SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG IKUT SERTANYA PIHAK KETIGA ATAS INISIATIF SENDIRI DENGAN MEMBELA TERGUGAT (VOEGING) DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati. Hukum

Perlawanan terhadap sita eksekutorial (executorial beslag) oleh pihak ketiga di pengadilan negeri (studi kasus di pengadilan negeri Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. melidungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak terjadi sengketa baik dalam kegiatan di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BENI DHARYANTO C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

PELAKSANAAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari seringkali terjadi gesekan-gesekan yang timbul diantara. antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

EVITAWATI KUSUMANINGTYAS C

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. Hakim merupakan pelaku inti yang secara fungsional melaksanakan. kekuasaan kehakiman. Hakim harus memahami ruang lingkup tugas dan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

WEWENANG KURATOR DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN PAILIT OLEH PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

Oleh Ariwisdha Nita Sahara NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM FAKTOR PENYEBAB SERTA AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang diwarnai dengan semakin. pihak yang terlibat dalam lapangan usaha tersebut, sangat berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perbedaan-perbedaan yang dapat menimbulkan suatu. dirugikan haknya dapat mengajukan gugatan. Pihak ini disebut penggugat.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

BAB I PENDAHULUAN. dan keadilan, Sehingga secara teoritis masih diandalkan sebagai badan yang

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara yang meletakkan hukum sebagai supremasi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1945 menegaskan bahwa segala warga negara bersamaan. berkembang dan berkehidupan yang adil dan berdaulat.

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam penegakan hukum dalam masyarakat lewat peradilan maupun

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdas arkan hukum.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI PERDAMAIAN MEDIASI

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

Oleh Helios Tri Buana

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

STUDI TENTANG KINERJA PENGADILAN NEGERI DALAM MENYELESAIKAN KASUS SENGKETA TANAH WARISAN. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Klaten Tahun 2011)

PANDANGAN HAKIM TENTANG PUTUSAN DAMAI ATAS UPAYA HUKUM VERZET

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pemeriksaan perkara dalam persidangan dilakukan oleh suatu

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

Skripsi TANGGUNGJAWAB HUKUM PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL BEKAS

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sengketa merupakan suatu hal yang sangat wajar terjadi dalam kehidupan ini.

PERAN PERWIRA PENYERAH PERKARA DALAM TINDAK PIDANA MILITER (STUDI DENPOM IV/ 4 SURAKARTA)

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial tidak

Transkripsi:

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: UTAMI SARASWATI NIM: C 100.050.056 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Garis Besar Haluan Negara salah satu manifestasi dari pernyataan kehendak rakyat yang pada hakekatnya adalah suatu pola pembangunan nasional secara menyeluruh, terarah, terpadu dan terus menerus yaitu untuk mewujudkan tujuan nasional seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dengan satu tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan keadilan. Peranan hakim dalam menangani suatu perkara merupakan usaha menegakkan hukum dalam masyarakat lewat pengadilan sebagai pengambil keputusan. Dari hakim diharapkan sikap tidak memihak dalam menentukan siapa yang benar dan siapa yang tidak dalam suatu perkara dalam mengakhiri sengketa atau perkaranya. Bagi hakim dalam mengadili suatu perkara terutama yang terpenting adalah fakta atau peristiwanya dan bukan hukumnya. Bila seorang hakim hendak menjatuhkan keputusan maka ia akan selalu berusaha agar putusannya nanti dapat diterima oleh masyarakat, setidak-tidaknya berusaha agar orang yang akan mendapat putusannya dapat diterima di lingkungannya. Pada prinsipnya suatu putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap 1

tidak dapat ditarik kembali dan harus dianggap telah terbukti kebenarannya. Namun masih juga diberikan kesempatan untuk hal-hal tertentu dan atas dasar yang kuat, putusan hakim tersebut diperiksa kembali. Maksud dari putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap adalah suatu putusan yang tidak dapat ditarik kembali, apabila tidak ada kemungkinan lagi untuk memeriksa kembali putusan itu pada instansi pengadilan selanjutnya. Apabila terhadap suatu putusan hakim tidak ada lagi kemungkinan melawan (Verzet) atau untuk mohon banding atau kasasi, maka putusan itu menjadi pasti atau tetap dan putusan itu telah memperoleh kekuatan yang pasti, yang mengikat. Dalam bahasa latin dikatakan Res Judicata Proveritate Habetur artinya, putusan yang pasti dengan sendirinya mempunyai kekuatan hukum yang mengikat (apa yang diputus oleh hakim dianggap benar). Kekuatan mengikat ini adalah suatu kemestian yang praktis berhubungan dengan tujuan acara perdata yaitu untuk menentukan bagaimana pada akhirnya hubungan hukum antara kedua belah pihak. Dalam persoalan gugatan terdapat dua pihak atau lebih yang satu sama lain sedang bersengketa. Dalam menyelesaikan sengketa ini mereka mungkin minta bantuan teman atau kepala desa yang bersangkutan, dalam usaha mereka untuk menyelesaikan perkara tersebut di luar sidang secara damai sebelum perkara itu diajukan atau selama proses itu berlangsung dan kadang-kadang usaha tersebut berhasil pula. Dalam hal perkara sedang berjalan, kemudian gugatan dicabut karena telah ada perdamaian diantara para pihak. Apabila sengketa selesai secara 2

demikian, dikemudian hari sengketa yang sama dapat terjadi lagi antara kedua belah pihak yang sama. Hakim mempunyai peranan yang aktif untuk mengusahakan penyelesaian secara damai terhadap perkara perdata yang diperiksanya. Dalam kaitannya ini hakim harus dapat memberikan pengertian, menanamkan kesadaran dan keyakinan pihak-pihak yang berperkara; bahwa penyelesaian perkara dengan perdamaian merupakan suatu cara penyelesaian yang lebih baik dan bijaksana daripada diselesaikan dengan putusan pengadilan, baik dipandang dari segi hubungan masyarakat, maupun dipandang dari segi waktu, biaya dan tenaga yang diperlukan. Peranan hakim dalam usaha menyelesaikan perkara tersebut secara damai adalah sangat penting. Putusan perdamaian mempunyai arti yang sangat penting dalam masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi orang yang mencari keadilan. Sengketa dapat selesai dengan tuntas, penyelesaiannya cepat dan ongkosnya pun ringan. Daripada itu permusuhan antara dua belah pihak yang berperkara menjadi berkurang. Hal ini jauh lebih baik daripada apabila perkara sampai diputus dengan suatu putusan biasa, dimana biasanya pihak tergugat dikalahkan dan putusan harus dilaksanakan secara paksa. Apabila hakim berhasil mendamaikan kedua belah pihak yang berperkara lalu dibuatlah akta perdamaian dan kedua pihak dihukum untuk mentaati isi dari akta perdamaian tersebut. Akta perdamaian mempunyai kekuatan seperti suatu putusan hakim yang biasa yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Bagi pihak yang 3

diharuskan menyerahkan sesuatu atau diharuskan untuk membayar sejumlah uang tertentu, apabila tidak mau dengan sukarela memenuhi kewajiban hukumnya, maka eksekusi dilakukan menurut cara biasa, artinya penyerahan barang yang harus diserahkan itu dilakukan secara paksa atau pelelangan dilakukan terhadap barang-barang yang bersangkutan untuk memperoleh sejumlah uang yang harus dibayar kepada pihak yang berhak menerima pembayaran tersebut dan pembayaran biaya perkara. Berdasarkan hal tersebut di atas, jelas bahwa untuk mendapatkan persetujuan kedua belah pihak, maka terdapat syarat formil yang harus dipenuhi suatu putusan perdamaian : 1. Persetujuan kedua belah pihak 2. Putusan perdamaian mengakhiri sengketa 3. Perdamaian atas sengketa yang telah ada 4. Persetujuan perdamaian berbentuk tertulis Dewasa ini berbagai macam kasus perdata sangat marak dalam kehidupan kita. Namun pada kenyataannya, upaya damai yang telah diputus oleh hakim seringkali diingkari atau tidak dijalankan oleh para pihak yang sebenarnya masih belum puas dengan adanya putusan perdamaian tersebut. Hal ini sebagaimana dengan suatu kasus gugatan atas nama Sundoro Hosea di Pengadilan Negeri Surakarta. Kasus ini bermula adanya pinjaman yang dilakukan oleh Mustaqimah kepada Sundoro Hosea sebesar tiga milyar rupiah yang nantinya digunakan untuk menambah modal. Namun setelah berjalannya waktu Mustaqimah 4

selaku peminjam hanya mampu membayar bunga hingga jatuh tempo pada akta pengakuan utang yang hanya sampai tanggal 13 Mei 2005. Dengan adanya permasalahan tersebut maka dilayangkan surat gugatan kepada Pengadilan Negeri Surakarta. Namun ternyata kedua belah pihak bersepakat untuk mengakhiri sengketa dengan jalan perdamaian. Meskipun demikian mengingat permasalahan ini adalah masalah utang piutang yang terkadang nominal agunan dengan pinjaman masih belum dapat menutup pinjaman, maka meskipun telah ada putusan perdamaian namun hal ini masih dapat dimungkinkan adanya pengingkaran yang dilakukan oleh tergugat. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis mencoba untuk meninjau lebih jauh lagi melalui penulisan skripsi dengan judul PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA. Hal ini disebabkan keingintahuan penulis terhadap suatu kasus pengingkaran mengingat pada kenyataanya, di masyarakat banyak terjadi putusan hakim masih tidak dilaksanakan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya pengingkaran putusan perdamaian oleh salah satu pihak di Pengadilan Negeri Surakarta? 5

2. Bagaimana penyelesaian perkara pengingkaran putusan perdamaian oleh salah satu pihak di Pengadilan Negeri Surakarta? C. Tujuan Penelitian Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Penelitian Hukum, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mendalami segala aspek kehidupan, disamping juga merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis. 1 Tujuan penelitian dimaksudkan untuk memberikan arah yang tepat dalam proses dan pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan agar penelitian tersebut berjalan sesuai dengan apa yang hendak dicapai. Dari penelitian yang dilakukan akan selalu terkandung tujuan yang diharapkan dan pada kelanjutannya akan mampu memberikan manfaat bagi penulis, oleh karena itu tujuan penelitian ini antara lain adalah: 1. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pengingkaran putusan perdamaian oleh salah satu pihak di Pengadilan Negeri Surakarta. 2. Untuk mengetahui penyelesaian perkara pengingkaran putusan perdamaian oleh salah satu pihak di Pengadilan Negeri Surakarta. 1 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Pers, 1994, Hal. 3 6

D. Manfaat Penelitian Tiap penelitian harus diyakini kegunaannya bagi pemecahan masalah yang diselidiki. Untuk itu perlu dirumuskan secara jelas tujuan penelitian yang bertitik tolak dari permasalahan yang diungkap. Suatu penelitian setidaknya harus mampu memberikan kegunaan pada kehidupan masyarakat. Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari dua segi yang saling berkaitan, yakni dari segi teoritis dan segi praktis. 2 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dari penulisan skripsi ini dapat untuk mengembangkan ilmu hukum dan memberikan solusi lain terhadap kasus pengingkaran putusan perdamaian bagi masyarakat pencari keadilan. 2. Manfaat Praktis Memberikan sumbangan pemikiran yang lebih nyata dan berarti bagi ilmu hukum pada umumnya dan putusan hakim pada khususnya bagi Pengadilan, Pemerintah dan Pembentuk Undang-Undang. E. Metode Penelitian Suatu penelitian agar menghasilkan data-data yang akurat dan tidak meragukan mesti dilakukan secara sistematis, sehingga penentuan metode yang akan dipakai merupakan langkah awal dalam penelitian. 2 Hadari Nawawi dan H.M. Martini, Instrumen Pendekatan Sosial, Suatu Pendekatan Proposal, Yogyakarta : UGM Pres, Hal. 25 7

Adapun metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang penulis gunakan adalah metode pendekatan Yuridis Sosiologis karena pendekatan ini mengkaji tentang deskripsi pengingkaran putusan perdamaian, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengingkaran putusan perdamaian dan upaya hukum dalam menghadapi pengingkaran putusan perdamaian. 2. Jenis Penelitian Dilihat dari sifat atau jenisnya penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif yaitu untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala lainnya. Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan diteliti. Dalam hal ini untuk mendeskripsikan prosedur, proses dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengingkaran putusan perdamaian oleh salah satu pihak. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pengadilan Negeri Surakarta. Adapun yang menjadi alasan penulis mengambil lokasi penelitian pada Pengadilan Negeri Surakarta karena pertimbangan lokasi yang mudah dijangkau dan tingkat kepadatan penduduk yang memungkinkan munculnya permasalahan yang lebih komplek. 8

4. Sumber Data a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan mengadakan peninjauan langsung pada obyek yang diteliti. Dalam hal ini adalah data yang berupa keterangan atau penjelasan dari subyek penelitian yaitu Hakim Pengadilan Negeri Surakarta, guna mendapat penjelasan yang lebih mendalam tentang data sekunder. b. Data Sekunder Merupakan data yang berupa dokumen-dokumen resmi atau arsip-arsip yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Surakarta yang berkaitan dengan materi penelitian. 5. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Untuk memperoleh data primer, yaitu dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini Hakim Pengadilan Negeri Surakarta, juru sita pengadilan dan para pihak. Dalam wawancara yang terpenting adalah mendapatkan informasi yang diperlukan melalui informan-informan yang tepat untuk dimintai informasinya 3. Dalam pelaksanaannya, wawancara tidak terpaku pada struktur sebagai pedoman yang kaku. Namun, bersifat luwes, pertanyaan menyesuaikan 3 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta : Rajawali, 1986. Hal. 53 9

situasi-situasi disaat wawancara berlangsung yang disesuaikan dengan kebutuhan kondisi saat wawancara. Sifat yang luwes juga dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang jauh dan mendalam sehingga pertanyaan semakin terfokus dan menghasilkan jawaban yang detail dan rinci. Wawancara melalui pencatatan situasinya lebih formal karena dalam wawancara informan menyediakan waktunya secara khusus untuk diwawancarai. Dan peneliti sudah menyiapkan panduan pertanyaan. Informan karena sifatnya lebih formal dimungkinkan wawancara juga dilakukan dengan cara non formal atau ngobrol santai kala informan sedang bekerja atau mengikuti acara rutin mereka. Hal ini dimaksudkan agar informan tidak menyadari bahwa dirinya sedang diwawancarai. Selain itu dimaksudkan agar informasi yang diperoleh adalah informasi yang benar dan tidak ditutup-tutupi. b. Studi Kepustakaan Yaitu metode untuk mengumpulkan data sekunder yang dilakukan dengan cara mencari, mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai peristiwa atau kejadian pada waktu lalu. Jurnal dalam penelitian tertentu bahkan literatur-literatur dan peraturan perundang-undangan yang relevan dimasukkan dalam kategori dokumen yang mendukung penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi. 10

6. Metode Analisis Data Metode analisis yang penulis gunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif. Dalam melaksanakan analisis ini peneliti mengumpulkan data dari penelitian kepustakaan yang berupa bahan hukum primer yang terdiri dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, bahan hukum sekunder yang terdiri dari hasil penelitian tentang pengingkaran putusan perdamaian oleh salah satu pihak yang berperkara. Karya ilmiah yang berhubungan dengan pengingkaran putusan perdamaian dan kepustakaan yang ada hubungannya dengan pengingkaran putusan perdamaian. Dalam analisis ini terdapat tiga komponen analisis yang dilakukan oleh peneliti yaitu mereduksi data, sajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Akhirnya disusun karya ilmiah yang bersifat deskriptif. F. Sistematika Skripsi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi 11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Hukum Acara Perdata 1. Pengertian Hukum Acara Perdata 2. Asas-Asas Hukum Acara Perdata 3. Proses Penyelesaian Perkara Perdata di Pengadilan Negeri B. Tinjauan Tentang Perdamaian 1. Pengertian Perdamaian 2. Keuntungan Penyelesaian Perkara dengan Perdamaian 3. Pelaksanaan Perdamaian C. Tinjauan Tentang Pengingkaran Terhadap Perdamaian D. Tinjauan Tentang Putusan Perdamaian 1. Syarat Formal Putusan Perdamaian 2. Isi Putusan Perdamaian 3. Akibat Hukum Putusan Perdamaian BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya pengingkaran putusan perdamaian di Pengadilan Negeri Surakarta. 2. Penyelesaian perkara pengingkaran putusan perdamaian oleh salah satu pihak di Pengadilan Negeri Surakarta. 12

B. Pembahasan 1. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya pengingkaran putusan perdamaian di Pengadilan Negeri Surakarta. 2. Penyelesaian perkara pengingkaran putusan perdamaian oleh salah satu pihak di Pengadilan Negeri Surakarta. BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN 13