Persoalan dan strategi penting

dokumen-dokumen yang mirip
Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif

Mengatasi diskriminasi terhadap penyandang cacat: Persoalan dan strategi penting

2. Konsep dan prinsip

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

KEPMEN NO. KEP.68/MEN/IV/2004

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Oleh: Logan Cochrane

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

1. Asal muasal dan standar

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Perilaku seksual..., Yusi Mutia A., FKMUI, 2008

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan (Inform Concent)

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

HIV/AIDS dapat menyerang setiap orang tanpa membedakan usia, ras, latar belakang kebudayaan ataupun agama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

Ibu rumahtangga merupakan istilah yang digunakan untuk. menggambarkan seseorang yang telah menikah serta menjalankan

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

Q1 Berapa umur kamu?

Standar Ketenagakerjaan Internasional tentang Kesetaraan dan Non Diskriminasi

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS 24 HLM, LD Nomor 4 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. PENANGGULANGAN HIV dan AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

Naskah Rekomendasi tentang HIV dan AIDS dan Dunia Kerja. Organisasi Perburuhan Internasional

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV & AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

JIKA TIDAK ADA DOKTER BAGI PEREMPUAN

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

BAB II Tinjauan Pustaka

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME

Discrimination and Equality of Employment

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYULUHAN MASYARAKAT PEDULI AIDS BAGI KELOMPOK PKK RT/DAWIS SE-KECAMATAN BRINGIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

Transkripsi:

Mengatasi diskriminasi berdasarkan penyakit menular: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1

Tujuan belajar Menguraikan konsep dan standar internasional yang melarang diskriminasi atas dasar penyakit menular dengan fokus khusus pada kesetaraan di tempat kerja bagi mereka yang hidup dengan HIV, AIDS atau Hepatitis-B Menguraikan bentuk-bentuk umum diskriminasi terhadap mereka yang hidup dengan HIV, AIDS atau Hepatitis-B dalam hal pekerjaan dan jabatan Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan praktis dalam mempromosikan kesetaraan peluang dan perlakuan di tempat kerja bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu 2

Prinsip Prinsip kesetaraan bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu Semua orang berhak atas kesempatan dan perlakuan yang adil dalam hal pekerjaan dan jabatan tanpa memandang status kesehatan mereka Stigma dan informasi yang salah tentang sifat kondisi kesehatan dan jalur penyebaran penyakit menular tidak boleh dibiarkan mempengaruhi keputusan kerja Kondisi kesehatan tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak melibatkan seseorang dalam pekerjaan, kecuali pada kasus tertentu dimana tidak adanya keterbatasan tersebut merupakan persyaratan kerja yang wajar. 3

Apa itu HIV dan AIDS? HIV dan AIDS HIV: virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia AIDS: sindrom kurang daya tahun melawan (tahap infeksi HIV lanjutan) jalur penyebaran: 1. Hubungan seksual secara tidak aman dengan teman yang sudah terjangkit penyakit ini, 2. transfusi darah terinfeksi atau melalui jarum yang sudah terinfeksi, 3. Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan atau menyusui Tidak dapat menyebar melalui sentuhan biasa (misalnya jabat tangan atau makan bersama, kamar mandi atau peralatan kerja) Belum ada obat untuk HIV, tapi melalui terapi antiretroviral mereka yang positif HIV mampu hidup lebih lama dan tidak kehilangan kapasitas kerja mereka. Stigma & diskriminasi sering didasari pada informasi yang salah tentang jalur penyebaran HIV, rasa takut yang tidak tepat terhadap penyakit ini, dan prasangan tentang moralitas mereka yang terjangkit penyakit ini. 4 4

Apa itu HBV dan Hepatitis-B? HBV dan Hepatitis-B HBV: Virus Hepatitis B Hepatitis B: penyakit hati yang diakibatkan oleh infeksi HBV HBV dan Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi Disebarkan melalui jalur penyebaran yang sama seperti HIV/AIDS Di seluruh dunia, sebagian besar orang yang mengidap Hepatitis B kronis terjangkit penyakit ini dari lahir atau sewaktu masih kecil Pembawa HBV yang memiliki fungsi hati normal tidak punya masalah dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan tidak butuh perlakuan khusus Hanya sedikit yang memiliki gejala kronis yang parah dan mungkin mengganggu stamina & daya tahan mereka. Mereka ini mungkin perlu beberapa bantuan wajar di tempat kerja 5 5

Standar ILO Konvensi ILO no. 111 tahun 1958 tentang Diskriminasi (dalam hal Pekerjaan dan Jabatan Rekomendasi ILO no. 200 tahun 2010 tentang HIV dan AIDS dan Dunia Pekerjaan Himbauan kepada negara anggota untuk mengambil tindakan di tempat kerja untuk mencegah infeksi HIV dan mengurangi dampaknya (misalnya kesetaraan gender; kerahasiaan data pribadi, termasuk data medis) 6 6

Bentuk-bentuk diskriminasi Disckriminasi terhadap mereka yang hidup dengan HIV, AIDS, HBV atau Hepatitis-B dalam berbagai tahapan siklus pekerjaan Pemakaian tes wajib HIV atau HBV sebagai syarat kerja atau akses ke pendidikan dan latihan kerja Perubahan deskripsi kerja dan tugas setelah terjangkit penyakit ini Hilangnya prospek untuk kenaikan pangkat akibat infeksi Pelecehan dan pengasingan oleh kolega di tempat kerja Pelanggaran kerahasiaan informasi kesehatan Hambatan dalam akses ke skema asuransi kesehatan Pemecatan atau pensiun dini secara paksa setelah terjangkit penyakit ini 7 7

Persyaratan kerja yang wajar Tidak adanya kondisi kesehatan tertentu sebagai persyaratan kerja yang wajar Persyaratan kerja yang wajar mengacu pada kemampuan, keterampilan dan karakteristik pribadi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan secara berhasil. Tidak adanya kondisi kesehatan tertentu dapat merupakan persyaratan kerja yang wajar untuk jabatan tertentu: Misalnya tidak adanya penyakit menular dapat ditetapkan sebagai persyaratan yang sah untuk posisi ahli bedah, ahli bius dan perawat yang memberikan suntikan Penekatan kasus per kasus diperlukan untuk menilai apakah tidak adanya kondisi kesehatan tertentu merupakan persyaratan yang objektif, dapat dibenarkan dan proporsional yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang perlu dilakukan kasus per kasus. Menolak pelamar yang tidak dapat memenuhi persyaratan kerja yang wajar bukan merupakan diskriminasi (Konvensi ILO No. 111). 8 8

Strategi Kode etik ILO tentang HIV/AIDS dan dunia pekerjaan (2001) Mencakup prinsip utama dalam mengatasi epidemik di tempat kerja Pengakuan HIV/AIDS sebagai persoalan di tempat kerja, dialog sosial Non-diskriminasi dalam pekerjaan, kesetaraan gender Penyaringan dan kerahasiaan, pencegahan serta perawatan dan bantuan Rekomendasi ILO tentang HIV/AIDS dan dunia pekerjaan (2010) Memperkuat Kode Etik di bidang utama di atas, termasuk dalam hal diskriminasi Memperluas perlindungan Konvensi No.111 hingga mencakup HIV dan AIDS Melarang diskriminasi dalam hal rekrutmen dan pekerjaan Bantuan yang wajar Tindakan di tempat kerja untuk mencegah penyebaran HIV dan mengurangi dampaknya: Partisipasi dan pemberdayaan semua pekerja, HAM, kesetaraan gender, larangan kekerasan dan pelecehan di tempat kerja, kesehatan seksual dan reproduktif pekerja perempuan dan laki-laki, kerahasiaan data kesehatan pribadi, perlindungan terhadap eksposur kerja di sektor-sektor rentan Perlakuan, perawatan dan bantuan HIV 9

Tindakan yang diambil di Asia Timur dan Tenggara Tindakan terhadap diskriminasi berdasarkan penyakit menular di Asia Timur dan Tenggara Menghapus diskriminasi terhadap pelamar kerja yang positif HIV dan HBV dalam proses rekrutmen Menghilangkan perlakuan yang tidak adil di tempat kerja, seperti perubahan deskripsi kerja dan tugas akibat infeksi, atau hilangnya prospek kenaikan pangkat Memerangi pelecehan oleh rekan pekerja Melarang pemecatan atau pensiun dini paksa setelah terinfeksi 10 10