BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Maosul, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Hasil Belajar Pengetahuan Bahan Makanan Pada Praktik Mengolah Makanan Kontinental Siswa Kelas XI SMKN 2 Baleendah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Sari Peranginangin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT SAMBAL PADA MASAKAN INDONESIA KESIAPAN COOK HELPER PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

2015 PENERAPAN PENGETAHUAN MENGOLAH KUE INDONESIA PADA PRAKTIK MEMBUAT KUE-KUE INDONESIA DARI BERAS SISWA SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

2015 UPAYA GURU D ALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak asasi hidup setiap manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Galih Wiguna, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan elemen dasar dari hak asasi manusia. Di dalam hak atas pendidikan terkandung berbagai elemen pokok bagi kehihupan manusia. Hak atas pendidikan adalah hak asasi yang dimiliki setiap manusia dan syarat yang mutlak diperlukan demi terpenuhinya hak-hak yang lain. Penyelenggaraan pendidikan hingga selesai tahapan pendidikan merupakan prasyarat untuk mendapatkan atas pekerjaan, dengan asumsi bahwa dengan pendidikan manusia akan tercerahkan, sehingga mudah untuk berkarya dan berkreasi. Pendidikan adalah hak setiap individu yang penyelenggaraannya diatur melalui sitem pendidikan nasional. UUD sisdikdas 2003 Pasal 1 menyatakan : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seperti yang disebutkan dalam pasal 32 UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Selanjutnya berarti semua orang berhak memperoleh pendidikan, termasuk warga negara yang memiliki kebutuhan khusus, seperti kesulitan belajar, kesulitan membaca (disleksia), menulis (disgrafia), dan menghitung (diskalkulia), maupun penyandang ketunaan (tunanetra, tunarungu, tunalaras, tunagrahita, tuna daksa ) dan masih banyak lagi jenis siswa berkebutuhan khusus (Delphie, Bandi 2007). Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia. Pemerintah sebagai fasilitator pendidikan bagi seluruh warga masyarakat termasuk anak berkebutuhan khusus. Anak

2 berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidak mampuan mental, emosi, atau fisik. Anak berkebutuhan khusus (ABK) memerlukan penanganan khusus yang berkaitan dengan kekhususannya. Di Indonesia, istilah yang terlebih dahulu popular untuk mengacu pada anak berkebutuhan khusus berkaitan dengan istilah anak luar biasa. Pemerintah memiliki sistem dalam dunia pendidikan dengan memberikan kesempatan atau untuk memfasilitasi anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan disekolah yang reguler yang disebut dengan Pendidikan Inklusi. Sistem pendidikan yang dilakukan dalam menyelenggarakan pendidikan inklusi diantaranya melalui sekolah inklusi bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan anak normal di sekolah regular sebagai pendidikan formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan menengah salah satunya adalah pendidikan kejuruan atau disebut Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menurut kurikulum SMK tahun 2004 bahwa terdapat tiga kelompok keahlian salah satunya adalah Kelompok Pariwisata. SMK kelompok Pariwisata sebagai salah satu lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan memiliki tujuan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja, mengembangkan sikap professional, memilih karir, mampu berkompetensi, menjadi tenaga kerja tingkat menengah, dan menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif di bidangnya masing masing. Sesuai dengan yang tercantum dalam tujuan khusus pengembangan kurikulum SMK tahun 2004, yaitu: 1. Menyiapkan agar peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam kompetensi keahlian yang dipilihnya; 2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional;

3 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; 4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilih. SMK Inklusi adalah pendidikan yang didasarkan pada hak asasi dan model sosial, sistem yang harus disesuaikan dengan anak, bukan anak yang menyesuaikan dengan sistem. Pendidikan Inklusi dapat dipandang sebagai pengerakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip utama yang berkaitan dengan anak, pendidikan, keberagaman dan diskriminasi, proses partisipasi dan sumber-sumber yang tersedia,maka pendidikan Inklusi perlu dilaksanakan, sesuai dengan yang tertuang dalam pedoman penyelenggaraan Pendidikan Inklusi : (Direktorat Pendididikan Luar Biasa, 2007): 1. Semua anak mempunyai hak yang sama untuk tidak di-diskriminasi-kan dan memperoleh pendidikan yang bermutu. 2. Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya. 3. Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi semua anak. 4. Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda. Salah Satu SMK Inklusi Kelompok Pariwisata adalah SMK Balai Perguruan Putri (BPP). SMK merupakan Sekolah Formal yang ditunjuk pemerintah sebagai sekolah inklusi. Penunjukan SMK BPP sebagai sekolah Inklusi dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2005,yaitu untuk memfasilitasi bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang sama, baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus (ABK). SMK memiliki empat program keahlian yaitu Tata Boga dan Tata Busana, Rekayasa Perangkat Lunak, Perhotelan, dan Administrasi perkantoran. Program kurikulum keahlian Tata Boga dalam kurikulumnya memuat sejumlah program mata pelajaran yang terdiri dari tiga kelompok yakni kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Mata pelajaran produktif yang harus

4 diikuti oleh seluruh siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus kelas X dan kelas IX di SMK salah satunya adalah mata pelajaran Mengolah Makanan Kontinental Kompetensi ini terdiri dari teori dan praktikum. Praktikum Mengolah Makanan Kontinental harus diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan XI termasuk siswa berkebutuhan khusus. Materi praktikum Mengolah Makanan Kontinental kelas X meliputi praktikum pembuatan hidangan entree seperti cheese fritters, dan bitter ballen, sedangkan materi praktikum Mengolah Makanan Kontinental kelas XI memperaktekan pembuatan soup seperti paysane soup, vegetable clear soup dan cream soup. Praktikum Mengolah Makanan Kontinental meliputi tahapan persiapan, pengolahan dan penyajian. Tahapan persiapan seperti kelengkapan pakaian kerja, prepare bahan, seperti mencuci, memotong dan menimbang bahan. Tahapan pengolahan adalah proses mengolah bahan makanan menjadi makanan siap saji. Kemudian tahapan penyajian adalah menyajikan makanan dengan menggunakan alat dan garnish yang sesuai. Berdasarkan study pendahuluan yang penulis lakukan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran Mengolah Makanan Kontinental bahwa dalam kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus di SMK mengalami kesulitan dalam proses persiapan, pengolahan dan penyajian karena teknik memasak dan bahan bahan yang digunakan dalam hidangan makanan kontinental khususnya dalam praktikum pembuatan vegetable clear soup dan bitter ballen. Kesulitan dalam praktikum pembuatan vegetable clear soup karena diperlukan teknik membuat stock atau kaldu yang jernih, bening dan tidak berlemak serta diperlukan teknik potongan sayuran yang benar dan sesuai dalam pembuatan vegetable clear soup. Kesulitan dalam praktikum pembuatan bitter ballen karena proses pembuatan dan teknik pengolahan yang bervariasi seperti teknik memasak deep frying, proses pengolahan seperti memanir, menguleni adonan dan membentuk adonan menjadi berbentuk bulat. Siswa berkebutuhan khusus tidak dituntut mencapai kompetensi yang sama dengan siswa normal lainnya, namun siswa

5 berkebutuhan khusus diharapkan lebih terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental. Berdasarkan uraian tersebut penulis sebagai mahasiswa Program Studi pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI dan sebagai calon tenaga pendidik di SMK, memiliki ketertarikan tentang keterlibatan pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus di SMK Inklusi. B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Identifikasi masalah dalam penelitian ini diperlukan untuk memperjelas masalah yang diteliti mengenai pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental Siswa berkebutuhan Khusus di SMK Inklusi. Permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Siswa berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan siswa pada umumnya dan memiliki keterbatasan mental, emosi, dan fisik. 2. Siswa berkebutuhan khusus mempunyai kesulitan dalam mengikuti kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental tahapan persiapan, pengolahan dan penyajian karena membutuhkan keterampilan yang khusus dalam pengolahan hidangannya. 2. Rumusan Masalah Arikunto (2002:51) mengemukakan bahwa Perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan merupakan bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana Pelaksanaan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan Khusus di SMK Inklusi?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian akan berhasil apabila memiliki tujuan yang jelas, karena tujuan yang jelas merupakan pedoman bagi peneliti dalam menentukan arah dalam kegiatan penelitian, sehingga penelitian tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau gambaran keterlibatan siswa berkebutuhan khusus dalam pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus di SMK Inklusi. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran spesifik tentang: a. Keterlibatan siswa berkebutuhan khusus pada persiapan praktikum Makanan Kontinental vegetable clear soup dan bitter ballen di SMK Inklusi BPP Bandung. b. Keterlibatan siswa berkebutuhan khusus pada pengolahan praktikum Makanan Kontinental vegetable clear soup dan bitter ballen di SMK Inklusi c. Keterlibatan siswa berkebutuhan khusus pada penyajian praktikum Makanan Kontinental vegetable clear soup dan bitter ballen di SMK Inklusi BPP Bandung. D. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Sudjana dan Ibrahim (2009: 64) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa berkebutuhan khusus di SMK Inklusi.

7 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti selaku mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga, dan tenaga pengajar. Penelitian ini diharpakan memberikan manfaat berupa saran dan informasi kepada: 1. Peneliti, dapat menambah dan meningkatkan wawasan tentang pelaksanaan praktikum Mengolah Makanan Kontinental siswa Berkebutuhan Khusus di SMK 2. Tenaga pengajar Guru di SMK sebagai sumber informasi dalam kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental yang dilakukan oleh siswa berkebutuhan khusus. 3. Bagi Dosen Prodi Pendidikan Tata Boga sebagai sumber informasi mengenai keterlibatan siswa berkebutuhan khusus dalam kegiatan praktikum Mengolah Makanan Kontinental di SMK. F. Struktur Organisasi Skripsi Upaya untuk memudahkan penelaahan bagian demi bagian dalam penelitian ini, maka penulis menyajikan urutan penulisan dari setiap bab sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka, dikemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun landasan teori yang mendukung pada penelitian in adalah kajian mengenai Siswa berkebutuhan khusus, Sekolah Inklusi, Kurikulum SMK Inklusi, Siswa berkebutuhan Khusus dan Praktikum Mengolah Makanan Kontinental. Bab III Metode Penelitian, dikemukakan tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

8 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dikemukakan pengolahan atau analisis dan untuk menghasilkan temuan dan pembuatan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian.