PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kurikulum 2013 tercatat sebagai perubahan ketiga selama era politik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

PDF created with pdffactory Pro trial version

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

Oleh. Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Model Pembelajaran Saintifik, Teks Laporan Hasil Observasi.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh Alfiandie Sinaga Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

Oleh Dwi Budi Mulyono

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

Oleh Devi Srita Ulina Br Bangun Dr. Syahnan Daulay, M.Pd.

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

Pengaruh Metode KWL (Know, Want to Know, Learned)

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Oleh Basa Elisa Febriani Sirait Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, menulis teks diskusi

BAB II KAJIAN TEORI. berupa masalah ataupun soal-soal untuk diselesaikan. sintesis dan evaluasi (Gokhale,1995:23). Menurut Halpen (dalam Achmad,

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

PDF created with pdffactory Pro trial version

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Oleh Evi Kristina Br Ujung Drs. Malan Lubis, M.Hum

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

Oleh: Asher Liparawinto Pasaribu Drs. Syahnan Daulay, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. itu, siswa dituntut untuk lebih aktif dan berpikir kritis untuk mencari media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

Pengaruh Model Pembelajaran The Learning Cell

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Disusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROBLEM SOLVING DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PGSD FIP UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 13BANDAR LAMPUNG

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Jurnal Bionatural, Volume 4 No. 1,Maret 2017 ISSN:

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 34 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Wenni Rosadi Silaban Drs. Syamsul Arif, M.Pd Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Pengaruh Model Problem Based Instruction (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 34 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 34 Medan sebanyak 250 orang. Sampel diambil secara acak sebanyak 60 orang, 30 dorang untuk kelas eksperimen dan 30 orang untuk kelas kontrol. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen post-test only control group design. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah penugasan. Dari pengolahan data diperoleh hasil post-test kelas ekperimen dan kelas kontrol. Adapun nilai rata-rata kelas eksperimen dengan model pembelajaran Problem Based Instruction = 77,5, standar deviasi=9.00, dan termasuk pada kategori sangat baik sebanyak 26,7%, kategori baik sebanyak 63,3% dan kategori cukup sebanyak 10%. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol dengan model Konvensional= 69,16, standar deviasi=9,66 dan termasuk pada kategori sangat baik sebanyak 10%, kategori baik sebanyak 43,3%, kategori cukup sebanyak 46.7%. Dari hasil uji data post-test diketahui keduanya berdistribusi normal. Dari uji homogenitas diperoleh bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, diperoleh t 0 sebesar 3,43, kemudian dikonsultasikan dengan t tabel sebesar = 2,01 pada taraf signifikasn 5% dk=(n1+n2)-2=58. Oleh karena t o yang diperoleh lebih besar dari t tabel, yaitu 3,43>2,01 maka hipotesis nihil (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bukti yang empirik bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 34 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Kata kunci: Pengaruh, Problem Based Instruction, Teks Eksposisi PENDAHULUAN Implementasi, pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Teks merupakan 1

ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks. Belajar Bahasa Indonesia tidak sekadar memakai bahasa Indonesia untuk menyampaikan materi belajar. Namun, perlu juga dipelajari soal makna atau bagaimana memilih kata yang tepat. Selama ini pembelajaran BI tidak dijadikan sarana pembentuk pikiran padahal teks merupakan satuan bahasa yang memiliki struktur berpikir yang lengkap. Karena itu pembelajaran BI harus berbasis teks. Melalui teks maka peran BI sebagai penghela dan pengintegrasi ilmu lain dapat dicapai. Pembelajaran teks membawa anak sesuai perkembangan mentalnya, menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan berpikir kritis. Adalah kenyataan, masalah kehidupan sehari-hari tak terlepas dari kehadiran teks. Untuk membuat minuman atau masakan, perlu digunakan teks arahan/ prosedur. Untuk melaporkan hasil observasi terhadap lingkungan sekitar, teks laporan perlu diterapkan. Untuk mencari kompromi antarpihak bermasalah, teks negosiasi perlu dibuat. Untuk mengkritik pihak lain pun, teks anekdot perlu dihasilkan. Selain teks sastra non-naratif itu, hadir pula teks cerita naratif dengan fungsi sosial berbeda. Perbedaan fungsi sosial tentu terdapat pada setiap jenis teks, baik genre sastra maupun nonsastra, yaitu genre faktual (teks laporan dan prosedural) dan genre tanggapan (teks transaksional dan ekspositori). Materi pembelajaran Bahasa Indonesia membuat muatan Kurikulum 2013 penuh struktur teks. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memang baik. Namun, di lapangan peserta didik menjadi jenuh karena setiap kali harus berhadapan dengan teks, teks, dan teks. Di samping itu, materi sastra yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan karakter dan budi pekerti peserta didik banyak dihilangkan. Kurikulum 2013 melakukan reduksi secara besar-besaran terkait dengan jenis teks sastra. Dari sejumlah kekayaan yang ada dalam khazanah sastra Indonesia, hanya sebagian kecil yang dimasukkan dalam kurikulum. Hal inilah yang juga sempat membuat sastrawan Taufik Ismail kecewa (Horison, Juni 2013). Sastra, selain dapat menggiring anak untuk gemar membaca dan menulis, juga dapat menjadi wahana penanaman nilai-nilai kehidupan bagi manusia yang berbudaya. 2

Salah satu pembelajaran berbasis teks yang harus dikuasai siswa yaitu teks eksposisi selain dari teks tanggapan deskriptif, teks hasil observasi, teks eksplanasi, teks cerpen, anekdot dan lain lain. Tujuan teks eksposisi adalah memberi informasi dan tambahan pengetahuan bagi pembaca. Oleh karena itu hendaknya siswa mampu memunculkan ide dan menuangkan gagasannya secara sistematis, runtut, dan lengkap.hal ini diperkuat oleh pendapat Tarigan (1996 : 3) kemampuan menulis siswa masih sangat kurang, mereka belum mampu menyatakan gagasan secara sempurna baik lisan maupun tulisan. Menurut Stafanus (dalam Budi 2009 :21) Pelajaran mengarang sebagai salah aspek dalam pengajaran bahasa Indonesia kurang ditangani secara sungguh sungguh. Akibatnya, keterampilan menulis siswa juga kurang memadai. Selain itu diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ariningsih, dkk dalam jurnal yang berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas (2012:41), Masalah dalam menulis juga dihadapi siswa antar lain : (1) sulit menentukan tema; (2) keterbatasan informasi; (3) adanya rasa malas atau bosan ; (4) penguasaan kaidah yang kurang baik. Sehingga minat dan motivasi siswa rendah dalam menulis khususnya menulis teks eksposisi. Selain itu, Suparno dan Yunus (2006:15) juga menyatakan bahwa: Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai dibanding tiga kemampuan bahasa yang lain. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki kebahasaan dan unsur isi harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Menulis merupakan sebuah proses yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan dan penyempurnaan. Rendahnya kemampuan dalam menulis juga disampaikan oleh Samsudin dalam jurnalnya (2012:2), yaitu : Salah satu hambatan yang menjadikan rendahnya keterampilan menulis siswa di sekolah adalah menulis eksposisi. Kegiatan menulis eksposisi menjadi suatu kegiatan pembelajaran yang sulit karena belum tersedianya bahan ajar tentang keterampilan menulis siap pakai yang dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran serta minimnya pelatihan menulis eksposisi bagi siswa padahal kegiatan menulis ini merupakan suatu wadah yang bisa dijadikan siswa sebagai sarana pencurahan gagasan. 3

Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran,namun kenyataannya dilapangan model yang digunakan guru dalam pembelajaran belum tepat. Ketika siswa belajar ilmu bahasa, maka yang dipelajari adalah ilmu bahasa sekitar yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI). Menurut Nurhadi (2004:109), Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi. Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan informasi/konsep pada subjek didik kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui satu arah seperti menuang air kedalam sebuah kelas. Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan caracara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang bermakna dan tidak seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik. Problem based instruction, siswa dituntut mengajukan pertanyaan atau masalah dan mencari jawaban atas permasalahan yang diajukan, sehingga diharapkan dapat 4

mengubah cara belajar siswa,mengembangkan rasa ingin tahunya dan menghubungkan konsep yangdipelajari dengan alam lingkungannya. Jadi adanya informasi danpengalaman baru mengakibatkan terjadinya perubahan dan membentuk pengetahuan baru sebagai hasil dari proses belajar. Hasil yang dicapaisiswa setelah proses belajar mencerminkan tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan materi. Pada proses pemecahan masalah yang dilakukan dengan penyelidikan autentik melalui percobaan atau demonstrasi. Dari kegiatan percobaan atau demonstrasi, maka keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dapat teramati dengan lembar observasi psikomotorik.pada proses pembelajaran, keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukkan sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan uraian dan fakta di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah ini dengan judul: Pengaruh Model Problem Based Instruction terhadap Kemampuan Menulis teks eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 34 Medan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen post-test only control group design. Dikuatkan oleh Arikunto (2006:12) yang mengemukakan bahwa post test only control group design yaitu eksperimen yang dilaksanakan dengan memberi perlakuan terhadap dua kelompok yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing masing dipilih secara random. Untuk kelompok yang satu sebagai eksperimen diberi pengajaran menulis teks eksposisi dengan model problem based instruction dan satu kelompok lagi sebagai kelas control diberi pengajaran menulis teks ekposisi dengan model konvensional. Instrumen adalah alat untuk menjaring data penelitian. Data penelitian ini adalah data hasil belajar siswa menulis teks eksposisi yang mendapat perlakuan dua model yang berbeda yaitu model PBI dengan model konvensional. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah unjuk kerja yaitu tes menulis teks eksposisi 5

dengan menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah dengan model konvensional. Kemudian diberi penjelasan tentang pembelajaran PBI dan konvensional serta cara menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran menulis teks eksposisi kemudian memberi penguatan dan terakhir ialah memberikan post tes. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi dengan menggunakan model problem based instruction menunjukkan hasil dalam kategori baik dengan nilai rata rata adalah 77,5 dengan nilai tertinggi 95 dan terendah 60. Kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi dengan menggunakan model konvensional menunjukkan hasil dalam kategori cukup dengan nilai rata rata adalah 69,16, dengan nilai tertinggi 90 dan terendah 55. Pengujian hipotesis t hitung = 3,43 >t tabel = 2,01, maka telah membuktikan bahwa hipotesis nihil (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif(h a ) diterima yaitu model problem based instruction membawa pengaruh yang positif dalam meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 34 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Pembahasan Istilah Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBM) diadopsi dari istilah inggris yaitu Problem Based Instruction (PBI). Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa ini, model pembelajaran ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inquiri. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2007:67), belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa masukan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya 6

bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. Menurut Ariends (2001:349), berbagai pengembangan Problem Based Intruction telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pengajuan Pertanyaan atau Masalah. Bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, Problem Based Intruction mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. 2. Berfokus pada Keterkaitan Antar Disiplin. Meskipun Problem Based Instruction mungkin berputar pada mata pelajaran tertentu masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, tutur bahasa dalam cerita mencakup berbagai subjek akademik dan terapan mata pelajaran seperti etnologi dan sosiologi. 3. Menyelidiki Autentik. Problem Based Intruction mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus 7

menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan, bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari. 4. Menghasilkan Produk dan Memamerkannya. Problem Based Instruction menurut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkip debat seperti pada pelajaran Roots and wings. Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan di jelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah. 5. Kolaborasi Problem Based Instruction dicirikan oleh siswa yang bekerja sama atau satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugastugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagai inkuiri atau dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir (Ariends, dalam Trianto, 2009: 93). Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat 8

memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut (Keraf, 1981:3). Menurut Marahimin (2004:193) Paragraf eksposisi adalah teks yang menyingkap sesuatu yang selama ini tertutup, terlindung, atau tersembunyi. Dalam hal ini yang disingkap dalam teks eksposisi adalah buah pikiran atau ide, pendapat yang akan diungkapkan, dengan demikian teks eksposisi biasanya menerangkan suatu yang berhubungan dengan proses atau prosedur suatu aktivitas. Pada saat menulis tekseksposisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu mendaftarkan topik yang menarik untuk dikembangkan, menyusun kerangka teks untuk mengembangkan pokok pikiran. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi adalah teks yang berusaha memberikan informasi atau penjelasan pada pembaca dengan cara mengembangkan gagasan sehingga menjadi luas dan mudah dipahami oleh pembaca. Salah satu bentuk teks eksposisi ialah menguraikan tentang suatu proses. Setelah prosedur penelitian terlaksana, akhirnya didapat sebuah hasil penelitian yang kemudian akan dibahas dalam hasil penelitian ini. Terlihat dari temuan penelitian bahwa hasil pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional tergolong dalam kategori cukup dengan nilai rata rata ( mean ) yaitu : 69,16 yang mendapat nilai sangat baik sebanyak 3 orang atau 10%, baik sebanyak 13 orang atau 43,3%, dan cukup sebanyak 14 orang atau 46,7%, ini dikarenakan siswa kurang aktif berpatisipasi dalam proses pembelajaran, siswa terlihat jenuh dalam belajar karena yang berperan secara keseluruhan adalah guru. Disini guru menjelaskan materi pembelajaran dan siswa hanya menyimak dan mencernanya. Oleh karena itu siswa kurang kreatif untuk mengembangkan ide idenya dalam menulis teks eksposisi. Hasil pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model problem based instruction tergolong dalam kategori baik, dengan nilai rata rata 77,5, sebanyak 8 orang atau 26,7% mendapat kategori sangat baik, sebanyak 19 atau 63,3% mendapat 9

kategori baik, sebanyak 3 orang atau 10% mendapat kategori cukup. Hal ini dikarenakan model problem based instruction lebih memusatkan kegiatan pada siswa terutama pada pemecahan masalah secara langsung oleh siswa tersebut, sehingga siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan ide idenya dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru hanya melakukan pendekatan scientific ( bertanya, mengarahkan) dan siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran, terutama dalam menulis teks eksposisi. Kemudian untuk hasil pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional tergolong dalam kategori cukup dengan nilai rata rata ( mean ) yaitu : 69,16 yang mendapat nilai sangat baik sebanyak 3 orang atau 10%, baik sebanyak 13 orang atau 43,3%, dan cukup sebanyak 14 orang atau 46,7%, ini dikarenakan siswa kurang aktif berpatisipasi dalam proses pembelajaran, siswa terlihat jenuh dalam belajar karena yang berperan secara keseluruhan adalah guru. Disini guru menjelaskan materi pembelajaran dan siswa hanya menyimak dan mencernanya. Oleh karena itu siswa kurang kreatif untuk mengembangkan ide idenya dalam menulis teks eksposisi. Ditemukan hasil pengujian hipotesis, yaitu t hitung (3,43) >t tabel (2,01), telah terbukti bahwa hipotesis nihil (H 0 ) ditolak dan hipotesis (H a ) dengan model problem based instruction diterima. Maka secara keseluruhan, pengajaran dengan model problem based instruction memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP Negeris 34 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. PENUTUP Berdasarkan paparan yang telah disampaikan di atas, dapat dibuat beberapa simpulan, yaitu: Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 34 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dalam menulis teks eksposisi dengan menggunakan model problem based instruction dalam kategori baik dengan nilai rata rata 77,5. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 34 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dalam menulis teks eksposisi dengan menggunakan model konvensional dalam kategori 10

cukup dengan nilai rata rata 69,16. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based instruction berpengaruh positif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP Negeri 34 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin abdul. 2010. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. A.R, Syamsudin. 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Keraf, G. (1981). Eksposisi dan Narasi. Ende-Flores: Nusa Indah. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo. Suparno dan Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta : Depdikbud UT. Tarigan, H.G. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto, M.Pd. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 11