Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

ISU LINGKUNGAN HIDUP;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan.

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

Biologi Medik BIOLOGI MEDIK. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si. Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2013

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan seringkali. berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu aktivitas manusia yang

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

BAB I PENDAHULUAN. dan mengancam pemukiman dan lingkungan, sehingga pemerintah membuat

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

TEKNIK PENGOLAHAN AIR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh logam berat sudah sangat

Chemoautotropic Eubacteria

PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) TERHADAP BIOSORPSI ION TIMBAL (Pb 2+ ) OLEH SEL RAGI Saccharomyces cerevisiae

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses produksinya menghasilkan limbah yang mengandung sulfat dan

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

I. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

Intisari Konsep Kimia Dasar Jilid-1

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

Bab V Hasil dan Pembahasan

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

Transkripsi:

MENGENAL PENCEMARAN RAGAM LOGAM oleh : Sherly Ridhowati, S.T.P. M.Sc. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-882262; 0274-4462135 Fax. : 0274-4462136 E-mail : info@grahailmu.co.id Ridhowati, Sherly, S.T.P., M.Sc. MENGENAL PENCEMARAN RAGAM LOGAM/Sherly Ridhowati, S.T.P., M.Sc. - Edisi Pertama Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 xvi + 62 hlm, 1 Jil. : 23 cm. ISBN: 978-602-262-089-1 1. Ilmu Lingkungan I. Judul

PENGANTAR Pentingnya memiliki pengetahuan tentang kemungkinan efek beracun pada organisme tentang kelakuan zat di dalam lingkungan dan juga tentang akibat yang dapat terjadi dari efek tertentu suatu zat pada satu atau lebih macam organisme agar dapat berfungsi secara integral suatu kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan tentang efek berbahaya (efek yang tidak diinginkan baik sintetik maupun alami) dari berbagai reaksi kimia, agen biologis dan fisik pada mahluk hidup diperlukan untuk pencegahan dan/atau pengendalian efek berbahaya tersebut. Salah satunya pengetahuan tentang logam berat. Logam berat merupakan zat pencemar yang memiliki efek berbahaya karena sifatnya yang tidak dapat diuraikan secara biologis dan stabil. Ada dua hal yang menyatakan logam berat termasuk sebagai pencemar berbahaya, yaitu tidak dihancurkan oleh mikroorganisme yang hidup di lingkungan dan terakumulasi dalam komponen-komponen lingkungan, terutama air dengan membentuk komplek bersama bahan organik dan anorganik secara adsorpsi dan kombinasi. Logam berat pada konsentrasi rendah umumnya sudah beracun bagi mahluk hidup. Unsur-unsur logam berat tersebar di permukaan bumi (air dan tanah) dan udara. Logam berat tersebut dapat berbentuk senyawa organik, anorganik atau terikat dalam senyawa yang lebih berbahaya daripada keadaan murninya. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan pendek maupun panjang, serta melalui pernafasan. Logam berat memiliki afinitas tinggi terhadap senyawa-senyawa sulfida, misalnya sulfhidril (-SH) dan disulfida (S-S), sehingga afinitas tinggi ini mendorong logam berat untuk berikatan dengan gugus sulfur. Contohnya, Pb dapat menghambat kerja enzim yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.

vi Mengenal Pencemaran Ragam Logam Logam berat seperti alumunium, tembaga, nikel, dan selenium bersumber dari geokimia dan antropogenik lalu masuk ke lingkungan. Apabila logam berat tersebut bersifat persisten maka terjadi akumulasi yang selanjutnya timbul pencemaran lingkungan. Tetapi, akumulasi dan toksisitas logam berat tersebut tergantung pada fisikokimia dan interaksi dengan senyawa lain. Pengaruh campuran dua atau lebih senyawa kimia bisa berdampak sebagai aditif, sinergis atau antagonis. Akumulasi logam berat banyak terdapat pada organ hati, ginjal, dan alat pernafasan. Hati sendiri merupakan organ detoksifikasi, selain itu produsen utama untuk protein mengikat logam, dan induksi ikatan antara logam berat molekul rendah dengan protein. Biokonsentrasi dari logam berat dapat berkurang sesuai dengan fungsi fisiologis dari biotik yang terkontaminasi. Biokosentrasi logam berat dapat menimbulkan toksisitas. Data toksisitas diperoleh dengan uji bioassay logam berat dan pengaruhnya terhadap organisme air merupakan dasar penentuan resiko toksikologi lingkungan dari logam berat untuk ekosistem air. Toksisitas akut adalah subjek utama untuk mengevaluasi uji toksisitas logam untuk menilai potensi bahaya kontaminan kimia terhadap organisme air. Contoh kasus, logam berat seperti raksa, timbal, dan arsen dengan bantuan bakteri yang mengandung koenzim metilokobalamin akan mengubah logam berat menjadi senyawa metil dari logam tersebut yang sangat berbahaya baik dalam bentuk gas mapun cair. Logam berat dapat menyebabkan toksisitas parah dan dapat bertindak sebagai kekuatan evolusi dari populasi tanaman yang tolerant, tanaman indigenous yang lebih baik dalam hal survive, pertumbuhan dan reproduksi di bawah kondisi lapangan logam-stress, kemampuan resisten terhadap logam, serta kapasitas untuk akumulasi logam pada level yang sangat tinggi. Tingkat toksisitas logam berat dapat dilihat pada Tabel 1 bawah ini.

Pengantar vii Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Kelompok logam berat ini ada ± 40 jenis. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh, akumulasi logam berat menyebabkan tingginya konsentrasi di dalam tubuh. Beberapa di antaranya dapat bersifat karsinogen Demikian pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi. Logam berat sendiri sebenarnya merupakan

viii Mengenal Pencemaran Ragam Logam unsur esensial yang sangat dibutuhkan setiap makhluk hidup, namun beberapa di antaranya (dalam kadar tertentu) bersifat racun (Berdasarkan Tabel 1). Di alam, unsur ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut atau tersuspensi (terikat dengan zat padat) serta terdapat sebagai bentuk ionik. Logam-logam berat tersebut berada di lingkungan sekitar kita baik dalam bentuk padat, cair maupun gas yang bisa terdapat dalam tanah, air dan udara. Logam berat dapat masuk dalam tubuh manusia umumnya melalui makanan baik dari tumbuh-tumbuhan (sayur-sayuran, buah-buahan) yang tumbuh di dalam tanah pertanian yang tercemar banyak logam berat atau pun dari bahan kimia yang digunakan di lahan pertanian. Logam berat juga dapat terakumulasi dalam tubuh manusia karena mengkonsumsi daging ternak atau pun ikan yang tercemar logam berat. Pada umumnya absorbsi logam berat dapat dibagi dua yakni : Pertama, Passive uptake yaitu proses ini terjadi ketika ion logam berat terikat pada dinding sel biosorben. Mekanisme passive uptake dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan cara pertukaran ion di mana ion pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam berat; dan kedua adalah pembentukan senyawa kompleks antara ionion logam berat dengan gugus fungsional seperti karbonil, amino, thiol, hidroksi, fosfat, dan hidroksi-karboksil secara bolak balik dan cepat. Sebagai contoh adalah pada Sargassum sp. dan Eklonia sp. dimana Cr(6) mengalami reaksi reduksi pada ph rendah menjadi Cr(3) dan Cr(3) di-remove melalui proses pertukaran kation (Gambar 2.). Kedua, Aktif uptake merupakan mekanisme masuknya logam berat melewati membran sel sama dengan proses masuknya logam esensial melalui sistem transpor membran, hal ini disebabkan adanya kemiripan sifat antara logam berat dengan logam esensial dalam hal sifat fisika-kimia secara keseluruhan. Proses aktif uptake pada mikroorganisme dapat terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan dan akumulasi intraselular ion logam. Gambar 2. Pengambilan logam berat melalui proses passive uptake (Sumber: www.googleimage.com) Bahan logam merupakan masalah dunia karena dapat menimbulkan polusi ekosistem dan para ekologis berusaha untuk identifikasi cara untuk kontrol

Pengantar ix dan monitor polusi logam dengan tujuan untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem alami. Manusia memiliki interferensi terhadap alam dengan mengekstraksi sumber daya alam dan membuang residunya ke lingkungan. Dampak ini telah dilakukan secara intensif sejak revolusi industri yang sekarang banyak bahan kimia dilepaskan ke ekosistem air dan darat serta atmosfer. Logam berat yang mencemari lingkungan, sebagian besar disebarkan melalui jalur air. Proses ini akan lebih cepat bila memasuki tubuh manusia melalui rantai makanan. Apabila suatu logam terakumulasi pada jaringan hewan dan tumbuhan yang kemudian dikonsumsi manusia tentunya manusia sebagai rantai makanan tertinggi pada piramida makanan, maka dalam tubuhnya akan terakumulasi logam berat tersebut. Peristiwa ini biasanya dinamakan pembesaran biologi (biology magnification). Pembersihan lingkungan yang tercemar oleh logam berat tersebut sangatlah sukar dilakukan. Oleh karena itu, salah satu pengendalian pencemaran lingkungan akibat logam berat diperlukan melalui pembatasan kandungan maksimum logam berat dalam suatu limbah yang akan dibuang ke badan air. Limbah logam berat, antara lain nikel, alumunium, selenium dan timbal, banyak terdapat di dalam beberapa limbah industri kimia, misalnya pada industri elektroplating, metalurgi, smelting. Logam berat dalam limbah biasanya dalam berada dalam berbagai macam kondisi, seperti tidak terlarut, terlarut, anorganik, tereduksi, teroksidasi, logam bebas, terpresipitasi, terserap dan dalam bentuk kompleks. Logam-logam berat tersebut merupakan unsur yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam jumlah yang sangat kecil sehingga jika kelebihan maka akan menyebabkan keracunan pada makhluk hidup tersebut. Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung,yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah,sehingga menyebabkan pencemaran. Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Pencemaran lingkungan oleh logam berat umumnya terjadi pada daerah-daerah pertambangan, Gambar 3 memperlihatkan peta penyebaran barang tambang di Indonesia. Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery ), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan, dan ekosistem.

x Mengenal Pencemaran Ragam Logam Gambar 3. Peta penyebaran barang tambang di Indonesia Sumber pencemaran logam berat dibagi menjadi dua sumber yaitu sumber alami dan sumber buatan. Sumber alami : 1. Berasal dari daerah pantai (coastal supply), yang bersumber dari sungai, abrasi pantai oleh aktifitas gelombang. 2. Berasal dari logam yang dibebaskan oleh aktivitas gunung berapi dan logam yang dibebaskan oleh proses kimiawi. 3. Berasal dari lingkungan daratan dan dekat pantai, termasuk logam yang ditransportasi oleh ikan dari atmosfir berupa partikel debu. Sumber buatan berupa logam-logam berat yang dibebaskan oleh proses industri atau kegiatan pertambangan. Beberapa jenis logam yang termasuk katagori logam berat antara lain sebagai berikut : Alminium (Al), Antimony (Sb), Cadmium (Cd), Chromium (Cr), Cobalt (Co), Cufrum (Cu), Ferrum (Fe), Manganese (Mn), Merkuri (Hg), Molybdenum (Mo), Salenium (Se), Silver (Ag), Tin (Sn), Plumbum (Pb), Vanadium (V) dan Zinc (Zn). Logam berat seperti ; Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Plumbum (Pb), Chromium (Cr), Cufrun(Cu), Cobalt (Co) sangat berbahaya bila kadarnya yang terlarut dalam tubuh manusia cukup tinggi atau melebihi ambang batas baku. Logam-logam berat ini bersifat sangat toxic (beracun) yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui beberapa cara yaitu dari makanan, melalui pernafasan dan penetrasi melalui kulit. Pencemaran logam pada dasarnya tidak berdiri sendiri, namun dapat terbawa oleh air, tanah dan udara. Apabila semua komponen tersebut telah tercemar oleh senyawa anorganik, maka di dalamnya kemungkinan dapat mengandung berbagai