BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pikir manusia. Astuti (2009:1) mengemukakan bahwa perkembangan pesat di bidang

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional terdapat penjelasan mengenai standar nasional. dan afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

09. Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

09. Mata Pelajaran Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan memiliki peranan penting bagi perkembangan suatu

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

PEMETAAN SOAL-SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMA/MA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN TAHUN AJARAN 2011/2012. (Khususnya aspek kognitif berdasarkan TIMSS)

BAB I PENDAHULUAN. daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi manusia, suatu cara yang menggunakan informasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nining Priyani Gailea, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan cerdas, damai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini pesatnya kemajuan teknologi informasi

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER Saat ini penggunaan ICT untuk kegiatan belajar dan mengajar menjadi salah satu ciri perkembangan masyarakat modern. ICT dapat dimaknakan sebagai bentuk penggunaan teknologi untuk mengirim, memproses, menyimpan, membuat, menampilkan, dan bertukar informasi menggunakan peralatan elektronik [25]. Peralatan yang dimaksud meliputi radio, televisi, video, DVD, telepon, handphone, sistem satelit, komputer termasuk di dalamnya aplikasi seperti videoconference, e- mail, dan blog. Salah satu hal yang sering menjadi faktor kegagalan penerapan ICT untuk pendidikan dikarenakan ICT hanya ditinjau dari perspektif teknologi. Mengingat hubungannya dengan tujuan pendidikan, sudah seharusnya tinjauan pedagogik penggunaan ICT dilakukan. Salah satu tugas utama pendidikan pada setiap tingkatan adalah mendukung perkembangan kemampuan berpikir siswa [2]. Diantara kemampuan-kemampuan penting yang harus dibangun itu antara lain kemampuan berpikir logis dan kritis yang direpresentasikan melalui kemampuan berpikir strategis (strategic thinking) dan penyelesaian masalah (problem solving) [2]. Pengembangan metoda pembelajaran penting dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan berpikir siswa khususnya pada matematika. Penerapan teknologi komunikasi dan informasi di ruang kelas dapat menjadi tool yang sangat bermanfaaat dalam membangun kemampuankemampuan tersebut. Selama dua dekade terakhir komputer telah banyak digunakan sebagai media pembelajaran. Penggunaan komputer dalam bidang pendidikan memberikan dampak pada peran dan hubungan antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal terpenting dalam penyelenggaraan pembelajaran berbasis komputer adalah memfokuskan bagaimana komputer dapat berperan sebagai alat pembelajaran, bukan bagaimana belajar dari atau tentang komputer (Handal & Herrington,2003; Jonassen 19

& Reeves, 1996) [14]. Dengan menggunakan komputer, guru dapat memacu siswa untuk berinteraksi dengan materi secara lebih kompleks. Selain itu, komputer memungkinkan guru untuk berperan lebih sebagai fasilitator dan pengawas dengan menggunakan pola pengajaran yang bersifat learnercentered. 3.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Komputer Jeremy M. Roschele menyatakan bahwa pembelajaran berbasis komputer sebagai metoda pembelajaran mendukung terpenuhinya karakteristik pembelajaran yang efektif, seperti berikut [19] : Adanya keterlibatan siswa secara aktif. Kegiatan pembelajaran akan maksimal apabila siswa memiliki kesempatan untuk secara aktif mengkonstruksikan pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman, interpretasi, dan interaksi. Ketika siswa hanya ditempatkan secara pasif sebagai penerima informasi, seringkali siswa gagal membangun konsep dan pemahaman untuk kemudian mengaplikasikannya pada situasi di luar informasi yang diterima. Pendidikan masa kini menghendaki siswa memiliki peranan aktif dalam penyelesaian masalah, berkomunikasi secara efektif, menganalisa informasi, dan mendesain solusi. Walaupun pembelajaran aktif dan konstruktif dapat didesain dengan atau tanpa komputer, kemajuan teknologi menjadikan pembelajaran berbasis komputer sebagai metoda yang dapat mendukung karakteristik pembelajaran ini. Sebagai contoh, dengan pembelajaran berbasis komputer siswa dapat berlatih penjumlahan melalui software yang didesain untuk secara random memunculkan soal penjumlahan. Siswa dapat melakukan percobaan berapa kali dengan memasukkan hasil penjumlahan, dan secara langsung memperoleh respon apakah jawaban itu benar atau salah. Hal ini sekaligus mengefektifkan waktu pembelajaran dibandingkan ketika guru harus merespon setiap jawaban siswa satu per satu. Adanya partisipasi dalam kelompok/grup. Pembelajaran dengan melibatkan unsur sosial memberi kesempatan bagi siswa untuk membangun keahlian yang lebih kompleks dibanding pembelajaran 20

individual. Ketika siswa menyelesaikan tugas secara berkelompok, siswa dapat belajar dari siswa lain, selain berdiskusi dan bertukar pikiran. Melalui forum diskusi informal, guru dan siswa dapat saling menyampaikan saran, bertukar infomasi dan menyelesaikan permasalahan. Selain itu, pada usia anak-anak lingkungan sosial seringkali menjadi motivasi siswa untuk belajar. Karena identitas sosial seorang anak dibangun melalui partisipasi pada suatu komunitas, maka melibatkan siswa dalam aktifitas sosial pendidikan dapat menjadi motivator yang sangat berharga dan memberikan pembelajaran yang lebih baik dibanding pembelajaran individual. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa teknologi komputer hanya menumbuhkan perilaku antisosial dan individual, terutama untuk aplikasi yang bersifat tutorial dan latihan. Namun demikian, keberadaan teknologi Internet dan jaringan memungkinkan pembelajaran berbasis komputer memasukkan unsur komunikasi dan kolaborasi dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan aktifitas sosial seluruh peserta pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan pencapaian pemahaman siswa. Interaksi dan umpan balik. Pada pola pembelajaran tradisional, siswa seringkali hanya memiliki sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan materi, guru, ataupun siswa lain. Selain itu, siswa tidak dapat langsung menerima respon dan umpan balik atas pengerjaan tugas dan harus menunggu dalam jeda waktu tertentu. Di lain pihak, penelitian di bidang pendidikan menyarankan bahwa waktu pembelajaran akan jauh lebih efektif ketika siswa memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan ide dan ketika umpan balik mengenai kelayakan ide tersebut disampaikan dengan segera. Hubungan dengan konteks pada dunia nyata. Untuk dapat membangun kemampuan mentransfer ilmu pengetahuan dari ruang kelas ke dunia nyata tidak cukup hanya dengan menghafal teori dan fakta. Dengan mengaplikasikan langsung pengetahuan yang dimilikinya, siswa akan memiliki pemahaman lebih mendalam tentang konsep dan teori. 21

Komputer dapat menjadi media yang tepat sebagai penghubung antara teori di kelas dengan pembelajaran di dunia nyata. Sebagai contoh, menggunakan teknologi animasi siswa dapat merasakan pembelajaran yang lebih real dan konkret untuk penggambaran obyek-obyek pada dunia nyata. Gambar 3.1 menunjukkan karakteristik pembelajaran yang dapat dibangun melalui pendekatan computer-based learning. computer-based learning active collaborative interactive contextualized Gambar 3.1 Karakteristik pembelajaran berbasis komputer. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis komputer sangat tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun demikian, penggunaaan komputer dan internet belumlah cukup untuk membangun suatu proses pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis komputer [19] : studi mengenai aspek kognitif yang berkesinambungan; kurikulum yang mendukung aplikasi teknologi dalam pendidikan; kemampuan teknologi guru dan siswa; jenis penugasan dan evaluasi yang disampaikan melalui pembelajaran berbasis komputer; kesiapan sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis teknologi. 22

3.2 Struktur Pembelajaran Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari SD untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam SI dan SKL disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk 23

menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut [22] : bilangan geometri dan pengukuran pengolahan data Struktur pembelajaran adalah tahapan kegiatan dalam proses mengajar. Komponen struktur pembelajaran adalah sebagai berikut [1]. a. Pendahuluan Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut : Apersepsi : mengingatkan dan memperbaiki kemampuan siswa mengenai pelajaran terdahulu yang berkaitan dengan pelajaran, biasa dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan lisan dan tertulis. Motivasi : usaha membangkitkan daya penggerak yang mendorong siswa untuk belajar. Motivasi selain sebagai pendahuluan, juga dilakukan sepanjang kegiatan belajar. Penjelasan tujuan dan sistematika belajar. b. Pengembangan Tahap ini digunakan untuk pengembangan tujuan pembelajaran matematika. Secara umum ada dua macam obyek yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran matematika, yaitu obyek langsung dan obyek tidak langsung. Obyek tidak langsung berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan skill matematika. Obyek tidak langsung berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, alih belajar (transfer of learning), menyelidiki, kreatif, bersifat kritis, teliti dan pengembangan sikap positif lainnya. 24

Fakta disampaikan dengan penjelasan tentang arti dari fakta itu. Konsep dapat disajikan dengan memberikan contoh sampai akhirnya siswa dapat mendefinisikan konsep itu. Prinsip diajarkan dengan berbagai metoda, model atau pendekatan pembelajaran, misalnya dengan pertemuan terbimbing, tanya jawab, atau kegiatan interaktif menggunakan komputer. Skill dilatihkan dengan memberikan contoh-contoh dan latihan-latihan. c. Penerapan Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk : mengerjakan soal-soal latihan untuk memantapkan konsep/prinsip; menerapkan pengetahuan melalui latihan memecahkan soal-soal yang berkaitan dengan pengembangannya dalam matematika dan kehidupan seharihari. d. Penutup Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman dan penugasan. Tabel 3.1 Struktur pembelajaran matematika. Tahap Nama Tahapan Jenis Kegiatan 1 Pendahuluan Apersepsi, motivasi, introduksi 2 Pengembangan Pembelajaran konsep dan prinsip 3 Penerapan Pelatihan penggunaan konsep, pelatihan skill, evaluasi 4 Penutup Penyusunan rangkuman, penugasan 25