PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
TAMBAHAN BERITA NEGARA RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Penyelesaian Sengketa. Informasi Pemilihan Umum. Standar Layanan. Prosedur.

PERATURAN KOMIS I INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penyelesaian Sengketa di Komisi Informasi

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Komisi Informasi

Komisi Informasi Provinsi Banten

2016, No Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Berita Negara Republik Indo

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 335/IX/KIP-PS-A/ IDENTITAS

PUTUSAN NOMOR : 21/XII/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

PUTUSAN NOMOR : 05/III/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PUTUSAN

PUTUSAN NOMOR : 04/II/KIProv-LPG-PS-A/2016. KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

PUTUSAN Nomor: 010/IV/KI-Kepri-PS /2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1. IDENTITAS

Sengketa Informasi Publik

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2017

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN - 1 -

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 186/VI/KIP-PS-A/ IDENTITAS

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PUTUSAN

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembara

2015, No Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Berita Negara Republik Indo

2011, No Tata Cara Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3

KOMISI INFORMASI KABUPATEN SUMENEP

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5729); 4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahu

KOMISI INFORMASI PROVINSI DKI JAKARTA. Buku Saku Keterbukaan Informasi Publik

Komisi Informasi Provinsi Banten

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT. PUTUSAN Nomor : 004/XI/KI-SB/PS-A/2016

KOMISI INFORMASI KALTIM

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PUTUSAN NOMOR : 15/X/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

Komisi Informasi Provinsi Banten

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 7 TAHUN 2017

KOMISI INFORMASI KALTIM

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

AJUDIKASI NONLITIGASI

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

PUTUSAN Nomor: 260/PTSN-MK. PA/KI-JBR/VI/2014

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

PUTUSAN Nomor: 239/PTSN-MK. A/KI-JBR/IV/ IDENTITAS

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT. PUTUSAN Nomor : 002/XI/KI-SB/PS-A/2016

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI INFORMASI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. PUTUSAN Nomor: 005/I/KI.NTB-PS-A/2015 KOMISI INFORMASI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG

PUTUSAN NOMOR : 18/X/KIProv-LPG-PS-A/2016. KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PUTUSAN Nomor: 348/PTSN-MK. PA/KI-JBR/XI/2014

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN. Nomor: 010/I/KIP-PS-A/2013 KOMISI INFORMASI PUSAT 1. IDENTITAS

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT. PUTUSAN Nomor : 001/X/KI-SB-PS-A/ IDENTITAS

PUTUSAN Nomor: 301/PTSN-MK. A/KI-JBR/IX/ IDENTITAS

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BUPATI GIANYAR PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI INFORMASI KABUPATEN SUMENEP. PUTUSAN Nomor: 004/XI/KI.KAB.SMP-PS-A/2014 KOMISI INFORMASI KABUPATEN SUMENEP 1. IDENTITAS

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 357/X/KIP-PS-A/ IDENTITAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

KOMISI INFORMASI KALTIM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT. PUTUSAN Nomor : 003/XI/KI-SB/PS-A/2016

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 167/V/KIP-PS-A/ IDENTITAS

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

RRANCANGA GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PUTUSAN. Nomor : 12/IV/KI-SB/PS-A/ IDENTITAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAPAT ICEL Terhadap Draft Keputusan KI tentang Pelaksanaan Pasal 4 Perki 1 Tahun 2013 Hotel Milenium, 19 Februari 2018

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI I. UMUM Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan jaminan hukum bagi setiap orang untuk memperoleh informasi sebagai salah satu hak asasi manusia yang dijamin oleh Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Keberadaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan (1) hak setiap orang untuk memperoleh Informasi Publik; (2) kewajiban Badan Publik dalam menyediakan dan melayani permohonan Informasi Publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana; (3) pengecualian Informasi Publik bersifat ketat dan terbatas; (4) kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan informasi. Pelaksanaan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik memerlukan peraturan pelaksana sebagaimana dimandatkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 4, Pasal 23, Pasal 26 ayat (1) huruf a, Pasal 26 ayat (2) huruf a dan b, dan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Untuk itu perlu ditetapkan Peraturan Komisi Informasi tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik. Peraturan ini mengatur mengenai: a. Asas penyelesaian Sengketa Informasi Publik secara cepat, biaya ringan, terbuka, dan sederhana; b. Kewenangan Komisi Informasi dalam menyelesaikan Sengketa Informasi Publik ; c. Pengajuan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang mencakup (1) tata cara dan syarat pengajuan permohonan; (2) jangka waktu pengajuan permohonan; 1

d. Registrasi permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik ; e. Pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan untuk menentukan: (1) apakah permohonan sengketa yang diajukan merupakan kewenangan Komisi Informasi; (2) apakah Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing; (3) apakah permohonan sengketa yang diajukan diselesaikan secara mediasi atau ajudikasi; dan (4) apakah Termohon telah menuliskan alasan pengecualian sesuai dengan yang dimaksud; f. Penetapan mediator dan Majelis Komisioner serta pemberitahuan kepada para pihak tentang metode, tempat, agenda, dan materi pokok pertemuan mediasi pertama dan sidang awal ajudikasi; g. Prosedur mediasi yang mencakup (1) prinsip pelaksanaan mediasi; (2) tugas dan kewenangan mediator serta mediator pembantu; (3) tata cara mediasi; (4) hasil dan putusan mediasi; h. Prosedur ajudikasi yang meliputi (1) alasan penyelesaian sengketa melalui ajudikasi dan beberapa ketentuan umum lainya tentang ajudikasi; (2) tata cara persidangan yang terdiri dari beberapa ketentuan umum, sidang awal, sidang pembuktian, kesimpulan akhir, musyawarah Majelis Komisioner dan putusan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Yang dimaksud dengan tidak ditanggapinya permohonan informasi antara lain jika petugas yang bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan informasi tidak dapat ditemui Pemohon, petugas yang bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan informasi tidak 2

Pasal 4 menyampaikan tanggapanatas pemohonan dalam waktu yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan permohonan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang dimohon antara lain jika informasi yang diberikan kepada pemohon bukanlah informasi yang dimohon atau hanya sebagian dari informasi yang dimohon. Yang dimaksud dengan tidak dipenuhinya permohonan informasi antara lain, apabila Badan Publik menanggapi permohonan namun tidak memberikan informasi yang dimohonkan oleh Pemohon Informasi dengan alasan, misalnya: informasi belum dikuasai atau didokumentasikan (Pasal 6 ayat 3 huruf e Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik), informasi tidak ada di Badan Publik yang bersangkutan. Huruf e Yang dimaksud biaya tidak wajar adalah biaya perolehan informasi yang tidak berdasarkan standar biaya yang diatur dalam Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik. Huruf f Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik. Yang dimaksud dengan Badan Publik pusat adalah Badan Publik yang lingkup kerjanya bersifat Nasional dan/atau lintas provinsi, baik yang memiliki kantor cabang/perwakilan maupun tidak. Contoh: Kementerian, MPR, DPR, Pengadilan, Kepolisian, TNI, Partai Politik tingkat pusat, organisasi non pemerintah tingkat pusat, BUMN atau lembaga negara lain di tingkat pusat. Yang dimaksud dengan Badan Publik provinsi adalah Badan Publik yang lingkup kerjanya mencakup provinsi setempat dan/atau lintas 3

Pasal 5 kabupaten/kota, baik yang memiliki kantor cabang/perwakilan maupun tidak. Contoh: Pemerintah Provinsi, DPRD Provinsi, BUMD tingkat provinsi, Partai Politik tingkat provinsi, organisasi non pemerintah tingkat provinsi atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tingkat provinsi. Yang dimaksud dengan Badan Publik kabupaten/kota adalah Badan Publik yang lingkup kerjanya mencakup kabupaten/kota setempat, baik yang memiliki kantor cabang/perwakilan maupun tidak. Contoh: Pemerintah Kabupaten/Kota, DPRD kabupaten/kota, BUMD tingkat kabupaten/kota, Partai Politik tingkat kabupaten/kota, organisasi non pemerintah tingkat kabupaten/kota atau RSUD tingkat kabupaten/kota. Termasuk menjadi kewenangan Komisi Informasi Kabupaten/Kota adalah sengketa dimana yang menjadi Termohon adalah Badan Publik yang tidak memiliki kantor pusat dan kantor cabang, misalnya suatu yayasan yang hanya terdiri dari satu kantor saja. Ayat (5) Yang dimaksud dengan tidak dapat menangani penyelesaian sengketa adalah belum terbentuknya sekretariat, belum tersedianya anggaran operasional atau kondisi lain yang tidak memungkinkan Komisi Informasi Provinsi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. Yang dimaksud dengan tidak dapat menangani penyelesaian sengketa adalah belum terbentuknya sekretariat, belum tersedianya anggaran operasional atau kondisi lain yang tidak memungkinkan Komisi Informasi Kabupaten/Kota untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. Pasal 6 4

Pasal 7 Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Permohonan ini tetap perlu dituangkan dalam permohonan meskipun penyelesaian sengketanya harus melalui tahap mediasi terlebih dahulu, agar pemohon tidak perlu mengajukan permohonan kembali pada saat menempuh proses ajudikasi apabila mediasi gagal. Apabila Pemohon belum memasukkan permohonan ini, petugas kepaniteraan perlu mengklarifikasinya kepada Pemohon. Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Pasal 8 Angka 1 Angka 2 5

Angka 3 Angka 1 Angka 2 Angka 1 Angka 2 Pasal 9 Tidak jarang Pemohon meminta informasi yang identik kepada lebih dari satu Badan Publik yang masing-masing mengelola informasi yang diminta tersebut. Dalam hal timbul sengketa, Pemohon dapat mengajukan permohonan penyelesaian sengketa terhadap sebagian atau seluruh Badan Publik tersebut secara sekaligus kepada suatu Komisi Informasi pada tingkat atau wilayah tertentu, selama Komisi Informasi tempat Pemohon mengajukan permohonannya tersebut memiliki kewenangan untuk memutus sengketa yang melibatkan Badan Publik-Badan Publik tersebut. Yang dimaksud permohonan penyelesaiaan sengketa informasi yang identik adalah dalam hal adanya kesamaan alasan permohonan penyelesaian sengketa serta adanya kesamaan atas informasi yang diminta dan/atau yang menurut Pemohon harus disediakan dan diumumkan secara berkala. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 6

Pasal 13 Pasal 14 Yang dimaksud dengan permohonan tidak dilayani sebagaimana mestinya antara lain: tidak diberikannya tanda terima permohonan,tidak diberikannya tanggapan atas permohonan, dan/atau tidak diberikannya tanda terima pengajuan keberatan dari Badan Publik. Pasal 15 Pasal 16 Pemberitahuan kepada Termohon hanya dilakukan apabila Termohon sudah mengetahui perihal adanya permohonan, misalnya sudah diklarifikasi atau dipanggil. Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Hal-hal yang perlu ditentukan dan mungkin diklarifikasi dalam proses 7

pemeriksaan pendahuluan, antara lain: (1) apakah Termohon adalah Badan Publik yang merupakan obyek dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; (b) apakah sengketa yang dimohonkan merupakan sengketa informasi menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; (c) apakah sengketa informasi tersebut merupakan sengketa informasi yang menjadi kewenangan Komisi Informasi untuk menyelesaikannya; (d) apakah sengketa informasi tersebut merupakan sengketa informasi yang menjadi kewenangan Komisi Informasi pada tingkat dan wilayah yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan ini; (e) apakah Pemohon adalah pihak yang menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dapat mengajukan permohonan informasi; (f) apakah Pemohon dapat membuktikan bahwa ia telah permohonan informasi dan telah mengajukan keberatan kepada pihak, dalam waktu dan sesuai dengan prosedur yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan ini; (g) apakah informasi yang disengketakan merupakan informasi yang dikecualikan atau tidak menurut Termohon; (h) apa kondisi (sikap atau alasan Termohon) yang sebenarnya melatarbelakangi munculnya sengketa informasi. Pasal 20 Yang dimaksud bukan merupakan kewenangan Komisi Informasi adalah: a) alasan permohonan penyelesaian sengketa di luar alasan-alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik atau Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Peraturan ini; b) termohon bukan merupakan badan publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik. Pasal 21 8

Pasal 22 Pemberitahuan mengenai penetapan sebagaimana dimaksud Pasal 21 kepada Termohon hanya dilakukan apabila Termohon sudah mengetahui perihal adanya permohonan, misalnya sudah diklarifikasi atau dipanggil. Pasal 23 Yang dimaksud dengan mekanisme penyelesaian Sengketa Informasi Publik adalah mediasi atau ajudikasi. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengatur secara tegas sengketa mana yang harus diselesaikan melalui mediasi atau ajudikasi. Pasal 24 Ayat (5) Penentuan jumlah Komisioner lebih dari tiga (3) orang dilakukan dengan memperhatikan tingkat kesulitan sengketa yang dimohonkan serta beban kerja Komisi Informasi. Pasal 25 Pasal 26 9

Pasal 27 Yang dimaksud dengan metode mediasi atau sidang ajudikasi, misalnya dengan menggunakan alat komunikasi seperti telepon atau konferensi jarak jauh, pertemuan langsung berupa tatap muka para pihak. Penentuan mengenai tempat pertemuan mediasi atau sidang ajudikan hanya diperlukan dalam hal mediasi atau ajudikasi dilaksanakan dengan pertemuan langsung. Ayat (5) Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 10

Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Yang dimaksud menarik diri dari perundingan antara lain: 1. menyatakan secara lisan maupun tertulis di hadapan mediator untuk tidak melanjutkan proses mediasi; 2. salah satu pihak atau para pihak atau kuasanya telah 2 (dua) kali tidak mengikuti proses mediasi yang telah disepakati tanpa alasan yang dapat diterima. Pasal 36 Majelis Pemeriksaan Pendahuluan melakukan klarifikasi kepada Termohon untuk mengetahui apakah informasi yang diminta Pemohon merupakan informasi yang dikecualikan atau tidak. Namun jika Majelis Pemeriksaan Pendahuluan tidak memperoleh informasi tersebut dalam proses klarifikasi, misalnya karena Termohon tidak dapat dihubungi sama sekali, maka pada hari pertama mediasi, Mediator harus menanyakan hal tersebut terlebih dahulu kepada Termohon. Pasal 37 Yang dimaksud agenda adalah materi yang akan dibahas termasuk jangka waktu kapan batas mediasi dilakukan. Agenda yang disepakati tidak dapat bertentangan dengan batas waktu mediasi yang telah diatur dalam 11

Peraturan ini. Pasal 38 Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Yang dimaksud dengan tanda tangan para pihak adalah tanda tangan Pemohon dan Termohon, bukan kuasanya. Ayat (5) Huruf e Huruf f Huruf g Ayat (6) 12

Ayat (7) Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pasal 43 Pada prinsipnya Komisi Informasi memiliki kewenangan untuk memeriksa dokumen yang memuat informasi yang dikecualikan sesuai dalam Pasal 27 ayat 1 huruf b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Namun demikian, Majelis Komisioner hanya akan memeriksa dan melihat dokumen yang memuat informasi yang dikecualikan apabila benar-benar diperlukan dalam memutus perkara. Kuasa Termohon yang dilarang untuk melihat atau melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah kuasa yang di dalam surat kuasanya tidak dinyatakan secara tegas bahwa yang bersangkutan dapat mengetahui informasi dalam dokumendokumen yang dikecualikan. Ayat (5) Yang dimaksud dengan bersifat aktif adalah aktif menggali kebenaran materil berdasarkan bukti yang ada. Pasal 44 13

Pasal 45 Cukup jelas Pasal 46 Huruf f Termasuk pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam huruf f adalah pemeriksaan setempat. Huruf g Pasal 47 Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50 14

Pasal 51 Yang dimaksud identitas para pihak meliputi: nama lengkap, tempat tanggal lahir/umum, alamat, agama dan pekerjaan. Pasal 52 Pasal 53 Pemberian beban pembuktian kepada Termohon sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 45 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Huruf e Huruf f Pasal 54 15

Yang dimaksud identitas para pihak meliputi: nama lengkap, tempat tanggal lahir/umum, alamat, agama dan pekerjaan. Pasal 55 Ayat (5) Pasal 56 Yang dimaksud dengan orang perorangan atau badan hukum lain yang informasi tentang mereka tengah disengketakan, misalnya pemilik rahasia dagang atau rahasia pribadi yang informasi mengenai hal tersebut dimintakan oleh Pemohon kepada Badan Publik yang mengelola rahasia dagang atau rahasia pribadi tersebut. Huruf e Huruf f 16

Ayat (5) Ayat (6) Pasal 57 Pemeriksaan setempat diperlukan untuk memperoleh bukti-bukti, khususnya dalam hal sengketa mengenai tidak diumumkannya secara berkala informasi publik tertentu sebagaimana dimaksud Pasal 9 Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Pasal 58 Pasal 59 Pasal 60 Pasal 61 Huruf e 17

Huruf f Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Huruf g Huruf h Huruf i Huruf j Ayat (5) Ayat (6) Pasal 62 Pasal 63 Pasal 64 Pasal 65 Pasal 66 18