Dalam Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 pengertian pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SITI MEGAWATI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, pendidikan agama semakin dibutuhkan oleh manusia, terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan. keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Allah SWT. yang disebut dengan sunnatulllah. Jadi, tidak seorangpun di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW, sangat memiliki kedudukan yang tinggi. kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. individual, melainkan timbunan pengalaman-pengalamn dari generasigenerasi. lampau yang mencakup semua dimensi kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dalam Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pengertian pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kerampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara. 1 Menurut Undang Undang (UU) RI Nomor 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 2 Peraturan mentri agama tentang pendidikan keagamaan Islam.nomor 3 tahun 2012. Yang dimaksud pendidikan keagamaan Islam adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran Islam dan/atau menjadi ahli ilmu agama Islam dan mengamalkan ajaran agama Islam. 3 Penyelenggaraan pendidikan keagamaan Islam bertujuan untuk menanamkan kepada peserta didik untuk memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Mengembangkan kemampuan, pengetahuan, sikap dan ketrampilan peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama Islam dan/atau menjadi muslim yang dapat mengamalkan 1 Undang Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 3. 2 Ibid., 8. 3 Peraturan Menteri Agama RI, Pendidikan Agama Islam (tk: tp., 2012), 67. 1

2 ajaran agama Islam dalm kehidupan sehari-hari dan mengembangkan pribadi yang berahlak mulia bagi peserta didik yang memiliki kesalehan individual dan sosial dengan menjunjung tinggi jiwa keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan sesama umat Islam, rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, keteladanan, pola hidup sehat dan cinta tanah air. 4 Satuan pendidikan non formal salah satunya adalah Majlis Ta lim. Majlis Ta lim diatur pula pada Kementrian Agama (KMA) No.55 tahun 2007 bahwa peran Majlis Ta lim adalah hanya dalam konteks pendidikan penguatan keimanan dan ketaqwaan, bukan pendidikan yang sifatnya lebih luas tidak semata keimanan, tapi hubungan antar manusia. 5 Majlis Ta lim sebagai pendidikan non formal yang jumlahnya puluhan ribu, tersebar di wilayah pedesaan dan perkotaan seluruh Indonesia. Majlis Ta lim merupakan salah satu sentral pembangunan mental keagamaan di lingkungan masyarakat yang berbeda stratifikasi sosiokulturalnya. 6 Dan Karena Majlis Ta lim merupakan salah satu struktur kegiatan dakwah dan tabligh yang Islami, maka Majlis Ta lim berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai tuntutan ajaran agama. 7 Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Majlis Ta lim adalah lembaga pendidikan non formal atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ajaran agama Islam 8. Dalam al- Qur an surat Ali Imron ayat 104 Allah SWT Berfirman: 4 Peraturan Menteri Agama.RI, Pendidikan Keagamaan Islam (tk: tp, 2012), 70. 5 Kementrian Agama, Pendidikan Agama dan Keagamaan, http://kemenag.go.id/file /dok umen /pp5507.pdf, diakses 02 januari 2015. 6 Muzayyin Arifin, Kapita Selekta pendidkan Islam (Jakarta: Bumi aksara,2011), 79. 7 Ibid., 81.

3 Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung 8. Dari sini dapat kita ketahui bahwa Majlis Ta lim sangat berperan bagi pembinaan akhlak masyarakat yang sangat heterogen, oleh karena itu dengan adanya Majlis Ta lim dalam upaya membina akhlak mulia remaja putri gempollegundi dan pada akhirnya terbentuklah pribadi muslimah yang berakhlak mulia. Majlis ta lim remaja putri dusun Balongkebek adalah lembaga pendidikan non formal terbentuk dari jam iyah dhiba remaja putri yang beranggotakan anak-anak putri dan remaja putri yang mengaji di masjid miftakhul jannah, didirikan oleh-ibu-ibu yang dipimpin oleh ibu Halimah, dulu majlis ta lim dilaksanakan sesuai dengan waktu yang di inginkan pengurusnya. Terkadang waktunya sabtu malam minggu, kadang jumat sore atau sabtu sore dan iuran untuk setiap anggota minimal Rp.1000,- per anggota majlis ta lim yang saat itu ada sekitar 40 anggota. 9 Kegiatan Majlis Ta lim berlangsung apa adanya, anggota hanya mengikuti dan pengurus yang berperan aktif selama pelaksanaan kegiatan. Dalam kegiatan majlis ta lim mulai dibentuk kepengurusan baru setelah Ibu Halimah menyerahkan kepada pengurus yang lain. 8 Al-Qur an,3 (ali imran):104 9 Observasi, Majlis Ta lim Remaja Putri, Gempollegundi 23 Mei 2015.

4 Kegiatan inti majlis ta lim adalah pembacaan dhiba yang diawali dengan pembukaan, pembacaan ayat-ayat suci alqur an, shalawat burdah, sholawat nabi atau pembacaan dhiba dan mauidhoh khasanah serta di akhiri dengan pembacaan sholawat nariyah, asmaul husna, sayyidul istighfar dan surat alikhlas. 10 Majlis Ta lim remaja putri berperan sebagai pendidik yang mengajarkan ilmu agama islam dan sebagai pembimbing yang mengarahkan remaja putri untuk menjalankan syariat-syariat islam dengan baik. Majlis ta lim remaja putri berfungsi sebagai tempat bersilaturahmi dan tempat berbagi ilmu pengetahuan serta menyatukan segala perbedaan status sosial diantara anggotanya. Dari tahun ke tahun anggota majlis ta lim semakin bertambah itu menunjukkan antusiasme masyarakat dan dukungan masyarakat untuk terus terlaksananya kegiatan ini dan masyarakat semakin menyadari bahwa majlis ta lim bisa menjadi alternatif pendidikan agama mereka selain taman pendidikan al-qur an. 11 Majlis ta lim remaja putri telah memberikan pengaruh positif terhadap akhlak remaja putri, hal ini terlihat dari anggota majlis ta lim yang dahulu hanya sebagai anggota pasif yang datang, duduk dan mendengar atau menyimak saja berbeda dengan sekarang, sebagian besar anggota bisa menjadi pembawa acara, bisa membaca ayat-ayat suci al-qur an. 10 Observasi, Majlis Ta lim Remaja Putri, 23 Mei 2015. 11 Observasi, Majlis Ta lim Remaja Putri, 23 Mei 2015.

5 Dari sinilah penulis ingin mengambil judul Pengaruh Majlis Ta lim Terhadap Akhlak Remaja Putri di Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang Commented [ar1]: Footnote atau rujukan harus ditulis, penulisan dirapikan sesuai EYD, focus pada kajian anda. B. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan masalah diatas, Mengingat luasnya masalah penelitian tentang Pengaruh majelis ta lim terhadap ahlak remaja putri di Dusun balongkebek Desa gempollegundi, maka perlu kiranya penulis memberikan batasan dalam masalah ini yaitu: 1. Fokus penelitian tentang Pengaruh Majlis Ta lim Tehadap Akhlak Remaja Putri adalah tentang kegiatan Jam iyah dhiba dan Mauidho Hasanah yang rutin diadakan seminggu sekali. 2. Obyek dari penelitian ini adalah remaja putri Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Gudo Jombang.remaja putri yang menjadi anggota adalah remaja putri dengan usia 12 tahun sampai usia 17 tahun 3. Dari segi variabel penelitian,peneliti menetapkan sebagai berikut: variabel bebas (X) yaitu majelis ta lim dan variabel terikat (Y) nya adalah akhlak remaja putri Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Gudo Jombang. Untuk memperoleh kejelasan tentang masalah yang dibahas dalam penelitian ini dan menjaga agar tidak terjadi kesalah pahaman, maka peneliti memberikan definisi operasional variabel sebagai berikut :

6 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 12 Dalam penelitian ini ada banyak pengaruh kegiatan majlis ta lim dengan akhlak remaja putri yang positif. 2. Majlis Ta lim Majlis Ta lim adalah tempat untuk mengadakan pengajaran dan pengajian agama Islam menurut akar katanya, istilah majlis ta lim tersusun dari gabungan 2 kata, yaitu kata majlis dan kata ta lim. Agama Majlis yang artinya tempat dan ta lim artinya pengajaran atau pengajian bagi orangorang yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam sebagai sarana dakwah dan pengajian agama. 13 Majlis ta lim yang dimaksud di sini adalah sebagai sarana remaja putri untuk belajar memahami ajaran-ajaran islam. 3. Akhlak Akhlak adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang darinya lahir suatu perbuatan dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. 14 Dalam penelitian ini akhlak adalah bagian yang penting untuk membentuk moral remaja putri. 4. Remaja Putri Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kana-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. 15 Peneliti menjadikan remaja 12 Sucipto Suntoro, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Solo: Hamdan Putra,t.th), 16. 13 Bisri M. Jaelani, Ensiklopedia Islam (Yogyakarta: Panji Pustaka, t.th), 237. 14 Syahrin Harap, Ensiklopedia Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997),130. 15 Zakiah Darajat, Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta: Ruhama, 1995), 8.

7 putri sebagai subyek penelitian karena kegiatan yang sudah terlaksana adalah remaja putri. Commented [ar2]: Jangan hanya menulis definisi tapi kaitkan dengan penelitian anda, misal : Dalam penelitian.. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Pelaksanaan Majlis Ta lim Di Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang? 2. Bagaimana Pembinaan Akhlak Remaja Putri di Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang? 3. Adakah Pengaruh Majlis Ta lim Terhadap Pembinaan Akhlak Remaja Putri di Dusun Balongkebek Desa Gempollegun di Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang? D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka kami merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Majlis Ta lim Di Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang b. Untuk mengetahui pembinaan akhlak remaja putri di Di Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.

8 c. Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh Majlis Ta lim terhadap akhlak remaja putri di Di Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan deskripsi tentang Pengaruh Majlis Ta lim Terhadap Akhlak remaja putri di Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang Oleh sebab itu hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagaimana diuraikan sebagai berikut : 1. Secara Teoritik a. Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademik, sebagai bahan penelitian serupa pada masa yang akan datang, sebagai bahan pembanding pada penelitian di masa lalu sekalipun dalam sudut pandang yang berbeda. b. Dapat digunakan untuk melengkapi dan menyempurnakan berbagai konsep tentang Pengaruh Majlis Ta lim Terhadap Akhlak remaja putri di Diusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. 2. Secara Praktik a. Bagi peneliti selaku muslimah yang dihadapkan pada tanggung jawab yang besar selaku pendidik atau calon guru agama Islam untuk senantiasa mau berfikir dan berusaha, sekaligus mau memberi

9 motivasi masyarakat tentang pentingnya mencari ilmu agama dan berakhlakul karimah. b. Bagi Masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan peran dan upaya yang dilakukan oleh Majlis Ta lim dalam pembinaan akhlak remaja putri Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. E. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam dalam bentuk kalimat pertanyaan. 16 Sesuai dengan rumusan masalah diatas, peneliti mengajukan Hipotesis sebagai berikut. Dan adapun jenis hipotesis dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu : 1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha) Mengatakan bahwa ada Pengaruh Majlis Ta lim Terhadap Akhlak remaja putri di Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang? 2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (Ho) Mengatakan bahwa tidak ada Pengaruh Majlis Ta lim Terhadap Akhlak remaja putri Di Dusun Balongkebek Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Alfabeta: Bandung, 2010), 64.

10 Jika (Ho) terbukti setelah di uji maka (Ho) diterima dan (Ha) ditolak. Namun sebaliknya jika (Ha) terbukti setelah diuji maka (Ha) diterima dan (Ho) ditolak. F. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelusuran peneliti belum ada penelitian yang sama dengan penelitian yang akan peneliti teliti.tetapi terdapat berapa skripsi yangmemiliki unsur yang relevan dengan penelitian ini,antara lain: 1. Nama: Awalin Zulfiatin. Judul: Pengaruh Partisipasi remaja pada kegiatan keagamaan terhadap prilaku sosial. Kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang cukup positif antara tingkat partisipasi remaja pada kegiatan keagamaan dengan tingkat perilaku sosial. 17 2. Nama: Mariah. Judul: Pendidikan Agama Pada Majlis Ta lim Ikrami dan Pengaruhnya terhadap pembentukan ahlak remaja. Kesimpulan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara pendidikan agama terhadap pembentukan ahlak remaja. 18 3. Nama: Raudhotul Munawaroh. Judul: Peran Majlis Ta lim al-furqon terhadap perilaku remaja.kesimpulan bahwa peranan Majlis Ta lim alfurqon sangat penting untuk mengetahui perubahan prilaku remaja di daerah tersebut. 19 17 Awalin Zulfiatin, Pengaruh Partisipasi Remaja Pada Kegiatan Keagamaan Terhadap Perilaku Sosial Di Desa Sambirejo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang (Skripsi, UNIPDU Jombang, 2014). 18 Mariah, Pendidikan Agama Pada Majlis Ta lim Ikrami dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Akhlak Remaja, http//repository,uinjkt.ac.id.pdf, diakses 19 desember 2014. 19 Roudhotul Munawaroh, Peran Majlis Ta lim al-furqon Terhadap Prilaku Remaja, http//repo sitory.uinjkt.ac.id/pdf, diakses19 desember 2014

11 Dari beberapa penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian pertama yaitu untuk mengetahui tingkat partisipasi remaja pada kegiatan keagamaan dengan prilaku sosial. Penelitian kedua untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama pada Majlis Ta lim terhadap pembentukan akhlak remaja. Penelitian yang ketiga difokuskan pada peranan Majlis Ta lim terhadap perilaku remaja, yang membedakan dari penelitian-penelitian sebelumnya bahwa penelitian ini lebih difokuskan pada pengaruh Majlis Ta lim terhadap ahklak remaja putri. Berangkat dari ketiga penelitian tersebut, maka penulis mengangkat judul "Pengaruh Majlis Ta lim Terhadap Akhlak remaja putri di Dusun Balongkebek Desa Gempollegundi Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. Karena memang belum pernah diadakan penelitian sebelumnya. Yang membedakan dari penelitian sebelumnya adalah terletak pada obyek yang menjadi sasaran utamanya yakni peneliti terdahulu lebih fokus terhadap masyarakat yang mengikuti kegiatan Majlis Ta lim, sedangkan penulis lebih memfokuskan pada Remaja Putri yang mengikuti kegiatan Majlis Ta lim. G. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pemahaman skripsi ini, maka dalam pembahasannya, peneliti menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut:

12 Bab I : Membahas tentang pendahuluan yang berisi : latar belakang masalah, ruang lingkup penelitian, rumusan masalah, hipotesis, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, serta sistematika pembahasan. Bab II : Berisi tentang landasan teoritis mengenai tinjauan tentang Majlis Ta lim, tinjauan tentang ahlak, pengaruh Majlis Ta lim terhadap ahlak remaja putri. Bab III : Metode penelitian Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang di dalamnya mencakup Desain penelitian, metode penentuan sampel atau subyek penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisa data. Bab IV : Penyajian Dan Analisis Data Hasil Penelitian Pada bab ini membahas : hasil penelitian dan pembahasan. Berisikan tentang penyajian data yang telah dicari dan dikumpulkan penulis dari lapangan kemudian diuji validitasnya, dianalisa, serta dilakukan poengujian hipotesis. Bab V : Penutup Pada bagian ini akan dikemukakan tentang kesimpulan dari skripsi dan saran-saran yang dapat dijadikan sebagai masukan.