PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA MEDIA KULTUR PHM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN Chlorella sp. M. W. Lewaru * ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
The Growth of Chlorella spp Culturing with Some Density of Inoculum. Lady Diana Tetelepta

PERTUMBUHAN Skeletonema costatum PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS MEDIA. The Growth of Skeletonema costatum on Various Salinity Level s Media

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembenihan pakan alami telah terbukti baik untuk larva.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

III. BAHAN DAN METODE

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB 3 BAHAN DAN METODE

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemberian Air Cucian Beras dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Kepadatan Chlorella

Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PEMANFAATAN KOMPOS KULIT KAKAO (Theobroma cacao) UNTUK BUDIDAYA Daphnia sp. ABSTRAK

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

MASPARI JOURNAL Juli 2015, 7(2):33-40

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

Pemberian Mikroalga Terhadap Pertambahan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis) Pada Skala Laboratorium Di BBPBL Lampung

I. PENDAHULUAN. mikroalga dikenal sebagai organisme mikroskopik yang hidup dari nutrien

PRODUKSI BIOMASSA Spirulina sp. DENGAN VARIASI KONSENTRASI CO2 DAN FOTOPERIODE. Okta Nugraha 1) dan Elida Purba 1)

Studi Kultur Semi-Massal Mikroalga Chlorella sp Pada Area Tambak Dengan Media Air Payau (Di Desa Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab.

OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI FITOPLANKTON DAN RAGI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING (Bekas Cacing) TERHADAP KELIMPAHAN Nannochloropsis sp. SEBAGAI PAKAN ALAMI

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

I. PENDAHULUAN. memerlukan area yang luas untuk kegiatan produksi. Ketersediaan mikroalga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN MEDIA KULTUR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN Chlorella sp. The Used of Different Culture Medium on the Growth of Chlorella sp ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

Kata Kunci: Pengaruh, Konsentrasi, Kepadatan Populasi, Pupuk Media Diatom, Pupuk KW21, Tetraselmis sp.

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan budidaya ikan, pakan dibagi menjadi dua jenis, pakan buatan dan

I. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya

PENGARUH BEBERAPA JENIS PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA (Brachionus sp)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK DAN KETINGGIAN PERMUKAAN MEDIA HIDROPONIK SISTEM DRIP TERHADAP HASIL DAN KANDUNGAN NUTRISI RUMPUT GAJAH SKRIPSI

Pengaruh Pemberian Kompos Sampah Rumah Tangga Terhadap Pertumbuhan Chlorella vulgaris Pada Skala Laboratorium

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. ABSTRAK

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

ABSTRAK. Kata kunci : Polikultur, Penebaran yang Berbeda, Ikan Rainbow Merah, Lobster Air Tawar.

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 1-6 ISSN :

Kultur Nannochloropsis

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp.

BAB III BAHAN DAN METODE

APLIKASI TEKNOLOGI NANO DALAM SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

ABSTRAK. Kata kunci: Brachionus plicatilis, Nannochloropsis sp., salinitas, nitrogen, stres lingkungan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

BAB III BAHAN DAN METODE

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

PEMBERIAN DOLOMIT PADA KULTUR DAPHNIA SPP. SISTEM DAILY FEEDING PADA POPULASI DAPHNIA SPP. DAN KESTABILAN KUALITAS AIR.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

HASIL DAN PEMBAHASAN

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA AKUAPONIK UNTUK PRODUKSI PAKAN ALAMI (Moina sp.)

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di

PEMANFAATAN FERMENTASI LIMBAH CAIR TAHU MENGGUNAKAN EM4 SEBAGAI ALTERNATIF NUTRISI BAGI MIKROALGA Spirulina sp.

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA MEDIA PERTUMBUHAN POPULASI Nannochloropsis sp. ADDITION OF COCONUT WATER IN GROWTH MEDIA OF Nannochloropsis sp.

PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN Spirulina platensis PADA TEMPERATUR YANG BERBEDA DALAM SKALA LABORATORIUM

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS

KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA

Tingkat Kelangsungan Hidup

PERTUMBUHAN Diaphanasoma sp. YANG DIBERI PAKAN Nannochloropsis sp. Sri Susilowati 12 ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

Pemberian Jurnal Akuakultur zat pengatur Indonesia, tumbuh 6(1): kepada 37 42 Chlorella (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 37 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA MEDIA KULTUR PHM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN Chlorella sp. The Effect of Growth Regulator Substance in Cultural Media PHM on Protein Content of Chlorella sp. M. W. Lewaru * *Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat Email : mw_lew2000@yahoo.com ABSTRACT In developing fish cultivation, it is better to make an effort to support a sustainable larva availability with the high quality and quantity. This is due that the larva stadium is a susceptible phase and the most critical condition in a whole fish life cycle. Hence, in obtaining a life cycle sequence and high quality of the fish, the most important thing to do is providing natural foods of the fish. One of them is Chlorella sp, this species has the size which is suitable to the orifice of the larva and it contains high nutrient such as protein. This research aims to investigate the effect of adding a growth regulator substance in cultural PHM media on the protein content of Chlorella sp. The method used in this research was experimental laboratory using a completely random design which comprised of five treatments with triplicates per treatment. Treatments A (PHM + PSB 0.005 ml/l), B (PHM + PSB 0.01 ml/l), C (PHM + PSB 0.015 ml/l), D (PHM + PSB 0.02 ml/l), and K (PHM without PSB). Parameters observed and analysed were growth and protein content of Chlorella sp. During the study, parameters of the water quality measured were temperature ( 0 C), ph, ammoniak, nitrit, and nitrat. The results of the study showed that adding a growth regulator Penshibao (PSB) in the media with various doses gave significant effects (P<0.01) on the protein content and growth of Chlorella sp. The appropriate dose for the highest protein content was found on treatment D (PHM + PSB 0.02 ml/l) with a value of 47.24%. While the best growth performance was shown by the treatment C (PHM + PSB 0.015 ml/l) with the top of population 7.46 log sel/ml and final density 6.87 log sel/ml. Keywords: Growth regulator substance, media PHM, the growth of Chlorella sp, protein content. ABSTRAK Dalam pengembangan budidaya ikan, perlu dilakukan kegiatan yang mendukung adanya ketersediaan larva yang terus menerus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini disebabkan larva ikan merupakan masa yang paling kritis dalam rangkaian siklus hidup ikan dan sangat rawan terhadap kematian. Untuk itu dalam upaya mendapatkan kualitas dan tingkat hidup yang tinggi dari larva, maka salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah penyediaan pakan alami yang sesuai dengan ukuran bukaan mulut larva. Salah satu jenisnya adalah Chlorella sp yang mempunyai kandungan protein tinggi. Untuk itu dalam usaha budidayanya, perlu kiranya dilakukan pengkayaan media hidupnya yang sesuai agar pertumbuhannya optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh pada media kultur PHM terhadap kandungan protein Chlorella sp. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. A (PHM + PSB 0,005 ml/l), B (PHM + PSB 0,01 ml/l), C (PHM + PSB 0,015 ml/l), D (PHM + PSB 0,02 ml/l), dan K (PHM yang tidak diperkaya dengan PSB). Untuk parameter yang dianalisis meliputi pola pertumbuhan dan kandungan protein Chlorella sp. Kemudian sebagai parameter penunjang adalah kualitas air media kultur, yaitu : suhu ( 0 C), ph, ammoniak, nitrit, dan nitrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh Penshibao (PSB) dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan dan kandungan protein Chlorella sp. Dosis yang terbaik untuk kandungan protein diperoleh pada perlakuan D (PHM + PSB 0,02 ml/l), yaitu 47,42% sedangkan pertumbuhan pada perlakuan C (PHM + PSB 0,015 ml/l), yaitu dengan puncak populasi 7,46 log sel/ml; dan fase kematian Chlorella sp pada hari ke-14 sebesar 6,87 log sel/ml. Kata kunci: Zat pengatur tumbuh, media kultur Chlorella sp.

38 M. W. Lewaru PENDAHULUAN Pakan alami merupakan komponen yang sangat penting dalam pertumbuhan larva. Salah satu jenisnya adalah Chlorella sp. yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi, terutama protein. Fungsi protein ini bagi ikan sangat penting, selain sebagai sumber energi pertumbuhan juga digunakan untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak. Menurut Mudjiman (1984), larva ikan membutuhkan protein relatif lebih banyak daripada ikan dewasa, kareana sedang dalam fase pertumbuhan yang cepat. Pertumbuhan Chlorella sp. sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan kultur, diantaranya unsur hara serta kualitas air seperti ph, suhu, dan intensitas cahaya yang optimum. Untuk mendapatkan persediaan Chlorella sp. sebagai pakan alami yang memiliki tingkat pertumbuhan yang baik dalam hal jumlah dan kadar protein yang tinggi dalam proses pengkulturan, maka harus diperhatikan penggunaan media kultur yang memberikan hasil terbaik. Karena setiap media mempunyai komposisi unsur hara yang berbeda-beda dan masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda pula bagi fitoplankton yang akan dibudidayakan. Mengingat pentingnya Chlorella sp. sebagai pakan alami, maka perlu kiranya dilakukan pengkayaan media hidupnya yang sesuai agar pertumbuhannya optimal. Salah satu cara yang cukup efektif selama pemberian pakan guna mendukung tingkat hidup larva adalah pengkayaan jenis pakan pada media hidupnya dengan memperhatikan ukuran dan nutrisinya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini dilakukan studi sejauh mana kandungan protein Chlorella sp. yang dikultur dalam media dengan zat pengatur tumbuh dengan dosis berbeda. Kemudian hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat diketahui dosis terbaik zat pengatur tumbuh agar kandungan proteinnya optimal. MATERI DAN METODE Bibit Chlorella sp. yang dipakai dalam penelitian ini adalah bibit dari stok murni yang telah dilakukan pemurnian berulang dan telah dikembangkan kultur bibit dalam skala laboratorium. Wadah kultur menggunakan botol aqua plastik dengan volume 1 liter dan 1,5 liter yang dilengkapi dengan pipa kaca, tutup plastik botol dan selang aerasi yang dapat dihubungkan dengan aerator secara terusmenerus. Masing-masing botol diisi Chlorella sp. dengan kepadatan awal 10 5 sel/ml. Adapun prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini dimulai dari persiapan sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dalam kultur Chlorella sp. Kemudian langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media kultur. Percobaan menyamakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakukan dan 3 kali ulangan. A (PHM + PSB 0,005 ml/l), B (PHM + PSB 0,01 ml/l), C (PHM + PSB 0,015 ml/l), D (PHM + PSB 0,02 ml/l), dan K (PHM yang tidak diperkaya dengan PSB). PHM adalah media kultur Chlorella sp., sedangkan PSB adalah zat pengatur tumbuh Penshibao. Parameter yang diukur terdiri dari pertumbuhan Chlorella sp. yang diamati setiap hari sampai hari ke-14 dengan menggunakan Haemocytometer, konstanta pertumbuhan spesifik (k), waktu lag phase, dan kandungan protein Chlorella sp. sebagai parameter utama dengan uji Mikro Kjeldahl. Untuk parameter penunjang adalah kualitas air media yang terdiri atas suhu dan ph diukur setiap hari serta amoniak, nitrit dan nitrat diukur hanya pada saat awal dan akhir kultur. Data dianalisa dengan menggunakan sidik ragam untuk mengetahui perbedaan nyata dari perlakuan, sebelumnya dilakukan pengujian data dengan uji homogenitas, kenormalan dan addivitas. Uji homogenitas data dilakukan berdasarkan homogenitas Barlett dan uji kenormalan dengan

Pemberian zat pengatur tumbuh kepada Chlorella 39 menggunakan uji Liliefors, sedangkan uji adivitas data dilakukan dengan metode Tukey. Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas tahap penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan tersebut bertujuan untuk mencari interval dosis pada penelitian utama. Adapun perlakuan yang diberikan terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan. A (PHM + PSB 0,005 ml/500 ml), B (PHM + PSB 0,025 ml/500 ml), C (PHM + PSB 0,05 ml/500 ml), D (PHM + PSB 0,25 ml/500 ml), E (PHM + PSB 0,5 ml/500 ml). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa varian waktu lag phase memperlihatkan hasil sangat berbeda nyata (P<0,01). terbaik dapat dilihat dari uji wilayah ganda Duncan dimana perlakuan A (0,342 hari) dengan nilai waktu lag phase terkecil adalah perlakuan terbaik diikuti perlakuan K, B, C dan D. Waktu lag phase menunjukkan lamanya adaptasi Chlorella sp dengan media barunya. Perbedaan lamanya masa adaptasi diduga karena adanya perbedaan kepekatan antara media kultur dengan cairan tubuh sel-sel alga dan dalam masa adaptasi sel-sel memulihkan enzim dan konsentrasi substrat ke tingkat yang diperlukan untuk pertumbuhan serta masuknya unsur hara ke dalam sel fitoplankton terjadi melalui proses difusi sebagai akibat perbedaan konsentrasi antara media kultur dengan cairan tubuhnya. Hasil penelitian menunjukkan nilai konstanta pertumbuhan spesifik (k) tertinggi adalah pada perlakuan C (0,273). Hal ini diduga pada perlakuan C (PHM + PSB 0,015 ml/l) merupakan dosis yang sesuai untuk Chlorella sp. tumbuh pesat dengan ketersediaan unsur hara dalam media kultur yang cukup konsentrasi dan komposisinya, apabila dibandingkan perlakuan-perlakuan yang lain. Karena unsur-unsur hara lebih mudah diserap dalam media kultur C. Zat pengatur tumbuh mempunyai fungsi untuk mendukung peningkatan permeabilitas masuknya air ke dalam sel. Tabel 1. Waktu Lag Phase Chlorella sp. yang diberi perlakuan A, B, C, D dan K (dalam hari) 1 0,395 0,758 0,409 0,937 0,268 2 0,271 0,796 0,789 0,756 0,425 3 0,360 0,389 1,053 0,804 0,499 Rerata 0,342 0,648 0,750 0,832 0,397 SD 0,047 0,206 0,165 0,039 0,053 Tabel 2. Nilai konstanta pertumbuhan spesifik (k) Chlorella sp. yang diberi perlakuan A, B, C, D dan K 1 0,226 0,267 0,270 0,232 0,252 2 0,228 0,256 0,278 0,236 0,249 3 0,222 0,249 0,272 0,235 0,254 Rerata 0,225 0,257 0,273 0,234 0,226 SD 0,003 0,009 0,004 0,002 0,002

40 M. W. Lewaru Tabel 3. Kelimpahan Chlorella sp. pada puncak populasi yang diberi perlakuan A, B, C, D dan K (log sel/ml) 1 7,265 7,408 7,434 7,318 7,265 2 7,283 7,301 7,505 7,365 7,245 3 7,225 7,245 7,447 7,350 7,283 Rerata 7,258 7,318 7,462 7,344 7,264 SD 0,030 0,083 0,038 0,024 0,019 Tabel 4. Kepadatan akhir Chlorella sp. yang diberi perlakuan A, B, C, D dan K (log sel/ml) 1 6,430 6,535 6,829 6,757 6,089 2 6,121 6,608 6,912 6,843 6,281 3 6,269 6,673 6,863 6,787 5,954 Rerata 6,273 6,605 6,868 6,796 6,108 SD 0,155 0,069 0,042 0,044 0,164 Pada perlakuan B, nilai konstanta pertumbuhan spesifik adalah 0,257. Nilai ini tentunya lebih rendah jika dibandingkan pada perlakuan C. Namun masih lebih tinggi daripada perlakuan D, K, dan A yaitu berturut-turut sebesar 0,234; 0,226; dan 0,225. Pertumbuhan spesifik yang lebih rendah ini diduga karena konsentrasi dosis zat pengatur tumbuh yang berbeda antar perlakuan. Dosis-dosis zat pengatur tumbuh itu kurang optimal untuk memacu pertumbuhan spesifik sel-sel Chlorella sp. apabila dibandingkan dengan perlakuan C. Puncak populasi merupakan rangkaian proses akhir dari fase eksponensial. Puncak populasi pada perlakuan A adalah 7,258 sel/ml (18,13 x 10 6 ) terjadi pada hari ke-10, perlakuan B adalah 7,318 sel/ml (21,07 x 10 6 ) dan perlakuan C 7,426 sel/ml (29,07 x 10 6 ) yang terjadi pada hari ke-9. Sedangkan perlakuan D adalah 7,344 sel/ml (22,13 x 10 6 ) dan perlakuan K adalah 7,264 sel/ml (18,4 x 10 6 ) terjadi pada hari ke-10. Analisa varian puncak populasi memperlihatkan hasil sangat berbeda nyata (P<0,01). Ada korelasi ketika fase eksponensial berlangsung cepat terhadap pencapaian puncak populasi Chlorella sp. C ini berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kelima perlakuan tersebut. Sedangkan pasangan perlakuan D terhadap A memperlihatkan hasil berbeda nyata. Dari tabel 3 terlihat bahwa perlakuan C merupakan puncak populasi tertinggi. Pada penelitian ini kepadatan akhir perlakuan A adalah 6,273 sel/ml, B adalah 6,605 sel/ml, C adalah 6,868 sel/ml, D adalah 6,796 sel/ml dan K adalah 6,108 sel/ml. Hasil analisis ragam (0,01) yang berarti perlakuan memberikan perbedaan yang sangat nyata terhadap kepadatan akhir pengamatan Chlorella sp. Berdasarkan hasil analisis ragam ternyata masing-masing perlakuan berpengaruh sangat nyata (0,01) terhadap kadar protein Chlorella sp. Kadar protein tertinggi dalam media ini adalah perlakuan D (PHM + PSB 0,02 ml/l). Hal ini diduga unsur pembentuk protein (N, P dan S) dalam media tersedia dalam jumlah besar, sedangkan pada perlakuan yang lain kurang. Penambahan

Pemberian zat pengatur tumbuh kepada Chlorella 41 Tabel 5. Kadar protein Chlorella sp. yang diberi perlakuan A, B, C, D dan K (% berat kering) 1 35,56 42,46 42,42 47,53 32,63 2 39,23 40,37 40,07 46,47 34,52 3 38,04 40,84 42,23 47,71 33,12 Rerata 37,61 41,22 41,57 47,24 33,42 SD 1,87 1,10 1,30 0,67 0,98 Tabel 6. Kualitas air media kultur Chlorella sp. Parameter Nilai Kelayakan Pustaka ph 6 8,2 7,0 8,0 Round (1973) Suhu ( o C) 28 30 25 30 Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) Ammoniak (mg/l) 0 0,020 < 5 - Nitrit (mg/l) 0 0,119 0,5 - Nitrat (mg/l) 0,011 0,044 6 - Penshibao sebagai zat tumbuh berpengaruh terhadap penambahan kandungan protein Chlorella sp. Pada perlakuan kontrol kadar proteinnya paling rendah. Hal ini diakibatkan pada media (PHM) walaupun sudah tersedia pembentuk proteinnya (N, P dan S), namun kurang terdapat unsur-unsur seperti yang dikandung oleh PSB. Fungsinya adalah sebagai metabolisme nitrogen. Dari hasil pengamatan dan kemudian dibandingkan dengan pustaka (menilai kelayakan media uji) menunjukkan bahwa kualitas air media selama dalam penelitian masih dalam batas kisaran yang layak untuk pertumbuhan Chlorella sp. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Pemberian zat pengatur tumbuh Penshibao (PSB) pada media kultur PHM memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pola pertumbuhan dan kandungan protein Chlorella sp. 2. Pengaruh terbaik terhadap pola pertumbuhan Chlorella sp terjadi pada perlakuan C (PHM + PSB 0,015 ml/l), sedangkan terhadap kandungan protein terjadi pada perlakuan D (PHM + PSB 0,02 ml/l), yaitu sebesar 47,24%. Adapun saran yang dapat diberikan dengan melihat hasil penelitian ini adalah : 1. Pemakaian dosis zat pengatur tumbuh Penshibao (PSB) sebesar 0,015 ml/l yang ditambahkan pada media kultur PHM cukup efektif untuk mendapatkan pertumbuhan Chlorella sp. 2. Pemakaian dosis zat pengatur tumbuh Penshibao (PSB) sebesar 0,02 ml/l yang ditambahkan pada media kultur PHM sangat baik apabila ingin mendapatkan Chlorella sp yang cukup jumlahnya dan berprotein tinggi. 3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk jenis-jenis zat pengatur tumbuh yang lain.

42 M. W. Lewaru UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Instalasi Penelitian Perikanan Air Tawar Depok dan Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung yang telah membantu sampai terrealisasinya makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Fitoplankton dan Zooplankton Pakan Alami untuk Organisme Laut. Kanisius, Yogyakarta. Mudjiman, A. 1992. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta. Round, F. E. 1973. The Biology of Algae. Edward Amold Ltd., London.