12/04/2013. Oleh Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN I. Pendahuluan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KAB. SUMBAWA

Peraturan Sekjen DPR RI Nomor 8 Tahun 2015 Rabu, 13 April 2016

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

X 5 A d ' ' > '/' Ditetapkan'tli

2016, No Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN Nomor: 18 /SE/M/2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

BUPATI MALUKU TENGGARA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 6 TAHUN PEDOiVIAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

ISI DAFTAR DAFTAR ISI BAGIAN I UMUM... A. TUJUAN... B. RUANG LINGKUP... C. PENGERTIAN... D. REFERENSI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

TUJUAN PEDOMAN KONFLIK KEPENTINGAN

2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Pengertian Istilah

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PANDUAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN BAGI PENYELENGGARA NEGARA

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG IVIAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WHISTLE BLOWING SYSTEM

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 51 SERI E

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENGADAAN BARANG DAN JASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Oleh Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2012 2 1

Benturan Kepentingan adalah situasi dimana dimana penyelenggara negara memiliki atau patut diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap setiap penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi kualitas keputusan dan/atau tindakannya 3 PEDOMAN UMUM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 1. Sebagai kerangka acuan untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi benturan kepentingan. 2. Menciptakan budaya pelayanan publik yang dapat mengenal, mencegah, dan mengatasi situasi-situasi benturan kepentingan secara transparan dan efisien tanpa mengurangi kinerja pejabat yang bersangkutan. 3. Mencegah terjadinya pengabaian pelayanan publik dan kerugian negara 4. Menegakkan integritas. 5. Menciptakan Pemerintahan yang bersih dan berwibawa. 4 2

PEJABAT YANG BERPOTENSI MEMILIKI BENTURAN KEPENTINGAN 1. Di Lingkungan Eksekutif: a. Pejabat pemerintah yang berwenang dalam pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan. b. Perencana; c. Pengawas; d. Pelaksana; e. Penilai; f. Jaksa; g. Penyidik; h. Panitera 2. Di Lingkungan Yudikatif Hakim 3. Pejabat lain yang diangkat oleh Presiden/Menteri (Staf KhususdanUtusan KhususPresiden/Wakil Presiden/Menteri, 5 Bentuk benturan kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh penyelenggara negara seperti antara lain 1. Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan. 2. Situasi yang menyebabkan penggunaan aset jabatan/instansi untuk kepentingan pribadi/golongan. 3. Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/instansi dipergunakan untuk kepentingan pribadi/golongan. 4. Perangkapan jabatan di beberapa instansi yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya. 6 3

JENIS BENTURAN KEPENTINGAN YANG SERING TERJADI 1. Di Lingkungan Eksekutif seperti antara lain: a. Kebijakan yang berpihak, akibat pengaruh/hubungan dekat/ ketergantungan/pemberian gratifikasi; (Kebijakan yang berhubungan dengan kepentingan pribadi /golongan). b. Pengeluaran ijin mengandung unsur ketidak adilan atau pelanggaran tehadap persyaratan perijinan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. c. Pengangkatan personil pegawai berdasarkan hubungan dekat/balas jasa/rekomendasi/pengaruh dari pejabat pemerintah; d. Pemilihan partner/rekanan kerja pemerintah berdasarkan keputusan yang tidak professional; e. Melakukan komersialisasi pelayanan publik; 7 2. Di Lingkungan Yudikatif a. Putusan pengadilan yang dipengaruhi oleh pihak yang terlibat dalam kasus persidangan. b. Pengangkatan/mutasi/promosi hakim yang tidak fair dan berindikasi adanya pengaruh dan kepentingan pihak tertentu. c. Menjabat sebagai dewan direksi di suatu perusahaan atau membuka jasa profesi lainnya. 8 4

SUMBER PENYEBAB BENTURAN KEPENTINGAN 1. Penyalahgunaan wewenang. 2. Perangkapan jabatan. 3. Hubungan afiliasi. 4. Gratifikasi. 5. Kelemahan sistem organisasi 9 PRINSIP DASAR DALAM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 1. Mengutamakan kepentingan umum. 2. Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan benturan kepentingan. 3. Mendorong tanggung jawab pribadi dan sikap keteladanan 4. Menciptakan dan membina budaya organisasi yang tidak toleran terhadap benturan kepentingan. 10 5

TAHAPAN DALAM PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 1. Penyusunan kerangka kebijakan penanganan benturan kepentingan. 2. Identifikasi situasi benturan kepentingan. 3. Penyusunan strategi penanganan benturan kepentingan. 4. Serangkaian tindakan yang diperlukan apabila seorang penyelenggara negara berada dalam situasi benturan kepentingan, seperti: a. Pengurangan(divestasi) kepentingan pribadi; b. Penarikan diri (recusal); c. Membatasi akses informasi; d. Mutasi; e. Alih tugas dan tanggung jawab; f. Pengunduran diri; g. Pemberian sanksi. 11 FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 1. Komitmen dan Keteladanan Pemimpin. 2. Partisipasi dan keterlibatan para penyelenggara negara. 3. Perhatian khusus atas hal tertentu. 4. Beberapa langkah prevetif dapat dilakukan untuk menghindarai situasi benturan kepentingan. 5. Penegakan kebijakan penanganan benturan kepentingan. 6. Pemantauan dan Evaluasi. 12 6

Tindakan Terhadap Potensi Benturan Kepentingan 1. Dilarang melakukan transaksi dan/atau menggunakan aset instansi untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan; 2. Dilarang menerima dan/atau memberi hadiah/manfaat dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan jabatannya dalam kaitannya dengan mitra kerja, penyedia barang dan jasa. 3. Dilarang mengijinkan pihak ketiga memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada pejabat pemerintah dan Hakim. 4. Dilarang menerima refund dan keuntungan pribadi lainnya yang melebihi dan atau bukan haknya dari hotel atau pihak manapun juga dalam rangka kedinasan atau hal-hal yang dapat menimbulkan potensi benturan kepentingan. 13 TATA CARA MENGATASI TERJADINYA BENTURAN KEPENTINGAN 1. Laporan. 2. Atasan langsung memeriksa kebenaran laporan paling lambat 3 (tiga) hari kerja. 3. Apabila hasil dari pemeriksaan tersebut tidak benar maka keputusan dan/atau tindakan pejabat yang dilaporkan tetap berlaku. 4. Pemeriksaan tersebut benar, dalam jangka waktu 2 (dua) hari keputusan dan/atau tindakan tersebut ditinjau kembali. 5. Pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan dilaksanakan oleh unsur pengawasan. 6. Instansi pemerintah menindak lanjuti serta sosialisasi kepada seluruh pegawai 14 7

15 8