ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

SKRIPSI ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BONE PERIODE KUSNADI ZAINUDDIN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Studi Kasus di Kota Manado Tahun

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS EKONOMI KOTA TOMOHON TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TABANAN

JEFRI TIPKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah Jl. R. A. Kartini No. 15 Kelurahan Namaelo, Masohi

SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2014

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.

ANALISIS DATA/INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KAMPAR. Lapeti Sari Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTORAL KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF GROWTH AND SECTORAL COMPETITIVENSES ROKAN HILIR

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

Transkripsi:

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH Djarwadi dan Sunartono Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT Jl. M.H. Thamrin No.8 Jakarta 10340 E-mail : djarwadi@webmail.bppt.go.id Abstract This study is conducted in 2008, is one part of the Spatial Planning of Central Halmahera years 2009-2019. The analytical method used is the shift share and the location quotient. The data analyzed is the Gross Regional Domestic Product from Central Halmahera regency and North Maluku province. Shift share analysis results show that the economy of Central Halmahera grows faster that of the province of North Maluku. However economic growth was shifted from mining and quarrying sector to the agricultural sector. While the leading sector in Central Halmahera regency as still in the mining and quarrying sector, agricultural sector, and commerce and services sector. Kata kunci : ekonomi, sektor unggulan, pengembangan wilayah 1. PENDAHULUAN Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2003 Tanggal 25 Februari 2003 wilayah Kabupaten Halmahera Tengah mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah dan Kota Tidore Kepulauan. Akibat pemekaran tersebut di wilayah Kabupaten Halmahera Tengah sendiri terbagi menjadi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Weda, Weda Utara, Weda Selatan, Patani, Patani Utara dan Pulau Gebe. Sedangkan pada tahun 2008 dilakukan pemekaran dua kecamatan yaitu kecamatan Weda Tengah dan kecamatan Patani Barat (Perda Nomor 23 dan 24 Tahun 2008). Luas wilayah keseluruhan adalah 8.381,48 Kilometer persegi. Seiring dengan terbentuknya Kabupaten Halmahera Tengah, kegiatan pembangunan wilayah telah berkembang pesat. Kabupaten Halmahera Tengah akan terus mengalami pertumbuhan, dimana dengan pertumbuhan yang pesat itu dapat menimbulkan berbagai perubahan, baik yang bersifat ekonomi maupun perubahan fisik. Oleh sebab itu sejalan dengan pemekaran wilayah tersebut, dan guna mewujudkan program pembangunan yang lebih terencana dan terintegrasi antara berbagai sektor pembangunan, maka diperlukan Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan sesuai dengan Bab 2 pasal 3 ayat (3) UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang. Dalam konteks penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Halmahera Tengah diperlukan analisis struktur tata ruang dan pola pemanfaatan ruang wilayah. Oleh sebab itu diperlukan Analisis dayadukung lahan dan lingkungan dan Analisis potensi perekonomian. Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Halmahera Tengah secara garis besar diarahkan pada terciptanya kondisi untuk tumbuh dan berkembangnya sistim perekonomian yang memberikan peluang bagi segenap pelaku ekonomi secara proporsional yang terkait secara fungsional, sehingga membentuk kekuatan ekonomi yang sinergis. Adapun secara rinci kebijakan pembangunan ekonomi di Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebagai berikut : Pembangunan ekonomi dilakukan melalui pendekatan pembangunan wilayah dengan didasarkan pada keunggulan dan potensi masing-masing daerah, dan percepatan kawasan tertinggal agar tercipta keserasian perkembangan antar daerah. Mendorong terbentuknya kawasan strategis serta meningkatkan kawasan tumbuh cepat yang mengacu pada sentra-sentra produksi dan kawasan unggulan. Menciptakan kondisi bagi pemanfaatan hasil pembangunan yang diarahkan pada pemerataan antar wilayah dan antar golongan masyarakat. Peningkatan sarana dan prasarana wilayah dan 124 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 2, Agustus 2011 Hlm.124-129

kota guna menunjang perkembangan kegiatankegiatan ekonomi 2. BAHAN DAN METODE Bahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data time series Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Halmahera Tengah dan Provinsi Maluku Utara yang telah dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Tengah dan Provinsi Maluku Utara. Pada saat penelitian dilakukan, yaitu pada tahun 2008, data Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Halmahera Tengah dan Provinsi Maluku Utara yang tersedia adalah tahun 2004 sampai dengan 2006. 2.1. Metode Shift Share Metode ini dimaksudkan untuk menjelaskan atau menggambarkan bentuk hubungan yang dimiliki sebuah daerah dengan daerah lainnya. Tujuan analisis shift share untuk mengetahui produktivitas perekonomian daerah (kabupaten) dibandingkan dengan perekonomian di daerah yang lebih tinggi hirarkinya (dalam skala provinsi maupun nasional). Hasil analisis data dengan metode shift share dapat menghasilkan informasi tentang: Pertumbuhan ekonomi, metode analisis ini dapat mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi berdasar tingkat tenaga kerja yang diserap oleh sektor ekonomi di Kabupaten Halmahera Tengah pada dua periode yang berbeda. Proporsional shift akan menggambarkan pertumbuhan salah satu sektor ekonomi di Kabupaten Halmahera Tengah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sektor yang sama pada wilayah yang lebih tinggi tingkatan hirarkinya. Differensial shift digunakan untuk mengetahui daya saing sektor perekonomian wilayah di Kabupaten Halmahera Tengah dengan sektor perekonomian yang sama pada wilayah yang lebih tinggi tingkatan hirarkinya. Dari hasil pengukuran ini memungkinkan untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat dibanding dengan sektor perekonomian pada wilayah yang dijadikan referensi. Secara matematis formulasi yang digunakan untuk analisis shift share adalah sebagai berikut: Dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah : Dij = Nij + Mij atau Dij = Eij* - Eij Pengaruh pertumbuhan ekonomi referensi (tingkat provinsi): Pergeseran proporsional (proportional shift) atau pengaruh bauran industri: Mij = Eij (r in r n ) Keterangan: Pengaruh keunggulan kompetitif: Cij = Eij (r ij r in ) Eij = kesempatan kerja di sektor i daerah j Ein = kesempatan kerja di sektor i Provinsi r ij = laju pertumbuhan sektor i daerah j r in = laju pertumbuhan sektor i provinsi r n = laju pertumbuhan ekonomi provinsi Dari komposisi tersebut di atas selanjutnya dapat ditulis dengan model persamaan matematis sebagai berikut: Keterangan: G = R + S S = Sp + Sd G adalah pertumbuhan ekonomi, R adalah regional share, S adalah shift-share, Sp adalah proportional shift, Sd adalah differential shift. 2.2. Metode Location Quotient Location Quotient adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang sama dalam skala provinsi atau nasional. Dengan kata lain Location Quotient (LQ) dapat menghitung perbandingan antara share output sektor i di Kabupaten/Kota dan share output sektor i di Provinsi. Metode ini didasarkan pada Teori Basis Ekonomi untuk menentukan sektor ekonomi basis (ekspor) dan non basis. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui struktur ekonomi suatu daerah. Metode ini berasumsi pada ekonomi tertutup. Jika suatu daerah lebih berspesialisasi dibanding daerah lain dalam menghasilkan produk tertentu (LQ>1), maka daerah tersebut akan mengekspor barang tersebut. Rumus matematisnya adalah : Nij = Eij x r n Analisis Ekonomi Dan Sektor...(Djarwadi dan Sunartono) 125 Diterima 16 Juni 2011; terima dalam terakhir revisi 15 Juli 2011; layak cetak 5 Agustus 2011

Dimana : X = output (PDRB) r = regional n= nasional LQ>1 berarti daerah tersebut berspesialisasi dalam memproduksi sektor (barang) tertentu dibanding sektor (barang) tertentu nasional. LQ<1 berarti daerah tersebut tidak berspesialisasi dalam memproduksi sektor (barang) tertentu dibanding sektor (barang) tertentu nasional. LQ=1 berarti bahwa daerah tersebut dan nasional sama derajatnya dalam memproduksi sektor (barang) tertentu. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisis Ekonomi Hasil perhitungan analisis shift-share dalam kurun 2004-2006 yang dirinci atas sektor dan subsektor di Kabupaten Halmahera Tengah dapat ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Perhitungan Shift-Share Sektor dan Subsektor Kabupaten Halmahera Tengah Selama Kurun 2004-2006 (juta rupiah) Sektor G R Sp Sd Pertanian 25.003 5.362 (728) 20.369 1.1 Tanaman Bahan Makanan 9.332 1.249 (484) 8.567 1.2 Perkebunan 9.532 2.242 103 7.187 1.3 Peternakan 1.671 528 (362) 1.505 1.4 Kehutanan 2.242 494 107 1.641 1.5 Perikanan 2.227 849 (263) 1.640 Pertambangan & Penggalian (26.142) 7.900 (4.494) (29.548) 2.1 Minyak dan Gas Bumi - - 2.2 Pertambangan tanpa Migas (26.459) 7.766 (5.719) (28.507) 2.3 Penggalian 317 133 181 3 Industri Pengolahan 4.273 893 (212) 3.592 Listrik, Gas & Air Bersih 56 23 7 26 4.1 Listrik 14 7 2 6 4.2 Gas - - 4.3 Air Bersih - - Bangunan/ Konstruksi 1.062 318 73 671 Perdagangan, Hotel & Restoran 8.446 2.245 740 5.461 6.1 Perdagangan Besar dan Eceran 8.436 2.235 731 5.471 6.2 Restoran 10 10 6 (7) 6.3 Hotel - - Pengangkutan & Komunikasi 1.872 453 197 1.222 7.1 Pengangkutan 1.824 435 (27) 1.416 7.2 Komunikasi 48 18 (1) 31 Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 132 168 21 (57) 8.1 Bank 3 1 1 1 8.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank 32 9 16 7 8.3 Sewa Bangunan 1.522 - - 1.522 8.4 Jasa Perusahaan (1.408) 155 (77) (1.486) Jasa-jasa 197 1.534 (83) (1.254) 9.1 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 122 1.295 (151) (1.023) 9.2 Swasta 75 238 29 (192) Jumlah 14.898 18.895 (4.479) 482 Sumber : Hasil Perhitungan (tahun 2008) Secara total pertumbuhan ekonomi (PDRB) Halmahera Tengah selama periode 2004 2006 sebesar Rp14.898 juta. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara sebesar Rp18.895 juta. Sementara pertumbuhan PDRB Kabupaten Halmahera Tengah hanya sebesar Rp 482 juta. Dengan demikian, maka shift share dari PDRB Halmahera Tengah negatif 126 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 2, Agustus 2011 Hlm.124-129

sebesar (Rp.4.479) juta. Adapun sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tersebut adalah sektor Pertanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Indutri Pengolahan, Pengangkutan dan Komunikasi, Bangunan/Konstruksi. Pertumbuhan sektor Pertanian Halmahera Tengah sebesar Rp.25.003 juta dimana pertumbuhan ini ditarik oleh pertumbuhan sektor pertanian Provinsi Maluku Utara sebesar Rp.5.362 juta dan diakibatkan oleh sektor pertanian di Kabupaten Halmahera Tengah sendiri sebesar Rp.20.369 juta. Dengan demikian shift share atau pergeseran daya saing sektor pertanian di Kabupeten Halmahera Tengah dengan sektor pertanian di Provinsi Maluku Utara sebesar minus Rp.728 juta. Pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebesar Rp.8.448 juta yang ditarik oleh Provinsi Maluku Utara sebesar Rp.2.245 juta sehingga sektor perdagangan, hotel dan restoran di Halmahera Tengah memiliki daya saing sebesar Rp.740 juta. Hal ini berarti pertumbuhan PDRB dari sektor perdagangan, hotel dan restoran Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebesar Rp.5.461 juta. Pertumbuhan sektor Industri pengolahan Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebesar Rp.4.273 juta yang ditarik oleh Provinsi Maluku Utara sebesar Rp.893 juta sehingga sektor industri pengolahan di Halmahera Tengah memiliki daya saing negatif sebesar Rp.740 juta. Hal ini berarti pertumbuhan PDRB dari sektor industri pengolahan Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebesar Rp.3.592 juta. Pertumbuhan sektor Pengankutan dan komunikasi Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebesar Rp.1.872 juta yang ditarik oleh Provinsi Maluku Utara sebesar Rp.453 juta sehingga sektor Pengankutan & komunikasi di Halmahera Tengah memiliki daya saing sebesar Rp.197 juta. Hal ini berarti pertumbuhan PDRB dari sektor Pengankutan & komunikasi Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebesar Rp.1.222 juta. Pertumbuhan sektor Bangunan/konstrukasi Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebesar Rp.1.062 juta yang ditarik oleh Provinsi Maluku Utara sebesar Rp.318 juta sehingga sektor Bangunan/konstrukasi di Halmahera Tengah memiliki daya saing sebesar Rp.73 juta. Hal ini berarti pertumbuhan PDRB dari sektor Bangunan/ konstruksi Kabupaten Halmahera Tengah adalah sebesar Rp.671 juta. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan lebih lambat adalah sektor Jasa-jasa sebesar Rp.197 juta, sektor Keuangan; persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp.132 juta, dan sektor Listrik, gas dan air bersih sebesar Rp.56 juta. Bahkan sektor Pertambangan dan penggalian (subsektor pertambangan tanpa migas), dan subsektor jasa perusahaan mengalami pertumbuhan negatif. Sektor Pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif sebesar Rp.26.142 juta sebagai akibat pertumbuhan subsektor pertambangan tanpa migas negatif sebesar Rp.26.459 juta, dan sub-sektor jasa perusahaan mengalami pertumbuhan negatif sebesar Rp.1.408 juta. Berdasarkan atas dasar harga berlaku, maka sektor-sektor yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi tinggi pada tahun 2006 secara berurutan meliputi sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mempunyai laju pertumbuhan sebesar 21,05 persen. Laju pertumbuhan sektor pertanian dengan laju pertumbuhan sebesar 29,00 persen dan laju pertumbuhan pada sektor industri pengolahan menempati urutan ketiga dengan laju pertumbuhan sebesar 17,06 persen. Pada tahun 2006 ada kemerosotan di sektor pertambangan dan penggalian yang semakin berkurang, dimana pada sektor ini pertumbuhannya negatif 52,56 persen. Artinya pendapatan tahun 2006 untuk sektor pertambangan dan penggalian menurun sebesar 52,56 persen dibanding dengan pendapatan pada tahun 2005. Dengan demikian, maka kondisi ini akan mempenagruhi kinerja perekonomian dalam meningkatkan pendapatan daerah dan merubah struktur ekonomi daerah di Kabupaten Halmahera Tengah. Sektor-sektor lainnya pada umumnya mempunyai pertumbuhan yang positif walaupun dari masing-masing sektor tumbuh tidak merata. Dalam perspektif pembangunan tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan bahwa kinerja perekonomian lebih baik dibanding dengan kinerja ekonomi sebelumnya. Analisis laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan secara umum tumbuh sebesar 4,05 persen. Pertumbuhan ekonomi ini banyak dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada sektor pertanian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa. Melihat pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan terdapat pergeseran yang sangat ekstrim pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Laju pertumuhan ekonomi sektor pertanian tumbuh sebesar 6,53 persen pada tahun 2005 meningkat tajam menjadi tumbuh sebesar 29,00 persen pada tahun 2006. Perubahan yang serupa terjadi pada sektor pengangkutan dimana tumbuh sangat tajam dibanding dengan sektor Analisis Ekonomi Dan Sektor...(Djarwadi dan Sunartono) 127

lainnya dengan tumbuh paling besar yaitu sebesar 29,16 persen tahun 2006 dimana sebelumnya hanya tumbuh sebesar 2,58 persen. Dalam rangka untuk meningkatkan kinerja pembangunan ekonomi, maka sektor jasa menjadi prioritas utama untuk mendapat perhatian yang khusus. Kriteria kemajuan suatu daerah diindikasikan apabila sektor jasa mempunyai kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB. Dengan adanya struktur ekonomi seperti ini dimana jasa dan indsutri belum bisa dijadikan sebagai leading sektor (sektor unggulan), maka daerah di Kabupaten Halmahera Tengah dapat diindikasikan sebagai daerah yang masih tertinggal. 3.2. Analisis Sektor Unggulan Hasil perhitungan LQ sektor dan sub sektor pada tahun 2005-2006 atas dasar harga Konstan terangkum pada Tabel 2. Berdasarkan analisis LQ bahwa pembangunan di Kabupaten Halmahera Tengah selama ini terdapat beberapa sektor kegiatan ekonomi yang dapat dijadikan sebagai sektor ekonomi basis bagi pembangunan daerah. Tabel 2 Nilai LQ Sektor dan Subsektor Ekonomi atas Dasar harga Konstan di Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2005 2006 Sektor 2005 2006 1. PERTANIAN 0,91 1,16 a. Tanaman Bahan Makanan 0,76 0,97 b. Tanaman Perkebunan 0,81 1,04 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 2,13 2,20 d. Kehutanan 1,09 1,67 e. Perikanan 0,92 1,18 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8,25 5,05 a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas 9,14 5,69 c. Penggalian 1,62 1,36 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 0,31 0,43 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,18 0,21 5. BANGUNAN 0,93 0,87 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 0,47 0,63 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 0,35 0,33 8. KEU PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 0,28 0,28 9. JASA-JASA 0,96 1,02 a. Pemerintahan Umum 1,09 1,17 b. Swasta 0,61 0,61 Sumber : Hasil Perhitungan (tahun 2008) Berdasar pada tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa sektor-sektor yang menjadi sektor basis bagi pembangunan wilayah di Kabupaten Halmahera Tengah antara lain: sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai LQ sebesar 8,25 pada tahun 2005 dan sebesar 5,05 pada tahun 2006. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Halmahera Tengah peranannya mulai berkurang. Kegiatan pertambangan tebesar sat ini adalah pertambangan nikel di P. Gede. Potensi nikel juga terdapat di Kecamatan Weda. Dampak positif yang mungkin timbul dengan adanya pengembangan kegiatan pertambangan, antara lain : Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat Menciptakan peluang tumbuhnya sektor-sektor lain seperti jasa, perdagangan dan industri. Membuka lapangan kerja dan mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar. Basis ekonomi yang bisa dijadikan sebagai penggerak perekonomian wilayah yang lain adalah sektor pertanian dengan dominasi pada sub sektor tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sektor pertanian dengan nilai LQ sebesar 0,91 pada tahun 2005 menjadi 1,16 pada tahun 2006. Hal ini berarti bahwa sektor pertanian telah meningkat dari sektor yang hanya mampu memenuhi kebutuhan sendiri di Kabaupaten Halmahera Tengah menjadi sektor yang mampu mencukupi kebutuhan sendiri dan sekaligus mempunyai kelebihan untuk diekspor keluar dari Kabupaten Halmahera Tengah. Pengembangan kegiatan pertanian (yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dan budidaya laut) di Kabupaten Halmahera Tengah adalah 128 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 2, Agustus 2011 Hlm.124-129

meningkatkan hasil dan kualitas produksi pertanian dari pemenuhan kebutuhan sendiri menuju ke arah ekspor, dalam arti ke luar wilayah Kabupaten. Peningkatan produksi ini dilakukan melalui peningkatan sumberdaya manusia maupun sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian. Begitu pula pada sektor jasa-jasa juga menunjukkan peningkatan dengan nilai LQ sebesar 0,96 pada tahun 2005 menjadi 1,02 pada tahun 2006 sehingga sektor ini dapat diandalkan sebagai sektor basis ekonomi. Pengembangan sektor perdagangan dan jasa diarahkan pada usaha memperlancar mobilitas barang dan jasa, memperluas jangkauan pemasaran hasil-hasil produksi, mendorong pembentukan harga yang layak dan adil, mencegah segala upaya yang mengarah kepada tindakan monopoli dan oligopoli, menumbuhkan iklim persaingan yang sehat, peningkatan efisiensi produksi, peningkatan pendapatan, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan devisa. Sektor ekonomi yang masih belum bisa diandalkan sebagai basis ekonomi bagi pembangunan ekonomi di Halmahera Tengah adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; sektor industri pengolahan, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini dapat ditunjukkan pada nilai LQ yang kurang dari 1. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis shift share bahwa pertumbuhan perekonomian Kabupaten Halmahera Tengah menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan sektor yang sama di provinsi Maluku Utara yang ditandai oleh angka positif. Namun pertumbuhannya mengalami pergeseran dari sektor pertambangan dan penggalian ke sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertambangan dan penggalian secara ekonomi sudah tidak bisa lagi dijadikan sebagai sektor unggulan atau sebagai leading sektor. Hal ini perlu diketahui karena sektor pertambangan dan penggalian termasuk sumberdaya alam yang tidak terbaharukan sehingga apabila sudah dieksploitasi, maka tidak dapat kembali atau diperbaharui lagi. Pertumbuhan beberapa sektor ekonomi di Kabupaten Halmahera Tengah lebih cepat dibanding dengan sektor yang sama di provinsi, atau secara sektoral, terdapat beberapa sektor yang pertumbuhannya lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Kabupaten Halmahera Tengah memiliki beberapa sektor yang dianggap potensial dan berpeluang untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan. Sektor yang merupakan basis ekonomi di Kabupaten Halmahera Tengah adalah : Sektor pertambangan; Sektor pertanian, di dalamnya termasuk sub sektor perkebunan, perikanan, peternakan; Sektor jasa; Sektor perdagangan, hotel dan restoran. Agar target-target pertumbuhan ekonomi dapat tercapai, maka kebijakan pemerintah daerah harus menekankan pada sektor-sektor yang mempunyai keunggulan komparatif sebagai sektor basis dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Halmahera Tengah yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian serta sektor jasa. Ketiga sektor tersebut mempunyai daya saing yang besar sebagai sektor basis sehingga hasil produksi ketiga sektor tersebut disamping untuk mencukupi kebutuhan wilayah setempat juga dapat dijual ke luar daerah yang pada implikasinya aliran dana masuk ke Halmahera Tengah dari wilayah lain. Dana yang masuk dapat digunakan untuk upayaupaya meningkatkan pembangunan yang lebih produktif sehigga terjadi adanya multiplier efek bagi pembangunan daerah di Kabupaten Halmahera Tengah. DAFTAR PUSTAKA Alkadri dan H M Djayadiningrat, Bagaimana Menganalisis Potensi Daerah? Konsep dan Contoh Aplikasi, Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengambangan Wilayah, BPPT, Jakarta, 2002. Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara, Maluku Utara Dalam Angka 2007 Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Tengah, Halmahera Tengah Dalam Angka 2007 Bappenas.go.id, Perangkat Anlisis Untuk Perencanaan. Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang. Analisis Ekonomi Dan Sektor...(Djarwadi dan Sunartono) 129