III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014)

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE PENELITIAN. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah vegetasi mangrove

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 2 BAHAN DAN METODA

METODOLOGI PENELlTlAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

MPIRAN 1. Hasil Pengamatan Mangrove di Pantai Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012 pada areal

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

KAJIAN ZONASI VEGETASI MANGROVE DI AREA TANAH TIMBUL SEGARA ANAKAN CILACAP

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

ANALISIS KOMUNITAS VEGETASI HUTAN KOTA LEBAK SILIWANGI

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

Struktur Vegetasi Mangrove di Desa Ponelo Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka data analisis mengunakan statistik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 Januari 2016 dan pada

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Terminal Betan Subing Tebanggi Besar. Lampung Tengah, pada bulan September - Oktober 2012.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengahpada

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

Keanekaragaman Vegetasi Mangrove di Pantai Tanamon Sulawesi Utara (Diversity of Mangrove Vegetation in Tanamon Beach North Sulawesi)

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

ANALISIS VEGETASI DAN STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI TELUK BENOA-BALI. Dwi Budi Wiyanto 1 dan Elok Faiqoh 2.

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan

STRUKTUR VEGETASI MANGROVE ALAMI DI AREAL TAMAN NASIONAL SEMBILANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MARTAJASAH KABUPATEN BANGKALAN

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research yang

METODOLOGI. Kerapatan jenis (K)

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Kata kunci : Mangrove, Nilai Penting, Desa Tanjung Sum, Kuala Kampar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN di pesisir Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat Sumatera Utara. penelitian dalam dilihat pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif (Muhamad Ali, 1992). Jenis penelitian ini memberikan

METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

PENGUKURAN BIODIVERSITAS

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

ANALISIS STOK KARBON HUTAN MANGROVE PADA BERBAGAI TINGKAT KERUSAKAN DI SEGARA ANAKAN CILACAP

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di hutan mangrove Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah, International Tropical Marine and Earth Science Laboratory (ITMEL) Universitas Jenderal Soedirman dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari Juni 2014. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014) Keterangan : Lingkaran merah merupakan titik lokasi penelitian Koordinat : Stasiun A: 7 42'51.83"LS - 108 52'42.02"BT (Restorasi 12 tahun) Stasiun B: 7 42'53.13"LS - 108 52'38.37"BT (Restorasi 7 tahun) Stasiun C: 7 42'55.97"LS - 108 52'43.92"BT (Restorasi 2 tahun) Stasiun D: 7 42'57.41"LS - 108 52'46.47"BT (Rusak bekas tambak) Stasiun E: 7 42'33.14"LS - 108 52'47.61"BT (Rusak akibat illegal loging) 9

B. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara acak terkelompok (cluster random sampling) berdasarkan pada kondisi yang berbeda yaitu stasiun A umur restorasi 12 tahun, stasiun B umur restorasi 7 tahun, stasiun C umur restorasi 2 tahun, stasiun D kondisi rusak bekas tambak dan stasiun E kondisi rusak akibat illegal loging. Masing-masing stasiun dibuat 2 plot ukuran 5 x 5 m untuk anakan pohon dan 10 x 10 m untuk pohon. Masing-masing stasiun dilakukan peletakan plot ukuran 10 x 10 m, kemudian didalamnya diletakkan plot ukuran 5 x 5 m. C. Parameter Penelitian Parameter utama yang diukur adalah jumlah individu tiap spesies, dan Diameter of Breast Height (DBH). Parameter pendukung yang diukur adalah suhu, salinitas, ph tanah, jenis tekstur tanah, kandungan air dalam tanah, kadungan bahan organik dalam tanah. 10

Studi pustaka Persiapan alat dan bahan Survai lokasi Penentuan lokasi penelitian Area rusak bekas tambak, area rusak akibat illegal loging Area restorasi umur 12 tahun, 7 tahun, 2 tahun Pengukuran faktor lingkungan Pengukuran diameter pohon dan anakan pohon mangrove Pengambilan sampel tanah Analisis data Analisis pengelompokan spesies tumbuhan mangrove (Cluster Analysis) dan faktor lingkungan menggunakan aplikasi primer 6 Analisis Biomassa menggunakan persamaan allometrik dari Komiyama Analisis, Indeks Nilai Penting (INP) dan indeks keanekaragaman menggunakan Shannon Wiener Area restorasi umur 12 tahun, 7 tahun, 2 tahun Analisis Karbon tersimpan menggunakan rumus dari Donato Area rusak bekas tambak, area rusak akibat illegal loging Struktur komunitas tumbuhan mangrove dan nilai karbon tersimpan pada tumbuhan mangrove Perbedaan struktur komunitas tumbuhan mangrove dan karbon tersimpan Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 11

D. Cara Kerja 1. Pengambilan Data Vegetasi Mangrove 1.1 Data vegetasi mangrove ditentukan secara acak terkelompok, plot sampling yang digunakan adalah ukuran 10 x 10 m untuk pohon dengan DBH lebih dari atau sama dengan 10 cm, ukuran plot 5 x 5 m untuk anakan pohon dengan DBH 1-10 cm. 1.2 Data vegetasi mangrove yang diambil pada masing-masing plot meliputi jumlah jenis, jumlah individu tiap jenis, DBH untuk pohon dan anakan pohon (Risva, 2003). 2. Pengukuran Parameter Lingkungan 2.1 Suhu air menurut Risva (2003) diukur dalam plot sampling, dengan cara mencelupkan termometer ke dalam air dengan kedalaman sekitar 20 cm selama beberapa menit, sampai diperoleh angka konstan. 2.2 Suhu udara menurut Risva (2003) diukur dengan cara menggantung hygrometer pada tempat terbuka selama beberapa menit, sampai diperoleh angka konstan. 2.3 ph tanah menurut Risva (2003) diukur menggunakan soil tester, dengan cara menancapkan ke dalam tanah sampai diperoleh angka konstan. 2.4 Salinitas menurut Risva (2003) diukur menggunakan salt refraktometer dengan cara meneteskan sampel air pada kaca refraktometer kemudian dilihat salinitasnya. 2.5 Jenis tekstur tanah menurut Sulaiman et al., (2005) dianalisis dengan cara pemisahan pasir, dengan cara suspensi tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan ayakan 50 mikron sambil dicuci dengan air bebas ion. Filtrat ditampung dalam silinder 500 ml untuk pemisahan debu dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dipindahkan ke dalam pinggan alumunium yang telah diketahui bobotnya dengan air bebas ion menggunakan botol semprot. Dikeringkan hingga bebas air dalam oven pada suhu 1050C, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat pasir = A g). Pemisahan debu, dengan cara filtrat dalam silider diencerkan menjadi 500 ml, diaduk selama 1 menit dan segera dipipet sebanyak 20 ml ke dalam pinggan aluminium. Filtrat dikeringkan pada suhu 1050C selama 1 malam dan didinginkan dalam eksikator selanjutnya ditimbang (berat debu + liat + peptisator = B g). Pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30 menit pada suhu 12

kamar. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan dan dimasukkan ke dalam pinggan aluminium. Suspensi liat dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C, kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat liat + peptisator = C g). Bobot peptisator pada pemipetan 20 ml berdasarkan penghitungan adalah 0,0095 g. Bobot ini dapat pula ditentukan dengan menggunakan blanko. Penghitungan hasil sebagai berikut : Fraksi pasir = Ag Fraksi debu = 25 (B C) g (3-1) Fraksi liat = 25 (C- 0,0095) g (3-2) Jumlah fraksi = A + 25 (B 0,0095) g (3-3) Pasir (%) = (3-4) Debu (%) = (3-5) Liat (%) = (3-6) Keterangan A = berat pasir B = berat debu + liat + peptisator C = berat liat + peptisator 25 = faktor konversi dari 20 ml ke 500 ml 100 = faktor konversi ke (%) 2.6 Kandungan air dalam tanah menurut Sudjadi et al., (1971) dianalisis dengan cara sampel tanah yang diperoleh dari lapangan diletakan pada wadah, kemudian ditimbang dengan timbangan digital dan dicatat hasil penimbangan sebagai berat basah dalam satuan gram. Selanjutnya, sampel dimasukkan dalam oven dengan suhu 105 C selama 2x24 jam sampai warna tanah berubah menjadi hitam keabu-abuan, selanjutnya ditimbang kembali sebagai berat kering menggunakan timbangan digital. Selisih antara berat basah dan berat kering merupakan kandungan air dalam tanah. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kandungan air dalam tanah. Pengukuran dilakukan dengan 13

menggunakan metode gravimetrik. Penghitungan kandungan air dalam tanah adalah sebagai berikut: WC = Bo Ba x 100% Bo Keterangan: WC : Water Content (%) B0 : Berat Awal Sampel Ba : Berat Akhir Sampel (3-7) 2.7 Kandungan bahan organik dalam tanah menurut Sudjadi et al., (1971) diukur dengan cara sampel tanah yang sudah dikeringkan pada pengukuran kandungan air dalam tanah, kemudian dikemas dengan aluminium foil dan ditimbang dengan timbangan digital serta dicatat beratnya sebagai berat awal. Kemudian sampel tanah dibakar dalam furnace selama 4 jam pada suhu 400 C, setelah dingin ditimbang kembali dengan timbangan digital dan dicatat beratnya sebagai berat akhir. Selisih antara berat awal dan berat akhir merupakan kandungan bahan organik. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan metode gravimetrik. Kandungan bahan organik dihitung dengan rumus sebagai berikut : OC = Bo Ba x 100% (3-8) Bo Keterangan : OC : Organic content (%) Bo : Berat Awal Sampel Ba : Berat Akhir Sampel E. Analisis Data 1. Analisis Struktur Komunitas Struktur komunitas mangrove ditelusuri melalui perhitungan indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman spesies Shannon Wiener. 1.1. Indeks Nilai Penting Kerapatan (3-9) 14

Kerapatan Relatif x 100% Frekuensi (3-10) (3-11) Frekuensi Relatif x 100% Dominansi (3-12) (3-13) Dominansi Relatif x 100% (3-14) Nilai Penting (pohon dan pancang) KR FR DR (3-15) Nilai Penting (semai, semak, dan herba) KR FR (Krebs, 1972). (3-16) 1.2. Indeks Keanekaragaman Shannon Wiener (3-17) Keterangan : H = Indeks Keanekaragaman Shannon Wiener ni = Jumlah individu dari suatu spesies i N = Jumlah total individu seluruh spesies Besarnya indeks keanekaragaman spesies Shannon Wiener didefinisikan sebagai berikut: 1.2.1. Nilai H > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu plot melimpah tinggi. 1.2.2. Nilai H 1 H 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu plot sedang. 1.2.3. Nilai H < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu plot rendah (Magurran, 1988). 15

2. Analisis Biomassa Kandungan karbon tersimpan pada mangrove dianalisis dengan cara penghitungan biomassa yang diperoleh dari DBH yang dihitung dengan persamaan allometrik (Komiyama, 2008). Persamaan allometrik yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Persamaan Allometrik untuk Pengukuran Biomassa No Spesies 1 Avicennia marina 2 Rhizophora apiculata 3 Rhizophora mucronata 4 Bruguiera gymnorrhiza 5 Bruguiera parviflora 6 Xylocarpus granatum 7 Persamaan Wtop = 0.308DBH2.11 Comley and McGuinness (2005) Wtop = 0.235DBH2.42 Ong et al. (2004) Wtop = 0.128DBH2.60 Fromard et al. (1998) Wtop = 0.186DBH 2.31 Clough and Scott (1989) Wtop = 0.168DBH2.42 Clough and Scott (1989) Wtop = 0.0823DBH2.59 Clough and Scott (1989) Wtop = 0.251ρDBH2.46 Komiyama et al. (2005) Common equation Keterangan: Wtop = Biomassa pohon (kg/m2) ρ = Wood density (g/cm3) DBH = Diameter of Breast Height (cm/individu) Spesies yang tidak tercantum pada tabel 3.1, menggunakan rumus Common equation. 3. Rumus Karbon Tersimpan Penentuan karbon tersimpan (Donato et al., 2011) C = BI X 0,46 (3-18) Keterangan: C = Karbon tersimpan (ton/ha) BI = Biomassa pohon perluasan (ton/ha) merupakan hasil konversi dari (kg/m2) 16