PROTOTIPE SYSTEM TELEMETRI PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega 8535*) Husein dan Luh Sukariasih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

skripsi Judul: SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS Mikrokontroler ATMega8535 Diajukan Oleh: HOTMAIDA SITOHANG

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

ALAT MONITORING KONDISI GUNUNG BERAPI NIRKABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16. Disusun Oleh : Nama : Jaka Rahmana Triadi Idrus Nrp :

RANCANG BANGUN TELEMETRI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN BERBASIS SENSOR SHT11 DAN ARDUINO UNO R3

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

Gambar : 1. Rumah Jamur (slave). [7]

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

ABSTRAK. Hendra Manase Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164,

ISBN : Yogyakarta, 11 Desember 2010

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

DT-SENSE. Temperature & Humidity Sensor

RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

III. METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

Prototype Payload Untuk Roket Uji Muatan

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DATA TEGANGAN TINGGI BRANDENBURG MODEL 4479

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM REMOTE MONITORING GEDUNG BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI RADIO FREKUENSI HT

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

REALISASI ALAT PERAGA UNTUK MEMANTAU CUACA. Ananta Leska Saputra /

Transkripsi:

1 PROTOTIPE SYSTEM TELEMETRI PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega 8535*) Husein dan Luh Sukariasih Jurusan PMIPA/Fisika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232 Abstract: Design and analysis of air tempertaure and humidity telemetry based on microcontroller ATMega8535 has been carried out. This parameter is very needed in Weather monitoring and Agriculture Field. The function of microcontroller is to procces and transmit the data from sensor output to the displayed device like computer or LCD. The hardware of this design consists of humidity and temperature sensor (SHT11), microcontroller, Xbee Pro as transmitter and receiver(couple antena) the data and power supply system. Otherwise software for displaying system in computer used Visual Basic 6.0. From the functional test which has been carried out shows that microcontroller can be able to process sensor output data well, while Xbee Pro can be used as air temperature and humidity telemetry device. The air humidity and temperature which has been measured is in range of 10 o C 35 o C and 50% - 80%. The value of 10 o C and 50% shows low temperature and low humidity while the value of 35 o C and 80% shows high temperature and high humidity. The application of Xbee Pro as transmitter and receiver is very easy to be performed although the signal disturbance occur in transmission signal system especially caused by frequency interference. The time duration for data transmission is about 1 seconds for the distance between transmitter and receiver 100 m at span frequency of 0 2 GHz/div. Keywords : Temperature, Humidty sensor, Telemetry, Microcontroller. PENDAHULUAN Sistem telemetri pemantau suhu dan kelembaban udara merupakan salah satu upaya untuk memperoleh informasi kondisi cuaca sebagai data pendukung untuk prediksi kondisi udara masa datang. Kondisi suhu dan kelembaban udara mempengaruhi keadaan cuaca lingkungan tersebut. Ada beberapa besaran fisis yang mempengaruhi kondisi cuaca, diantaranya adalah suhu dan kelembaban udara. Sistem pemantau suhu dan kelembaban udara dapat dilakukan dengan berbagai metode, tetapi metode yang didesain dalam experimen ini adalah metode telemetri secara real time. Telemetri tersebut dapat dikembangkan sehingga pengiriman data dapat lebih fleksibel dalam mengirim data karena biasanya data yang ingin dikirim berbeda untuk masing-masing penerimanya. KERANGKA TEORI A. Sensor Suhu dan Kelembaban udara(sht11) DT-sense SHT11 Module adalah sebuah modul sensor yang dirancang untuk dapat mengukur suhu dan kelembaban udara. Modul sensor ini sudah memiliki keluaran digital dan sudah terkalibrasi, jadi pengguna tidak perlu lagi melakukan konversi A/D ataupun kalibrasi data sensor. Antarmuka modul ini adalah serial 2-wire sehingga sangat Prototipe System Telemetri Pemantau Suhu dan Kelembaban Udara Berbasis Mikrokontroller ATMega 8535*) (Husein dan Luh Sukariasih)

2 menghemat jalur I/O kontroler(anonim, 2010). Sensor SHT11 mampu mengukur suhu dengan tingkat keakurasian +/- 0,5 0 C pada suhu 25 0 C dengan jangkauan pengukuran dari 40 0 C hingga + 123, 8 0 C. Sedangkan untuk pengukuran kelembaban relatif memiliki tingkat keakurasian +/- 3,5% RH dengan jangkauan pengukuran dari 0-100% RH. Kelebihan lainnya dari sensor ini adalah konsumsi dayanya yang rendah, yaitu 30 µw dan membutuhkan catu tegangan yang kompatibel dengan kebanyakan tipe mikrokontroler, yaitu 5 Volt DC. SHT11 dikalibrasi di sebuah ruang kelembaban presisi. Koefisienkoefisien kalibrasi diprogram ke dalam memori OTP. Koefisien-koefisien ini digunakan secara internal selama pengukuran untuk mengkalibrasi sinyal dari sensor. Antarmuka serial 2-wire dan regulasi tegangan internal memudahkan dan mempercepat integrasi sistem. B. Telemetri Telemetri adalah proses pengukuran parameter suatu obyek (benda, ruang, maupun kondisi alam), yang hasil pengukurannya di kirimkan ke tempat lain melalui proses pengiriman data baik dengan menggunakan kabel maupun tanpa menggunakan kabel ( wireless), selanjutnya data tersebut dimanfaatkan langsung atau digunakan untuk keperluan analisa. Secara umum sistem telemetri terdiri atas enam bagian pendukung yaitu objek ukur, sensor, pemancar, saluran transmisi, penerima dan penampil/display. Karena konteks telemetri biasanya di asosiasikan dengan lokasi, maka umumnya media komunikasi yang digunakan bersifat wireless. C. Aquisisi Data Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data real yang sedang berjalan untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan komputer sehingga menghasilkan data yang diinginkan. Akuisisi data dimulai dengan fenomena fisika pada suatu objek untuk dilakukan pengukuran. Fenomena fisika tersebut bersifat berubah-ubah terhadap waktu, sehingga diperlukan pencatatan perubahannya untuk kemudian data tersebut dianalisis untuk suatu keperluan tertentu. Karena sistem akuisisi data real-time membutuhkan koneksi atau instalasi ke sebuah komputer, komputer harus disediakan dan aktif pada saat mengumpulkan data. MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 1-8

3 D. Mikrokontroler AVR ATMega 8535 Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bit word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi Mikrokontroler seri S51 (MCS51) yang membutuhkan 12 siklus clock. Selain karena mudah didapatkan dan murah, ATMega8535 memiliki fasilitas sebagai berikut: 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D 2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. 3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 buah register. 5. Watchdog Timer dengan osilator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte. 7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write. 8. Unit interupsi internal dan eksternal. 9. Port antarmuka SPI. 10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 11. Antarmuka komparator analog. 12. Port USART untuk komunikasi serial. PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem prototipe system telemetri pemantau suhu dan kelembaban udara terdapat dua bagian pada prototipe ini, yaitu perangkat keras ( hardware) dan perangkat lunak ( software). Perangkat keras meliputi pembuatan desain rangkaian skematik untuk bagian pemancar ( transmitter) dan penerima ( receiver), sedangkan perangkat lunak meliputi pembuatan program mikrokontroler pada bagian pemancar dan tampilan antarmuka pada bagian penerima. A. Perancangan Perangkat Keras Bagian Pemancar Rancangan rangkaian desain gambar berikut ini keseluruhan sistem bagian pemancar disajikan dalam Prototipe System Telemetri Pemantau Suhu dan Kelembaban Udara Berbasis Mikrokontroller ATMega 8535*) (Husein dan Luh Sukariasih)

4 Gambar 1 Rangkaian Keseluruhan Sistem Bagian Pemancar Bagian pemancar terdiri dari rangkaian AVR ATMega8535, sensor suhu dan kelembaban udara SHT11, rangkaian LCD, dan rangkaian modul XBEE PRO. B. Perancangan Perangkat Keras Bagian Penerima Bagian penerima terdiri dari rangkaian modul XBEE PRO dan rangkaian komunikasi serial IC MAX232. Gambar 2 Rangkaian Keseluruhan Sistem Bagian Penerima Data yang diterima secara telemetri oleh modul XBEE PRO dihubungkan ke IC MAX232, yang berfungsi sebagai pengkonversi tegangan antarmuka untuk komunikasi serial pada mikrokontroler AVR ATMega8535. Koneksi antara IC MAX232 dengan RS232 terhubung melalui pin 14 (driver 1 output) yaitu sebagai TX (transmitter) dengan pin 2 MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 1-8

5 DB9 (received data) dan pin 13 (receiver 1 input) sebagai RX (receiver) dengan DB9 pin 3 (transmitted data). Sedangkan pin 11 dan pin 12 terhubung ke PortD.0 (RXD) dan PortD.1 (TXD) pada mikrokontroler. Output dapat langsung dilihat pada komputer melalui program Hyperterminal. C. Perancangan Perangkat Lunak (Software) Perancangan perangkat lunak terdiri dari dua bagian, yaitu pada bagian pemancar yang merupakan program mikrokontroler dan pada bagian penerima yang merupakan program antarmuka. Perangkat lunak pada bagian pemancar adalah program pada mikrokontroler sebagai pengolah data suhu dan kelembaban udara. Mulai Ambil data Suhu Kirim sinyal transmisi Kirim perintah pembacaan data suhu Terima data hasil pengukuran suhu Suhu = data suhu Ambil data Kelembaban Kirim sinyal transmisi Kirim perintah pembacaan data kelembaban Terima data hasil pengukuran kelembaban kelembaban = data kelembaban Selesai Gambar 3. Diagram Alir Program Utama Mikrokontroler Pada program ini resolusi pengukuran bit dipilih 14 bit untuk suhu dan 12 bit untuk kelembaban, yang merupakan default dari resolusi pengukuran sensor SHT11. Prototipe System Telemetri Pemantau Suhu dan Kelembaban Udara Berbasis Mikrokontroller ATMega 8535*) (Husein dan Luh Sukariasih)

6 Perintah Transmisi dikirim untuk memulai program pengukuran suhu. Dikirim perintah 00000011, pada pin DATA sensor SHT11 untuk melakukan pengukuran data suhu. Untuk penyelesaian sinyal dari sebuah pengukuran, SHT11 menurunkan garis DATA dan masuk pada mode idle. Mikrokontroler harus menunggu hingga sinyal data ready sebelum SCK memulai kembali untuk mengeluarkan data. Kemudian data diterima dari sensor. Dua byte dari pengukuran, yaitu nilai MSB dan LSB dan satu byte dari CRC checksum yang kemudian akan dikirimkan. D. Perancangan Perangkat Lunak Bagian Penerima Perangkat lunak pada bagian penerima berfungsi sebagai sistem antarmuka (interface) untuk menampilkan dan menyimpan suhu dan kelembaban udara yang dipancarkan. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam Perancangan sistem antarmuka ini adalah Visual Basic 6 yang terdiri dari 9 (sembilan) bagian, yaitu: 1. Subrutin Koneksi 6. Subrutin Tambah Data 2. Subrutin Connect 7. Subrutin Grafik 3. Subrutin Disconnect 8. Subrutin Timer1 4. Subrutin Simpan 9. Subrutin Serial 5. Subrutin Hapus Tampilan antarmuka bagian perangkat lunak adalah sebagai berikut: Gambar 4. Tampilan Antarmuka bagian penerima HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian sistem yang terdiri dari bagian pemancar ( transmitter) dan penerima ( receiver). Sensor suhu SHT11 diujicoba dengan pendeteksian suhu pada MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 1-8

7 beberapa tempat di dalam dan di luar ruangan, kemudian hasil tegangan output yang didapat dibandingkan dengan nilai suhu yang tertera pada termometer ruangan, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5. Hasil ujicoba sensor suhu ditunjukkan pada Tabel 2.1 Termometer ruangan yang digunakan pada penelitian ini memiliki skala 0 o hingga 50 o C dan 0 o hingga 120 o F. Tabel 1. Hubungan Nilai Suhu yang dibaca oleh Sensor SHT11 dengan suhu yang tercatat pada Termometer ruangan No Nilai Suhu SHT11( 0 C) Nilai Suhu Termometer( 0 C) Nilai Suhu Kalibrasi( 0 C) 1 18.86 21 21.43 2 18.88 21.5 21.45 3 18.89 21.7 21.46 4 21.44 23.5 23.68 5 24 26.5 25.92 6 26.56 28.3 28.15 7 26.57 28.4 28.16 8 26.7 28.6 28.27 9 29.12 29.12 30.38 10 30.35 32 31.45 Tabel diatas menunjukkan nilai selisih antara suhu yang di tampilkan SHT11 dengan termometer ruangan dan hasilnya adalah angka yang ditunjuk oleh termometer lebih tinggi dibandingkan dengan angka yang ditunjuk oleh SHT11 dan rata rata selisihnya sebesar 1.92 0 C namun setelah dikalibrasi dan koefisien kalibrasinya diitegrasikan secara software maka maka selisih penujukan kedua alat ini menjadi 0, 027 0 C. Setelah itu Sensor SHT11 diujicoba dengan pendeteksian kelembaban lagi pada beberapa tempat di dalam dan di luar ruangan, Hasil ujicoba sensor kelembaban ditunjukkan pada Tabel 2. Hygrometer yang digunakan pada penelitian ini memiliki skala 0% hingga 100%. Tabel 2 Hubungan Nilai kelembaban yang dibaca oleh Sensor SHT11 dengan Kelembaban yang tercatat pada Hygrometer No Kelembaban SHT11 Kelembaban Hygro Kelembaban SHT11 Kalibrasi 1 52.49 49.93 50 2 57.5 52.31 51.81 3 51.81 49.6 46.5 4 59.04 53.04 60.5 5 58.65 56.41 60 6 66.14 56.42 60.5 7 51.82 32.9 48.3 8 51.84 49.61 48.5 9 67.03 56.83 52.5 10 67.05 56.84 52.6 Prototipe System Telemetri Pemantau Suhu dan Kelembaban Udara Berbasis Mikrokontroller ATMega 8535*) (Husein dan Luh Sukariasih)

8 Pada tabel 2 diatas menunjukkan bahwa rata rata selisih nilai kelembaban yang ditunjukkan oleh SHT11 dengan Hygrometer adalah 6.94% namun setelah dikalibrasi dan koefisien kalibrasi di input secara software maka terjadi pengurangn nilai selisih sebesar 5.21. PENUTUP Berdasarkan hasil ujicoba pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem telemetri dapat dipancarkan dengan baik pada jangkauan maksimal 1000 meter diluar ruangan dan maksimal 100 meter didalam ruangan. 2. Sistem antarmuka dapat menampilkan dan menyimpan data-data suhu dan kelembaban yang telah ditentukan sebanyak 15.000 data, serta menampilkan grafik hubungan suhu kelembaban dan tekanan udara terhadap waktu selama pemantauan dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2002, MAX232 MAX232I DUAL EIA-232 DRIVERS/RECEIVERS, Texas Instrument, http://www.datasheetcatalog.org/datasheet/texasinstruments/ max232.pdf. Diakses 26 Desember 2008. Anonim, 2006, 8-bit AVR Microcontroller with 8K Bytes In-System Programmable Flash, Atmel, http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc2502.pdf. Diakses 10 Desember 2008. Anonim, 2008, Amplitude Shift Keying & Frequency Shift Keying, http://www.ele.uri.edu/courses/ele436/labs/asknfsk.pdf. Diakses 7 April 2009. Anonim, 2008, RF ASK Hybrid Modules for Radio Control (New Version), Laipac Technology, http://www.laipac.com/downloads/easy/tlp434a.pdf. Diakses 3 Februari 2009. Anonim, 2010, Praktikum Pasang Surut Air Laut, Novitaningtyas,Y., Muntini,M dan Pramono,Y.2008, Sistem Monitoring Kelembaban dan Temperatur Secara Waktu Nyata dengan Pengiriman data Via SMS, ITS Surabaya: Laporan Penelitian, Fakultas MIPA, ITS. Surabaya. Rahmaniar,W., 2008, Prototipe Robot Pemantau Erupsi Gunung Berapi Berbasis Deteksi Suhu Menggunakan Telemetri Modulasi Amplitude Shift Keying. Yogyakarta: Skripsi. Fakultas MIPA,UGM, MIPMIPA, Vol. 12, No. 1, Februari 2013 : 1-8