BAB I PENDAHULUAN. Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

LAMPIRAN. masuk ke Jepang sebagai imigran gelap. Di sana dia bertemu dengan Jie yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dinamika kesusastraan, prosa fiksi merupakan salah satu sastra yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, tingkat perekonomian yang tinggi, dan masyarakat modern yang masih

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DAN SOSIOLOGI SASTRA. Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 16 April 1988 film Grave of the Fireflies mulai beredar di

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB II GAMBARAN UMUM YAKUZA. melakukan berbagai aksi atau kegiatan dengan cara dan hukum mereka sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. permasalahan pada penelitian. Berdasarkan sumber referensi yang berhasil

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mengakhiri hidup mereka) ( Salah satu cara yang paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DAN SOSIOLOGI SASTRA. Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi rahasia. Organisasi-organisasi ini, yang disebut Mafia, menjadi suatu organisasi yang sejajar dengan dengan badan-badan pemerintah resmi. Mafia berkembang di berbagai negara, salah satunya adalah Jepang. Mafia yang terdapat di Jepang tersebut, dikenal oleh masyarakat sebagai yakuza ( やくざ ). Yakuza merupakan salah satu mafia terbesar dan sangat kuat di dunia. Yakuza dapat juga disebut sebagai Gokudo ( ごくど ) atau kelompok kekerasan. Sistem organisasi yakuza hampir sama dengan sistem hierarki Jepang. Untuk menjadi yakuza, tidak menjadi masalah dari mana berasal, dari negara mana, atau dari tingkatan sosial mana, siapapun bisa menjadi anggota yakuza. Anggota yakuza diantaranya adalah anak-anak muda yang ditelantarkan orang tuanya, anak-anak muda yang tidak bisa bertahan dengan tekanan sistem belajar di sekolah, pengungsi dari Korea dan China, dan lain-lain. Dengan banyaknya tingkatan dalam yakuza, bos yang paling dekat menjadi seperti ayah mereka dan sesama anggota menjadi seperti kakak atau saudara. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama pada periode 1958-1963 saat organisasi yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang 1 sebuah daerah otonomi Italia dan pulau terbesar di laut Tengah, dengan wilayah seluas 25.703 km 2 dan penduduk 4.968.991 jiwa 1

atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Di masa kini, keanggotaan yakuza diperkirakan telah menurun tajam. Pada akhir tahun 2010, jumlah anggota yakuza diperkirakan 78.600. Tulang punggung bisnis mereka adalah pachinko (permainan judi), perdagangan narkoba, prostitusi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata. Sebelumnya, penulis akan membahas sedikit tentang sejarah awal munculnya yakuza. Perang saudara yang berlangsung selama berabad-abad mencapai akhir bersejarah ketika Tokugawa Ieyasu menyatukan Jepang pada 1604 sekaligus menjadi shogun pertama. Tetapi, saat itu Jepang belum stabil. Perdamaian mengakibatkan sekitar 500.000 samurai 2 tiba-tiba menganggur. Para samurai tersebut dikenal oleh rakyat jelata pada masa Jepang feodal dengan sebutan ronin 3 atau kabuki-mono 4. Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono, banyak kota-kota kecil di Jepang membentuk machi-yakko (satuan tugas desa). Satuan tugas ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang mau menyumbangkan tenaganya untuk menghadapi kaum kabuki-mono. Walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya sedikit, tetapi ternyata para anggota machi-yakko ini sanggup menjaga daerah mereka dari serangan para kabuki-mono. Di kalangan rakyat Jepang abad ke-17, kaum machi-yakko ini dianggap seperti pahlawan. Masalah menjadi rumit, karena setelah berhasil menggulingkan para ronin, para anggota machi-yakko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih menjadi penjahat. 2 istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman indusrialisasi di Jepang 3 sebutan untuk samurai yang kehilangan atau terpisah dari tuannya di zaman feudal Jepang (1185-1868) 4 samurai yang ke mana-mana membawa pedang dan berbicara menggunakan bahasa slang atau kode rahasia jika berbicara satu dengan yang lain. 2

Ada dua kelas profesi para machi-yakko, yaitu kaum bakuto (penjudi) dan tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang, tetapi pada kenyataannya, kaum tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat, antara oyabun (bos/bapak) dan kobun (bawahan/anak) serta senpai-kohai (senior-junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi yakuza. Waktupun berlalu, kaum bakuto dan tekiya menjadi satu identitas sebagai yakuza. Dewasa ini, dapat ditemukan banyak sekali penggambaran tentang yakuza di dalam novel maupun film. Oleh karena itu, penulis akan melihat penggambaran yakuza dari film, karena film dapat menggambarkan secara visual sehingga dapat dilihat lebih jelas penggambaran tentang yakuza tersebut. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai penggambaran film tentang yakuza yang dilihat dari film Shinjuku Incident (1990), Kids Return (1996), Brother (2000) dan Outrage (2010). Dalam film-film tersebut dapat dilihat beberapa perbedaan maupun persamaan yang ada pada yakuza dari tahun 1990 sampai tahun 2010 dari segi tradisi-tradisi yang ada dalam organisasi yakuza, hubungan yakuza dengan aparat kepolisian, dan juga hubungan antar sindikat. Film Shinjuku Incident menceritakan tentang bagaimana yakuza dapat memiliki hubungan dengan triad China. Pada awalnya, triad China yang masuk ke Jepang berusaha mencari cara untuk dapat bertahan hidup di sana. Mulailah triad China tersebut masuk ke dalam bisnis yakuza yaitu pachinko. Triad China mengganggu bisnis yakuza itu dengan cara merubah salah satu mesin yang dapat 3

membuat mereka mendapat keuntungan yang banyak dari mesin itu. Karena merasa ada kejanggalan dari mesin itu, maka yakuza pemilik pachinko itu mencari tahu penyebabnya. Dari sanalah awal permulaan yakuza dan triad China bertemu dan akhirnya bekerjasama dalam bisnis. Outrage menceritakan tentang bagaimana hubungan antar anggota kelompok, hubungan antar oyabun-kobun, bagaimana kesetiaan seseorang terhadap anggota kelompoknya dan politik yang terdapat dalam organisasi yakuza itu sendiri. Kids Return menceritakan tentang persahabatan dua pelajar sekolah yang selalu menyepelekan sekolah, egois, dan tidak bertanggung jawab. Kemudian, salah satu dari mereka bergabung dengan kelompok yakuza dan mendapatkan posisi yang cukup bagus. Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama dikarenakan dia kurang disiplin. Brother menceritakan tentang seorang yakuza yang dikhianati oleh anak buahnya sehingga kelompok tersebut harus dibubarkan. Anak buahnya yang berkhianat, masuk ke kelompok yakuza lainnya. Hanya satu anak buahnya yang setia mengikutinya sampai ke Amerika. Di Amerika, mereka membuat jaringan yakuza lagi dengan beranggotakan penduduk setempat dan orang-orang Jepang yang tinggal di sana. Mengacu pada hal di atas, penulis bermaksud membahas penggambaran tentang yakuza yang tercermin dalam film Shinjuku Incident, Outrage, Kids Return, dan Brother. 4

1.2 Pembatasan Masalah Penelitian ini akan membahas penggambaran yakuza dalam film tahun 1990 sampai tahun 2010. Penggambaran yakuza tersebut akan ditinjau dengan mengkomparasikan film Shinjuku Incident (1990), Kids Return (1996), Brother (2000) dan Outrage (2010). Dalam penelitian ini permasalahan yang menjadi kajian adalah: a. Perbedaan dan persamaan hubungan antar oyabun dan kobun b. Perbedaan dan persamaan hubungan antar kobun dan kobun c. Perbedaan dan persamaan hubungan antar sindikat d. Perbedaan dan persamaan tradisi dalam organisasi yakuza e. Perbedaan dan persamaan hubungan antar yakuza dengan aparat kepolisian 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan persamaan yakuza dari tahun 1990 sampai 2010 dalam film Shinjuku Incident, Kids Return, Brother dan Outrage sesuai dengan topik yang dikemukakan dalam pembatasan masalah. 1.4 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode komparatif. Metode komparatif adalah sejenis metode deskriptif yang mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. 5

Metode komparatif bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. Komparatif selalu dimaknai dengan perbandingan, yang berarti ada beberapa obyek paling sedikit dua obyek yang akan dibandingkan, ada segi-segi persamaan atau segi-segi perbedaan. Perbandingan antara dua atau beberapa obyek bisa menghasilkan beberapa makna, maka dari itu diperlukan perbandingan yang dapat dilihat dari segi materialnya, sifat-sifatnya, kuantitas atau kualitasnya, persamaan ataupun perbedaan. Dalam melakukan perbandingan, akan memperoleh hasil yang valid, manakala prosedur dalam membandingkan itu dipenuhi, antara lain: ketersediaan bahan atau data mengenai hal yang akan diperbandingkan, adanya parameter yang jelas, adanya tujuan yang jelas dan persamaan kategori. Namun, metode komparatif ini umumnya selalu dipersepsi sebagai bagian dalam problem ketimbang solusi. Dapat diambil beberapa ketentuan penting dalam proses menjadikan perbandingan sebagai metode dalam mengkaji suatu masalah, yaitu dalam perbandingan harus ada sesuatu yang dibandingkan dan kesesuaian untuk diperbandingkan, dalam perbandingan terdapat beberapa tujuan utama, yaitu mendapatkan alasan yang lebih kuat dari beberapa pendapat terhadap suatu masalah: melihat segi-segi persamaan dari dua atau lebih sasaran (obyek) yang belum diketahui sebelumnya; melihat segi-segi perbedaan antara satu dengan 6

lainnya; melihat hubungan antara satu dengan lainnya; melihat superioritas maupun inferioritas masing-masing; serta memperluas nilai maupun informasi terhadap sesuatu. Jadi, membandingkan adalah menganalisis dua atau lebih variabel melalui beberapa tahap seperti menginventarisir, mengklasifikasi, mengatur, memperkenalkan sesuatu yang menjadi obyek studi, yang diperoleh tidak hanya perbedaannya tetapi juga persamaan yang terdapat di dalamnya, kekhasan masingmasing, dan tidak jarang mencari kelebihan atau kekurangan antara berbagai hal yang diperbandingkan tersebut. Menurut William.E.Paden, dalam buku Metode Penelitian, komparasi adalah studi terhadap dua obyek atau lebih dalam pengertian faktor yang sama, suatu faktor yang sama yang terkait secara baik dengan persamaan maupun perbedaan antara obyek-obyek yang eksplisit dan dapat dipahami. Berdasarkan uraian di atas, dapat disederhanakan bahwa dalam metode komparatif terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yakni sisi kesamaan dan sisi perbedaan dari dua hal yang dikaji. Dengan demikian akan terungkap masing-masing dimensi kelebihan dan kekurangan dari perbandingan yang dilakukan melalui metode ini. (Moh. Nazir, 1988) Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah karya fiksi berupa film. Karya fiksi merupakan karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari keberadaannya pada dunia nyata. 7

Sebagai sebuah karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya. Menurut Altenbernd dan Lewis, dalam buku Metode Penelitian fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubunganhubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia. (Moh. Nazir, 1988) Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Ada perbedaan antara kebenaran dalam dunia fiksi dengan kebenaran di dunia nyata. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang telah diyakini keabsahannya sesuai dengan pandangannya terhadap masalah hidup dan kehidupan. Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan tidak dianggap benar di dunia, dapat saja terjadi dan dianggap benar di dunia fiksi. Istilah pengkajian dalam penulisan ini berarti mengarah pada penelaahan, penyelidikan. Pengkajian terhadap karya fiksi berarti penelaahan, penyelidikan, 8

atau mengkaji, menelaah, menyelidiki karya fiksi tersebut. Untuk melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur pembentuk karya sastra, khususnya fiksi, pada umumnya kegiatan itu disertai oleh kerja analisis. Kerja analisis berarti mengarah kepada mengurai karya itu atas unsur-unsur pembentuknya tersebut, yaitu yang berupa unsur-unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah karya fiksi adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan antar unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah karya fiksi terwujud. Unsur yang dimaksud adalah peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya tersebut,tetapi secara langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya tersebut. Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Dengan demikian, dalam penelitian ini, penulis hanya akan mengkaji unsur intrinsik, penokohan, dari objek yang akan diteliti. Realitas kehidupan manusia memang perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kehidupan tokoh cerita. Hubungan antara tokoh-tokoh fiksi dengan realitas kehidupan manusia tidak hanya berupa hubungan kesamaan saja, melainkan pada hubungan perbedaan. Tokoh manusia nyata memang memiliki banyak kebebasan, namun tokoh fiksi tidak pernah berada dalam keadaan yang benar-benar bebas. Tokoh karya fiksi hanyalah bagian yang terikat pada 9

keseluruhannya, keseluruhan bentuk artistik yang menjadi salah satu tujuan pembuatan karya fiksi itu sendiri. 1.5 Organisasi Penulisan Penulisan penelitian ini akan dibagi ke dalam empat bab dengan organisasi penulisan sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan organisasi penulisan. Bab II berisi penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan yakuza, tradisi-tradisi yang ada dalam yakuza. Bab III berisi tentang analisis perbedaan dan persamaan yakuza tahun 1990-2010 dalam film Shinjuku Incident, Kids Return, Brother, dan Outrage. Bab IV merupakan kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada keseluruhan bab. 10