PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

P E R A T U R A N D A E R A H

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAKPRIVATE NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

ALOKASI DANA DESA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 11 TAHUN 2008 DISUSUN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DESA

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 12 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 26

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DI WILAYAH KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG BAGI HASIL PAJAK KABUPATEN KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

KABUPATEN BUTON UTARA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI DESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

NOMOR : 17 TAHUN 2011

Ditetapkan di Malili pada tanggal 29 April 2015 BUPATI LUWU TIMUR, ANDI HATTA M.

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : E

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemerataan dan peningkatan pembangunan desa menuju kemandirian Desa, dibutuhkan peran aktif pemerintah desa dan partisipasi dari seluruh masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah maka perlu dialokasikan dana bantuan kepada Desa untuk mendukung pelaksanaannya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Alokasi Dana Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Parigi Moutong di Provinsi Sulawesi Tengah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 23, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4185); 3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 1

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 108,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3988); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 11. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 tentang kewenangan Kabupaten Parigi Moutong Sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 4 Seri E Nomor 3). 2

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG dan BUPATI PARIGI MOUTONG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ALOKASI DANA DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Parigi Moutong. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggra Pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Parigi Moutong yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 5. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 7. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. 8. Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang terima oleh Kabupaten. 3

9. Alokasi dana minimal adalah dana yang dialokasikan dengan besaran yang sama setiap Desa. 10. Alokasi dana proporsional adalah dana yang dialokasikan dengan besaran sesuai dengan hasil perkalian antara bobot desa dengan total alokasi dana desa yang tersedia dari persentase. 11. Pembangunan skala desa adalah pembangunan bidang fisik, ekonomi dan sosial budaya dengan jangkauan dan manfaat hanya terbatas untuk kebutuhan masyarakat desa setempat. 12. Warga adalah orang perorangan, kelompok masyarakat yang bersifat sosiologis, profesional, fungsional serta badan hukum yang ada di daerah. BAB II TUJUAN, SUMBER DAN PROPORSI ALOKASI DANA DESA Pasal 2 Alokasi Dana Desa Bertujuan untuk pemerataan pembangunan dan peningkatan partisipasi, kesejahteraan aparat dan penanggulangan kemiskinan serta pelayanan masyarakat desa melalui pembangunan skala Desa. Pasal 3 (1) Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 bersumber dari bagi hasil pajak daerah dan bagian perimbangan keuangan pusat dan daerah. (2) Besar Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Minimal 10 % (sepuluh perseratus) dari bagi hasil pajak daerah; dan b. Minimal 10 % (sepuluh perseratus) dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh pemerintah daerah kabupaten. (3) Besar Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, diberikan setelah dikurangi belanja pegawai. Pasal 4 (1) Besar Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) dibagi atas : a. 60 % (enam puluh perseratus) untuk Alokasi Dana Desa minimal; b. 40 % (empat puluh perseratus) untuk Alokasi Dana Desa proporsional; (2) Alokasi Dana Desa minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dihitung berdasarkan dana yang dialokasikan dengan besaran yang sama setiap Desa. 4

(3) Alokasi Dana Desa proporsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dihitung berdasarkan prioritas pembangunan dengan menggunakan prinsip adil. BAB III VARIABEL,ANGKA BOBOT,INDIKATOR DAN BOBOT DESA Pasal 5 (1) Prioritas pembangunan berdasarkan prinsip adil sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (2), ditetapkan berdasarkan variabel sebagai berikut : a. Kemiskinan; b. Pendidikan; c. Kesehatan; d. Keterjangkauan Desa; e. Jumlah Aparat Desa (Kepala Desa bersama Perangkat Desa); f. Luas Wilayah. (2) Pemberian Bobot pada variabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB IV PRINSIP PRINSIP PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA Pasal 6 (1) Pengelolaan keuangan Alokasi Dana Desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolan keuangan desa dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa. (2) Seluruh kegiatan yang didanai oleh Alokasi Dana Desa direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di desa. (3) Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis dan hukum. (4) Alokasi Dana Desa dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali. 5

BAB V PENGGUNAAN, PENYALURAN DANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 7 (1) Alokasi Dana Desa yang diterima oleh masing-masing Desa diperuntukan bagi: a. Belanja Aparatur dan Operasional; b. Belanja Pemberdayaan Publik. (2) Alokasi Dana Desa yang diterima oleh masing-masing desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi atas: a. Belanja Aparatur / Operasional 30% (tiga puluh perseratus) dari Alokasi Dana Desa; b. Belanja Pemberdayaan Publik 70% (tujuh puluh perseratus) dari Alokasi Dana Desa dan serendah-rendahnya 60% (enam puluh perseratus). (3) Belanja langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a digunakan untuk pelaksanaan pembangunan pada skala desa sesuai dengan daftar skala prioritas pembangunan Desa baik fisik, ekonomi dan sosial budaya sebagai dana stimulan. (4) Belanja tidak langsung sebagaimana pada ayat (2) huruf b digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa dan BPD. (5) Pembangunan skala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan secara swakelola oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa yang dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel. Pasal 8 (1) Penyediaan dana untuk Alokasi Dana Desa beserta untuk pengelolaannya dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setiap tahunnya. (2) Pengajuan Alokasi Dana Desa dapat dilakukan oleh pemerintah desa apabila sudah ditampung dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. (3) Mekanisme penyaluran secara teknis menyangkut penyimpanan, nomor rekening, transfer, surat permintaan pembayaran, mekanisme pengajuan dan lain lain diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 9 (1) Kepala Desa bertanggung jawab atas pengelolaan Alokasi Dana Desa kepada Bupati. 6

(2) Kepala Desa melaporkan penggunaan dana Alokasi Dana Desa kepada Bupati paling lama akhir tahun anggaran. (3) Kepala Desa memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD. BAB VI PENGHARGAAN DAN SANKSI Pasal 10 (1) Pemerintah Kabupaten memberikan penghargaan bagi Desa yang berhasil melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana kerja tahunan yang disampaikan. (2) Pemerintah Kabupaten memberikan sanksi bagi Desa yang kurang berhasil melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana kerja tahunan yang disampaikan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghargaan atau sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 11 Segala bentuk tindak pidana yang terkait dengan dengan pengelolaan keuangan desa mendapatkan sanksi hukum sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 12 Peraturan Desa yang berkaitan dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa wajib sudah siap sebelum Alokasi Dana Desa dilaksanakan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 7

Pasal 14 Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Parigi Moutong. Ditetapkan di Parigi pada tanggal BUPATI PARIGI MOUTONG, LONGKI DJANGGOLA Diundangkan di Parigi pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG, H. RUSTAM DG. RAHMATU, BE, SE, Msi Pembina Utama Muda NIP. 010 078 615 LEMBARAN DAERAH TAHUN 2007 NOMOR 37 SERI E NOMOR 11 8

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR TAHUN TENTANG ALOKASI DANA DESA I. UMUM Bahwa dalam rangka mendanai penyelenggaraan Pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa, maka sesuai amanat Undang undang nomor 34 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang Desa Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong memberikan Alokasi Dana Desa kepada seluruh desa di Kabupaten Parigi Moutong Dalam konteks penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas pelayanan, pembangunan desa dan pembinaan masyarakat, maka desa selain memiliki sumber pendapan asli juga berhak atas bagian dari dana perimbangan pusat/daerah yang diterima kabupaten. Bahwa selama ini pelaksanaan pembangunan dinilai belum optimal sesuai harapan pemerintah dan masyarakat, untuk itu perlu dibuat dasar hukum yang lebih kuat tentang pemberian bantuan alokasi dana kepada desa-desa secara proporsional sesuai potensi, kemampuan dan kebutuhan masyarakat. Sehingga diharapkan dengan adanya Alokasi Dana Desa ini dapat menumbuhkan partisipasi dan lebih memberdayakan masyarakat dalam rangka mewujudkan Desa yang mandiri dan berkeadilan. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut maka Pemerintah Kabupater Parigi Moutong perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Alokasi Dana Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Pasal 4 Ayat (1) 9

Ayat (2) Ayat (3) Yand dimaksud dengan prinsip adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional untuk setiap Desa berdasarkan nilai bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variabel. Pasal 5 Ayat (1) Ayat (2) Penentuan bobot berdasarkan kesepakatan daerah Ayat (3) Pasal 6 Pasal 7 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Dana Stimulan adalah dana yang diberikan kepada masyarakat sebagai dana rangsangan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat seluas luasnya Ayat (4) Ayat (5) Yang dimaksud swakelola adalah dana yang dikelola sendiri secara mandiri tanpa ada campur tangan pihak ke tiga Yang dimaksud dengan Partisipatif adalah dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dari dana ADD, melibatkan seluruh komponen masyarakat Yang dimaksud dengan Transparan adalah keterbukaan atas semua informasi terkait pelaksanaan pembangunan dengan dana dari ADD 10

Yang dimaksud dengan Akuntabel adalah penggunaa dana ADD harus dapat dipertanggung jawabkan dan ditanggung gugat oleh masyarakat Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Ayat (1) Ayat (2) Pertimbangan Desa yang dinilai kurang berhasil berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan ADD yang informasinya didapatkan secara obyektif dan berimbang serta transparan. Ayat (3) Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 89 11