BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini, maka diperlukan penjelaskan tentang istilah yang digunakan, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep fisika dan profil keterampilan ICT siswa setelah diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum virtual dalam penelitian ini merupakan kegiatan praktikum yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Profil merupakan suatu gambaran secara umum atau secara terperinci tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praktikum mengenai kandungan urin manusia merupakan salah satu bagian pada materi sistem ekskresi yang dilakukan pada saat penelitian dengan satu kali pertemuan. Kandungan urin manusia yang diuji meliputi memeriksa kandungan ph, membuktikan kandungan amonia, membuktikan kandungan klorida dan memeriksa kandungan glukosa.. Profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yaitu gambaran kemampuan siswa dalam melakukan berkomunikasi dan interpretasi secara tulisan yang diketahui dari jumlah skor seluruh siswa dan dibuat dalam bentuk persentase yang dijaring dengan sebelas pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. 3. Keterampilan berkomunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan berkomunikasi siswa secara tulisan dengan indikator memberikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel pengamatan, mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, menjelaskan hasil pengamatan dan membaca gambar proses pembentukan urin. Keterampilan berkomunikasi ini dijaring melalui enam pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. 4. Keterampilan interpretasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan interpretasi siswa secara tulisan dengan indikator menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan menyimpulkan hasil pengamatan. Keterampilan interpretasi 5

6 ini dijaring melalui lima pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. B. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian weak experimental (the one shot case study). Penelitian weak experimental (the one shot case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan hanya menggunakan satu kelompok perlakuan yang dikenakan dan langsung diberi posttest tanpa pretest. Pada penelitian ini tidak terdapat kelas kontrol. Semua kelas yang menjadi subjek penelitian diberi perlakuan yang sama, baik dalam metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ataupun tes yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. C. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 01/013 dengan jumlah kelas sebanyak 6 kelas.. Subjek Pengambilan sampel penelitian ditentukan guru mata pelajaran Biologi. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI.IPA.4 dan XI.IPA.5 SMA Negeri 5 Cimahi tahun ajaran 01/013, dengan alasan sekolah SMA Negeri 5 Cimahi memiliki laboratorium, alat dan bahan yang dibutuhkan saat penelitian sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian disekolah tersebut. D. Instrumen Penelitian Untuk menjaring data yang diperlukan, instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pertanyaan Keterampilan Proses Sains (KPS)

7 Pertanyaan KPS digunakan untuk menggambarkan keterampilan berkomunikasi siswa dengan indikator berkomunikasi (1) memberikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, () mengubah bentuk penyajian tabel ke dalam bentuk grafik, (3) menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan dan (4) membaca gambar proses pembentukkan urin. Pertanyaan KPS digunakan untuk menggambarkan keterampilan interpretasi siswa dengan indikator (1) menghubungkan hasil-hasil pengamatan, () menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan (3) menyimpulkan hasil pengamatan. Ketrampilan komunikasi dan interpretasi siswa dijaring melalui 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian yang diberikan setelah siswa selesai melakuan praktikum uji urin. Kisi-kisi pertanyaan keterampilan berkomunikasi akan disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Kisi-kisi Keterampilan Berkomunikasi No. Indikator Keterampilan Berkomunikasi Nomor Soal 1. Membuat tabel hasil pengamatan uji urin (ph, 1 amonia, klorida dan glukosa). Membuat grafik hasil pengamatan kandungan ph dan glukosa dalam urin 3. Menjelaskan hasil pengamatan kandungan 3,4 amonia dan klorida 4. Membaca gambar proses pembentukan urin 10,8 Kisi-kisi pertanyaan keterampilan interpretasi akan disajikan pada Tabel 3. sebagai berikut : Tabel 3. Kisi-kisi Keterampilan Interpretasi No. Indikator Keterampilan Interpretasi Nomor Soal 1. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan uji glukosa dan amonia dengan kesehatan. 5,6. Menemukan pola (pada gambar proses 9 pembentukan urin ) dalam suatu seri pengamatan 3. Menyimpulkan hasil pengamatan praktikum uji 7,11

8 urin dan proses pembentukan urin. Angket Faisal dan Waseso (198: 178) menyatakan angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket jenis tertutup atau angket terbatas. Angket yang demikian biasanya meminta jawaban dengan pola ya atau tidak. Angket ini digunakan bertujuan untuk menunjang data utama dan mengetahui tanggapan siswa tentang kegiatan praktikum uji urin dan pertanyaan yang terdapat pada LKS praktikum uji urin serta identifikasi kesulitan yang dihadapi siswa dan menggali pengalaman siswa sebelumnya. Angket diberikan setelah selesai kegiatan praktikum uji urin dilakukan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk respon ya atau tidak. Kisi-kisi angket akan disajikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut : Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket NO. Jenis Pertanyaan No. Pertanyaan 1. Pengalaman membuat tabel hasil pengamatan 1,8. Pengalaman membuat grafik tabel hasil pengamatan,9 3. Pengalaman menjelaskan hasil pengamatan 3 4. Guru mata pelajaran biologi mengadakan kegiatan 10 pembelajaran dengan praktikum 5. Pengalaman membuat kesimpulan 4 6. Tanggapan siswa mengenai pertanyaan pada LKS 5 praktikum uji urin 7. Tanggapan siswa tentang praktikum uji urin 6 8. Tanggapan siswa tentang materi sistem ekskresi 7 E. Uji Coba Instrumen Analisis instrumen ditujukan untuk mengidentifikasi instrumen tersebut layak digunakan atau tidak. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa yang sebelumnya di uji coba terlebih dahulu kepada kelas non sampel untuk mengetahui kelayakan dari instrument tersebut. Pertanyaan KPS yang

9 diujicobakan sebanyak 11 pertanyaaan dan dilakukan analisis pertanyaan meliputi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dengan menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7. 1. Menghitung Reliabilitas Tes Instrumen penelitian dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg (Arikunto, 009). Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-0 sebagai berikut : r11 = n n 1 s pq s Keterangan: r11 : Reabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi item yang menjawab dengan salah pq : Jumlah perkalian p dan q n : Banyaknya item S : Standar deviasi tes Tabel 3.4 Tafsiran Tingkat Reabilitas Indeks Reabilitas Kriteria Tingkat Reabilitas 0,80-1,00 Sangat Tinggi 0,60-0,79 Tinggi 0,0-0,59 Rendah 0,00-0,19 Sangat Rendah (Arikunto, 009). Menghitung Validitas Validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan instrumen penelitian (tes). Suatu tes yang digunakan harus bisa mengukur apa yang hendak di ukur. Tes yang valid yaitu merupakan tes yang mampu mengukur apa yang

30 telah dipelajari secara akurat. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang ditentukan (Arikunto, 009). Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson dengan formula sebagai berikut: Rxy {( N N X XY ( ( X )( X ) }{ N Keterangan : r xy = Koefesien relasi antar variabel x dan y yang dikorelasikan (validitas item) X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = Skor total tiap siswa N = Jumlah total seluruh siswa X = jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada tes tersebut Tabel 3.5 Tafsiran Skor Tingkat Validitas Harga Koefesien Korelasi Kriteria Tingkat Validitas 0,80 01,00 Sangat Tinggi 0,60 0,79 Tinggi 0,40 0,59 Cukup 0,0 0,39 Rendah 0,00 0,19 Sangat Rendah (Arikunto, 009) 3. Menghitung Tingkat Kesukaran Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian sebaiknya memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda dengan tujuan mengukur kemampuan siswa. Instrumen diklasifikasikan menjadi kategori mudah, sedang dan sukar. Klasifikasi dilakukan dengan merujuk pada Tabel 3.6. Y) Y ( Tabel 3.6 Tafsiran Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria Kesukaran 0,00-0,30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah (Arikunto, 009) Y) }

31 Tingkat kesukaran instrumen berupa tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P = B Js Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta test 4. Menghitung Daya Pembeda Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kualitas instrument dalam membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 009). Rentang daya pembeda adalah dari -1 sampai +1. Daya pembeda yang baik adalah yang memiliki nilai mendekati +1, hal itu berarti soal mampu membedakan anak berkemampuan tinggi dengan anak berkemampuan rendah. Apabila soal mendekati -1, maka soal tersebut memiliki daya pembeda yang jelek karena siswa yang berkemampuan tinggi dianggap tidak pintar (berkemampuan rendah) dan sebaliknya siswa berkemampuan rendah dianggap pintar (berkemampuan tinggi). Hasil perhitungan kemudian diinterpretasikan pada Tabel 3.7. Perhitungan daya pembeda dapat dilakukan dengan rumusan sebagai berikut: B A D = - J A J B Keterangan: D : Daya pembeda B A : Banyak jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar J A : Banyak jumlah peserta kelompok atas B B : Banyak jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar J B : Banyak jumpah peserta kelompok bawah P A : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar P B B B

3 Tabel 3.7 Tafsiran Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda 0,00 0,0 Jelek 0,1 0,40 Cukup 0,41 0,70 Baik 0,71 1,00 Baik Sekali (Arikunto, 009) Berdasarkan analisis uji coba instrumen dengan menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7 meperoleh hasil sebagai berikut : Kategori Uji Coba Instrumen Reliabilitas Validitas Instrumen Kategori Uji Coba Instrumen Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Instrumen Kriteria Nomor Pertanyaan Jumlah Pertanyaan Sangat tinggi - - Tinggi 1,,3,4,5,6,7,8,9,10,11 11 Cukup - - Rendah - - Sangat rendah - - Sangat rendah 4 1 Rendah 1 1 Cukup,3,5,7,8,9,11 7 Tinggi 6,10 Kriteria Nomor Pertanyaan Jumlah Pertanyaan Sangat mudah 9,11 Mudah 3,4,5,6,8,10 6 Sedang 1,,7 3 Sukar - - Sangat baik,3,5,6,7,8,9,10 8 Baik - - Cukup 1,11 Buruk - - Sangat buruk 4 1 Instrumen yang diujicobakan berupa 11 pertanyaan yang terdapat dalam LKS praktikum uji urin dengan bentuk pertanyaan uraian, untuk pertanyaan yang memiliki validitas rendah dan sangat rendah, daya pembeda sangat

33 buruk dan pertanyaan yang memiliki tingkat kesukaran sedang direvisi dan digunakan kembali untuk menjaring keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa. Perhitungan analisis uji coba instrumen yang telah diujicobakan selengkapnya terlampir pada Lampiran B.1. F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi dan situasi laboratorium, alat dan bahan yang dibutuhkan saat penelitian serta jadwal belajar mengajar di SMA Negeri 5 Cimahi. b. Merundingkan jadwal, kelas, laboratorium, alat dan bahan yang akan digunakan saat kegiatan penelitian dilakuan dengan pihak sekolah. c. Menentukan kelas XI.IPA yang akan menjadi sampel penelitian dengan guru Biologi SMA Negeri 5 Cimahi. d. Menentukan waktu untuk melakukan penelitian dengan guru Biologi kelas XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi. e. Mengkonsultasikan persiapan mengajar, RPP, media, LKS, pertanyaan dan angket penelitian yang akan dilaksanakan dengan dosen pembimbing. f. Merundingkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan guru Biologi XI.IPA SMA Negeri 5 Cimahi. g. Melakukan permohonan izin meminjam alat laboratorium kepada laboran sekolah. Tahap Pelaksanaan a. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan dua jam pelajaran (80 menit) materi sistem ekskresi dengan melaksanakan praktikum uji kandungan urin manusia pada pertemuan ketiga yang sebelumnya mengajar tentang struktur, fungsi dan proses dalam sistem ekskresi manusia.

34 b. Peneliti memberikan 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. Pertanyaan KPS tersebut sebelumnya telah diujicobakan pada kelas non-sampel. c. Peneliti memberikan angket kepada siswa setalah melakukan praktikum uji urin. d. Peneliti mengevaluasi kegiatan praktikum uji urin. 3. Tahap Akhir a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh dari penelitian yang sudah dilakukan. b. Mengolah data yang sudah dikumpulkan. c. Menganalisis dan membahas data yang sudah diolah. d. Menarik kesimpulan berdasarkan data yang sudah diolah. e. Menyusun laporan penelitian. G. Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan secara tertulis oleh siswa sampel dengan mengisi LKS praktikum uji urin dan angket penelitian setelah kegiatan praktikum dilaksanakan. Data utama yang dikumpulkan berupa hasil skor jawaban siswa pada 11 pertanyaan KPS yang terdapat pada LKS praktikum uji urin. Data pendukung pada penelitian ini adalah angket untuk menunjang data utama. Jawaban siswa pada angket akan diolah dalam bentuk presentase dijaring melalui angket siswa dalam bentuk presentase. Kriteria presentase jawaban angket dapat dilihat pada Tabel 3.10.. Pengolahan Data a. Tes Keterampilan Berkomunikasi dan Interpretasi 1) Pemberian Skor Nilai

35 Pemberian skor jawaban siswa disesuaikan dengan rubrik penilaian. Pemberian skor dilakukan dengan membandingkan jawaban soal siswa dengan rubrik penilaian yang sudah ditentukan. Penskoran jawaban siswa menggunakan Software Anates Uraian Ver.4.0.7. Tabel 3.9 Rubrik Skor Penilaian Kemampuan Berkomunikasi Dan Interpretasi No. Soal Indikator Kriteria Skor Skor Maksimal 1 Memberikan data Memberi judul tabel 1 5 empiris hasil Terdapat kolom dan baris pengamatan Memberi judul kolom 1 praktikum uji Memberi keterangan satuan 1 kandungan (ph, ammonia, glukosa dan klorida) pada urin dengan tabel Mengubah bentuk Memberi judul grafik yang 7 penyajian tabel ke menunjukkan hubungan dalam dalam variabel X dan Y bentuk grafik pada Membuat kerangka sumbu X 1 dan Y hasil pengamatan Terdapat nama kategori yang praktikum uji ph akan dibuat grafiknya dan uji glukosa sepanjang sumbu X dan Y. pada urin Terdapat skala sepanjang 1 sumbu x dan y disertai dengan penulisan angka-angka yang berinterval sama dan memenuhi kisaran data yang dikumpulkan. Terdapat titik potong / 1 menghubungkan titik-titik koordinat antara data pada sumbu X dengan data pada sumbu Y. No. Soal Indikator Kriteria Skor Skor Maksimal 3,4 Menjelaskan hasil Penjelasan kurang sesuai 1 3 pengamatan praktikum uji dengan hasil pengamatan. Penjelasan sesuai dengan amonia dan uji hasil pengamatan tetapi klorida pada urin tidak lengkap.

36 8,10 Membaca gambar proses pembentukan urin Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan dan lengkap. Penjelasan kurang sesuai dengan gambar. Penjelasan sesuai dengan gambar, tetapi tidak lengkap. Penjelasan sesuai dengan gambar dan lengkap. 3 1 3 3 5,6 Menghubunghubungkan hasil pengamatan praktikum uji glukosa dan uji ammonia pada urin dengan kesehatan. 9 Menemukan pola (pada gambar proses pembentukan urin) dalam suatu seri pengamatan. 7,11 Menyimpulkan hasil pengamatan praktikum uji urin dan proses pembentukkan urin. Penjelasan kurang sesuai dengan hasil pengamatan. Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan tetapi tidak lengkap. Penjelasan sesuai dengan hasil pengamatan dan lengkap. Penjelasan sama sekali tidak sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar. Penjelasan kurang sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar. Penjelasan sesuai dengan informasi yang terdapat pada gambar. Menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan terikat 1 3 3 1 3 3 Jumlah Skor Maksimal 37 Jumlah Soal 11 ) Pengolahan Data

37 Purwanto (1984: 10) Pengolahan data mentah menjadi angka persentase. Rumusnya adalah sebagai berikut : Keterangan : NP R SM NP = 100 : bilangan tetap R SM X 100 : nilai persen yang dicari atau diharapkan : skor mentah yang diperoleh siswa : skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 3) Pengkategorian Presentase penguasaan KPS menurut Purwanto (006) sebagai berikut : Tabel 3.10 Tingkat Penguasaan Siswa Penguasaan KPS Kategori 86-100 % Sangat baik 76-85 % Baik 60-75 % Cukup 55-59 % Kurang <54 % Kurang sekali Presentase penguasaan KPS pada Tabel 3.9 digunakan untuk mengetahui tingkat penguasan KPS siswa pada setiap indikator KPS berkomunikasi dan interpretasi yang diperoleh dari jumlah skor seluruh siswa dalam bentuk persentase. Persentase yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan Tabel 3.9.

38 b. Angket Angket digunakan sebagai penunjang data utama. Jawaban siswa pada angket akan diolah dengan rumus : % = Jumlah jawaban siswa Jumlah seluruh siswa X 100% Keterangan : % : nilai presentase Data hasil pengolahan angket diinterpretasikan sebagai berikut : Tabel 3.11 Kriteria Presentase Jawaban Angket Rentang (%) Keterangan 0 Tidak ada 0,1 30 Sebagian kecil 31 49 Hampir setengahnya 50 Setengahnya 51 80 Sebagian besar 81 99 Pada umumnya 100 Seluruhnya (Purwanto, 006)

39 H. Alur Penelitian Tahap Persiapan Merumuskan masalah Observasi awal ke sekolah Penyusunan instrumen penelitian berupa RPP, LKS, pertanyaan KPS berkomunikasi dan interpretasi serta angket Menentukan sampel penelitian Validasi instrumen penelitian dengan dosen pembimbing Uji coba instrumen Revisi instrumen Tahap Pelaksanaan Mengolah data uji coba instrumen Melaksanakan praktikum uji urin Pemberian pertanyaan KPS berkomunikasi dan interpretasi dan angket penelitian Tahap Akhir Analisis data dan pembahasan data Penarikan kesimpulan Penulisan laporan penelitian

40 Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian