HASIL SURVEY INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV Periode Maret-April 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Komisi Penyiaran Indonesia Pusat

2 Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi Periode Juli - Agustus 2015

LAPORAN KEGIATAN SURVEY INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV DI BALI. Kerjasama antara: KOMISI PENYIARAN INDONESIA IKATAN SARJANA KOMUNIKASI INDONESIA

2 Komisi Penyiaran Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

MEDIA DAN NASIONALISME JELANG PEMBERLAKUAN KOMUNITAS ASEAN 2015 DI INDONESIA. Yanti Hermawati FISIP-Universitas Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

KECENDERUNGAN PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi data hasil pengamatan. data yang diperoleh melalui kuesioner.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

TV 96% Radio 38% Koran 8% Online 40% Internet

BAB I PENDAHULUAN. Televisi telah menjadi bagian dalam kehidupan sosial masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

BAB I PENDAHULUAN. pada potensi penerimaan negara khususnya pajak. Karena di dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia pertelevisian di Indonesia merupakan dunia baru bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah televisi. Televisi merupakan sarana media massa yang paling efektif

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, metode penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif

No TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15 September 2013) UU Penyiaran: Pasal 14 (1), Pasal 36 (4)

KUESIONER PENELITIAN. Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. disajikan. Begitu besar daya tarik media ini karena televisi mampu menyajikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kurangnya 51 tahun. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. sekarang. Selama tahun TVRI mengadakan siaran rata-rata 1 jam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi baik yang bersiaran secara nasional (terrestrial) maupun lokal.

PERSPEKTIF ANAK USIA SEKOLAH DASAR TERHADAP PROGRAM SIARAN TELEVISI DALAM MENDUKUNG KONSEP DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media massa memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tanggapan KPI terhadap aduan warga yang keberatan dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji (RCTI) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HUKUM & ETIKA PENYIARAN : MENGAPA PERLU DISENSOR DAN DIAWASI

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

yang terkumpul semata-mata untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media massa sangat membantu masyarakat dalam memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA Nomor 02/P/KPI/12/2009

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

IV. DESKRIPSI UMUM 4.1 Deskripsi SMP Tamansiswa 4.2 Karakteristik Responden

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

PERATURAN KOMISI PENYIARAN INDOENSIA Nomor 02 Tahun 2007 Tentang PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 30 ayat 4 UUD Disana dinyatakan bahwa Kepolisian Negara. ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

; pesan yang menawarkan suaty produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Stasiun televisi pertama di Indonesia adalah TVRI (Televisi R

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

AZAS DAN TUJUAN PENYIARAN Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Penyiaran

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Televisi dapat didefinisikan sebagai media massa yang menampilkan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RAN TV SEBAGAI TELEVISI SIARAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

Surveinya IniKritikGue

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan jaman, kemajuan teknologi kian hari semakin

Transkripsi:

HASIL SURVEY INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV Periode Maret-April 2015 PENDAHULUAN: MENGAPA KPI MEMBUAT INDEKS KUALITAS PROGRAM ACARA TELEVISI? Salah satu tugas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah melakukan pengawasan agar program televisi makin berkualitas dan berkualitas. Oleh karenanya, KPI perlu data mengenai kualitas program acara televisi. Data itu dipakai sebagai bahan dalam membuat perberkualitasan. Data kuaitas program acara ini mencakup aspek sehingga bisa menjadi bahan evaluasi bagi KPI dan stasiun televisi untuk memperbaiki kualitas mutu dan kualitas siaran televisi. Data kualitas program acara ini tidak dimaksudkan untuk mengukur kuantitas (berapa jumlah penonton) tetapi bagaimana kualitas program siaran. Data ini diharapkan tidak hanya berguna bagi KPI, tetapi juga bisa dimanfaatkan oleh stasiun televisi, dan stakeholder lain (biro iklan, perusahaan, LSM, perguruan tinggi dsb) untuk peningkatan kualitas program acara televisi. PELAKSANA PENELITIAN Untuk melakukan penelitian ini, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan 9 perguruan tinggi di Indonesia, masing-masing: 1. Universitas Islam Negeri Jakarta 2. Universitas Islam Negeri Yogyakarta 3. Universitas Diponegoro Semarang 4. Universitas Airlangga Surabaya 5. Universitas Hasanuddin Makasar 6. Universitas Sumatera Utara Medan 7. Universitas Islam Negeri Ambon 8. Universitas LambungMangkurat Banjarmasin 9. Universitas Udayana Bali 1

METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah survei. Penelitian ini menggunakan peer review assessment. Survei ini bukan sebuah survey khalayak pemirsa televisi. Responden dari survey ini adalah para pemirsa ahli yang dipandang mengetahui mengenai program siaran televisi dan bisa menilai program siaran televisi. Penelitian ini tidak berpretensi mengukur jumlah pemirsa suatu program televisi (kuantitas) atau karakteristik pemirsa televisi, tetapi kualitas program siaran televisi. Para pemirsa ahli menonton program acara sampel, dan kemudian memberikan evaluasi terhadap kualitas program televisi. Tidak semua program siaran televisi akan dinilai, hanya akan diambil sampel program siaran. Agar hasil penilaian para ahli tersebut valid, harus dipastikan bahwa program siaran yang dinilai tersebut telah ditonton oleh pemirsa ahli tersebut. Para ahli terlebih dahulu menonton program acara sebelum melakukan penilaian. Penelitian ini dirancang secara panel (longitudinal), menyertakan responden yang sama dari satu waktu ke waktu lain. SAMPEL PROGRAM ACARA Populasi dari penelitian ini adalah semua program siaran yang ditayangkan di 15 stasiun televisi nasional (ANTV, Global, Indosiar, MetroTV, MNCTV, RCTI, SCTV, TransTV, Trans7, TVOne, TVRI, RTV, Sindo TV, Kompas TV dan Net.) padarentangwaktu jam 05.00 24.00 selama dua bulan. Asumsinya, setiapstasiun televisi rata-rata menayangkan 20-an program siaran setiap harinya dalam rentang waktu jam 05.00-24.00. Jika ditotal untuk semua stasiun televisi nasional, total ada sekitar 9.000-an program siaran tiap bulan. Penelitian ini akan menggunakan sampel. Penarikan sampel akan dilakukan secara ketat agar sampel bisa mewakili (merepresentasikan) populasi. Aspek ini penting agar indeks kualitas program siaran televisi benar-benar mewakili keseluruhan program siaran di televisi yang tayang 2

selama dua bulan. Teknik penarikan sampel yang dipakai adalah sampel acak bertahap (multistage random sampling). Ada dua tahap penarikan sampel sebagai berikut. Tahap 1: Pemilihan Program siaran Dari 9000-an program siaran televisi selama dua bulan, diambil sampel program sebanyak 45 program siaran televisi. Dengan jumlah sampel sebesar ini, margin of error adalah sekitar 13,8% pada tingkat kepercayaan 95%. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratifikasi. Program siaran diklasifikasikan terlebih dahulu berdasarkan kategori 9 program siaran------ masing-masing berita, sinetron/ FTV/film, variety show, talkshow, religi, budaya / wisata, infotainment, komedi dan anak-anak. Di masing-masing kategori program acara, diambil sebagai sampel 5 program acara. Tahap 2: Pemilihan Segmen Program Siaran Untuk pengukuran indeks kualitas program siaran, setelah diperoleh sampel program siaran, dilakukan penarikan sampel segmen program siaran. Tidak seluruh segmen program siaran akan dinilai, tetapi akan diambil sampel segmen sebagai sampel. Untuk masing-masing program siaran, akan diambil sebagai sampel yaitu 7-10 menit per program siaran. Program-program siaran yang terpilih sebagai sampel dipilah terlebih dahulu berdasarkan segmen per 7 menit. Dengan menggunakan tabel angka acak, diambil secara acak (random) sampel segmen acara. RESPONDEN Sampel responden yang disertakan dalam survei ini adalah seorang ahli - merujuk kepada orang yang mengikuti (menonton) televisi dan bisa memberikan penilaian atas program siaran televisi. Penelitian ini akan melibatkan 90 orang ahli di 9 kota di Indonesia, sehingga total ada 810 orang ahli. 3

Responden yang disertakan dalam survey ini harus mempunyai karakteristik atau persyaratan seperti berikut: (a) Pendidikan minimal SMA; (b) Profesi: Ibu RT, Pendidik, Aktivis/LSM, Mahasiswa, Tokoh Agama, Tokoh pemuda, Tokohadat, Tokohmasyarakat, Birokrat, Wartawan, KaryawanSwasta, TNI/Polri, Wakil Rakyat. Rasio responden: Laki-lakidanperempuan 50% : 50% BAGAIMANA INDEKS DISUSUN? Kualitasmemperlihatkan tingkat berkualitas tidak berkualitasnya atau taraf atau derajat sesuatu (KBBI, 2015). Suatu standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai cara kerja, proses dan hasil kerja. Kualitas itu berkaitan erat dengan pencapaian standar yang diharapkan Secara umum, pengukuran dibagi ke dalam 2 bagian. Pertama, tujuan, fungsi dan arah penyiaran. Seberapa berkualitas televisi telah menjalankan tujuan dan fungsi tersebut. Fungsi di sini adalah kualitas dalam arti sosial-kegunaan atau fungsi dari suatu program siaran dalam masyarakat. Kualitas di sini dilihat dari sejauh mana suatu program telah memenuhi fungsi dan kegunaannya pada pemirsa, terlepas dari apakah suatu program siaran itu secara estetis berkualitas atau bukan. Kedua, sejauh mana program tidak melanggar kode etik dan aturan perundang-undangan yang ada. Pertanyaan diturunkan dari kode etik, Undang-Undang dan Pedoman Perilaku Penyiaran Standard Program Siaran (P3SPS). TujuanPenyiaran Memperkokoh integrasi nasional Jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa Membangun masyarakat yang mandiri 4

Fungsi Penyiaran Informatif Edukatif Pengawasan Hiburan yang sehat Perekat sosial/ Empati Sosial Kebudayaan Arah Penyiaran Penghormatan terhadap Nilai-Nilai Kesukuan, Agama, Ras dan Antar Golongan Penghormatan terhadap Nilai dan Norma Kesopanan dan Kesusilaan Kepentingan Publik Penghormatan hak privasi Perlindungan kepada anak Pelindungan kepada orang atau kelompok masyarakat tertentu Pembatasan Muatan Seksual Pembatasan Muatan Kekerasan Pembatasan muatan mistik, horor, dan supranatural Pembatasan muatan rokok, napza, dan minuman beralkohol Pembatasan Muatan Perjudian Aspek tersebut diturunkan ke dalam indikator-indikator untuk menilai kualitas program acara. Informan atau responden penelitian diminta untuk memberikan skor dari angka 1 (sangat tidak berkualitas) hingga 5 (sangat berkualitas) untuk setiap indikator. Hasilnya dibuat rata-rata yang memperlihatkan indeks kualitas program acara. Semua sampel program acara (45 program acara) direkam dalam Compact Disc (CD). Responden ahli menonton program acara terlebih dahulu sebelum memberikan penilaian. 5

PROFIL RESPONDEN JENIS KELAMIN Frekuensi Persen Laki-laki 411 50,74 Perempuan 399 49,26 Total 810 100,0 UMUR Frekuensi Persen < 20 tahun 87 10,74 21-30 tahun 354 43,70 31-40 tahun 192 23,70 41-50 tahun 135 16,67 51-60 tahun 42 5,19 Total 810 100,0 HASIL PENELITIAN Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menetapkan standar kualitas adalah 4,0 (berkualitas), dengan skala 1 hingga 5. Program acara disebut berkualitas atau berkualitas, jika nilai skor indeksnya minimal 4,0. Survei periode ini memperlihatkan, nilai indeks kualitas program acara secara keseluruhan adalah 3,25. Angka ini memperlihatkan, secara umum kualitas program acara televisi masih di bawah standar kualitas dari KPI. Angka indeks 3,25 tersebut adalah angka rata-rata dari seluruh program acara televisi. Tidak semua program acara televisi dinilai tidak berkualitas oleh pemirsa televisi. Program acara televisi yang dinilai berkualitas ( indeks di atas 4) adalah religi dan wisata / budaya. Sementara sisanya, di bawah 4. Program acara dengan kualitas program tertidak berkualitas menurut responden pemirsa televisi adalah variety show, infotainmet dan sinetron / film/ftv. Ketiga program acara ini mempunyai indeks kualitas di bawah 3. 6

1. Untuk program acara berita, indeks kualitas program adalah sebesar 3,58. Angka ini sedikit di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 2. Program acara sinetron pada survei periode ini mendapatkan indeks kualitas sebesar 2,51. Angka ini masih di bawah 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 3. Untuk program acara infotainment, survei menunjukkan indeks kualitas program acara adalah 2,34. Jauh di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 4. Untuk program acara variety show, hasil survei memperlihatkan angka indeks kualitas sebesar 2,68. Angka ini jauh di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 5. Pada survei periode ini, program acara talk show memperoleh angka indeks kualitas sebesar 3,78. Nilai ini di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 6. Program acara religi dalam survei mendapatkan indeks kualitas sebesar 4,1. Angka ini di atas standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 7. Bagaimana dengan program acara wisata / budaya. Hasil survei memperlihatkan, indeks kualitas untuk program ini adalah 4,09. Indeks ini di atas standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 8. Hasil survei memperlihatkan, indeks kualitas untuk program acara komedi adalah 3,13. Angka ini masih di bawah 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 9. Untuk program acara anak-anak, responden menilai kualitas program acara anak-anak masih kurang berkualitas. Indeks kualitas adalah 3,03, masih di bawah angka 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 7