Oleh : Wasis Himawanto (Dosen Program Studi Penjaskesrek, FKIP UNP Kediri)

dokumen-dokumen yang mirip
Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

S K R I P S I. Oleh : RIDZAL DWI SEPTIAWAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

S K R I P S I. Oleh : LILIK EKO PRAYITNO P

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : EKO FERI RENDI

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

Oleh Trihadi Karyono FIK UNY

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

PENGARUH MASSED PRACTICE

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

PENGARUH METODE PELATIHAN PRAKTIK PADAT DAN PRAKTIK TERDISTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR FOREHAND

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK MEDICINE BALL BACK THROW

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI MATA-LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE TENIS LAPANGAN

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

PERBEDAAN PENGARUH METODE PENGAJARAN DIRECT DAN INDIRECT TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DITINJAU DARI BODY MASS INDEX

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MASSED PRACTICE, DISTRIBUTED PRACTICE, DAN KOORDINASI MATAKAKI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING MENDATAR SEPAKBOLA

S K R I P S I. Oleh : EDI SISWANTO NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC DAN BERBEBAN TERHADAP PENINGKATAN SMASH FOREHAND BULUTANGKIS DITINJAU DARI MOTOR ABILITY

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS

PENJASKESREK FKIP UNS JOURNAL OF PHEDHERAL

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK.

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

Umar. Abstrak. ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hubungan antara daya ledak otot

Muhammad Sholeh. Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FKIP. Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

S K R I P S I. Oleh : LUTFI ZAKARIA NPM:

PENGARUH METODE MENGAJAR DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VI SD NEGERI PROPPO 1 PAMEKASAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 PAMEKASAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek.

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

SURVEY TENTANG KEMAMPUAN MOTOR ABILITY SISWA PUTRA SDN 2 ROMPU-ROMPU KECAMATAN POLEANG TIMUR 1 Oleh: Sahrun 2

pada siswa Siswa Putra Kelas XI MAN 3 Kediri Tahun 2016)

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

USWAN FIRMANSYAH K

Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN FOREHAND DRIVE PADA PERMAINAN TENIS MEJA

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

OLEH DILLA FARID W. T

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Konvensional dan Modifikasi Sarana terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

Yan Indra Siregar. Abstrak

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

Key word : Massed Practice, Distributed Practice, Badminton Lob, Power Arm Muscle.

PERBANDINGAN LATIHAN SPEED PLAY DAN LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER DI SMAN 4 TAMBUN SELATAN

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR FKIP UNP Kediri.

PENGARUH LATIHAN RESTHOCK DAN LATIHAN BEBAN MEDIA KARET TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING. Muhadir Sarifin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMP NEGERI 2 SAMARINDA. Muchamad Samsul Huda

HUBUNGAN KESEIMBANGAN, KOORDINASI MATA - KAKI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

TESIS Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Jurusan Magister Keguruan Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

LATIHAN KELINCAHAN KHUSUS CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN. Supriatna 1, Imam Hariadi 2, Taufik 3 Universitas Negeri Malang

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016 ANALISIS KOMPONEN BIOMOTORIK PADA OLAHRAGA PERMAINAN WOODBALL

Transkripsi:

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN POWER LENGAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN SMASH BULUTANGKIS (Studi Eksperimen Metode Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice) Oleh : Wasis Himawanto (Dosen Program Studi Penjaskesrek, FKIP UNP Kediri) Abstrak. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Perbedaan pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan kecepatan smash bulutangkis, ) Perbedaan hasil kecepatan smash antara siswa yang memiliki power lengan tinggi dan power lengan rendah, 3) Pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan power lengan terhadap peningkatan kecepatan smash bulutangkis. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen, yang bertujuan untuk membandingkan dua perlakuan yang berbeda kepada subyek penelitian dengan menggunakan desain faktorial x. Populasi diambil dari siswa ekstrakulikuler putera SMA Negeri Surakarta sebanyak 50 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 40 orang dan ditentukan melalui teknik purposive random sampling. Teknik pengumpulan data ini dengan tes dan pengukuran, variabel tes tersebut adalah data power lengan yang diukur dengan tes lempar menggunakan bola medisin, dan data kecepatan smash bulutangkis yang diukur dari kecepatan laju smash dalam softwareadobepremier setelah diambil data menggunakan petunjuk tes smash dari Verducci FM. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Ada perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran massedpractice dan distributedpractice. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung = 5,78 > F tabel = 4.08 pada taraf signifikansi 5%. Metode pembelajaran massedpractice memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan metode pembelajaran distributedpractice terhadap kecepatan smash bulutangkis. ) Ada perbedaan hasil kecepatan smash bulutangkis antara siswa yang memiliki power lengan tinggi dengan siswa yang memiliki power lengan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung = 4,44 > F tabel = 4.08 pada taraf signifikansi 5%. Siswa dengan power lengan tinggi mempunyai kecepatan smash bulutangkis lebih baik dibanding kelompok siswa dengan power lengan rendah. 3) Tidak ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan power lengan terhadap kecepatan smash bulutangkis. Hal ini terbukti dari hasil F hitung = 1,50 < F tabel = 4.08 pada taraf signifikansi 5%. Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Massed Practice, Distributed Practice, Power Lengan, Kecepatan Smash Bulutangkis. Pendahuluan Olahraga tumbuh dan berkembang dengan berbagai bentuk dan cara pelaksanaan, pengorganisasian dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan penekanannya masingmasing. Ada empat tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan aktivitas olahraga yakni: (1) olahraga untuk rekreasi yang lebih menekankan pada kesehatan jasmani dan rohani () olahraga untuk prestasi (kompetitif) yang lebih menekankan pada kegiatan kompetisi dan pencapaian prestasi, (3) olahraga untuk pendidikan yang menekankan pada aspek 47

Wasis Himawanto 48 pendidikan, dimana olahraga dimasukan sebagai mata pelajaran. Sehingga tujuan pendidikan yang dicanangkan pemerintah bisa diperoleh dengan berolahraga, dan (4) olahraga untuk kesegaran jasmani yang menekankan pada peningkatan kebugaran jasmani, sehingga kebugaran jasmani menjadi meningkat, dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik (M. Sajoto, 1995: 3). Prestasi maksimal bukanlah hal yang mudah dicapai. Prestasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses panjang. Latihan sejak dini atau usia muda merupakan salah satu proses mencapai prestasi maksimal. Karena usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam rentang waktu yang relatif panjang, dan sekaligus merupakan ajang pencarian bibit-bibit atlet bulutangkis berbakat yang merupakan salah satu syarat mutlak dalam pengembangan prestasi maksinal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyanto (1994: 1) bahwa Pembibitan adalah upaya yang diterapkan untuk menjaring atlet berbakat dalam olahraga prestasi, yang diteliti secara terarah dan intensif melalui orangtua, guru, dan pelatih pada salah satu cabang olahraga. Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat diseluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat yang ikut serta dalam setiap kegiatan olahraga bulutangkis yang diselenggarakan, baik dalam bentuk pertandingan tingkat RT hingga tingkat dunia, seperti Thomas dan Uber Cup ataupun Olimpiade. Sebagai cabang olahraga prestasi, bulutangkis termasuk olahraga kompetitif yang memerlukan gerakan eksplosif, banyak gerakan berlari, meloncat untuk smash, refleks, kecepatan merubah arah dan juga membutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Dalam bulutangkis ada beberapa latihan teknik yang harus dikuasai diantaranya: teknik memegang raket, teknik memukul bola, teknik penguasaan kerja kaki. Latihan teknik ini diberikan setelah pemberian latihan fisik. Pada teknik memukul dibedakan menjadi pukulan overhead dapat berupa smash, lob, drop shot, netting, pukulan side arm dapat berupa drive drop, drive clear, pukulan under arm dapat berupa under hand drop dan under hand lob (M. Furqon, 00: 8). Kecepatan pukulan smash sangat dipengaruhi oleh kualitas otot yang dimiliki pemain. Untuk memperoleh hasil pukulan smash yang cepat, tentunya diperlukan power lengan dan juga dari semua kelompok otot yang mendukung gerakan smash. Dari sekian banyak kelompok otot yang berperan dalam gerakan smash bulutangkis yang paling dominan dalam gerakan smash yaitu lengan, tungkai dan perut. Oleh karena itu pemberian latihan khusus pada otot tersebut perlu mendapat perhatian yang lebih, dengan tidak mengesampingkan latihan bagi kelompok otot pendukung lainnya. Metode pembelajaran adalah salah satu cara untuk meningkatkan prestasi olahraga. Salah satunya adalah metode pembelajaran massed practice dan metode pembelajaran distributed practice, metode pembelajaran ini menekankan pada kegiatan praktek dengan frekuensi tugas gerak yang dilakukan secara berbeda. Dimana menurut Drowatzky (1981: 43) Massed Practice adalah latihan dalam sesi yang panjang, dimana praktek berkelanjutan tanpa ketetapan waktu istirahat sedangkan distributed practice adalah bentuk latihan yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Belajar Gerak Belajar gerak merupakan sebagian dan belajar secara umum. Sebagai bagian dari belajar, belajar gerak mempunyai tujuan tertentu. Tujuannya adalah untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan mengembangkannya agar keterampilan gerak yang dikuasai bisa dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak untuk mencapai sasaran EFEKTOR No., APRIL,Tahun 013

Wasis Himawanto 49 tertentu. Misalnya didalam belajar gerak keolahragaan, atlet berusaha menguasai keterampilan gerak yang sesuai dengan macam cabang olahraganya dan kemudian memanfaatkannya agar keterampilan gerak tersebut bisa diterapkan dalam bermain, berlomba atau bertanding olahraga. Penguasaan gerak yang telah dikembangkan menjadikan seseorang dapat memiliki keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. Belajar gerak adalah sebagai perubahan yang bersifat tetap dan sebagai hasil dari latihan atau pengalaman (Oxendine, 1984: 8) menurut Drowatzky, (1981: 17) Belajar gerak adalah proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil timbal balik antara latihan dan kondisi lingkungan. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang atau ajeg dengan selalu memberikan peningkatan materi pembelajaran. Dengan pembelajaran yang sistematis melalui pengulangan tersebut akan menyebabkan mekanisme susunan syaraf bertambah baik. Hal ini sesuai dengan prinsip beban belajar meningkat yaitu penguasaan gerakan keterampilan terjadi secara bertahap dalam peningkatannya. Mulai dari belum bisa menjadi bisa, dan kemudian menjadi terampil. Dengan demikian hendaknya pengaturan materi belajar yang dipraktekkan dimulai dari mudah ke yang lebih sukar, atau dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Hasil nyata dari pembelajaran ini adalah gerakan-gerakan otomatis yang tidak terlalu membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf, sehingga gerakan otomatis yang terjadi akan mengurangi gerakan tambahan yang berarti penghematan tenaga. Prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Seorang anak disebut berprestasi apabila anak sudah dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diberikan guru di sekolah melalui proses pembelajaran. Guna mencapai prestasi pembelajaran yang maksimal, maka dalam proses pembelajaran yang berlangsung antara guru dengan murid harus berjalan lancar serta dipengaruhi beberapa unsur. Keberhasilan penguasaan gerakan keterampilan didukung oleh beberapa faktor penting diantaranya adalah metode pembelajaran yang tepat. Ketertarikan atlet/pelajar untuk mempelajari suatu keterampilan juga disebabkan oleh metode pembelajaran. Joyce, Weil dan Calhoun (008: 8-1) mengemukakan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk mengatur proses pembelajaran. Sedangkan menurut Dick dan Carey (1990: 1) metode pe mbelajaran adalah suatu pendekatan dalam mengelola secara sistematis atau mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Metode pembelajaran bisa berbentuk penerapan cara-cara pembelajaran agar proses belajar bisa berlangsung dengan baik dan tujuannya bisa tercapai. Dalam penelitian ini, metode pembelajaran gerak menjadi fokus penelitian. Sebagai seorang pelatih atau guru, metode pembelajaran dalam mempelajari suatu keterampilan gerak sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena atlet yang dilatih memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat, maka tujuan penguasaan gerakan keterampilan akan tercapai. Massed Practice merupakan metode pembelajaran yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu latihan sampai batas waktu yang ditentukan. Latihan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh terhadap kapasitas total paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan cukup berat yang diberikan terhadap sistem aerobik di dalam tubuh. Jusunul Hairy (1989: 03) menyatakan bahwa Latihan terus menerus dapat mempertinggi kapasitas aerobik, EFEKTOR No., APRIL,Tahun 013

Wasis Himawanto 50 karena bentuk latihan tersebut memberikan pembebanan yang cukup berat terhadap sistem aerobik, sehingga bisa dipergunakan untuk meningkatkan kesegaran aerobik. Pendapat lain dikemukakan Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 14), Metode terus menerus dapat meningkatkan daya tahan keseluruhan dan peningkatan perlawanan terhadap kelelahan. Metode distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Periode latihan merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam latihan. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Penggunaan waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses pemulihan tenaga. Power Lengan Power merupakan salah satu komponen biomotorik yang memiliki peranan yang besar, untuk meningkatkan prestasi olahraga dan sangat diperlukan dalam berbagai cabang olahraga. Seorang atlet yang ingin berprestasi harus memilikipower yang baik. Power kadang kala disebut sebagai power eksplosif. Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran power maksimal dalam durasi waktu yang pendek. Dalam permainan bulutangkis lebih banyak menggunakan pukulan overhead sehingga flexi pergelangan tangan digunakan sebagai sumber tenaga. Power eksplosif merupakan bagian yang mendasar dari suatu program pelatihan bulutangkis, yang dipergunakan untuk memaksimalkan kecepatan bermain dalam melakukan smash yang eksplosif. Powerjuga dipengaruhi oleh serabut otot yang dimiliki. Jenis serabut otot cepat dan serabut lambat. Menurut Sadoso Sumorsardjono (1994: 15) Serabut otot cepat merupakan serabut otot putih sedangkan serabut otot lambat merupakan serabut otot merah. Jika jenis serabut otot yang dimiliki atlet cenderung memiliki serabut otot putih maka atlet tersebut berbakat untuk gerakan-gerakan yang memerlukan kemampuan fisik dengan waktu kontraksi pendek separti kecepatan dan kekuatan sedangkan otot yang dimiliki atlet cenderung serabut merah atlet tersebut berbakat untuk gerakan yang memerlukan kemampuan fisik dengan waktu kontraksi lama seperti daya tahan (endurance). Power lengan adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot-otot lengan untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif. Penentu powerlengan adalah intensitas kontraksi otot-otot lengan, interaksi kontraksi yang tinggi merupakan kecepatan pengerutan otot-otot lengan setelah mendapatkan rangsangan dari saraf. Intensitas kontraksi otot tergantung pada rekruitmen sebanyak mungkin jumlah otot-otot lengan yang bekerja. Kecuali itu produksi kerja otot-otot secara eksplosif menambah suatu unsur baru yakni terciptanya hubungan antara otot dan sistem saraf. Bertolak dari pengertian powerlengan di atas menunjukkan bahwa unsur utama terbentuknya powerlengan adalah kekuatan dan kecepatan dari otot-otot lengan. Kecepatan Smash Kecepatan merupakan salah satu komponen biomotor yang terpenting dan diperlukan dalam hampir semua cabang olahraga. Secara mekanika kecepatan merupakan perbandingan antara jarak dibagi waktu tempuh. Komponen yang berkaitan dengan kecepatan yaitu: 1). Waktu reaksi, ). Frekuensi gerak per satuan waktu, 3). Kecepatan gerak dan jarak yang ditempuh. Kecepatan secara umum mengandung pengertian kemampuan seseorang untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang. EFEKTOR No., APRIL,Tahun 013

Wasis Himawanto 51 Menurut Suharno (1993: 48) Penentu kecepatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) Macam fibril otot yang dibawa sejak lahir, jika fibril berwarna putih baik untuk gerak yang cepat, ) Pengaturan nervous sistem, 3) Power lengan otot, 4) Kemampuan elastisitas dan relaksasi suatu otot, 5) Kemauan dan disiplin individu atlet. Kecepatan yang berdasarkan sumber datangnya rangsang dibedakan menjadi kecepatan tunggal dan majemuk. Kecepatan yang berdasarkan pada gerak yang dilakukan yaitu kecepatan gerak siklus dan non siklus. Kecepatan yang berdasar pada biomotor ketahanan adalah stamina. Karakteristik pukulan smash adalah keras, laju jalannya kok cepat menuju lantai lapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek power lengan, kecepatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis. Dalam praktek permainan, pukulan smash dapat dilakukan dalam sikap diam, berdiri atau sambil loncat. Teknik pukulan smash tersebut harus diberikan secara bertahap, karena setiap pemain harus menguasainya dengan sempurna agar memilki senjata dalam mematikan lawan untuk mendapatkan nilai. Metode dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial x. Menurut Sudjana: eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen. Hasil Penelitian Metode Pembelajaran Massed Practise Distributed Practise Power Lengan Tinggi Rendah Tinggi Rendah Kecepatan Smash Statistik Tes Tes Awal Akhir Peningkatan Jumlah 107.89 151.6 43.73 Rerata 10.79 15.16 4.37 SD 0.86.7.51 Jumlah 109.71 13.87 3.16 Rerata 10.97 13.9.3 SD 0.99 1.91 1.88 Jumlah 114.4 135.57 1.33 Rerata 11.4 13.56.13 SD 1.04 1.89 1.85 Jumlah 11.07 17.95 15.88 Rerata 11.1 1.80 1.59 SD 0.84 1.46 1.41 Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada MP+PLTdiperoleh nilai L o = 0,171. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,80. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada MP+PLT termasuk EFEKTOR No., APRIL,Tahun 013

Wasis Himawanto 5 berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada MP+PLR diperoleh nilai L o = 0,103, yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,80. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada MP+PLR termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada DP+PLT diperoleh nilai L o = 0,4. Dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,80. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada DP+PTL termasuk berdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada DP+PLR diperoleh nilai Lo = 0,34, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,80. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada DP+PLR juga termasuk berdistribusi normal. s Uji Homogenitas Kecepatan Smash Dalam PermainanBulutangkis Berdasarkan Metode Pembelajaran. Sampel n i -1 1/(n i -1) S i log S i (n i -1)logS i Massed Practice 19 0.056 5.78 0.760 14.4783 Distributed Practice 19 0.056.63 0.406 7.9919 Jumlah 38 0.1053 8.4 1.186.470 ni n i S 1 i 1 Log S = 0,640 ln 10 =,306 19 x5,78 19 x,63 = 4,076 38 B = (log S ) ( (n i 1)) = 3,7134 χ = ln 10 {B - (n i -1)logS i }=,866 1. Taraf Signifikansi = 5 %. Daerah Kritis : DK = χ χ 0,95; 1 = 3,84 3. Keputusan Uji Harga χ hitung =,866< χ 0,95;1 = 3,84 atau beradadiluar daerah kritis sehingga Ho diterima. 4. Kesimpulan Kelompok data kecepatan smash dalam permainanbulutangkis dengan metode pembelajaranmassed practice dan distributed practiceadalah homogen. Uji HomogenitasKecepatan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Berdasarkan Power Lengan. 1. Hipotesis : Ho = Kelompok data kecepatan smash dalam permainanbulutangkis dengan power lengan tinggi dan power lengan rendah homogen. EFEKTOR No., APRIL,Tahun 013

Wasis Himawanto 53 H 1 = Kelompok data kecepatan smash dalam permainanbulutangkis dengan power lengan tinggi dan power lengan rendah tidak homogen.. Komputasi Data Tabel 16. Uji Homogenitas Kecepatan Smash Dalam PermainanBulutangkis Berdasarkan Power Lengan s Sampel n i -1 1/(n i -1) S i log S i (n i -1)logS i Power Otot Lengan Tinggi 19 0.056 5.9 0.776 14.6794 Power Otot Lengan Rendah 19 0.056.76 0.4409 8.3763 Jumlah 38 0.1053 8.68 1.135 3.0557 ni n i S 1 i 1 Log S = 0,6377 ln 10 =,306 19 x5,9 19 x,76 = 4,3417 38 B = (log S ) ( (n i 1)) = 4,31 χ = ln 10 {B - (n i -1)logS i }=,7067 1. Taraf Signifikansi = 5 %. Daerah Kritis : DK = χ χ 0,95; 1 = 3,84 3. Keputusan Uji Harga χ hitung =,7067< χ 0,95;1 = 3,84 atau beradadiluar daerah kritis sehingga Ho diterima. 4. Kesimpulan Kelompok data antara kecepatan smash dalam permainanbulutangkis dengan power lengan tinggi dan power lengan rendahadalah homogen. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan pengaruh metode pembelajaran massed practice dan distributed practice. Metode pembelajaran massed practice memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan metode pembelajaran distributed practice terhadap kecepatan smash bulutangkis.. Ada perbedaan hasil smash bulutangkis siswa yang memiliki power lengan tinggi dengan siswa yang memiliki power lengan rendah. Pemain dengan power lengan tinggi mempunyai kecepatan smash bulutangis lebih baik dibanding kelompok pemain dengan power lengan rendah. 3. Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dengan power lengan terhadap peningkatan kecepatan smash bulutangkis. Dikarenakan metode pembelajaran yang dipakai tidak dapat memberikan peningkatan power lengan yang signifikan terhadap kecepatan smash bulutangkis. EFEKTOR No., APRIL,Tahun 013

Wasis Himawanto 54 DAFTAR PUSTAKA Bompa, O.T. 1990. Theory and Methodology of Training. Toronto: Mosaic Press. 1994. Power Training For Sport: Plyometrics For Maximum Power Development. (Second Edition). Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company. Dick W, Carey L. 1990. The Systemic Design Of Instruction. New York: Harper Collins Publisher, Inc Drowatzky, John N. 1981. Motor Learning, Principle and Practice. Minneapolis. Minnesota: Burgess Publishing Company Foss & Keteiyan. 1998. Physiological Basic for Exercise and Sport. Dubuque: Mc Graw - Hill Companies. Fox, E. L. 1984. SportsPhysiology. New York: WB Saunders Company, Bowers R.W. 1993. Sport. Philadelphia: WB. Sounders Company. Furqon. M., 00. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Surakarta: UNS Press, Kunto S.P., Sugiarto I. 00. Total Badminton. Solo. CV Setyaki Eka Anugerah. Grice, Tony. 1996. Badminton Step To Success. Human Kinetics Publisher, Inc Grosser, M, Kraft, H, Schonborn, R. 000. Speed Training For Tennis. Oxford: Meyer and Meyer Sport (UK) Ltd. Hairy J. 1989. Dasar-Dasar Kesehatan Olahraga. Jakarta : Universitas Terbuka. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: C. V. Iwan Kristiono. 1986. Permainan Bulutangkis. Surakarta : Tiga Serangkai. Iwan Setiawan. 1985. Teori Belajar Mengajar Motorik. Jakarta: PIO KONI Pusat. Joyce B, Weil M, Calhaun. 000. Models Of Teaching. Boston: Alyn and Bacon Lamb David R. 1984. Physiology of AxseciseResponses and Adaptions. Canada: Mac Milk Publising Campany. Magill R.A. 1985. Motor Learning Concepts and Application. IOWA: Wmc Btown Company Publisher. Ria Lumintuarso. 007. Teori Kepelatihan Dasar (Materi untuk Kepelatihan Tingkat Dasar). Jakarta, Indonesia: Lembaga Akreditasi Nasional Keolahragaan. Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Sadoso Sumsardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia Sajoto M. 1995. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Sukadiyanto. 005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK Universitas Negeri Yogyakarta. Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud Dikjendikti. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Verducci F.M. 1980. Measurement Concepts In Physical Education. St Louis: The C.V. Mosby Company. EFEKTOR No., APRIL,Tahun 013