EKSISTENSI DAN PERAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA ( M.L.K.I.

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL ORGANISASI MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME

KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI

Nilai-Nilai Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Strategi Pemanfaatannya.

Disajikan oleh: Dr. FAUZI, M.Ag. (Dosen FTIK IAIN Purwokerto)

Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PETUNJUK TEKNIS SOSIALISASI

INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL. 20 Negara Ekonomi Terbesar di 2030

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Disampaikan pada Peningkatan Kompetensi Pengelola di Bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi Semarang, 25 Oktober 2016

Kualitas Sumber Daya Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Pelestarian Nilai-Nilai Luhur

PERAN NEGARA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN LEMBAGA KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDONESIA DALAM PARADIGMA BARU KEHIDUPAN DUNIA GLOBAL. 20 Negara Ekonomi Terbesar di 2030

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

SARASEHAN HIMPUNAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN KAB. GUNUNGKIDUL TAHUN2017.

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI

PENGUKUHAN PENGURUS MAJELIS AGUNG RAJA SULTAN INDONESIA (MARS INDONESIA)

PERENCANAAN PENGELOLAAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI PADA DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

Drs. BUNYAMIN, M.Pd. KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

SUSUNAN ANGGARAN DASAR K O B R A KOMANDO BERSAMA RAKYAT MUKADIMAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA

PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

MENYOAL ORGANISASI KEMASYARAKATAN (ORMAS) ANTI-PANCASILA Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 30 Mei 2016; disetujui: 21 Juni 2016

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

MUSYAWARAH NASIONAL XVII FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK SE-INDONESIA TANAH LAUT, MEI 2016

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LATIHAN SOAL PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

PENDIDIKAN PANCASILA. Modul ke: 15TEKNIK. Pancasila dan implementasi terhadap sila pertama. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi.

RUMUSAN SARASEHAN NASIONAL PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

MATRIK KONSEP PERUBAHAN AD ART HIMPENINDO MENYESUAIKAN PP 11 /2017 TTG MANAJ PNS DAN KEBUTUHAN ORGANISASI POIN PERUBAHAN AD/ART HIMPENINDO

PENDIDIKAN PANCASILA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

Demokrasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

PLEASE BE PATIENT!!!

Mengaplikasikan Nilai-nilai Pancasila Dengan Donor Darah

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2005 TENTANG PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI ORGANISASI KEMASYARAKATAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

PENDIDIKAN PANCASILA

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

KEDUDUKAN PANCASILA DI INDONESIA

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 77 / HUK / 2010 TENTANG PEDOMAN DASAR KARANG TARUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1985 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1975 TENTANG PARTAI POLITIK DAN GOLONGAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

Transkripsi:

EKSISTENSI DAN PERAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA ( M.L.K.I. ) Jakarta, 2015

Karakter Penghayat Nasionalis Religius Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa Pengakuan dan kesanggupan manembah Kepada-Nya Membangun dan membina diri dalam nilai-nilai spiritual kearah Kesucian, Moral, dan Budi Luhur Mewujudkan persaudaraan antara sesama umat atas dasar Cinta Kasih Memenuhi kewajiban kemanusiaan dalam berbangsa dan bernegara Mempunyai Integritas, tidak fanatik, selalu menambah pengetahuan pengalaman lahir batin dalam masyarakat yang plural

Peran Penghayat Membangun Kualitas Manusia Indonesia Harus Memenuhi Nilai Nilai: 1. Kualitas Spiritual 2. Kualitas Intelektual 3. Kualitas Sosial 4. Kualitas Berbangsa dan Bernegara Menjadi Manusia Seutuhnya dalam Memayu Hayuning Bawana 3

Membangun Kualitas Manusia Indonesia 1. Kualitas Spiritual Sebagai masyarakat religius yang membangun pribadi dengan : a. Mengenal cahaya Ketuhanan/Budi nur pepadhang Tuhan Yang Maha Esa. b. Dengan laku hidup yang bertopang pada potensi budi, hati nurani dan selalu dalam kesadaran spiritual. Intregitas Manusia Religius 4

Membangun Kualitas Manusia Indonesia 2. Kualitas Intelektual Manusia yang terbimbing dalam pencerahan Budi sebagai pendamping sempurna yang selalu bersikap arif, bijaksana Manusia yang selalu mempunyai integritas, motivasi dan inovasi dalam membangun nilai bagi lingkungan, masyarakat bangsa dan negara, dalam Managemen Manunggaling Kawula-Gusti. dalam Kedewasaan Spiritual 5

Membangun Kualitas Manusia Indonesia 3. Kualitas Sosial a. Mengutamakan sikap kemanusiaan yang luhur. b. Memegang karakter dan berbudi pekerti keindonesiaan. c. Dalam kesadaran kehidupan masyarakat yang plural. Masyarakat gotong - royong 6

Membangun Kualitas Manusia Indonesia 4. Kualitas Berbangsa dan Bernegara Interospeksi diri dalam kualitas berbangsa dan bernegara a. Kembali ke jati diri & Cita-cita Proklamasi Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhineka Tunggal Ika b. Mempertahankan kedaulatan di bidang politik c. Kemandirian di bidang ekonomi d. Berkepribadian bangsa dalam kebudayaan Membangun nasionalisme 7

Payung Hukum Kepercayaan Terhadap Tuhan YME PANCASILA, Sila Pertama : Ketuhanan yang Maha Esa. UUD 1945, pasal 29 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan PP No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU N0 23 Tahun 2006 PBM Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No 43 dan No 41 Tahun 2009 Tentang Pelayanan terhadap Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME. Permendikbud No. 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Satual Didik.

Institusi Negara yang mengelola/mengurusi keberadaan serta pemenuhan hak-hak penghayat pun dibentuk, melalui Satuan Kerja Khusus. Tahun 1975: memasukan urusan Kepercayaan kedalam Kantor Wilayah Departemen Agama pada salah satu bagian pada Sekretariat Kantor Wilayah Departemen Agama di beberapa Propinsi. Selanjutnya berdasarkan Instruksi Menteri Agama nomor 13 tahun 1975, pembinaannya dialihkan pada Sub bagian Umum Tata Usaha. Tahun 1978: dialihkan kedalam Depdikbud (Direktorat Bina Hayat Kepercayaan) berdasarkan Keppres 40/1978. Kepercayaan adalah salah satu unsur dan wujud budaya bangsa Tahun 1980: Keputusan Mendikbud nomor 0222e/01/1980, Direktorat Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME melaksanakan sebagian tugas Ditjen Kebudayaan di bidang pembinaan perikehidupan masyarakat penghayat kepercayaan berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan.

Tahun 1999: pembinaan dilaksanakan oleh Dit. Nilai Budaya, Ditjen Kebudayaan, Depdikbud Tahun 2001: dilaksanakan oleh Direktorat Tradisi dan Kepercayaan Direkturat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Tahun 2002: dilaksanakan oleh Direktorat Tradisi dan Kepercayaan, Badan Pengembangan Pariwisata. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang bertugas merumuskan kebijakan, sedangkan untuk operasionalnya diserahkan pada Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata. Tahun 2003: Pembinaan diserahkan pada ASDEP Urusan Kepercayaan terhadap Tuhan YME, Deputi Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, KEMBUDPAR Tahun 2006 : dirubah menjadi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Ditjen NBSF, Kembudpar Tahun 2012: Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan. Kemdikbud. Tahun 2015: Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan. Kemdikbud.

Sejarah Organisasi Penghayat Kepercayaan Agresi Belanda sebelum 1945 Pra Kemerdekaan: Tokoh & komunitas Kepercayaan berjuang di medan perang dan politik Mr. Wongsonagoro, Dr. Rajiman Wedyodiningrat. Mr. Iwa Kusumasoemantri Jend. Soedirman Mei Kartawinata, dll. 1963-1964 anggota BKKI sudah mencapai 360 organisasi/paguyuban 1945-1949 Negara Baru Merdeka Tokoh & komunitas Kepercayaan terjun di gerakan mempertahankan kemerdekaan (politik & gerilya) 1957 1957 Tumbuh dan berkembang gerakan kebatinan di Ambon, Kalimantan, Sumatera dan Madura 1949-1951 Negara mulai stabil & RI menata diri, Tokoh & masy. Kepercayaan konsolidasi, bentuk paguyuban/organisasi 1955 19-21 Agus.1955 wakil 70 paguyuban/ organisasi kebatinan kongres di Semarang mendirikan BKKI 1951-1955 Panitya Penyelenggara Pertemuam Filsafat dan Kebatinan mengadakan pertemuan bulanan paguyuban/organisasi Kebatinan Thn 1953 DEPAG melaporkan adanya 360 agama baru di Indonesia 1966 Sekber Golkar membentuk BMK3I (Badan Musyawarah Kebatinan, Kejiwaan dan Kerohanian) BKKI menjadi komponen Sekber Golkar. 1960 Keputusan Perdana Menteri bersama Penguasa Perang Tertinggi, menetapkan PAKEM diambil alih dari DEPAG menjadi kewenangan Menteri Jaksa Agung Okt. 1954 DEPAG membentuk Biro PAKEM bertugas mengawasi aliran-aliran Kepercayaan Masyarakat

7-9 Nop. 1970 Symposium Nasional Kepercayaan, Kebatinan, Kejiwaan, Kerohanian di Yogya (diketuai Mr. Wongsonagoro) Des. 1970 Sekber Golkar membentuk BK5I (Badan Koordinasi Karyawan Kerohanian, Kebatinan, Kejiwaan Indonesia ), yang kedudukannya setaraf dengan Persatuan Ulama Seluruh Indonesia. 1971 BK5I berubah menjadi SKK (Sekretariat Kerjasama Kepercayaan) sebagai wadah yang menghimpun seluruh paguyuban/ organisasi kepercayaan. mulai terjadi perbedaan pendapat, & perpecahan organisasiorganisasi besar penghayat tidak mau bergabung di HPK 1 Jan 1980 SKK menjadi HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan), Kesaksian Prof. Pringgodigdo (sbg Panitya Perumusan UUD 1945), bahwa kepercayaan dari pasal 29 adalah Kebatinan, Kejiwaan dan Kerohanian, sehingga Symposium menyimpulkan, kedudukan & fungsi Kebatinan, Kejiwaan dan Kerohanian sejajar dengan agama 13-17 Okt. 14 9-10 Okt. 1998 Munas Kepercayaan di TMII Jkt., BKOK dibentuk oleh 44 organisasi 1989 Amanat UU No.8/1985 ttg Ormas, HPK mengadakan MUNAS HPK ke-v di Kaliurang utk membentuk wadah nasional tunggal Kepercaaan. SARNAS Kepercayaan dibentuk Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan YME Indonesia. tujuan menghimpun seluruh penghayat kepercayaan secara nasional. resmi disyahkan oleh WamenBidang Kebudayaan, Prof. Dr. Wiendu Nuryati, M.Arch. 25-28 Nop 12 Kongres Nasional Kepercayaan thd Tuhan YME, Komunitas Adat dan Tradisi salah satu rekomendasi bentuk wadah nasional tunggal kepercayaan thd Tuhan YME. MUNAS gagal & kisruh. terjadi perpecahan 9 tahun vacuum.

MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA - Keputusan : Hasil Konggres Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Komunitas Adat dan Tradisi di Surabaya Tanggal 25 November 2012 - Akta Notaris : No. 01 Tanggal 08 September 2014 (Notaris Indah Setyaningsih) - Keputusan : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-00554.60.10.2014 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA (MLKI) 1. Lambang MLKI terdiri dari Bintang Emas, Gunungan dan Selendang Merah Putih. 2. Arti simbol-simbol pada Lambang MLKI adalah : a. Bintang Emas sebagai lambang Ketuhanan Yang Maha Esa. b. Gunungan sebagai lambang sangkan paraning dumadi yang artinya asal mula kehidupan sampai perjalanan akhir kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. c. Selendang Merah Putih sebagai lambang pengikat persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Makna Lambang secara keseluruhan adalah : Kehidupan budi luhur dalam Ketuhanan Yang Maha Esa, telah berkembang dan membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia, selaras dengan penghayatan Pancasila.

SEJARAH PEMBENTUKAN Pada tanggal 25-28 November 2012 telah dilaksanakan Kongres Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan yang maha Esa, Komunitas Adat dan Tradisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kongres dihadiri sebanyak 750 orang peserta yang terdiri dari Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, Komunitas Adat dan Tradisi dari 33 (tiga puluh tiga) provinsi di Indonesia. Salah satu rekomendasi dari peserta kongres adalah pembentukan wadah tunggal bagi penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Komunitas Kepercayaan Adat. Maka dalam rangka melaksanakan rekomendasi tersebut, kemudian pada tanggal 24-27 September 2013, Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa melaksanakan Tindak Lanjut Kongres untuk pembentukan wadah tunggal kepercayaan, sehingga dibentuklah Tim Persiapan Pembentukan Wadah Nasional Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Dan pada tanggal 13 Oktober 2014 dalam pembukaan Sarasehan Nasional Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa di Keraton Ngayogjakarta, sekaligus di deklarasikan Wadah Nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang diberi nama MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA, dilanjutkan pelantikan Dewan Musyawarah Pusat oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Ibu Prof. Wiendu Nuryanti, PhD

V I S I M I S I Melestarikan dan mengamalkan perikehidupan kemanusiaan yang berbudi pekerti luhur, sebagai manusia Indonesia seutuhnya, dalam mencapai cita cita masyarakat adil; dan makmur serta sejahtera lahir batin, tata tentrem kerta raharja. Memayu Hayuning Bawana, yang berarti berusaha menciptakan kehidupan pribadi maupun kebersamaan yang aman, damai, tenteram, bahagia dan sejahtera agar tercapai keselamatan dunia. Membina kerjasama antar anggotanya agar mampu menjalin komunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat diluar organisasi-organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Melestarikan nilai-nilai luhur spiritual bangsa. Ikut serta membentuk dan membangun karakter manusia Indonesia seutuhnya di bidang mental-spiritual yang berjiwa Pancasila.

Program Strategis Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan YME Indonesia. Perbaikan Citra Kepercayaan terhadap Tuhan YME Penguatan Organisasi dan Pemberdayaan penghayat Advokasi Perlindungan Hukum dan Perundang-undangan Penghapusan praktek diskriminasi dan Pemenuhan Hak-hak Penghayat Pengembangan Jaringan Kerjasama Meningkatkan Kontribusi Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dalam pembangunan karakter bangsa. Bakti/Aktivitas Sosial