha Mikro dan Kecil calon Penerima Dana Bergulir sesuai ketentuan yang berlaku pada PIHAK KEDUA; c. menerima atau menolak permohonan pinjaman dari Usaha Mikro dan Kecil, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan d. menerima seluruh hasil pendapatan bunga dan/atau denda dari penyaluran Dana Bergulir. (2) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban : a. melakukan koordinasi dengan PIHAK KESATU dalam pelaksanaan program Dana Bergulir; b. menyalurkan Dana Bergulir secara executing kepada Usaha Mikro dan Kecil yang berdomisili dan memiliki usaha hanya di Jawa Barat; c. melakukan pengelolaan Dana Bergulir bagi Usaha Mikro dan Kecil; d. menetapkan suku bunga kredit, dengan ketentuan : 1. Tingkat Suku Bunga 9,3% (sembilan koma tiga per seratus) dengan sistem Efektif per tahun tetap selama Jangka waktu kredit, untuk pinjaman di bawah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah); dan 13

2. Tingkat Suku Bunga 9,3% (sembilan koma tiga per seratus) dengan sistem Efektif per tahun tetap selama Jangka waktu kredit, untuk pinjaman Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah); e. melaporkan realisasi penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian Dana Bergulir secara periodik setiap bulan, paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan berikutnya kepada PIHAK KESATU; f. menanggung Biaya Meterai serta mendelegasikan keputusan realisasi kredit ke Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu yang wilayah kerjanya terdekat dengan nasabah; g. melaksanakan pembinaan Administrasi Keuangan dan lainnya bagi Penerima Dana Bergulir; h. memberikan laporan kepada PIHAK KESATU tentang penghentian penyaluran Dana Bergulir bagi Kantor Cabang/ Kantor Cabang Pembantu yang tingkat NPL nya mencapai 5 % (lima per seratus) i. melaksanakan pendampingan kepada Usaha Mikro dan Kecil Penerima Dana Bergulir; j. menetapkan dan menanggung biaya premi asuransi kredit nasabah; k. Melakukan promosi, sosialisasi pemasaran termasuk peresmian Program Dana Bergulir; l. melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian Dana Bergulir; m. mengembalikan seluruh Dana Bergulir kepada PIHAK KESATU paling lambat pada saat berakhirnya Perjanjian Kerjasama ini; dan n. membuat laporan pengelolaan setelah berakhirnya Perjanjian Kerjasama. PASAL 11 BESARAN PLAFON DANA BERGULIR (1) Pihak kedua menyalurkan dana bergulir kepada 1 (satu) usaha mikro, dengan ketentuan paling tinggi sebesar rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah). 14

(2) Pihak kedua menyalurkan dana bergulir kepada 1 (satu) usaha kecil, dengan ketentuan diatas rp. 20.000.000, - (dua puluh juta rupiah) sampal dengan paling tinggi sebesar rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Pasal 12 MEKANISME PENYALURAN DANA BERGULIR (1) PIHAK KESATU menyerahkan Dana Bergulir kepada PIHAK KEDUA dengan cara pemindahbukuan ke Rekening Dana Bergulir, yang dilakukan oleh PPKD setelah Dinas mengajukan permohonan pemindahbukuan Dana Bergulir kepada Gubernur. (2) Calon penerima Dana Bergulir Usaha Mikro dan Kecil mengajukan permohonan Dana Bergulir secara langsung kepada PIHAK KEDUA; (3) PIHAK KEDUA menyampaikan daftar calon penerima dana bergulir usaha mikro dan kecil kepada PIHAK KESATU. (4) Penyaluran Dana Bergulir kepada calon Penerima Dana Bergulir Usaha Mikro dan Kecil dapat diperuntukkan bagi tujuan penambahan modal kerja dan/atau investasi. Pasal 13 PENGEMBALIAN DANA BERGULIR PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh Dana Bergulir pada saat berakhirnya Perjanjian Kerjasama kepada PIHAK KESATU melalui Rekening Kas Daerah. Pasal 14 PROMOSI DAN EDUKASI (1) Segala bentuk materi dan sarana promosi yang dilakukan oleh salah satu pihak berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, harus didasarkan atas kesepakatan PARA PIHAK baik lisan atau tertulis. (2) PARA PIHAK melakukan kegiatan edukasi pelaksanaan kerjasama Penyaluran Dana Bergulir, yang didasarkan atas kesepakatan PARA PIHAK. 15

(3) Segala biaya untuk melaksanakan kegiatan promosi dan edukasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), menjadi beban PARA PIHAK secara proporsional. Pasal 15 PENYELESAIAN PERSELISIHAN (1) Dalam hal terdapat perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat. (2) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari upaya penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak membawa hasil yang diharapkan, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya melalui mediasi, dimana masing-masing pihak akan menunjuk seorang wakilnya, dan seorang mediator yang ditunjuk bersama oleh PARA PIHAK. (3) Keputusan mediator sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan keputusan yang bersifat final dan mengikat (final and binding) terhadap PARA PIHAK. (4) Selama perselisihan masih dalam proses penyelesaian, PARA PIHAK tetap wajib melaksanakan kewajiban berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini, kecuali hal-hal yang berkaitan dengan substansi yang diperselisihkan. Pasal 16 BERAKHIRNYA PERJANJIAN (1) Dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUH Perdata, PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian Kerjasama ini berakhir apabila : a. telah berakhir jangka waktunya; dan b. salah satu pihak melanggar ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama ini. (2) PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian Kerjasama ini tidak batal karena force majeure. 16

Pasal 17 PENYELESAIAN KEWAJIBAN Pengakhiran Perjanjian Kerjasama ini tidak menghilangkan kewajiban PIHAK KEDUA atas penyelesaian kewajiban yang belum dilaksanakan/diselesaikan pada saat pengakhiran Perjanjian Kerjasama. Pasal 18 FORCE MAJEURE (1) Force majeure sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (2) meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut : a. bencana alam, seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor dan kejadian-kejadian lain di luar kemampuan manusia; b. huru-hara, seperti kerusuhan sosial, perang dan kejadian lainnya yang ditimbulkan oleh manusia namun berada di luar kemampuan PARA PIHAK untuk mengatasinya; dan c. perubahan kebijakan Pemerintah, yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini. (2) Apabila salah satu pihak mengalami force majeure, maka pihak yang terkena force majeure harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat dalam waktu 3x24 jam sejak terjadinya force majeure mengenai ketidakmampuan dalam melaksanakan kewajibannya, yang diketahui oleh pejabat yang berwenang di tempat terjadinya force majeure, sehingga berdasarkan alasan tersebut kegiatan atau sebagian dari kegiatan akan ditunda selama berlangsungnya force majeure. (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kejadian force majeure tidak diberitahukan kepada pihak lainnya, maka force majeure dianggap tidak pernah terjadi. Pasal 19 PEMBERITAHUAN (1) Setiap pemberitahuan atau komunikasi lainnya sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini dilaksanakan melalui media komunikasi dalam bentuk surat tertulis, telepon dan faksimile dengan alamat sebagai berikut : 17

PIHAK KESATU DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DAN KECIL MENENGAH PROVINSI JAWA BARAT Jalan Soekarno Hatta Nomor 705 Bandung Nomor telepon : 022 7302775 Nomor faksimile : 022 7331978 PIHAK KEDUA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN, Tbk. Jalan Naripan No 12-14 Bandung Nomor telepon : 022 4234868 Nomor faksimile : 022 4210391 (2) Setiap pemberitahuan atau komunikasi dianggap telah dilaksanakan, apabila dibuktikan dengan: a. tanda terima surat tertulis melalui kurir; b. tercatat telah dikirimkan dan diterima di kantor pos; c. hasil faksimile : OK ; (3) Dalam hal terjadi perubahan alamat sebagiamana dimaksud pada ayat (1), maka perubahan tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam waktu 2 (dua) hari kerja setelah terjadinya perubahan alamat. Apabila tidak dilakukan pemberitahuan, maka alamat di atas dianggap sah dan berlaku. Pasal 20 BEA METERAI, PAJAK-PAJAK DAN BIAYA LAIN-LAIN Biaya meterai, pajak-pajak serta biaya lainnya yang timbul sehubungan dengan adanya Perjanjian Kerjasama ini, menjadi beban dan tanggungjawab PARA PIHAK. Pasal 21 LAIN-LAIN (1) Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini tidak terpengaruh dengan terjadinya pergantian kepemimpinan dari PARA PIHAK. 18

(2) Dalam hal terdapat ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama ini yang daya berlakunya hapus karena ketentuan peraturan perundangundangan, maka ketidakberlakuan tersebut tidak mengakibatkan pada batalnya seluruh persyaratan dan ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama ini. Dalam hal ini, PARA PIHAK setuju untuk memperbaharui atau mengubah Perjanjian Kerjasama berdasarkan kesepakatan bersama PARA PIHAK. Pasal 22 PENUTUP Hal-hal yang belum dan/atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini, akan dituangkan dalam Perjanjian Tambahan (Addendum), yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini. Demikian Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut di atas dalam rangkap 3 (tiga) bermeterai cukup, masingmasing mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU, ttd ttd ENTIS KUSHENDAR Drs. WAWAN HERNAWAN, MA 19