BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan tempat tinggal dan kebiasaan aktivitas sehari-hari seseorang

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI GASANG 1 DI DATARAN TINGGI DENGAN SISWA SD NEGERI PAGUTAN DI DATARAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki oleh seseorang, baik itu orang dewasa maupun anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehat adalah keinginan setiap manusia yang hidup, karena sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan diajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PERBANDINGAN AKTIVITAS FISIK DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA DI DAERAH PESISIR PANTAI DENGAN DI DAERAH PEGUNUNGAN DI KABUPATEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Manusia adalah unsur terpenting dalam. kualitas manusia sebagai pelaksana pembangunan baik kualitas fisik

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Yang mana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman fitness centre ini seperti menjadi kebutuhan sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai dalam masa yang cukup

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

Sehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk meraihnya diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan yang sejalan dengan kebutuhan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dengan kurikulum, yang bertujuan agar siswa menjadi terampil

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. baik bila didukung dengan kebugaran jasmani yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dengan kurikulum, yang bertujuan agar siswa menjadi terampil

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aris Risyad Ardi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa

BAB I PENDAHULUAN. secara teratur, sehingga otot otot menjadi kuat, persendian tidak kaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. station. Anak-anak, remaja, bahkan sampai dewasa sangat menyenangi

BAB I PENDAHULUAN. positif, istirahat dan rekreasi yang cukup (Rusilanti, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Senam aerobik banyak diminati oleh masyarakat sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan baik secara formal maupun informal. menjaga kondisi fisik pada saat belajar di sekolah, maupun pada saat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus. mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan suatu cara yang di tempuh untuk mencapai suatu tujuan,

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB I PENDAHULUAN. sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak era informasi seperti yang berkembang pada masyarakat pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kesehatan yang dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani merupakan modal dasar bagi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan tubuh, sehingga semakin banyak masyarakat berpatisipasi di

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan observasi sebelumnya yang pernah dilakukan di SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta, perbedaan prestasi belajar sangat mencolok, misalnya di

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. mereka stress,secara fisik mereka juga kurang gerak. Jika terus seperti itu

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi mengalami kecelakaan kerja berupa kecelakaan lalu lintas (road. jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan tempat tinggal dan kebiasaan aktivitas sehari-hari seseorang memberi pengaruh terhadap kondisi fisik dan kemampuan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Dalam kehidupan sehari-hari para siswa di sekolah-sekolah memiliki aktivitas beragam sehingga tingkat kesegaran jasmani berbeda, hal ini dapat kita lihat pada mereka yang tinggal di dataran rendah aktivitas sehari-hari cendrung menggunakan kerja fisik yang maksimal, ada juga yang mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga hal ini dapat membina kondisi fisik mereka pada jam olahraga saja, sedangkan bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi setiap keluar rumah atau membantu orang tua bertani keladang atau bepergian sering berjalan kaki. Tinggi bukit yang mereka lalui berpariasi ada yang terjal sekali dan ada yang landai sehingga pola dan kebiasaan hidupnya selalu memanfaatkan kondisi fisik sebagai prioritas utama. Kondisi seperti ini dilakukan hampir setiap hari sehingga kondisi tubuh selalu aktif. Secara tidak langsung dapat meningkatkan tingkat kesegaran jasmani pada anak yang tinggal di dataran tinggi dan anak yang tinggal di dataran rendah. Aktivitas tubuh merupakan dasar untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani. Baik buruknya tingkat kesegaran jasmani ditentukan oleh aktif tidaknya anggota tubuh itu sendriri. Semakin sering tubuh melakukan pergerakan, tubuh akan terbiasa bekerja sesuai dengan fungsinya, sehingga dapat meningkatkan nilai kesegaran 1

jasmani. Dengan meningkatnya nilai kesegaran jasmani tersebut, diharapkan dapat mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari. Kemajuan teknologi pada zaman modern yang sangat pesatini telah banyak mengubah gaya hidup manusia. Perubahan ini disebabkan canggihnya peralatan mesin yang bisa digunakan oleh manusia, dan tubuh sebagai alat, telah diganti dengan tombol mesin, aktivitas tubuh berkurang sehingga fungsi tubuh tidak bekerja dengan baik. Tingkat kesegaran jasmani yang menurun mengakibatkan penampilan, gairah hidup, kesehatan, dan daya tahan tubuh ikut menurun. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar, diperlukan kesegaran jasmani yang baik pada diri siswa agar mereka mampu mengikuti aktivitas pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, karena sekolah merupakan lembaga formal terpenting untuk peningkatan dan pembinaan sumber daya manusia yang unggul dalam aspek jasmani, rohani, dan sosial melalui berbagai bentuk media pendidikan. Kesegaran jasmani siswa tentu sangat mempengaruhi pikiran, semangat, dan hasil belajar. Dengan adanya kesegaran jasmani yang baik, maka siswa akan mampu berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran yang dipelajarinya, mampu berpikir secara optimal serta memiliki gairah dalam belajar sehingga siswa mampu mendapatkan hasil belajar yang optimal (Agus Mukholid, 2007:7). Tiap individu memiliki tingkat kesegaran jasmani yang berbeda-beda. Makin tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, maka makin sempurnalah fungsi organ-organ tubuhnya khususnya fungsi jantung, pererdaran darah, dan fungsi syaraf yang memungkinkan berkonsentrasi penuh terhadap apa yangdipelajarinya (Agus Mukholid, 2007:65). Selanjutnya Harsono (1988:258) mengemukakan Apabila tingkat kesegaran jasmani baik, maka akan ada peningkatan dalam kemampuan, serta sirkulasi dan kerja jantung, akan ada peningkatandalam kekuatan, kelentukan, kecepatan, stamina dan lainnya, akan ada pemulihan 2

organ-organ tubuh setelah latihan, dan akan ada respon tubuh yang cepat bila sewaktu-waktu respon dibutuhkan. Karena itu diperlukan pemeliharaan tingkat kesegaran jasmni. Pemeliharaan ini perlu dilakukan karena tingkat kesegaranjasmani bukan hanya mempengaruhi kualitas fisik saja, akan tetapi kemampuan anak secara menyeluruh, baik kemampuan berfikir,minat belajar dan hasil belajar siswa, dimana pelaksanaan idealnya dilakukan secara rutin dan teratur serta bukan bersifat sementara (Agus Mukholid, 2007:65). Mengingat pentingnya pemeliharaan tingkat kesegaran jasmani ini, maka diberbagai sekolah perlu mengadakan senam kesegaran jasmani dan ekstrakurikuler bidang olahraga setelah jam pelajaran sekolah selesai. Diberbagai daerah, upaya pemeliharaan tingkat kesegaran jasmani ini kurang membuahkan hasil. Ini mungkin sisebabkan kurangnya pemahaman dan minat siswa tentang pentingnya pemeliharaan kesegaran jasmani, serta situasi sekarang yang serba menggunakan mesin dan peralatan yang serba otomatis dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan dan Bali. Berdasarkan survei tingkat kesegaran jasmani pelajar yang dilakukan oleh Sport Development Indeks (SDI) pada tahun 2005 mengemukakan bahwa 10,71% pelajar masuk kategori kurang sekali, 45,97% kategori kurang, 37,66% kategori sedang, 5,66% kategori baik, kategori sangat baik 0% (Toho Cholik &Ali Maksum, 2007:53). Hadirnya mesin dan peralatan yang serba otomatis ini secara langsung mengurungi aktifitas fisik siswa sehingga membuat siswa menjadi kurang aktif dan malas bergerak akhirnya berakibat buruk terhadap kesegaran jasmani mereka. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti aktivitas pembelajaran disekolah sehingga meningkatkan kinerja serta mampu melakukan aktivitas fisik lainnya. Dalam hal ini pelajaran pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting terhadap kesegaran jasmani siswa. Dengan pengelolaan yang tepat maka pengaruhnya bagi 3

pertumbuhan, perkembangan dan sosial peserta didik akan semakin baik. Dari test kesegaran jasmani nantinya, guru akan dapat mengetahui sejauh mana tingkat kesegaran jasmani para siswa yang mereka bimbing, dan guru juga dapat menilai sejauh mana kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar, lebih kreatif dan inofatif dalam melaksanakan pembelajaran. Dari hasil observasi dan wawancara penulis dengan siswa yang ada di dataran tinggi pada tanggal hari Rabu 11 Januari 2012 di SD Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo, dan tanggal 16 Januari 2012 di dataran rendah SD Se-Kecamatan Medan Selayang, mengemukakan bahwa kebanyakan siswa berangkat ke sekolah sudah sangat jarang dengan jalan kaki tetapi sudah menggunakan kendaraan. Ada yang diantar orang tua, kendaraan sendiri dan menggunakan angkutan umum, dan sudah malas datang ke sekolah dengan jalan kaki. Bahkan menurut para siswa ini setelah pulang sekolah kegiatan-kegiatan mereka kebanyakan tidur siang, main play station, dan menonton televisi. Hanya sebahagian saja yang membantu orang tua mereka bertani atau berternak. Senam kesegaran jasmani di sekolah diadakan hanya pada hari jumat dengan durasi 18 menit, Fasilitas olahraga yang minim, ekstrakurikuler olahraga yang tidak ada, dukungan yang masih kurang dari pihak sekolah membuat kegiatan dan aktifitas siswa juga menjadi kurang. Sehingga siswa tidak punya pekerjaan dan aktifitas rutin yang dapat meningkatkan tingkat kesegaran jasmaninya. Penulis juga mengadakan wawancara dengan guru bidang studi SD Se- Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo yang ada di dataran tinggi dan SD Se- Kecamatan Medan Selayang yang ada di dataran rendah. Menurut beberapa guru yang penulis wawancarai bahwa dalam mengikuti pelajaran, khususnya jam pelajaran ke enam sampai jam pelajaran terakhir, kebanyakan siswa sudah lesu dan kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran, kadang ada yang mengantuk, merasa bosan bahkan seperti ada rasa paksaan dalam mengikuti pelajaran, mudah leleh dan mengaku capek sampai jam terakhir. 4

Dengan memperhatikan masalah yang dikemukakan di atas yakni, minat belajar kebanyakan siswa yang kurang khususnya jam ke enam sampai jam pelajaran terakhir, kurangnya daya tahan kebanyakan siswa dalam mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga, minimnya siswa melakukan aktifitas fisik sehari-hari, kegiatan dan tingkat kesegaran jasmani yang belum pernah diukur, maka penulis memandang perlu mengadakan penelitian mengenai Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar yang ada di dataran tinggi dan yang ada di dataran rendah. Oleh sebab itu untuk melihat hasil dari tingkat kesegaran jasmani siswa sekolah dasar ditinjau dari ketinggian wilayah, Sehingga peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar Ditinjau Dari Ketinggian Wilayah Provinsi Sumatera Utara Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang timbul antara lain : faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani? Apakah aktifitas olahraga dan kebiasaan seharisehari berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani? Apakah faktor sarana dan prasarana olahraga mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani? Apakah ada perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang tinggal di dataran tinggi dan yang tinggal di dataran rendah? C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti, maka peneliti perlu menentukan pembatasan masalah pada hal-hal yang pokok saja untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai yaitu, untuk mensurvey tingkat kesegaran jasmani siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah dataran tinggi dan dataran rendah tahun ajaran 2012-2013. 5

D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasai masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani siswa sekolah dasar di dataran tinggi dan dataran rendah. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa sekolah dasar yang tinggal di dataran tinggi dan siswa yang tinggal di dataran rendah. F. Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan yang berguna dan bermanfaat tentang pentingnya Tingkat Kesegaran Jasmani dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. 2. Sebagai bukti ilmiah tentang perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang tinggal di dataran tinggi dan siswa yang tinggal di dataran rendah. 3. Untuk menambah wawasan penulis dalam bidang olahraga dan kesehatan yang berkaitan dengan tingkat kesegaran jasmani siswa. 4. Menambah ilmu dan dapat menyelesaikan tugas akhir bagi peneliti dan menyelesaikan sebagian persyaratan perkuliahan. 6