Oleh : Dewi Astuti, Lilik Hidayanti, Nur Lina. Peminatan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Jurnal Bidan Midwife Journal Volume 2, No. 1, Januari 2016 pissn eissn X

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

Siti Asiyah, Dwi Estuning Rahayu, Wiranti Dwi Novita Isnaeni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

KOMBINASI VITAMIN C DAN TABLET FE EFEKTIF MENINGKATKAN KADAR HB IBU NIFAS VITAMIN C AND FE INCREASE HB LEVELS TO POSTPARTUM MOTHERS

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

Keywords : Long Bean Leaves, Haemoglobin, Pregnancy Second Trimester

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Naskah masuk: 7 Juni 2015, Review 1: 10 Juni 2015, Review 2: 11 Juni 2015, Naskah layak terbit: 12 Juli 2015

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

PENGARUH MENGKONSUMSI MULTIPLE MICRO NUTRIENT (MMN) TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN IBU HAMIL

Yuliana Salman 1*, Ideris 2, Siti Maryam Muharramah 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN KEPATUHAN IBU MENGKONSUMSI MULTI MIKRO NUTRIENT DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JUWIRING KLATEN

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA, PENDIDIKAN IBU, KONSUMSI TABLET FE DENGAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RB BHAKTI IBU KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

KONSELING ZAT BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS NY. E SUMUR PANGGANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO II NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

PEMBERIAN TABLET Fe DAN JUS JAMBU BIJI PADA REMAJA PUTRI YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

Transkripsi:

PENGARUH SUPLEMENTASI FE DAN VITAMIN C TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (Studi Eksperimen Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Panumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Oleh : Dewi Astuti, Lilik Hidayanti, Nur Lina Peminatan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi dewiastuti789@gmail.com ABSTRAK Anemia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil yang dikarenakan pendarahan, baik pada saat kehamilan, bersalin maupun pasca bersalin. Salah satu upaya untuk mencegah kejadian anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet Fe dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi Fe dan Vitamin C terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Penumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014. Metode penelitian analitik dengan pendekatan quasi experiment. Instrumen menggunakan lembar observasi, jumlah populasi 170 ibu hamil dan sampel 36 orang yaitu 18 kelompok eksperimen dan 18 kelompok kontrol, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata kadar hemoglobin kelompok eksperimen adalah sebelum perlakuan (10,48 gr%) dan setelah (11,53 gr%), sedangkan pada kelompok kontrol sebelum perlakuan (10,04 gr%) dan setelah (10,80 gr%). Terdapat perbedaan kadar Hb sebelum dan sesudah suplamentasi Fe dan vitamin C (t = - 11,168 dan p value = 0,000), terdapat perbedaan kadar Hb sebelum dan sesudah suplamentasi Fe saja (t = -7,155 dan p value = 0,000), terdapat perbedaan kadar Hb setelah suplamentasi Fe dan vitamin C dengan setelah suplamentasi Fe saja (t =2,136 dan p value = 0,040). Perlu meningkatkan pengetahuan dan realisasi suplamentasi Fe dan vitamin C pada ibu hamil trimester II. Kata Kunci : Suplementasi Fe, Vitamin C, Hemoglobin Kepustakaan : 2001 2010 ABSTRACT Anemia is one of the main cause the death of a pregnant mother because of bleeding, both during pregnancy, after maternity and maternity. One effort to prevent the anemia is to consume a tablet Fe and vitamin C. This study aimed to determine of Fe supplementation and vitamin C to increase hemoglobin measuare of pregnant women in the Work Area Health Center Panumbangan Ciamis District 2014. The overthrow of analytical research method with quasi experimental approach. The instrument uses observation sheets, a population of 170 pregnant women and 36 samples ie 18 experimental group and 18 control group, purposive sampling technique using. Engineering analysis using univariate and bivariate analysis. Based on the survey results revealed an average hemoglobin measuare before treatment was experimental group (10.48 g%) and after (11.53 g%), whereas in the control group before treatment (10.04 g%) and after (10.80 g%). There are differences in hemoglobin measuare before and after of Fe supplementation and vitamin C (t = -11.168 and p value = 0.000), there are differences in hemoglobin measuare before and after of Fe supplementation only (t = -7.155 and p value = 0.000), there is a difference Hb measuare after of Fe supplementation and vitamin C with after given of Fe tablets only (t = 2.136 and p value = 0.040). Need to improve knowledge and disbursement of the Fe supplementation and vitamin C in the second trimester pregnant women. Keywords : Supplementation Fe, Vitamin C, Hemoglobin Bibliography : 2001 2010

PENDAHULUAN Penyebab utama kematian ibu pada kehamilan, bersalin maupun pasca bersalin salah satu adalah anemia. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan postpartum. Bila anemia terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur (Proverawati, 2009:76). Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar hematrokit, konsentrasi HB atau hitung eritrosit di bawah normal. WHO meneteskan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 gr% pada trimester I dan II atau kadar Hb<10,5 gr% pada trimester II (Saefuddin, 2008:137). Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada janin. Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%. Defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia, maka dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negeri negeri yang sedang berkembang dibandingkan dengan negeri negeri yang sudah maju. Hasil Penelitian Hoo Swie Tjiong frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, pseudoanemia 57,9%, dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%, Hb rata rata 12,3 g/ml dalam trimester I, 11,3 g/100 ml dalam trimester II dan 10,8 g/100 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula (Wiknjosastro, 2005:451). Frekuensi ibu hamil di Indonesia dengan anemia relatif tinggi yaitu 63,5%. Anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi (di samping tiga masalah gizi lainnya, yaitu: kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan gondok endemik) yang utama di Indonesia. Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan risiko terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan pascapartum (di samping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang semuanya bersumber pada anemia defisiensi (Arisman, 2004:33). Jawa Barat menjadi propinsi tertinggi dengan kasus anemia, dimana hasil penelitian Head of Allaketing Divisi Consummer Health PT Merck Tbk tahun 2010 yang melakukan penelitian di 100 titik kota besar di Indonesia didapatkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Jawa Barat dengan peserta tes darah sebanyak 7.439, sebanyak 3.050 orang (41%) di antaranya anemia. Sedangkan di Sumatera Utara dengan peserta tes darah sebanyak 9.377 orang didapati 33% diantaranya anemia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan Jawa Barat memiliki prevalensi anemia tertinggi dibandingkan dengan 2 provinsi lainnya. Prevalensi anemia pada ibu hamil berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis tahun 2012 berkisar (8,1%) dari 42.853 orang (Dinkes Ciamis, 2011). Data yang penulis peroleh dari Puskesmas Panumbangan diperoleh kasus anemia pada kehamilan tahun 2012 sebanyak 218 orang (27,3%) dari 799 ibu hamil. Menurut data yang tersedia di Puskesmas Panumbangan sampai bulan Oktober 2013 jumlah ibu hamil sebanyak 412 orang, dari jumlah tersebut ibu hamil dengan anemia 179 orang (43,4%). Data kasus sebagai dampak dari anemia pada kehamilan diantaranya abortus 5 kasus, kelahiran prematur 9 kasus, BBLR 11 kasus, perdarahan postpartum 9 kasus dan ketuban pecah dini 8 kasus (Puskesmas Penumbangan, 2013). Pemerintah telah melakukan program dalam upaya menanggulangi anemia gizi terutama pada wanita hamil. Salah satu caranya adalah melalui suplementasi tablet besi. Tablet besi merupakan tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil. Di samping itu kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (Manuaba, 2010:237). Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) untuk deteksi anemia pada kehamilan maka pemeriksaan kadar Hb, ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb <11 gr/dl pada kehamilan, dinyatakan termasuk anemia dan harus diberi suplemen zat besi yang berisi 60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat, diminum secara teratur 1 zat/hari selama 90 hari berturut-turut, bila kadar Hb masih <11 gr/dl pemberian zat besi

dilanjutkan (Depkes, 2003). Pemberian suplemen zat besi (Fe) salah satu upaya untuk mencegah anemia yaitu dengan meningkatkan kadar Hb, tetapi pemberian zat besi, masih ada masalah karena tidak dapat meningkatkan kadar Hb secara bermakna, oleh karena itu pemberian suplementasi Fe perlu ditambah dengan mikronutrient lain yang banyak mengandung zat besi dan vitamin C (Raharjo, 2003, dalam Muwakhidah, 2009:3). Pemberian suplemen zat besi perlu didukung dengan vitamin C, karena vitamin C mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyerapan besi terutama dari besi nonhem yang banyak ditemukan dalam makanan nabati. Bahan makanan yang mengandung besi hem yang mampu diserap sebanyak 37% sedangkan bahan makanan golongan besi nonhem hanya 5% yang dapat diserap oleh tubuh. Penyerapan besi nonhem dapat ditingkatkan dengan kehadiran zat pendorong penyerapan seperti vitamin C dan faktor-faktor pendorong lain seperti daging, ayam, ikan. Vitamin C bertindak sebagai enhancer yang kuat dalam mereduksi ion ferri menjadi ion ferro, sehingga mudah diserap dalam ph lebih tinggi dalam duodenum dan usus halus, vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkatkan empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke ferritin (Almatsier, 2004:185). Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Mei 2014 terhadap 10 ibu hamil di wilayah Puskesmas Panumbangan didapatkan data bahwa ibu hamil yang mengalami anemia berat (Hb kurang dari 7gr/dl) adalah 30% yaitu 3 ibu hamil, dalam hasil wawancara ada seorang ibu hamil yang mengatakan jarang meminum tablet besi yang diberikan Puskesmas. Ibu hamil yang mengalami anemia sedang (Hb 7-8gr/dl) adalah 40% yaitu 4 ibu hamil, hasil wawancara ada seorang ibu hamil yang menyatakan jarang meminum tablet besi, tetapi rutin mengkonsumsi buah-buahan, dan sebanyak 3 ibu hamil yang menyatakan rutin mengkonsumsi tabel besi, tetapi jarang mengkonsumsi buah-buahan. Ibu hamil yang tidak mengalami anemia (Hb lebih dari 11gr/dl) adalah 30% yaitu 2 ibu hamil, dari hasil wawancara mereka mengungkapkan rutin mengkonsumsi tabel besi dan buah-buahan yang mengandung vitamin C, dan seorang ibu hamil menyatakan rutin mengkonsumsi tabel besi, tetapi tidak rutin mengkonsumsi buah-buahan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi Fe dan Vitamin C terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Penumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014. Manfaat hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam meningkatkan kadar hemoglobin dan mencegah penyakit anemia pada ibu hamil. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode analitik, Pendekatan yang digunakan quasi experiment yaitu eksperimen. Desain penelitian pretest-postest control grup design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Panumbangan Kabupaten Ciamis yang berjumlah 170 orang. Jumlah sampel sebanyak 36 ibu hamil dengan usia kandungan 16-26 minggu, sampel dibentuk secara homogen yaitu 18 orang pada eksperimen dan 18 orang pada kelompok kontrol, dimana pada masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang anemis dan 10 tidak anemis, teknik pengambilan sampel purposive sampling, dengan kriteria Usia kehamilan 16 minggu sampai 26 minggu dan 100% mengkonsumsi tabel Fe untuk kelompok control dan mengkonsumsi tablet Fe dengan Vitamin C untuk kelompok eksperimen. Instrumen penelitian menggunakan format isian yang berkaitan dengan pola konsumsi tablet Fe dan vitamin C, pemeriksaan kadar Hb dengan menggunakan haemoque (hemometer digital). Prosedur yang diterapkan ; setelah memperoleh izin dari intansi terkait (kantor kesbang, puskesmas) kemudian penulis memberikan penjelasan kepada calon responden, meminta kesediaan menjadi responden dan diminta untuk menandatangani informed consent, melakukan pemeriksaan hemoglobin menggunakan haemoque (hemometer digital) dengan langkah-langkah sesuai pedoman haemoque, Memberikan

tablet Fe dan Vitamin C pada responden untuk dikonsumsi 3 kali setiap harinya selama 1 bulan (Kelompok eksperimen) dan memberikan tablet Fe saja untuk dikonsumsi 3 kali setiap harinya selama 1 bulan (Kelompok kontrol), 1 bulan kemudian melakukan wawancara untuk memastikan tabel Fe dan Vitamin C di konsumsi secara teratur, kemudian melakukan pemeriksaan hemoglobin (postest) dengan menggunakan haemoque (hemometer digital). Teknik analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan kadar Hb pada kelompok kontrol dan kelompok ekperimen, dengan uji statistik ; nilai rata-rata atau mean, standar deviasi, minimal, dan maksimal. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh suplementasi Fe dengan vitamin C terhadap peningkatan kadar Hb pada dua kelompok populasi dengan menggunakan uji dependen T tes dan independen T tes. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Usia ibu hamil pada kelompok eksperimen yang menjadi objek penelitian termuda adalah usia 21 tahun, tertua 35 tahun, standar deviasi 4,26, dengan rata-rata 27 tahun 3 bulan. Pada kelompok kontrol usia termuda adalah usia 20 tahun, tertua 35 tahun, standar deviasi 4,32, dengan rata-rata 29 tahun 1 bulan. Usia kandungan terendah adalah 19 minggu, tertinggi 24 minggu, standar deviasi 1,28, dengan rata-rata berkisar 21 minggu 3 hari. Pada kelompok kontrol usia terendah adalah 18 minggu, tertinggi 25 minggu, standar deviasi 1,82, dengan rata-rata 21 minggu 3 hari. pada Pada kelompok eksperimen responden dengan latar belakang pendidikan SMA sebanyak 83,33%, lulusan SMP 16,67% sebanyak 72,22% ibu rumah tangga, 5,56% buruh, 11,11% petani, dan 11,11% wiraswasta. Pada kelompok kontrol 88,89% lulus SMA dan 11,11% lulusan SMP, 66,67% ibu rumah tangga, 16,67 petani, dan 16,67% wiraswasta. Kadar hemoglobin di ukur setelah perlakuan yaitu setelah 30 hari mengonsumsi tablet Fe dan vitamin C pada kelompok eksperimen, dan tabel Fe saja pada kelompok kontrol. Pengukuran kadar hemoglobin menggunakan alat digital (haemoque). Adapun hasil pengukuran HB pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Kadar Hb Ibu Hamil (16 26 minggu) di Wilayah Kerja Puskesmas Panumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014 Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No (FE + Vitamin C) (FE Saja) Res Sebelum Sesudah Selisih Sebelum Sesudah Selisih 1 10,4 10,9 0,5 10,2 11,5 1,3 2 11,2 12,5 1,3 11,0 11,7 0,7 3 9,8 11,7 1,9 8,9 9,7 0,8 4 11,3 12,3 1,0 11,2 12,3 1,1 5 10,7 11,6 0,9 11,1 12,2 1,1 6 9,6 10,4 0,8 10,0 10,4 0,4 7 10,9 11,7 0,8 10,6 11,7 1,1 8 11,3 12,8 1,5 10,8 11,3 0,5 9 11,0 12,5 1,5 10,6 10,8 0,2 10 8,8 9,5 0,7 9,7 10 0,3 11 10,4 12,1 1,7 8,3 8,8 0,5 12 10,5 11,3 0,8 8,2 9,1 0,9 13 9,1 9,8 0,7 10 10,6 0,6 14 11,8 13,2 1,4 10,8 11,1 0,3 15 12,0 12,9 0,9 10,9 11,2 0,3 16 10,0 10,8 0,8 9,3 10,5 1,2 17 10,3 11,0 0,7 8,8 10,7 1,9 18 9,6 10,6 1,0 10,4 10,9 0,5

Persentase Tabel 2. Data Statistik Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil (16 26 minggu) Kelompok Eksperimen di Wilayah Kerja Puskesmas Panumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014 Kelompok Perlakuan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimen Sebelum 18 8,8 12,0 10,48 0,88 (Fe + Vit C) Kontrol (Fe saja) Setelah 18 9,5 13,2 11,53 1,07 Sebelum 18 8,2 11,2 10,04 0,96 Setelah 18 8,8 12,3 10,80 0,96 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen kadar Hb terendah sebelum perlakuan adalah 8,8 gr%, Hb tertinggi 12,0 gr%, sedangkan setelah perlakuan Hb terendah 9,5 gr%, tertinggi 13,2 gr%, rata Hb setelah perlakukan (11,53 gr%) lebih besar di banding rata-rata Hb sebelum perlakuan (10,48 gr%). Pada kelompok kontrol sebelum perlakuan Hb terendah 8,2 gr%, tertinggi 11,2 gr%, sedangkan setelah perlakuan Hb terendah 8,8 gr%, tertinggi 12,3 gr%, nilai rata-rata Hb setelah perlakuan (10,80 gr%) lebih besar dibanding rata-rata Hb sebelum perlakuan (10,04 gr%). Kadar hemoglobin masing-masing kelompok dapat penulis klasifikasikan menjadi dua kategori yaitu anemia dan tidak anemia. Mengingat responden dalam penelitian ini ibu hamil dengan usia kandungan antara 20 sampai 26 minggu atau kehamilan trimester II, maka dikatakan anemia jika kadar hemoglobinya < 10,5 gr% dan tidak anemia jika kadar hemoglobinnya > 10,5 gr% (Depkes, 2009), untuk lebih jelasnya klasifikasi kadar hemoglobin responden masing-masing kelompok dapat penulis deskripsikan seperti pada gambar di bawah ini. 75 80 70 60 50 40 30 20 10 0 55,6 Sebelum 44,4 25 Setelah Anemia (Hb < 10,5 gr%) Tidak Anemia (Hb > 10,5 gr%) Gambar 1. Klasifikasi Kadar Hemoglobin Kelompok Eksperimen dan Kontrol pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Panumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014 Gambar 1. menunjukkan bahwa kadar hemoglobin ibu hamil sebelum perlakuan sebanyak 55,6% termasuk pada kategori anemia, sedangkan yang tidak anemia sebanyak 44,4%. Setelah pemberian tablet Fe dan vitamin C pada kelompok kontrol dan tablet Fe saja pada kelompok kontrol, kadar hemoglobin mengalami peningkatan, sehingga sebagian besarnya atau 75% ibu hamil tidak anemia dan hanya 25% yang anemia.

Tabel 3. Data Statistik Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Kelompok Eksperimen dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Panumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014 Kelompok N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimen 18 0,5 1,9 1,05 0,39 Kontrol 18 0,2 1,9 0,76 0,45 Tabel 3 menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen peningkatan kadar Hb setelah pemberian Fe dan Vitamin C berkisar antara 0,5 1,9 gr% dengan rata-rata peningkatan 1,05 gr% + 0,39. Sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan kadar Hb setelah pemberian Fe saja berkisar antara 0,2 1,9 gr% dengan rata-rata peningkatan 0,76 gr% + 0,45. Analisis Bivariat Terdapat perbedaan rata-rata kadar hemoglobin antara sebelum dan sesudah suplementasi Fe, dengan nilai t hitung sebesar -7,155 dengan p value 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, rata-rata kadar hemoglobin setelah suplementasi Fe (10,80 gr%) lebih besar dibanding sebelum suplementasi Fe (10,04 gr%), hal itu membuktikan bahwa suplementasi Fe berpengaruh terhadap peningkatan kadar Hb ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Panumbangan Kabupaten Ciamis, dengan rata-rata peningkatannya sebesar 0,76. Adanya peningkatan kadar Hb setelah pemberian tablet Fe, menunjukkan bahwa tablet Fe yang diberikan penulis (Tablet atau pil yang berisi 60 mg zat besi dan 500 mikro gram asam folat dan berwarna merah) dapat memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil. Hal itu dipicu oleh konsisten ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe secara teratur. Menurut Arisman (2004) menyatakan bahwa apabila cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan kandungan dan serapan zat besi dari makanan sedikit, maka pemberian suplemen sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil. Pemberian suplemen besi dapat meningkatkan sintesis hemoglobin, apabila diberikan pada individu dengan defisiensi besi, namun tidak berpengaruh pada individu tanpa defisiensi besi (Ibrahim et al, 2006). Menurut Solihah (2007:101) menyatakan zat besi sebagai makanan yang mengandung zat-zat yang sangat baik untuk pembentukan hemoglobin. Selain berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh wanita hamil, juga membantu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta mendorong perkembangan otak. Hasil penelitian penulis sejalan dengan hasil penelitian Dewi Puspitaningrum (2013) yang menyimpulkan bahwa ada beda rata-rata antara nilai sebelum pemberian tablet Fe dengan sesudah pemberian tablet Fe, sehingga bisa dikatakan bahwa pemberian tablet Fe efektif untuk meningkatkan kadar darah Hemoglobin dan dapat menurunkan anemia (p = 0,000). Penelitian Muwakhidah (2009) menyimpulkan ada peningkatan kadar Hb setelah dilakukan intervensi berupa suplementasi zat besi pada responden selama 12 minggu dengan nilai p=0,000. Penelitian Isniati (2007) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata kadar Hb pre intervensi dengan rata-rata kadar Hb post intervensi, pada kelompok yang diberi supplement Fe (p = 0,000). Terdapat perbedaan rata-rata kadar hemoglobin antara sebelum dan sesudah suplementasi Fe dan vitamin C dengan nilai t hitung sebesar -11,168 dengan p value 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil setelah suplementasi Fe dan vitamin C (11,53 gr%) lebih besar dibanding dengan sebelum suplementasi Fe dan vitamin C (10,48 gr%). Hal itu membuktikan bahwa suplementasi Fe dan vitamin C berpengaruh terhadap peningkatan kadar Hb ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Panumbangan Kabupaten Ciamis, dengan rata-rata peningkatannya sebesar 1,05. Vitamin C berguna untuk membantu penyerapan besi sehingga absorbsi akan lebih banyak dalam usus. Zat besi dengan vitamin C membentuk askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diserap oleh organ-organ pada tubuh manusia. Pengubahan zat besi akan semakin besar bila ph di dalam lambung semakin asam. Dimana vitamin C dapat menambah keasaman

sehingga dapat membantu penyerapan zat besi di dalam lambung. Sehingga vitamin C yang dikonsumsi bersamaan dengan tablet Fe dapat mengoptimalkan penyerapan zat besi yang terkandung dalam tablet Fe. Menurut Mandriwati (2008) menyatakan bahwa tablet Fe lebih baik diminum bersamaan dengan minum vitamin C agar penyerapan lebih baik. Menurut Almatsier (2004:63) Penyerapan besi nonhem dapat ditingkatkan dengan kehadiran zat pendorong penyerapan seperti vitamin C, dimana vitamin C bertindak sebagai enhancer yang kuat dalam mereduksi ion ferri menjadi ion ferro, sehingga mudah diserap dalam ph lebih tinggi dalam duodenum dan usus halus. Hasil penelitian penulis sejalan dengan penelitian Festy Ladyani (2010) yang menyimpulkan ada pengaruh konsumsi tablet Fe 100 plus vitamin C 100 mg terhadap kadar Hb Ibu hamil yang lebih besar dibandingkan dengan konsumsi tablet Fe 100 mg saja, dimana pengaruh konsumsi tablet Fe 100 mg terhadap kenaikan kadar Hb ibu hamil sebesar 19.3%. sedangkan pengaruh konsumsi tablet Fe plus vitamin C 100 mg terhadap kenaikan kadar Hb ibu hamil sebesar 30%. Ada perbedaan yang signifikan rerata kenaikan kadar Hb setelah konsumsi Fe 100 mg dengan konsumsi tablet Fe 100 mg plus vitamin C (p value 0.000). Sri Suwarni (2013) menyimpulkan Pemberian suplemen besi dengan vitamin C secara bersamaan mampu memperbaiki penyerapan dari besi, dan menyebabkan peningkatan kadar hemoglobin lebih tinggi dibandingkan tanpa vitamin C (P < 0,001). Hasil penelitian Sri Suwarni (2012) menunjukkan bahwa mean peningkatan kadar Hb dari sebelum ke sesudah pada kelompok Fe + vitamin C lebih tinggi daripada kelompok Fe saja, kelompok vitamin C saja, maupun kelompok plasebo, semua perbedaan mean tersebut secara statistik signifikan (p<0.001). Terdapat perbedaan rata-rata kadar Hb ibu hamil yang diberi tablet Fe dan vitamin C dengan ibu hamil yang diberi tablet Fe saja di wilayah kerja Puskesmas Penumbangan Kabupaten Ciamis dengan t hitung = 2,136 dan nilai p value = 0,04 yang lebih kecil dari 0,05. Dimana rata-rata kadar Hb ibu hamil setelah mengkonsumsi tablet Fe bersama vitamin C (11,53 gr%) lebih besar dibanding dengan peningkatan kadar Hb ibu hamil yang hanya mengkonsumsi tablet Fe saja (10,80 gr%), dengan perbedaan rata-rata kadar Hb sebesar 0,73 gr%. Hal itu menunjukan bahwa suplementasi tablet Fe dan Vitamin C paling berpengaruh dibanding suplementasi Fe saja terhadap peningkatan Kadar Hemoglobin pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Penumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014. Tablet Fe merupakan suplemen besi yang mengandung besi dan sangat baik untuk pembentukan hemoglobin, dan absorpsi akan banyak ketika ditelan dengan vitamin C yang mempermudah penyerapan. Sehingga ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe bersama vitamin C akan mengalami peningkatan kadar Hb yang lebih tingggi dibanding dengan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe saja, yang dikarenakan adanya vitamin C yang membantu penyerapan zat besi menjadi lebih banyak atau optimal. Menurut Jordan (2004) absorbsi tablet Fe mengalami peningkatan jika terdapat asam di dalam lambung. Keberadaan asam ini ditingkatkan salah satunya dengan memberikan tablet Fe bersama tablet asam askorbat (vitamin C) 200 mg atau bersama jus jeruk. Menurut Almatsier (2004:63) menyatakan pemberian vitamin C perlu diberikan kepada ibu hamil anemia, karena vitamin C mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyerapan besi. Hal senada di ungkapkan Moehdji (2002) yang mengungkapkan berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa vitamin C diperlukan untuk penyerapan Fe. Hasil penelitian penulis sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yunisa Dwi Angganis (2009) yang menyimpulkan ada hubungan antara penambahan vitamin C pada suplementasi Fe folat dengan kenaikan kadar hemoglobin pada ibu hamil, dimana pemberian Fe folat + vitamin C mampu meningkatkan kadar hemoglobin 7.9 g/l lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian Fe folat saja, dan perbedaan tersebut secara statistik signifikan (b = 7.9; p = 0.013; CI95% 1.8 hingga 14.1). Nurrositawati Alviani (2012) menyimpulkan suplementasi zat besi dengan penambahan vitamin C dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil dibandingkan dengan pemberian tablet besi saja (t hitung = 7,10, p = 0,000), dimana rata-rata peningkatan kadar Hb pada kelompok eksperimen sebesar 0,9 gr %, sedangkan pada kelompok pembanding adalah 0,2 gr%.

SIMPULAN DAN SARAN Terdapat pengaruh suplementasi Fe terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Penumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014 (t = -7,155 dan p value = 0,000). Terdapat pengaruh suplementasi Fe dengan vitamin C terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Penumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014 (t = -11,168 dan p value = 0,000). Terdapat perbedaan rata-rata kadar Hb yang diberikan tablet Fe dan vitamin C dengan yang diberikan tablet Fe saja pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Penumbangan Kabupaten Ciamis Tahun 2014 (t =2,136 dan p value = 0,040). Disarankan dapat memberikan pengetahuan dan melayani pemberian tablet Fe dan vitamin C terutama pada ibu hamil trimester II, melalui pelayanan puskesmas ataupun posyandu, agar semua ibu dapat mengkonsumsi tablet Fe dan Vitamin C, sehingga dapat menanggulangi angka kejadian anemia pada ibu hamil. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita (2004) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. Arisman. (2004) Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.. (2008) Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi.Jakarta: EGC Evelyn Pearce (2009) Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. Gandasoebrata,R. (2001) Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat Ganong, William. F. (2003) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Terjemahan Brahm U. Jakarta:EGC Guyton A.C. and J.E. Hall (2007) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Terjemahan Irawati Setiawan. Jakarta: EGC http;//id.wikipedia.org/wiki/hemoglobin. Diakses tanggal 4 Mei 2014 Manuaba,IBG.(2010) Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta:EGC Moehji, S. (2002) Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakara: Bhratara Musbikin, I. (2008) Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra Pustaka Proverawati, A dan Siti Asfuah, (2009) Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Saifuddin, Abdul Bari. (2008) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka. Salmah, et al. (2006) Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Soebroto,I., (2009) Cara mudah mengatasi problem Anemia. Yogyakarta: Bangkit Solihah, Lutfiatus 2008. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta : Diva Pres. Sugiyono (2010) Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sulistyoningsih, Hariyani (2011) Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supariasa. (2001) Gizi dalam Masyarakat. Jakarta: PT. Elex Media Waryana, (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama Wiknjosastro, Hanafi (2005) Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Winarno, F.G., (2002). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Yuniastuti, A. (2008) Gizi dan Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta : Graha Ilmu. Soemardjo D, (2009) Vitamin dan Biomineral dalam Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta. EGC. Cetakan I Lestari,D, 2008, Uji Toleransi Lambung terhadap Ferro Sulfat yang Diberikan dalam Cangkang Kapsul Alginat pada Penderita Anemia Deffisiensi Besi. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. www.usu.library.com. Diakses tanggal 1 Oktober 2011