BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

BAB II. DISKRIPSI PROSES. bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial

Prarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

TRICRESYL PHOSPHATE DARI CRESOL DAN PHOSPHORUS OXYCHLORIDE

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PRARENCANA PABRIK ASETON DARI ISOPROPIL ALKOHOL

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

VII. TATA LETAK PABRIK

I. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

BAB I PENGANTAR. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT DARI ASETON SIANOHIDRIN 1 DAN METANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya pabrik-pabrik kimia yang didirikan. Hal ini memacu

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERANCANGAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

Prarancangan Pabrik n-butanol Proses Hidrogenasi Butyraldehide Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Pabrik Benzyl Alkohol dari Benzyl klorida dan Natrium karbonat Kapasitas 5000 ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri telah menuntut semua negara ke arah industrialisasi. Indonesia

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Zainiyah Salam ( ) Anggi Candra Mufidah ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT

BAB II PERANCANGAN PRODUK

Laporan Tugas Akhir Perancangan Pabrik Butil Asetat Dari Butanol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Di era global seperti sekarang ini, pembangunan disekitar industri mengalami perkembangan yang sangat cepat termasuk didalamnya pembangunan di sub sektor industri kimia. Seiring dengan pesatnya perkembangan industri khususnya industri plastik kebutuhan akan plasticizer semakin meningkat mengikuti perkembangannya. Dewasa ini, salah satu industri kimia yang berkembang dengan pesat adalah industri bahan polimer yang menghasilkan berbagai jenis produk plastik, serat sintetis, karet sintetis, dan sebagainya. Tricresyl phosphate (TCP) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul (CH 3 C 6 H 4 O) 3 PO yang digunakan sebagai plasticizer (bahan pelunak),pelarut bahan selulosa asetat maupun cable coating (pelapis kabel), gasoline aditif, lubricant (bahan pelumas). Bentuk dan wujud tricresyl phosphate berupa cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau, tidak larut dalam air, larut dalam cairan organik dan tidak menyerap air. Di Indonesia industri tricresyl phosphate belum ada. Selama ini tricresyl phosphate masih di impor dari Amerika dan Jepang. Dalam perancangan ini digunakan cresol dan phosphorus oxychloride sebagai bahan baku untuk tricresyl phosphate. Dengan diproduksinya tricresyl phosphate diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tricresyl phosphate di Indonesia. Disamping itu dengan didirikannya pabrik tricresyl phosphate dapat membuka lapangan kerja baru dan diharapkan dapat memacu berdirinya pabrik-pabrik lain yang menggunakan tricresyl phosphate. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas maka pabrik ini layak didirikan di Indonesia. Kehadiran pabrik tricresyl phosphate di Indonesia akan mendatangkan beberapa keuntungan, antara lain :

a. Menghemat devisa negara, produk tricresyl phosphate segera mungkin dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga mengurangi ketergantungan import. b. Membuka peluang bagi didirikannya industri lain yang menggunakan tricresyl phosphate sebagai bahan baku. c. Membantu usaha alih teknologi karena pabrik yang didirikan memerlukan banyak tenaga ahli dan terdidik. d. Membuka lapangan kerja baru dalam rangka mengurangi pengangguran dan kemiskinan. e. Selain itu pendirian pabrik ini bertujuan untuk diversifikasi produk menjadi bahan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi sehingga akan menunjang pendapatan negara. 1.3 Kapasitas Rancangan Pabrik Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik. tricresyl phosphate.penentuan kapasitas pabrik tricresyl phosphate dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Prediksi kebutuhan tricresyl phosphate Dengan semakin berkembangnya industri plastik, maka untuk kebutuhan tricresyl phosphate diperkirakan akan terus meningkat.data import tricresyl phosphate menurut data statistik dari tahun 2000-2004 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Data kebutuhan impor tricresyl phosphate Tahun Impor ( ton ) 2000 561,35 2001 831,37 2002 937,45 2003 1209,76 2004 1955,64 Sumber : Badan Pusat Statistik Semarang, 2004

Kapasitas 2500 2000 1500 1000 500 y = 316,697x - 632928,280 R 2 = 0,885 0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun Gambar 1. Grafik Hubungan antara Tahun ke- dengan Kebutuhan impor tricresyl phosphate Pada tahun 2010 diperkirakan kebutuhan tricresyl phosphate mencapai: y = 316,697(2010) 632.928,280 = 3.632,69 ton/tahun. 2 Ketersediaan Bahan Baku Untuk menjamin kontinuitas produksi pabrik bahan baku harus mendapat perhatian serius secara periodik dalam jumlah yang cukup. Bahan baku yang di gunakan dalam proses pembuatan tricresyl phosphate adalah cresol dan phosphorus oxychloride. Bahan baku pembuatan TCP adalah cresol diperoleh dari PT. Anugrah Niaga Mandiri, Indonesia dan phosphorus oxychloride yang masih diimpor dari luar negeri seperti: Amerika, Cina, Jepang, Jerman, dan Malaysia Dari reaksi yang terjadi, kebutuhan bahan baku cresol dan phosphorus oxychloride adalah sebagai berikut: 3CH 3 C 6 H 4 OH + POCl 3 (CH 3 C 6 H 4 O) 3 PO + 3HCl Dengan data-data diatas maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas produksi bahan baku dapat memenuhi kebutuhan pabrik TCP. 3. Kapasitas komersial Dalam menentukan besar kecilnya kapasitas pabrik tricresyl phosphate yang akan dirancang, kita harus mengetahui dengan jelas

kapasitas pabrik yang sudah beroperasi dalam pembuatan tricresyl phosphate. Pabrik tricresyl phosphate yang telah berdiri di luar negeri adalah di negara China, kapasitas produksi mencapai 800-1.000 ton per tahun, Negara Jepang 33.000 ton per tahun, dan USA mencapai 54.000 ton per tahun. (www.tricresyl phosphate.com.) Dari pertimbangan-pertimbangan diatas maka kapasitas produksi pabrik tricresyl phosphate dipilih sebesar 25.000 ton /tahun. Dengan kapasitas tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. 1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik Penentuan lokasi suatu perusahaan sangat penting dalam perancangan pabrik karena hal ini berhubungan langsung dari nilai ekonomis pabrik yang akan dibangun. Pabrik tricresyl phosphate ini direncanakan akan dibangun di daerah Citeureup, Jawa Barat. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi pabrik yang akan dirancang secara teknis dan ekonomis menguntungkan. 1. Faktor Primer a. Penyediaan bahan baku Kriteria penilaian dititik beratkan pada kemudahan meemperoleh bahan baku. Dalam hal ini, bahan baku cresol diperoleh dari PT. Anugrah Niaga Mandiri, Indonesia dan POCl 3 diperoleh Great Lake Chemical, Nitro, USA.. b. Pemasaran produk Faktor yang perlu diperhatikan adalah letak wilayah pabrik yang membutuhkan tricresyl phosphate dan jumlah kebutuhannya. Daerah Citeureup merupakan daerah yang strategis untuk pendirian suatu pabrik karena lokasinya cukup strategis untuk didirikan sebuah industri tricresyl phosphate. c. Sarana transportasi Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses penyediaan bahan baku dan pemasaran produk. Dengan adanya

fasilitas jalan raya, dekat dengan bandara. maka pemilihan lokasi di Citeureup sangat tepat. d. Tenaga kerja Tersedianya tenaga kerja yang terampil mutlak diperlukan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Dan tenaga kerja dapat direkrut dari daerah Citeureup dan sekitarnya. e. Penyediaan utilitas Perlu diperhatikan sarana-saran pendukung seperti tersedianya air, listrik, dan sarana lainnya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Sebagai suatu kawasan industri yang telah direncanakan dengan baik maka unit penyediaan air diambil dari air sungai Cileungsi yang mengalir dekat lokasi pabrik tricresyl phosphate sedangkan unit penyediaan listrik diambil dari PLN dan generator sebagai cadangan. 2. Faktor Sekunder a. Perluasan areal pabrik Citeureup memiliki kemungkinan untuk perluasan pabrik karena mempunyai areal yang cukup luas. Hal ini perlu diperhatikan karena dengan semakin meningkatnya pemintaan produk akan menuntut adanya perluasan pabrik. b. Karakteristik lokasi Karakteristik lokasi menyangkut iklim didaerah tersebut, yang tidak rawan terjadinya banjir, serta kondisi sosial masyarakatnya. Dalam hal ini Citeureup bisa digunakan sebagai lokasi pendirian pabrik tricresyl phosphate. c. Kebijaksanaan pemerintah Pendirian pabrik perlu memperhatikan beberapa faktor kepentingan yang terkait didalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri, dan hubungannya dengan pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan hasil-hasil pembangunan. Di samping itu, pabrik yang didirikan

juga harus berwawasan lingkungan, artinya keberadaan pabrik tersebut tidak mengganggu atau merusak lingkungan sekitarnya. d. Kemasyarakatan Dengan masyarakat yang akomodatif terhadap perkembangan industri dan tersedianya fasilitas umum untuk hidup bermasyarakat, maka lokasi di Citeureup dirasa tepat. Dari pertimbangan faktor-faktor di atas, maka dipilah daerah Citeureup, Propinsi Jawa Barat sebagai pendirian pabrik tricresyl phosphate. 1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Macam-Macam Proses Pembuatan Tricresyl Phosphate Tricresyl phosphate dapat dibuat melalui beberapa proses berdasarkan bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial yang di pakai untuk memproduksi tricresyl phosphate yaitu : 1. Proses dengan bahan baku cresol dan phosphorus pentachloride 2. Proses dengan bahan baku cresol dan phosphorus oxychloride Uraian kedua proses diatas adalah sebagai berikut : 1. Proses dengan bahan baku cresol dan phosphorus pentachloride Salah satu proses dalam pembuatan tricresyl phosphate adalah dengan mereaksikan senyawa cresol dengan phosphorus penta chloride (U.S Patent,1938) Reaksinya adalah sebagai berikut : 3CH 3 C 6 H 4 OH + PCL 5 (CH 3 C 6 H 4 O) 3 PCL 2 + 2 HCl (CH 3 C 6 H 4 O) 3 PCL 2 + H 2 O (CH 3 C 6 H 4 O)PCl + 3 HCl Prinsip dalam pembuatan tricresyl phosphate dengan bahan baku cresol dan phosphorus pentachloride adalah sebagai berikut : cresol dimasukkan ke dalam reaktor kemudian ditambahkan PCl5 secara perlahan. Penambahan secara kontinyu dengan laju alir 5 lb per menit untuk 900 lb cresol. Air hangat yang berisi sejumlah uap

air dihembuskan ke dasar reaktor. Panas reaktor didapat dari reaksi eksothermis dan temperature dipelihara pada suhu 80 o C dengan cara mengatur laju alir penambahan PCl 5. Setelah semua PCl 5 dimasukkan laju udara dari uap air dilanjutkan sampai reaksi hidrolisis sempurna. HCl yang diperoleh diambil dan dipindahkan ke system recovery. tricresyl phosphate mentah kemudian dipindahkan dari reaktor dan dimurnikan. Konversi yang diperoleh sekitar 85 sampai 90 % dengan basis berat cresol. (Faith dkk.,1957) Kerugian dari proses ini adalah : a. Harga bahan baku (PCl 5 ) lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan bahan baku POCl 3 b. Kebutuhan air untuk reaksi lebih banyak sehingga kurang efisien c. Proses ini belum banyak yang digunakan dalam pabrik tricresyl phosphate (Wazer,1961) 2. Proses dengan bahan baku cresol dan phosphorus oxychloride Proses inilah yang sejauh ini diketahui sebagai proses yang dilakukan untuk pabrikasi. Reaksinya adalah sebagai berikut : 3CH 3 C 6 H 4 OH + POCl 3 (CH 3 C 6 H 4 O) 3 PO + 3 HCl yield yang diperoleh sekitar 88% dengan basis berat cresol. 1.4.2 Kegunaan produk Produk tricresyl phosphate banyak digunakan dalam industri kimia antara lain digunakan dalam : 1. Industri plastik pembungkus makanan 2. industri plastik transparan 3. Industri pelumas (cairan fungsional) dan zat aditif pada minyak pelumas 4. Industri pelapis kabel (cable coating) 5. Industri cairan tahan api (produk) 6. sebagai anti oksidan dan stabilizer dalam industri plastik

1.4.3 Sifat fisik dan kimia bahan baku dan produk a. Bahan baku 1. Cresol a). Rumus Molekul : C 7 H 8 O b.) Berat molekul : 108,14 kg/kgmol c.) Kenampakan : cair d.) Densitas : 1,837 g/cm 3 e.) Titik lebur : 10,9 o C f.) Titik didih : 201,94 o C g.) Temperatur kritis : 705,8 o C h.) Tekanan kritis : 45 atm i.) Viskositas : 8 cp Sifat kimia Cresol : a. Hidrogenasi CH 3 C 6 H 4 OH + 3H 2 CH 3 C 6 H 10 OH b. Oksidasi CH 3 C 6 H 4 OH + O 2 CH 3 C 6 H 3 O 2 + H 2 O c. subtitusi cresol dengan halogen CH 3 C 6 H 4 OH + Br 2 CH 3 C 6 H 4 OBr d. Nitrasi CH 3 C 6 H 4 OH + HNO 3 CH 3 C 6 H 4 ONO 2 +H 2 O (Kirk and Othmer, 1994) 2. Phosphorus Oxychloride a). Rumus Molekul : POCl 3 b). Berat molekul : 153,33 kg/kgmol c). Kenampakan : cair d). Densitas : 1,837 g/cm 3 e). Kapasitas Panas : 0,4518 kal/g. o C f). Titik beku : 1,25 o C

g). Titik didih : 105,8 o C h). Specific gravity : 1,645 i). Tekanan kritis : 600,7 o C j). Temperatur kritis : 76 atm Sifat kimia phosphorus oxychloride: 1. POCl 3 bereaksi dengan cresol membentuk tricresyl phosphate dan HCl Reaksi : 3CH 3 C 6 H 4 OH + POCl 3 (CH 3 C 6 H 4 O) 3 PO + 3HCl 2. POCl 3 dalam air akan terurai atau terhidrolisis Reaksi : Zn POCl 3 + 3H 2 O H 3 PO 4 + 3HCl (Kirk, andothmer, 1994) b. Produk utama Tricresyl phosphate a). Rumus molekul : C 21 H 21 O 4 P b). Berat molekul (g/gmol) : 368,37 c). Titik Didih : 420 o C d). Titik beku : -35 o C e). Kenampakan : Cairan kekuning-kuningan f). Viskositas : 50 Cp g). specific gravity (20 o C) : 1,185 h). Temperatur Kritis : 624,95 o C i). Tekanan kritis : 12,63 atm c. Produk samping Asam Khlorida a) Rumus Molekul : HCl b) Berat molekul (g/gmol) : 36,46

c) Titik lebur : -70 o C d) Titik didih : 110 o C e) Specific gravity : 1,18 f) Temperatur kritis : 51,4 o C g) Tekanan kritis : 81,5 atm h) Wujud : Cair i) Tidak berwarna (transparan), Larut dalam alkohol dan air Sifat kimia : a. HCl bereaksi dengan methanol pada suhu 340 350 membentuk methyl chloride Reaksi : CH 3 OH + HCl CH 3 Cl + H 2 O b. The Deacon Process Oksidasi fase uap dengan udara/oksigen dengan katalis mangan pada suhu optimum 430 475 o C Reaksi : 4HCl + O 2 2Cl 2 + 2H 2 O c. Reaksi dengan zat pengoksidasi HCl dan O 2 bereaksi dalam keadaan gas menghasilkan chlorine Reaksi : HCl + O 2 2Cl 2 + H 2 O 1.4.4 Tinjauan proses secara umum Diskripsi Proses : Reaksi pembentukan tricresyl phosphate merupakan reaksi esterifikasi dari cresol dan phosphorus oxychloride yaitu suatu reaksi substitusi ion hydrogen dengan gugus PO dari phosphorus oxychloride. Mekanisme penggantian ion hydrogen dengan gugus PO dapat berlangsung dengan baik. Dengan adanya reaksi substitusi tersebut akan terbentuk asam khlorida (HCl) sebagai hasil samping. Reaksi terjadi dalam reaktor alir tangki berpengaduk yang terdiri dari 3 reaktor yang disusun secara seri. Reaksi bersifat eksotermis dengan reaksi : 3CH 3 C 6 H 4 OH + POCl 3 (CH 3 C 6 H 4 O) 3 PO + 3HCl o C