PENDAHULUAN. kepentingan politik bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur

dokumen-dokumen yang mirip
26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

KATA PENGANTAR. Syawal Gultom NIP

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

PROGRAM SEMESTER (PROMES)

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Hakikat, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh WILUDJENG HERAWATI NIM.

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN GURU KELAS SD

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata. Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan salah satu alas untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, kurikulum sekolah diubah dan disesuaikan dengan kepentingan politik bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai cerminan masyarakat Indonesia. Pendidikan dan kurikulum di Indonesia, sejak dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik formal, non formal maupun informal harus diarahkan dan disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Oleh sebab itu, pars pengembang kurikulum termasuk guru harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang hal tersebut (Drs. Zainal Arifin, M. Pd 2012:01). Standar dan Kompetensi dalam Pendidikan Nasional suatu yang perlu dalam dunia modern era globalisasi dewasa ini. Standar dan kompetensi dalam dunia pendidikan akan dikaji dari ideologi 1

2 pendidikan yang berorientasi kepada kapitalisme dan liberalisme. Seperti yang kita lihat Standar Kompetensi dalam Pendidikan Nasional dewasa ini telah merupakan suatu jenis keranjingan terhadap Standar dan Kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh Standar Kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula berbagai produk hukum dan peraturan telah dilahirkan dari keranjingan tersebut. Tinjauan kritis terhadap kompetensi untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional akhirnya akan dibawa kepada pengungkapan bahaya -bahaya yang tersembunyi di batik epistema-epistema tersebut, yaitu kemungkinan lahirnya suatu masyarakat Indonesia yang terkungkung oleh kompetensi yang statis yang secara keseluruhan berbahaya bagi tegaknya suatu masyarakat demokrasi yang kreatif dan inovatif (Peter Sacks, 2000: 12-13). Pada hakikatnya disusunnya sebuah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di setiap jenjang pendidikan di Indonesia adalah untuk menyamaratakan kemampuan kognitif peserta didik. Namun itu bukan berarti mengenyampingkan aspek afektif dan psikomotor. Hanya saja yang lebih ditekankan adalah dominasi aspek kognitif. Standar Kompetensi berguna untuk mengukur sejauh mana peserta didik memahami materi yang diajarkan juga sebagai arahan atau tuntunan bagi guru dalam membawakan materi. Secara lebih terperinci hal itu dapat dilihat dalam indikator kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dengan melihat indikator, guru diharapkan bisa

3 memberikan pengajaran yang sesuai dengan aturan baku yang tersedia disertai seni mengajar yang menyenangkan. Akan tetapi seringkali terjadi kesenjangan antara realitas dan harapan, khususnya untuk Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mayoritas peserta didik yang ditemui di lapangan hanya sampai pada taraf hafal terhadap materi PKn yang disampaikan oleh gurunya, padahal dalam Kompetensi Dasar saja siswa sudah dituntut untuk tidak sekedar hafal materi tetapi juga paham. Bahkan lebih jauh lagi dalam indikator kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari suatu materi, siswa harus dapat mengaplikasikan materi yang telah didapatnya dalam kehidupan. Dalam sistem Pendidikan Nasional memiliki visi yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasila yang dimotori oleh pengembangan afektif seperti sikap, suka belajar, tahu cara belajar, rasa percaya diri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja, kreatif dan produktif, serta puas akan sukses yang dicapai. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas maka di dalam Bab II Pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sekolah berfungsi dan bertujuan sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

4 beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Masnur Muslich, 2007: 1-2). Sesuai fungsi dan tujuan di atas, guru, orang tua dan masyarakat mempunyai peranan dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan tersebut. Implementasi Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan dijelaskan: A Sekolah dan komite sekolah, atau Madrasah atau komite Madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar Kurikulum dan Standar Kompetensi lulusan dibawah supervise Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pendidikan untuk SMP, SMA dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan pemerintah dibidang agama untuk MI, MTs, MA dan MAK (pasal 17 ayat 2). B Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar (pasal 20).

5 Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan, Meliputi menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa, Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah, Menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah. 2) Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah, Meliputi Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah dan di sekolah, Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah. 3) Menerapkan hak anak di rumah dan di sekolah, Meliputi : Menjelaskan hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar pendapatnya, melaksanakan hak anak di rumah dan di sekolah. 4) Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah, Meliputi : Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah, Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat. 5) Membiasakan hidup bergotong royong, Meliputi Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong, melaksanakan hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong di rumah dan di sekolah. 6) Menampilkan sikap cinta lingkungan, Meliputi

6 Mengenal pentingnya lingkungan alam seperti dunia tumbuhan dan dunia hewan, Melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam. 7) Menampilkan sikap sikap demokratis, Meliputi Mengenal kegiatan bermusyawarah, Menghargai suara terbanyak (Mayoritas), Menampilkan sikap mau menerima kekalahan. 8) Menampilkan nilai-nilai pancasila, Meliputi: Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, dan senang bekerja dalam kehidupan sehari-hari. 9) Mengamalkan makna sumpah pemuda, Meliputi Mengenal makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, mengamalkan nilai-nilai Sumpah pemuda dalam kehidupan sehari-hari. 10) Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat, Meliputi : Mengenal aturan-aturan yang berlaku di masyarakat sekitar, Menyebut contoh-contoh aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar, Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat sekitar. 11) Memiliki harga diri sebagai individu, Meliputi : Mengenal pentingnya memiliki harga diri, Memberikan contoh bentuk harga diri, seperti menghargai diri sendiri,

7 mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan lain lain, Menampilkan prilaku yang mencerminkan harga diri. 12) Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Meliputi Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan, Menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia. 13) Memahami system pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan, Meliputi : Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan, Menggambarkan struktur organisasi pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. 14) Memahami system pemerintahan kabupaten, kota, dam provinsi, Meliputi : Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi, Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi. 15) Mengenal system pemerintahan tingkat pusat, Meliputi Mengenal lembaga-lembaga Negara dalam susunan pemerintahan tingkat pesat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK dll, Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri.

8 16) Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungan, Meliputi : Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya, Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan International, Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. 17) Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Meliputi : Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Menjelaskan pentingnya keutuhan NKRI, Menunjukkan contoh prilaku dalam menjaga keutuhan NKRI. 18) Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, Meliputi : Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, Memberikan contoh peraturan perundang - undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok. 19) Memahami kebebasan berorganisasi, Meliputi Mendeskripsikan pengertian organisasi, Menyebut contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat, Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi sekolah. 20) Menghargai keputusan bersama, Meliputi : Mengenal

9 bentuk-bentuk keputusan bersama, Mematuhi keputusan bersama. D. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar Dasar Negara, Menceritakan secara singkat nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara, Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari. E. Memahami system pemerintahan Republik Indonesia, Meliputi : Menjelaskan proses pemilu dan pilkada, Mendeskripsikan lembaga-lembaga Negara sesuai UUD 1945 hasil amandemen, Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah. F. Memahami peran Indonesia dalam lingkungan Negara - negara di Asia Tenggara, Meliputi : Menjelaskan pengertian kerja sama Negara-negara Asia Tenggara, Memberikan contoh peran Indonesia dalam lingkungan Negara-negara di Asia Tenggara. G. Memahami peranan politik luar negeri Indonesia dalam era globalisasi, Meliputi : Menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, Memberikan contoh peranan politik luar negeri Indonesia dalam percaturan International.

10 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkar akter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Kedudukan pelaksanaan pembelajaran PKn juga sangat ditentukan oleh adanya faktor sebagai berikut di atas. Pendidikan kewarganegaraan memuat konsep-konsep yang selama ini ada kesan bahwa pengajaran pendidikan kewarganegaraan itu hanya mengajar, bercerita, dan mencatat yang menyebabkan siswa bosan dan tidak aktif dalam mempelajari setiap materi pelajaran, maka dengan media yang tetap akan merubah pola pikir dan mendengar kriteria ke arah analisis dan pengamatan terhadap faktor sosial masyarakat. Dari uraian di atas dan realita yang terjadi di MI Muhammadiyah 10 Yanggong Ponorogo, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Kritis Terhadap Kompetensi Mata Pelajaran PKn di MI Muhammadiyah 10 Yanggong Ponorogo Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Rumusan Masalah Setelah melihat Tatar belakang yang ada dan agar dalam, penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.

11 Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Apakah Kompetensi Mata Pelajaran PKn di MI Muhammadiyah 10 Yanggong Ponorogo Tahun Pelajaran 2012 / 2013? 2. Apakah perlu revisi terhadap Kompetensi Mata Pelajaran PKn di MI Muhammadiyah 10 Yanggong Ponorogo Tahun Pelajaran 2012 / 2013? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Tatar belakang dan rumusan masalah, peneliti menentukan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Kompetensi Mata Pelajaran, PKn di MI Muhammadiyah 10 Yanggong Ponorogo Tahun Pelajaran 2012 / 2013. 2. Untuk mengetahui perlu tidaknya revisi Kompetensi Mata Pelajaran PKn di MI Muhammadiyah 10 Yanggong Ponorogo Tahun Pelajaran 2012 / 2013. A Landasan Teori Pengertian kompetensi oleh beberapa ahli memberikan definisi secara berbeda-beda. Persoalan kebutuhan untuk memperoleh sumber daya manusia unggul dan profesional sangat diharapkan oleh banyak perusahaan. Persoalan yang dimaksud dalam konteks ini ialah kompetensi sumber daya manusia. Kompetensi merujuk kepada

12 pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau karakteristik kepribadian individual yang secara langsung mempengaruhi kinerja seseorang. Menurut Mc Acshan dalam Sutrisno (2010: 203) memberikan pengertian kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik -baiknya. Apabila kompetensi diartikan sama dengan kemampuan, maka dapat diartikan pengetahuan memahami tujuan bekerja, pengetahuan dalam melaksanakan kiat -kiat jitu dalam melaksanakan pekerjaan yang tepat dan baik, serta memahami betapa pentingnya disiplin dalam organisasi agar semua aturan dapat berjalan dengan baik. Peter F Drucker (1985: 130) menambahkan tentang kompetensi tersebut bahwa bagian terpenting dari Kompetensi adalah kemampuan berinovasi secara terus menerus dan hal tersebut memiliki andil besar pada keberhasilan. Berdasarkan dari definisi ini, maka beberapa makna yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut: F. Karakteristik dasar (underlying characteristic), kompetensi adalah bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang serta mempunyai perilaku yang mendalam dan melekat pada seseorang serta mempunyai perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan tugas pekerjaan. G. Hubungan kausal (causally related), berarti kompetensi

13 dapat menyebabkan atau digunakan untuk memprediksikan kinerja seseorang, artinya jika mempunyai kompetensi yang tinggi, maka akan mempunyai kinerja yang tinggi pula (sebagai akibat). 3) Kriteria (criterion referenced), yang dijadikan sebagai acuan, bahwa kompetensi secara nyata akan memprediksikan seseorang dapat bekerja dengan baik, harus terukur dan spesifik atau terstandar. Hal ini memberikan penjelasan bahwa kompetensi merupakan sebuah karakteristik dasar seseorang yang mengindikasikan car a berpikir, bersikap, dan bertindak serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada waktu periode tertentu. Dari karakteristik dasar tersebut tampak tujuan penentuan tingkat Kompetensi atau Standar Kompetensi yang dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan dan mengkategorikan tingkat tinggi atau di bawah rata-rata. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

14 menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, serta anti-korupsi. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan Bangsa -bangsa lainnya. 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilainilai dan prestasi itu merupakan kebanggaan Bangsa dan menjadikan Bangsa itu dikenal oleh Bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu menjadi nilai -nilai budaya Bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan

15 datang, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter baru Bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter Bangsa merupakan inti dari suatu proses pendidikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, dapat disimpulkan bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya dukungan dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat, lingkungan dan pihak penyelenggara pendidikan, dalam hal ini adalah pihak sekolah baik itu pendidik dan peserta didik itu sendiri untuk menciptakan manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani yaitu kondisi kesehatan fisik dan mental yang memungkinkan guru untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik. Pada hakikatnya disusunnya sebuah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di setiap jenjang pendidikan di Indonesia adalah untuk menyamaratakan kemampuan kognitif peserta didik. Namun itu bukan berarti mengenyampingkan aspek afektif dan psikomotor. Hanya saja yang lebih ditekankan adalah dominasi aspek kognitif. Standar Kompetensi berguna untuk mengukur sejauh mana peserta didik memahami materi yang diajarkan juga sebagai arahan atau tuntunan bagi guru dalam membawakan materi. Secara lebih terperinci hal itu dapat dilihat dalam Indikator kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dengan melihat Indikator, guru diharapkan bisa memberikan pengajaran yang sesuai dengan aturan baku yang tersedia disertai seni mengajar yang menyenangkan. Akan tetapi seringkali

16 terjadi kesenjangan antara realitas dan harapan, khususnya untuk Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mayoritas peserta didik yang ditemui di lapangan hanya sampai pada taraf hafal terhadap materi PKn yang disampaikan oleh gurunya, padahal dalam kompetensi dasar saja siswa sudah dituntut untuk tidak sekedar hafal materi tetapi juga paham. Bahkan lebih jauh lagi dalam Indikator kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari suatu materi, siswa harus dapat mengaplikasikan materi yang telah didapatnya dalam kehidupan sehari-hari, ini adalah tugas bersama untuk memperbaiki sistem dan metode mengajar guru serta menumbuhkembangkan antusiasme peserta didik saat belajar agar tidak merasa terpaksa. Sebagaimana diketahui bahwa Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan yang mengarah pada terbentuknya warga negara yang baik dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai dan Dasar Negara Pancasila atau dengan perkataan lain merupakan Pendidikan Pancasila dalam praktek. Secara konseptual epistemologis, Pendidikan Pancasila dapat dilihat sebagai suatu integrated knowledgesystem (Hartonian, 1996: 22, Winataputra, 2001: 24) yang memiliki misi menumbuhkan potensi peserta didik agar memiliki civic intelligence dan civic participation serta civic responsibility sebagai warga negara Indonesia dalam konteks watak dan peradaban Bangsa Indonesia yang ber-pancasila (Winataputra, 2001, 2006: 11-13).

17 E. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dalam penelitian ini adalah 1. Bagi Pendidik Dapat memahami tujuan kompetensi pembelajaran pada anak didik agar proses pembelajaran dapat tersalurkan dengan baik. Dengan adanya penelitian ini diharap pula dapat bermanfaat bagi guru agar dapat mengupayakan penerapan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum kompetensi agar tercapai (Indikator) perencanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang sesuai dengan Standar Nasional yang sudah ada. 2. Bagi Pelajar Dapat meningkatkan keaktifan belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Serta menumbuhkan minat belaj ar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). 3. Bagi Fakultas/ Jurusan PKn Diharapkan manfaat penelitian ini bagi jurusan adalah agar Institusi lembaga jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang ada di Universitas Muhammadiyah Ponorogo kaya akan pengembangan dan penelitiannya tentang teknik-teknik dan penerapan pemahaman sesuai kompetensi pembelajaran yang ada, dan dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

18 4. Bagi Peneliti Sebagai media latih berpikir kritis dan memecahkan masalah di lapangan, serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran dengan berbasis masalah yang dapat dijadikan bekal dan alternatif